• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Industri Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB IV ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS PT. ASELI DAGADU

4.2.1 Analisis Industri Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi pilihan PT. Aseli Dagadu Djokdja untuk menjadi rumah karena dianggap sebagai suatu kawasan wisata yang potensial bagi perkembangan produk-produk yang dihasilkan. Yogyakarta mendapat sebutan sebagai daerah tujuan wisata terkemuka karena disamping banyak dan ragamnya pesona obyek dan daya tarik wisata juga telah tersedianya sarana dan prasarana sebagai penunjang pariwisata seperti akomodasi, restoran/rumah makan, telekomunikasi, tempat hiburan, toko souvenir, dsb. (Dinas Pariwisata DIY, 2017).

72

4.2.1.1 Kondisi Geografis

Menurut data Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (2016), provinsi ini terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, dengan luas 3.185,80 km2. Secara administratif terdiri dari satu kota dan empat kabupaten, 78 kecamatan dan 438 kelurahan/ desa, yaitu:

Tabel. 4.2. Administratif Daerah Istimewa Yogyakarta

(Sumber : Dinas Pariwisata DIY, 2016)

Kondisi topografi di DIY beraneka ragam, mulai dari berbentuk dataran, lereng pegunungan serta daerah pantai. Hal ini menjadikan DIY sebagai salah satu daerah dengan banyak pilihan bentuk wisata.

4.2.1.2 Profil Wisatawan yang datang ke DIY

Wisatawan, oleh UU No 10 tahun 2009 didefinisikan sebagai adalah orang yang melakukan wisata, sedangkan wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat

73 tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Secara demografis jumlah pengunjung wisata dari tahun ke tahun ke Yogyakarta mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 wisatawan mancanegara berjumlah 355.313 orang, sedangkan wisatawan nusantara sejumlah 4.194.261 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa wisatawan nusantara masih mendominasi kunjungan wisata ke DIY.

Tabel 4.3. Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke DIY Tahun 2012-2016

(Sumber : Dinas Pariwisata DIY, 2016)

Kunjungan ke gerai-gerai milik Dagadu Djokdja dalam satu tahun puncak biasanya mencapai puncak tertinggi saat libur sekolah, libur Lebaran, dan libur akhir tahun.

74 Tabel 4.4. Kunjungan Wisatawan ke Gerai-gerai PT. Aseli Dagadu Djokdja

(Sumber : Dokumen Dagadu 2017)

Dalam catatan dokumen PT. Aseli Dagadu Djokdja selama September 2016 – Desember 2017 angka kunjungan maksimal dicapai dalam beberapa bulan. Bulan Desember 2016 total kunjungan seluruh gerai mencapai mencapai 35.820 orang. Pada bulan Januari 2016, angka kunjungan masih tinggi dengan capaian total 27.680 orang. Hal ini terjadi karena banyak wisatawan menghabiskan waktu libur Natal dan Tahun Baru di Yogyakarta. Bulan April 2017, lagi-lagi angka kunjungan total melebihi 20.000 orang, tepatnya pada angka 21. 590 orang. Hal

75 ini dapat terjadi karena ramainya kunjungan meeting, incentive, conference, exhibition (MICE) ke Yogyakarta. Masa liburan sekolah di bulan Juni 2017 mengakibatkan kunjungan mencapai 21. 764 orang. Sesuai prediksi, pada masa libur Lebaran, traffic kunjungan juga sangat tinggi dengan total mencapai 23.017 orang. Siklus ini kemudian akan mencapai puncak lagi di bulan Desember 2017 dengan total pengunjung 34. 456 orang.Pada masa-masa pengunjung terbanyak yaitu Lebaran, Akhir Tahun, dan Liburan Sekolah, angka kunjungan setiap hari bisa mencapai lebih dari 1.000 orang per hari.

Secara akumulatif berdasarkan tabel 4.4, jika kunjungan dari Bulan Januari – Desember 2017 dijumlahkan maka dalam satu tahun total pengunjung gerai PT. Aseli Dagadu Djokdja mencapai 248.692 orang. Apabila data kunjungan ke gerai Dagadu Djokdja dibandingkan dengan tabel 4.3. yaitu jumlah total wisatawan nusantara tahun 2016 di angka 4.194.261, maka dapat diperoleh bahwa angka kunjungan ke gerai-gerai PT. Aseli Dagadu Djokdja hanya mencapai 5,929% dari total wisatawan nusantara yang datang ke Yogyakarta. Tentu ada peluang bagi PT. Aseli Dagadu Djokdja untuk membesarkan tingkat kunjungannya.

Data lain yang erat kaitannya dengan wisatawan adalah tentang rata-rata lama tinggal. Pada tahun 2016 rata-rata lama tinggal wisatawan di DIY mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bagi wisatawan nusantara mencapai 2,10 hari untuk hotel non bintang, sedangkan untuk hotel bintang rata-rata lama menginap adalah 2,08 hari. Bagi wisatawan mancanegara rata-rata lama tinggal pada tahun 2016 untuk kategori hotel non bintang adalah 1,87 hari dan lama tinggal untuk kategori hotel bintang 1,93 hari.

76 Tabel 4.5. Perkembangan Lama Tinggal Wisatawan di DIY Tahun 2012-2016

(Sumber : Dinas Pariwisata DIY, 2016)

4.2.1.3 Analisis Belanja Wisatawan

Berkaitan dengan pembelanjaan wisatawan di DIY, data permintaan wisatawan nusantara berdasarkan hasil survei Dinas Pariwisata DIY menyimpulkan bahwa terdapat 8 kategori permintaan belanja yaitu souvenir dan oleh-oleh, kuliner, paket wisata, trasportasi lokal, akomodasi (penginapan), jasa foto dan belanja lainnya. Permintaan terhadap souvenir dan oleh-oleh terdiri dari barang kerajinan, kaos, batik dan oleh-oleh khas. Narasumber 2 memahami pola belanja wisatawan nusantara yang datang ke Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai berikut :

Tetapi kalau kita bicara tentang oleh-oleh secara keseluruhan kan intinya adalah tourist money dan yang paling utama adalah turis domestik. Mereka moneynya spent dimana , nah itu yang harus kita grab itu. Dulu kita kan beranggapan kalau sudah di Malioboro kan nanti uang disposable income yang untuk spent di Dagadu berkurang gitu-gitu, sekarang mungkin tidak begitu. Itu duitnya turis itu akan dishare antara makanan, oleh-oleh makanan, batik-batikan, akhirnya Dagadu sendiri (Narasumber 2).

Kawasan Kraton–Malioboro merupakan lokasi yang sering dikunjungi oleh wisatawan nusantara sehingga berdampak pula pada banyaknya jenis

77 permintaan. Berdasarkan data hasil survei jenis permintaan wisatawan yang terdapat di kawasan Kraton–Malioboro meliputi suvenir dan oleh–oleh, transportasi, kuliner, paket wisata, aksesoris, dan penginapan (Dinas Pariwisata DIY, 2017).

Tabel. 4.6. Profil Pengeluaran Wisatawan Nusantara dalam Rupiah

(Sumber : Dinas Pariwisata DIY, 2017)

Dari tabel 4.6. dapat diketahui profil pengeluaran wisatawan. Ada dua kategori yang bisa dimaknai sebagai pembelanjaan oleh-oleh kaos yaitu kategori souvenir dan belanja industri non makanan. Pada kategori souvenir, belanja tertinggi ada di kota Yogyakarta mencapai Rp 107. 738,00 dan di Kabupaten Bantul mencapai 124.766, 00. Untuk kategori belanja industri non makanan di Yogyakarta mencapai Rp 72. 387,00 dan di ranking ke dua, di Kabupaten Bantul mencapai Rp

78 29.471,00. Apabila kita andaikan kategori souvenir dan belanja industri non makanan ada pada kategori sama maka bisa diperoleh belanja souvenir di Yogyakarta ada pada angka Rp 180.125, 00, sedangkan di Bantul sejumlah Rp 154.237,00. Berdasarkan observasi dokumen, di PT. Aseli Dagadu Djokdja basket size atau pembelanjaan rata-rata seorang konsumen dapat mencapai Rp 250.000,00. Dapat dikatakan bahwa pengeluaran belanja produk PT. Aseli Dagadu Djokdja nilainya lebih besar daripada rata-rata belanja souvenir di Yogyakarta atau Kabupaten Bantul. Bila basket size ini dibandingkan dengan total belanja item di Yogyakarta yakni Rp 949.851,00, maka pembelanjaan di PT. Aseli Dagadu Djokdja telah mencapai 26, 31% dari total belanja.

Dinas Pariwisata Yogyakarta (2016) juga melakukan penelitian terhadap profil pengeluaran wisatawan nusantara berdasarkan kategori usia. Berikut adalah tabel profil pembelanjaan wisatawan nusantara berdasar kategori usia :

Tabel. 4.7. Profil Pengeluaran Wisatawan Nusantara Berdasarkan Usia

79 Pengeluaran wisatawan nusantara berdasarkan usia menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran wisatawan nusantara tertinggi yaitu pada rentang usia 25-34 tahun sebesar Rp 376.250,00, disusul kategori usia 35 - 44 tahun sebesar Rp 372. 250.00. Bila hal ini dibandingkan dengan basket size produk PT. Aseli Dagadu Djokdja maka untuk penjualan masih bisa dimaksimalkan agar terjadi upselling produk hingga mencapai rata-rata kategori tertinggi.

Rata-rata pengeluaran wisatawan nusantara yang termasuk rendah dan masih di sekitar segmentasi dan target pasar, berasal dari kategori 17-20 tahun sebesar Rp 185.000,00 dan kategori 55 – 64 tahun sebesar Rp187.700. PT. Aseli Dagadu Djokdja dapat memanfaatkan hal ini dengan mengoptimalkan second level brand Hiruk Pikuk untuk menarik pasar dengan budget belanja tersebut.

80 Selain identifikasi melalui usia, data Dinas Pariwisata DIY 2017 juga menunjukkan pembelanjaan konsumen berdasarkan asal daerah seperti tertera dalam tabel :

Tabel. 4.8. Profil Pengeluaran Wisatawan Berdasarkan Asal Daerah

(Sumber : Dinas Pariwisata DIY, 2017)

Dalam tabel ini diketahui bahwa rata-rata belanja terbesar oleh wisatawan

nusantara yang berasal dari Jakarta dengan pembelanjaan Rp 117.500. Dalam

observasi dokumen PT. Aseli Dagadu Djokdja (2017) kunjungan ke Dagadu

didominasi oleh wisatawan dengan asal kota : Jakarta, Surabaya, Sidoarjo,

81 Data pariwisata lain yang tidak kalah menarik adalah data tentang tujuan

wisata yang diminati wisatawan nusantara. Data destinasi ini meliputi : wisata

alam, wisata budaya, dan wisata buatan.

Tabel. 4.9. Tujuan Wisata Alam Wisatawan Nusantara

(Sumber : Dinas Pariwisata DIY, 2017)

Berdasarkan jenis tujuan wisata alam, makadestinasi wisata di Yogyakarta yang paling diminati oleh wisatawan nusantara adalah kawasan Kaliurang, kemudian menyusul Pantai Parangtritis, dan Pantai Indrayanti.

82 Untuk wisata budaya, maka destinasi wisata budaya yang sangat diminati adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10. Tujuan Wisata Budaya Wisatawan Nusantara

(Sumber : Dinas Pariwisata DIY, 2017)

Posisi destinasi wisata budaya yang mempunyai pengunjung paling tinggi yaitu : Keraton Yogyakarta, disusul Candi Prambanan, Candi Ijo, Candi Ratu Boko.

Selain wisata alam dan budaya, wisatawan nusantara juga tertarik pada destinasi wisata buatan yang ada di Yogyakarta. Destinasi tersebut meliputi : Kawasan Malioboro, Taman Pintar, Pusat Kerajinan Perak Kotagede, Pasar Beringharjo, Kasongan, dan seterusnya.

83 Tabel 4.11. Tujuan Wisata Buatan Wisatawan Nusantara

(Sumber : Dinas Pariwisata DIY , 2017)

Dokumen terkait