• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Framing Kasus Ahok Model Robert Entman pada Harian Serambi Indonesia

TEMUAN PENELITIAN

4.2. Temuan Penelitian

4.2.3. Analisis Framing Kasus Ahok Model Robert Entman pada Harian Serambi Indonesia

Penelitian ini menggunakan metode framing, yaitu salah satu metode analisis teks media untuk mengetahui bagaimana media membingkai suatu peristiwa. Analisis framing digunakan untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksikan fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan tautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti, atau lebih diingat untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya (Sobur, 2006: 105).

Setelah mengumpulkan kliping koran edisi Oktober-Desember 2016 dan mereduksi data, peneliti mendapatkan sembilan berita terkait kasus Ahok yang dimuat oleh harian Serambi Indonesia. Bagian ini akan membahas bagaimana pemetaan dan analisis framing dari sembilan berita pada edisi tersebut dengan menggunakan framing model Robert Entman.

Berikut sembilan daftar berita yang dimuat di Serambi Indonesia:

Tabel 4.1

Berita di Harian Serambi Indonesia Terkait Kasus Ahok

No Edisi Judul

1 13 Oktober 2016 Mahasiswa Lhokseumawe Demo Ahok 2 15 Oktober 2016 FPI Aceh Demo Ahok

3 22 Oktober 2016 Lagi, Ormas Islam di Aceh Demo Ahok 4 4 November 2016 Mahasiswa Bireun Minta Polisi Periksa

Ahok

5 4 November 2016 Barisan Muda Islam Demo Ahok 6 4 November 2016 Mahasiswa STAIN Demo Ahok 7 5 November 2016 Demo Ahok Meluas ke Daerah

8 3 Desember 2016 Massa di Tamiang dan Medan juga Minta Ahok Ditahan

9 3 Desember 2016 Aksi Damai 212 di Aceh: Tangkap Ahok Sekarang!

Sumber: Serambi Indonesia, edisi Oktober-Desember 2016

Setelah melakukan reduksi data pada Harian Serambi Indonesia edisi Oktober-Desember 2016, peneliti mendapatkan sembilan berita. Secara garis besar media tersebut memuat isu penolakan dan unjuk rasa masyarakat Aceh terhadap kasus penghinaan agama yang dilakukan Ahok. Dalam pemberitaannya, isu unjuk rasa terhadap Ahok lebih ditonjolkan oleh Serambi Indonesia dibandingkan pencalonannya sebagai gubernur Jakarta ataupun dukungan terhadap Ahok. Hal tersebut sesuai dengan framing model Robert Entman yang perhatian utamanya lebih fokus pada penseleksian dan penonjolan isu.

Berikut analisis framing setiap berita pada Harian Serambi Indonesia yang memuat penonjolan berita tentang unjuk rasa masyarakat Aceh terhadap Ahok:

1). Edisi 13 Oktober, “Mahasiswa Lhokseumawe Demo Ahok”

(1). Pendefenisian Masalah

Pendefenisian masalah dari berita tersebut adalah demonstrasi terhadap kasus Ahok dan mendesak Kapolri segera memproses Gubernur DKI Jakarta tersebut atas ucapannya yang dinilai telah melecehkan ayat suci Alquran. Hal tersebut dilihat dari lead yang digunakan:

Lhokseumawe - Puluhan mahasiswa di Lhokseumawe yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa Serambi Mekkah, berdemo di Tugu Rencong KutaBlang dan depan Mapolres Lhokseumawe, Rabu (12/10). Mereka mendesak Kapolri segera memproses Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, atas ucapannya yang dinilai telah melecehkan ayat suci Alquran (paragraf 1).

(2). Penyebab Masalah

Pada berita tersebut penyebab masalahnya lebih dijatuhkan kepada Ahok.

Hal tersebut dianggap karena ucapan penghinaan ayat suci oleh Ahoklah yang memicu kemarahan mahasiswa Lhokseumawe sehingga memilih melakukan aksi demosntrasi tersebut. Cara Serambi Indonesia membingkai siapa yang menjadi penyebab masalah di sini sekilas dapat diambil kesimpulan bahwa mahasiswa tidak akan melakukan demonstrasi itu jika Ahok tidak mengeluarkan ucapan yang dinilai melakukan penghinaan ayat suci Alquran tersebut. Paragraf pertama yang sudah disertakan di atas sudah cukup mewakili siapa penyebab masalah yang dipandang Serambi Indonesia dalam kasus tersebut.

(3). Membuat Penilaian Moral

Analasis elemen keputusan moral dari pemberitaan di atas adalah para peserta demo sangat terganggu dengan ucapan ucapan Ahok yang dianggap melecehkan ayat suci Alquran. Hal itu dapat dilihat dari paragraf berikut:

“Koordinator Aksi, FahrurRazi menyebutkan, mereka sangat terganggu dengan ucapan Ahok yang melecehkan ayat suci Alquran dengan kalimat

“Dibohongi pakesurat Al Maidahayat 51” pada acara pertemuan dengan warga Pulau Seribu, beberapa waktu lalu” (paragraf 5).

(4). Penekanan Penyelesaian Masalah

Pada berita tersebut, Harian Serambi Indonesia menekankan adanya penyelesaian masalah penghinaan ayat suci Alquran tersebut karena dianggap banyak yang merasa terganggu dengan ucapan Ahok tersebut . Teks rekomendasi itu terlihat dari paragraf berikut:

“Atas dasar itu, mereka mendesak Kapolri segera memproses Ahok sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Menteri Agama juga diminta segera mengambil sikap atas pernyataan Ahok. Serta meminta Presiden lebih cepat menanggapi kasus penistaan agama dan mencabut SK gubernur yang tidak beretika” (Paragraf 6).

2). Edisi 15 Oktober 2016, “FPI Aceh Demo Ahok”

Harian Serambi Indonesia menurunkan berita tentang FPI Aceh yang juga ikut melakukan unjuk rasa terhadap Ahok. Berita dengan judul “FPI Aceh Demo Ahok” tersebut terbit di halaman utama dan menjadi headline pada hari tersebut.

Berita yang juga dilengkapi dua gambar besar di bawah judul berita tersebut itu berisikan tentang tuntutan massa terhadap Ahok agar ia segera dihukum. Pada edisi tersebut, Serambi menambahkan satu anak berita sebagai pendukung berita

tersebut, yaitu “Ini Petisi Koalisi Umat Islam Aceh.” Berita tersebut berisikan tuntutan masyarakat Aceh agar para penegak hukum mengusut tuntas kasus Ahok Sesuai model Entman, pembingkaian yang dilakukan Serambi Indonesia bisa dilihat dari empat faktor yaitu pendefenisian masalah, penyebab masalah, membuat keputusan moral, dan penekanan penyelesaian masalah.

(1). Pendefenisian Masalah

Pada berita tersebut mengetengahkan masalah tentang FPI Aceh serta bersama Ormas lainnya yang melakukan aksi demonstrasi terhadap Ahok. Hal tersebut dilakukan karena dalam pidatonya di Kepulauan Seribu Ahok dinilai telah menghina kitab suci Alquran dengan menyebutkan bahwa bunyi QS.

Almaidah ayat 51 adalah sebuah pembodohan. Hal itu dapat dilihat dari lead berita yang ditulis berikut:

Banda Aceh – Massa Front Pembela Islam (FPI) Aceh bersama ormas lainnya yang tergabung dalam koalisi umat Islm Aceh, melancarkan aksi demo terhadap Basuki Thahaja Purnama alia Ahok di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (14/10) sore. Demo terhadap gubernur Jakarta tersebut terkait ikhwal penistaan agama, yakni penggunaan ayat suci Alquran QS Al-Maidah ayat 51 saat Ahok berpidato di hadapan warga Kepulauan Seribu” (paragraf 1).

(2). Penyebab Masalah

Penyebab masalah yang dibingkai oleh Serambi Indonesia dalam berita tersebut adalah pada Ahok yang dengan ucapannya dinilai telah telah menghina ayat suci Alquran. Hal tersebut terlihat dari paragraf berikut:

“Demo terhadap gubernur Jakarta tersebut terkait ikhwal penistaan agama, yakni penggunaan ayat suci Alquran QS Al-Maidah ayat 51 saat Ahok berpidato di hadapan warga Kepulauan Seribu” (paragraf 1).

(3). Membuat Penilaian Moral

Pada berita tersebut, penilaian moral yang dibingkai Serambi Indonesia tidak hanya jatuh pada Ahok, tapi juga kepada umat Islam yang mendukung Ahok.

Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut:

“... Kesalahan itu bukan sepenuhnya berada di tangan non-muslim, tapi juga dilakukan oleh muslim yang munafik yang mendukung Ahok. (paragraf 7)

(4). Penekanan Penyelesaian Masalah

Saran penyelesaian masalah yang diberikan Serambi adalah agar partai-partai nasional mencabut dukungan terhadap Ahok serta menangkapnya. Hal itu dapat dilihat dari paragraf berikut:

“Abdul Wahid menyerukan kepada partai-partai nasional yang mendukung Ahok dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta agar mencabut dukungannya...” (paragraf 6)

“Wahai penegak hukum, tangkap Ahok. Kalau mau Indonesia hancur, silahkan beri peluang kepada Ahok untuk memimpin.” (paragraf 7

3). Edisi 22 Oktober 2016, “Lagi, Ormas Islam di Aceh Demo Ahok”

(1). Pendefenisian Masalah

Berita ini masih dengan tema yang sama dengan berita sebelumnya yaitu mengenai unjuk rasa yang menyuarakan kecamannya terhadap Ahok karena dalam pidatonya di Kepulauan Seribu dianggap telah melecehkan umat Alquran dan umat Islam. Selain itu, ormas-ormas tersebut juga mendesak kepolisian untuk menangkap Ahok. Hanya saja, jika sebelumnya unjuk rasa dilaksanakan oleh mahasiswa di Lhokseumawe, pada berita ini dilaksanakan oleh beberapa ormas Islam yang ada di Aceh. Permasalahan berita tersebut juga bisa dilihat dari

“Banda Aceh - Aksi protes terhadap Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, masih saja dilakukan oleh aktivis organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam di Indonesia. Di Banda Aceh pun, Jumat (21/10), aksi itu kembali dilancarkan massa dari berbagai ormas Islam Aceh, setelah sebelumnya pada Jumat (14/10) aksi serupa juga dilancarkan massa Front Pembela Islam (FPI) Aceh bersama ormas lainnya” (paragraf 1).

(2). Penyebab Masalah

Penyebab masalah yang dibingkai oleh Serambi Indonesia pada berita ini adalah pada Ahok yang dinilai telah menghina agama dan kitab suci Alquran sehingga memicu kemarahan para ormas untuk melakukan aksi unjuk rasa dan mendesak agar Ahok segera dipenjara. Kecaman yang sama juga disuarakan kepada Nusron Wahid karena dianggap telah membela Ahok dengan ucapannya yang menyebutkan bahwa Ahok tidak melakukan penistaan agama. Hal tersebut dapat dilihat dari paragraf berikut:

“Koordinator Aksi, Tuanku Muhammad, dalam orasinya menyebutkan, aksi yang dilancarkan tersebut murni karena isu SARA dan tidak ada kaitan dengan politik bahkan dengan Pilkada DKI Jakarta yang akan bergulir ke depan. Oleh karena itu, ia meminta semua umat Islam bersatu menyuarakan kecaman kepada Ahok, yang menurutnya, telah melecehkan umat Alquran dan umat Islam dalam pidatonya beberapa waktu lalu di Kepulauan Seribu” (paragraf 5)

“Kita desak kepolisian untuk menangkap Ahok, kita desak agar Ahok dipenjarakan. Kita masyarakat Aceh cinta kepada Alquran, hari ini kita buktikan bawha kita cinta kepada Alquran, hari ini bukti bahwa kita umat Islam bersatu melawan orang yang telah melecehkan Alquran dan agama kita,” ujar Tuanku Muhammad (paragraf 6).

“Dalam aksi kemarin, para demonstran bukan hanya mengecam Ahok, tapi juga mengecam Nusron Wahid yang selama ini dianggap sangat mendukung dan membela Ahok, bahkan menyebutkan bahwa Ahok sama sekali tidak menistakan agama Islam. Kecaman kepada Nusron disuarakan oleh orator lainnya, yakni Tgk Mustafa Husein Woyla yang menyebut bahwa Nusron bukanlah mufaasir dan bisa menerjemahkan Alquran semaunya”(paragraf 9).

(3). Membuat Penilaian Moral

Penilaian moral dalam berita ini sekali lagi dijatuhkan kepada Ahok yang dianggap telah melecehkan agama Islam dan ayat suci Alquran. Serambi Indonesia memberi penilaian moral bahwa ucapan Ahok yang menyebutkan bunyi QS. Al-Maidah ayat 51 sebagai pembodohan adalah sama sekali tidak pantas diucapkan. Apalagi beliau sebagai Gubernur Jakarta yang setiap tindak dan tutur katanya selalu dinilai dan dilihat oleh publik. Hal tersebut terlihat dari paragraf berikut:

“Kita selaku umat Islam Aceh wahai Saudara, tidak akan pernah tinggal diam, apabila agama ini (Islam) diinjak-injak oleh orang kafir harbi yang bernama Basuki Tjahaja Purnama yang telah menghina Alquran kitab suci kita,” teriak seorang orator aksi dari atas mobil” (paragraf 4)

(4). Penekanan Penyelesaian Masalah

Saran penyelesaian masalah yang dibingkai oleh Serambi Indonesia pada berita ini adalah agar pihak yang berwajib segera memenjarakan Ahok atas kasus penghinaan Alquran yang dilakukannya tersebut. Saran penyelesaian masalah tersebut seperti yang terlihat pada kutipan berita di bawah ini:

“Kita desak kepolisian untuk menangkap Ahok, kita desak agar Ahok dipenjarakan. Kita masyarakat Aceh cinta kepada Alquran, hari ini kita buktikan bahwa kita cinta kepada Alquran, hari ini bukti bahwa kita umat Islam bersatu melawan orang yang telah melecehkan Alquran dan agama kita,” ujar Tuanku Muhammad (paragraf 6).

“Dalam aksi kemarin, pihaknya juga menyatakan mendukung sepenuhnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memenjarakan Ahok.

Semua ormas Islam di Aceh kata Tuanku Muhammad, sepakat dengan MUI, yakni mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok” (paragfraf 7).

4). Edisi 4 November 2016, “Mahasiswa Bireun Minta Polisi Periksa Ahok”

(1). Pendefenisian Masalah

Pendefenisian masalah dalam berita tersebut terlihat dari paragraf berikut:

Bireuen – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Bireuen Penyelamat (alamat) NKRI, menggelar aksi damai di bundaran Simpang Empat kota Bireuen. (Paragraf 1)

(2). Penyebab Masalah

Dalam berita tersebut, penyebab masalah yang dibingkai Serambi Indonesia adalah pada Ahok karena telah melakukan penghinaan terhadap Alquran. Hal itu dilihat dari paragraf berikut:

“... karena Ahok telah melakukan tindak pidana penistaan dan pelecehan terhadap Alquran.” (paragraf 2)

(3). Membuat Penilaian Moral

Pembingkaian Serambi Indonesia terhadap penentuan nilai moral yang ada pada berita tersebut, terlihat pada kutipan berikut:

“... mengutuk keras sikap Ahok selaku pejabat negara yang jelas-jelas telah menistakan agama dan menebarkan keresahan di masyarakat.”

(Paragraf 4)

(4). Penekanan Penyelesaian Masalah

Saran penyelesaian masalah yang diberikan Serambi Indonesia dalam berita tersebut adalah agar para penegak hukum segera memeriksa Ahok. Hal itu terlihat dari paragraf berikut:

“Massa juga mendesak polisi tidak tebang pilih dalam penegakan hukum.

Mendukung penuh aparat penegak hukum untuk segera melakukan penyelidikan terhadap pelaku penista agama (Ahok), yang telah menyinggung keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara.”

(paragraf 5)

5). Edisi 4 November 2016 “Barisan Muda Islam Demo Ahok”

Harian Serambi Indonesia menurunkan berita tentang aksi ormas dan mahasiswa yang dalam rangka aksi 411 tersebut juga melakukan demo terhadap Ahok di Mapolda Aceh. Berita tersebut menjadi headline di halaman Serambi Kutaraja. Berita dengan judul “Barisan Muda Islam Demo Ahok” itu berisikan tentang aksi anak muda yang menuntut Ahok agar segera dipenjara. Pada edisi tersebut, Serambi menambahkan satu judul terpisah yang dalam istilah Serambi disebut side bar sebagai pendukung berita tersebut, yaitu “Pernyataan Sikap Pengunjuk Rasa.” Anak berita tersebut berisikan pernyataan sikap pengunjuk rasa yang mengutuk dan mengecam Ahok karena telah merusak nilai-nilai toleransi dan kerukunan kehidupan umat beragama Indonesia. Dari itu, mereka menginginkan agar Ahok segera ditangkap.

Berita tersebut juga dilengkapi dengan gambar berwarna para pengunjuk rasa di depan Polda Aceh. Sesuai model Entman, pembingkaian yang dilakukan Serambi Indonesia bisa dilihat dari empat faktor yaitu pendefenisian masalah, penyebab masalah, membuat moral keputusan, dan penekanan penyelesaian masalah.

(1). Pendefenisian Masalah

Pada berita tersebut mengetengahkan masalah tentang kelompok massa dari elemen mahasiswa dan ormas Islam Aceh yang melancarkan demonstrasi ke Mapolda Aceh terkait kasus penghinaan ayat suci Alquran yang dilakukan oleh Ahok dan mendesak kepolisian agar segera bertindak untuk menangkap dan mengadilinya. Hal itu terlihat dari lead yang terdapat pada berita berikut:

“Banda Aceh - Kelompok massa dari 27 elemen mahasiswa serta organisasi masyarakat (Ormas) Islam Aceh, melancarkan demo ke Mapolda Aceh, Banda Aceh, Kamis (3/11) sekitar pukul 13.30 WIB.

Para demonstran yang tergabung dalam Barisan Muda Islam Aceh itu mendesak Polisi segera menangkap dan mengadili Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atas penistaan agama dan menghina ulama yang disampaikan di Kepulauan Seribu, 7 September 2016” (paragraf 1).

(2). Penyebab Masalah

Sama seperti berita sebelumnya, penyebab masalah yang dibingkai oleh Serambi Indonesia pada berita ini adalah ucapan Ahok yang juga menjabat sebagai Gubernur Jakarta tersebut dianggap telah melakukan penghinaan terhadap ayat suci Alquran. Walau Ahok bukan gubernur Aceh, masyarakat merasa harus melakukan unjuk rasa agar Ahok segera diadili karena telah melukai hati umat Islam dengan ucapannya tersebut. Hal itu dapat dilihat dari penggalan berita berikut:

“Koordinator aksi, Hasrizal dalam orasinya mengatakan, berdasarkan fatwa yang dikeluarkan MUI 11 Oktober 2016 terkait pernyataan Ahok di Kepulauan Seribu, terkait Alquran Surat Al Maidah Ayat 51, dikategorikan menghina Alquran serta menghina ulama”

(paragraf 4).

“Terhadap kesalahan dilakukan Ahok itu harus diselesaikan melalui jalur hukum. Tapi, hingga hari ini penegakan hukum terkesan diulur-ulur,”kata Hasrizal. Selanjutnya para pengunjuk rasa itu ditemui oleh oleh seorang perwira menengah Polda Aceh, AKBP Ayi Satria sekaligus menerima lembaran penyataan sikap yang diserahkan oleh koordinator aksi massa itu untuk diteruskan ke Kapolda Aceh serta Kapolri” (paragraf 5).

(3). Membuat Penilaian Moral

Penilaian moral dalam berita ini dijatuhkan kepada Ahok sebagai sosok yang telah merusak nilai-nilai toleransi dalam kehidupan umat beragama di

Indonesia. Tidak hanya itu, Ahok juga dianggap telah mengancam persatuan bangsa Indonesia. Hal tersebut terlihat dalam penggalan berita berikut:

“Sedangkan isi pertanyaan sikap para pengunjuk rasa yang diserahkan untuk Kapolda Aceh untuk diteruskan ke Kapolri itu antara lain, mengecam dan mengutuk tindakan Ahok yang telah mengkebiri Ke-Bhinekaan, mengancam persatuan, merusak nilai-nilai toleransi dan mengancam kerukunan kehidupan beragama di Indonesia, karena telah menistakan Agama Islam” (paragraf 7).

(4). Penekanan Penyelesaian Masalah

Saran penyelesaian masalah yang diberikan oleh Serambi Indonesia yang dibingkai dalam berita ini adalah agar pihak kepolisian dan presiden segera mengadili Ahok dan tidak mengulur-ulur proses hukum apalagi melindungi Ahok.

Beberapa kutipan di bawah ini memperlihatkan saran penyelesaian yang dibingkai oleh Serambi Indonesia:

“Mendesak Kepolisian RI segera mengadili Ahok tanpa mengulur-ulur waktu demi terwujudnya penegakan supremasi hukum yang adil bagi setiap warga negara tanpa pandang bulu. Selanjutnya, mendesak Presiden RI untuk tidak mengintervensi dan menghalang-halangi proses hukum terhadap Ahok yang telah melakukan penistaan Agama Islam apalagi sampai menggerakkan lembaga-lembaga negara untuk membela dan melindungi Ahok” (paragraf 8).

“Karena sudah seharusnya Presiden memberi contoh baik terhadap proses penegakan supremasi hukum dan menjamin setiap warga negara untuk diperlakukan sama di depan hukum. Menolak segala bentuk penistaan agama dan upaya pelecehan serta provokasi yang dilakukan oleh pihak manapun terlebih oleh seorang pejabat negara” (paragraf 9).

“Pada poin terakhir pengunjuk rasa menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk menjaga keharmonisan kehidupan beragama dan aktif dalam menjaga satuan dan kesatuan bangsa” (mir) (paragraf 10).

6). Edisi 4 November 2016, “Mahasiswa STAIN Demo Ahok”

(1). Pendefenisian Masalah

Pada berita tersebut, Serambi Indonesia mengetengahkan masalah terkait sejumlah mahasiswa yang juga melakukan demo terhadap Ahok. Hal itu dapat dilihat dari paragraf berikut:

“Meulaboh - Ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh Barat, Kamis (3/11) sekira pukul 16.00 WIB, berunjuk rasa di depan Polres Aceh Barat.” (Paragraf 1)

(2). Penyebab Masalah

Penyebab masalah dalam berita tersebut adalah pada Ahok yang diduga telah melakukan penistaan agama dan melukai hati umat Islam. Hal itu dapat dilihat dari paragraf berikut:

“...Mahasiswa mendesak kepolisian mengusut tuntas kasus dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan Ahok telah melukai hati umat Islam.” (paragraf 3)

(3). Membuat Penilaian Moral

Penilaian moral yang dituliskan Serambi dalam berita tersebut adalah aksi tersebut tidaklah anarkis, tapi sebagai wujud solidaritas dan doa. Hal itu terlihat dari kutipan berikut:

“Koordinator aksi, Mansur menyatakan, aksi mahasiswa tersebut sebagai bentuk solidaritas dan doa.” (paragraf 5)

(4). Penekanan Penyelesaian Masalah

Saran penyelesaian masalah yang diberikan Serambi pada berita tersebut adalah agar Kapolri tidak pandang bulu dalam menegakkan hukum. Hal itu terlihat dari paragraf berikut:

“Peserta aksi juga menriakkan yel-yel serta menyerukan lawan pelaku yang telah menghinan Islam. Bahkan mahasiswa mendesak Kapolri tidak pandang bulu dlaam mengusut kasus tersebut sehingga yang bersalah harus dihukum.” (paragraf 4)

7). Edisi 5 November 2016, “Demo Ahok Meluas ke Daerah”

(1). Pendefenisian Masalah

Berita tersebut ditulis oleh beberapa wartawan yang di dalamnya terdapat beberapa anak berita yaitu: Desak Polisi Usut Tuntas Kasus Penistaan Agama, Adili Ahok, Aksi Damai 4/11 di Subulussalam, dan Tuntutan Pendemo. Dalam berita ini, yang menjadi pokok permasalahan yang dikonstruksi oleh harian Serambi Indonesia adalah mengenai situasi demonstrasi terhadap Ahok yang meluas ke beberapa daerah seperti Meulaboh, Aceh Selatan dan Kota Subulussalam. Aksi demonstrasi tersebut digerakkan oleh ormas Islam dan mahasiswa. Hal itu dapat dilihat dari penggalan berita berikut:

“Meulaboh - Gelombang demonstrasi menuntut Gubernur Petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meluas hingga ke sejumlah daerah di berbagai provinsi. Di Aceh para pendemo menggelar aksinya di beberapa kabupaten/kota. Termasuk di Aceh Barat, Aceh Selatan dan Subulussalam” (paragraf 1).

“Demo Ormas Islam dan mahasiswa di Aceh Barat melibatkan HMI, MUNA, FPI, KAHMI, Imasub, BLDK, KMPA, Ikamapa, BEM se-UTU, Poltekes, Akbid PNHM, STIMI, AKN, dan AKZI” (paragraf 4).

(2). Penyebab Masalah

Dalam berita ini, penyebab masalah yang di bingkai Serambi Indonesia adalah Ahok yang dengan ucapannya telah memicu kemarahan umat Islam.

Pembingkaian oleh Serambi Indonesia tersebut seperti yang terlihat pada kutipan berita berikut ini:

“Sementara itu sejumlah umat Islam di Kota Subulussalam juga menggelar aksi damai “Bela Islam” terkait dugaan penistaan ayat Alquran oleh Gubernur Petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Aksi berlangsung Jumat (4/11) petang di Masjid Amal Bakti Pancasila atau Asilmi di Jl Teuku Umar, Kota Subulussalam” (paragraf 7).

“Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Subulussalam ini menyatakan aksi damai yang berlangsung secara nasional kemarin bukan masalah antara muslim dengan kelompok nonmuslim. Namun murni soal individu Ahok. Karenanya, Edi dan seluruh umat muslim meminta negara tidak melindungi satu orang dengan mengorbankan rakyat”

(paragraf 9).

(3). Membuat Penilaian Moral

Pembingkaian Serambi Indonesia terhadap penentuan nilai moral yang ada dalam berita ini terlihat pada kutipan berikut:

“Hukum harus ditegakkan jangan seperti pisau yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas. Kita berkumpul di sini bukan karena kepentingan politik tapi murni karena panggilan agama untuk membela Alquran,” ujar Fauzan (paragraf 6)

Dari kutipan tersebut nilai moral yang ingin ditekankan oleh Serambi Indonesia adalah bahwa penegakan hukum di Indonesia haruslah adil dan merata.

Dari kutipan tersebut nilai moral yang ingin ditekankan oleh Serambi Indonesia adalah bahwa penegakan hukum di Indonesia haruslah adil dan merata.