• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis jenis teknik penerjemahan dan sub-sub teknik yang masuk kategori problematika gaya dan tata bahasa

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Hasil Penelitian

2. Analisis jenis teknik penerjemahan dan sub-sub teknik yang masuk kategori problematika gaya dan tata bahasa

Sebagaimana telah disebutkan pada bagian deskripsi data, terdapat 69 data yang masuk dalam kategori problematika gaya dan tata bahasa. Ke-69 data tersebut diterjemahkan dengan 3 jenis teknik penerjemahan yaitu addition dengan jumlah 26 data, alteration dengan jumlah 38 data dan omission dengan jumlah 5 data.

Adapun bentuk-bentuk dari teknik addition yaitu membuat usulan alternatif terjemahan sejumlah 5 data, eksegese ayat sejumlah 8 data, penambahan kata penghubung sejumlah 12 data, dan tambahan informasi sejumlah 1 data.

Bentuk-bentuk dari teknik alterations yaitu simplifikasi sejumlah 4 data, kronologisasi peristiwa sejumlah 7 data, dan mengubah kalimat pasif Bsu menjadi kalimat aktif dalam Bsa sejumlah 27 data.

Materi bahasa sumber yang tidak semuanya diterjemahkan merupakan bentuk dari teknik omission dengan jumlah 5 data. Ke-69 data tersebut dapat di bahas menjadi seperti berikut :

a. Teknik penerjemahan addition dalam bentuk membuat usulan alternatif terjemahan

Adaptor membuat usulan alternatif terjemahan pembanding untuk penerjemah lokal agar makna bahasa sumber lebih mudah dipahami. Contoh usulan alternatif terjemahan yang diusulkan adaptor yaitu :

01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/UAT/10:6

Bsu : Created heaven...the earth...and the sea: This means the whole universe. The addition in each case of and what is in it (see also 12:12) is meant to emphasize that everything that exists, animate and inanimate, was all created by God (see 14:7)

Bsa : Menciptakan langit...bumi...dan laut...maksudnya adalah seluruh dunia. Tambahan dan segala isinya menekankan bahwa segala sesuatu yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa, diciptakan oleh Allah (lihat 12:12 dan 14:7).

Usulan Alternatif Terjemahan: Dan ia berkata dengan khidmat memakai nama Allah yang hidup selamanya, yang menciptakan seluruh alam semesta, bahwa ucapannya benar. Katanya, ” Allah tidak akan menunda lagi untuk melaksanakan apa yang telah Ia rencanakan”.

Adaptor membuat usulan alternatif terjemahan sebagai terjemahan pembanding untuk memberikan pemahaman yang lebih kepada pembaca dan biasanya dilakukan untuk memperjelas makna suatu konsep dalam bahasa sasaran.

Pada contoh ayat di atas, kalimat ”...yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut segala isinya” dalam bahasa sumber di usulkan diganti dengan “….yang menciptakan seluruh alam semesta” dalam bahasa sasaran.

Adapun terjemahan dengan menggunakan teknik membuat usulan alternatif terjemahan yang lainnya sejumlah 5 data dengan nomor kode sebagai berikut :

Tabel 10 : Penjelasan Tambahan Bentuk Usulan Alternatif Terjemahan

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/UAT/10:6 2 02/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/UAT/6:11 3 03/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/UAT/11:2 4 04/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/UAT/9:5 5 05/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/UAT/9:3

b. Teknik penerjemahan addition dalam bentuk eksegese ayat

Eksegesis berasal dari kata Yunani “exegeomai” dan dalam bahasa Inggris “exegesis”, dan dalam bahasa Belanda ‘exegese”) yang artinya menafsir, membuka, menyingkapkan, membongkar, menampakkan, menjelaskan arti yang disampaikan penulis kepada pembaca/pendengar mula-mula sesuai dengan keadaan waktu itu, dan sesuai dengan tujuan aslinya.

Eksegesis merupakan cara yang sistematis bagi penafsir yang berhati-hati untuk memperoleh arti yang sesuai dengan maksud penulis mula-mula, dan mencegah arti yang salah dan tafsiran yang membabi buta. (Daud Soesilo, 2001:101). Terjemahan dengan teknik eksegese ayat dapat dilihat pada contoh berikut :

01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/6:11

Bsu : And told: Again the passive form is a way of referring to God or to an angel. In languages that do not use the passive form, one may render these first two clauses as “God or angel gave each of them a white robe and instructed them (told them)…”

Bsa: Kepada mereka dikatakan: Disini juga ungkapan pasif yang menunjukkan Allah atau malaikat sebagai pelakunya. Dalam bahasa yang tidak mengenal bentuk pasif, bagian awal kalimat ini bisa diterjemahkan menjadi “Allah memberikan jubah putih kepada mereka masing-masing dan berkata…”

Adaptor perlu mengeksegese ayat ini untuk menentukan lebih lanjut siapa yang menjadi pelaku atau subyek (Allah atau malaikat). Dalam teks sumber juga belum jelas siapa pelaku sebenarnya. Setelah dilakukan eksegesis, Allah lah yang menjadi pelakunya. Keterkaitan dengan ayat sebelum dan sesudah ayat tersebbut yang menunjukan Allah sebagai pelakunya.

Terjemahan dengan menggunakan teknik eksegese ayat ada 8 data dengan nomor kode sebagai berikut :

Tabel 11 : Penjelasan Tambahan Bentuk Eksegese

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/6:11a 2 02/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/6:11b 3 03/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/14:12 4 04/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/14:20 5 05/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/2:26 6 06/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/1:19 7 07/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/18:14 8 08/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/9:3

c. Teknik penerjemahan addition dalam bentuk penambahan kata penghubung

Penambahan kata penghubung bisa dikategorikan kedalam salah satu teknik penjelasan tambahan dari Hoed (2006) yang berfungsi menperjelas konsep Bsu dalam Bsa agar mudah dipahami. Terjemahan dalam bentuk penambahan kata penghubung dapat dilihat pada contoh berikut :

Bsu : And made us a kingdom, priests to his God and Father: The literal rendition of RSV makes for an unnatural sentence in English. The meaning is better brought out by TEV “a kingdom of priests. “The kingdom established by God and Christ, in which the followers of Christ serve as priests (see Exo19:6 “and you shall be to me a kingdom of priests and a holy nation”, and in 1 Peter 2:9 “a royal priesthood, a holy nation” reflects the Greek Septuagint translation of Exo 19:6).

Bsa : Yesus juga membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya. Kerajaan itu didirikan oleh Allah dan Kristus, dan para pengikut Kristus melayani sebagai imam-imam (lihat Kel 19:6 yaitu ”Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus” dan I Petrus 2:9 ”...imamat yang rajani, bangsa yang kudus”). Terjemahan harfiah seperti TB memang kurang wajar, dalam hal ini terjemahan BIS lebih wajar dan jelas : menjadikan kita suatu bangsa khusus imam-imam yang melayani Allah, Bapa-Nya.

Kadangkala dua kata atau ungkapan muncul bersamaan tanpa memakai kata penghubung diantaranya. Dalam kasus seperti ini, kata atau ungkapan pada urutan kedua berfungsi untuk menjelaskan kata atau ungkapan yang pertama. Jadi, ”Membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah”, Mungkin maksudnya ialah ”Membuat kita menjadi suatu kerajaan imam-imam yang melayani Allah”.

Adapun terjemahan dengan menggunakan teknik penambahan kata penghubung sejumlah 12 data dengan nomor data sebagai berikut :

Tabel 12 : Penambahan Kata Penghubung

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/1:6 2 02/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/5:10 3 03/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/20:6 4 04/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/10:7 5 05/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/2:13 6 06/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/2:14 7 07/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/10:7 8 08/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/11:18

9 09/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/13:6 10 10/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/14:3 11 11/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/17:17 12 12/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/20:8

d. Teknik penerjemahan addition dalam bentuk tambahan informasi

Tambahan informasi juga merupakan salah satu teknik addition dalam bentuk penjelasan tambahan yang ditawarkan oleh Hoed (2006) agar konsep Bsu lebih mudah di pahami. Terjemahan dalam bentuk tambahan informasi dapat dilihat pada contoh berikut :

01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/TI/6:2

Bsu : The passive was given implies that God, or an angel, gave him the crown of a king. However, since it is not certain who the agent is. In languages that do not have the passive, it will be possible to say “he received a crown” or “…a chief’s hat”

Bsa : Kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota: Sebagaimana dalam 4:4, 10, mahkota adalah lambang dari wibawa dan kekuasaan. Penunggang kuda itu dimahkotai jadi raja. Bentuk pasif dikaruniakan secara tidak langsung mengatakan bahwa Allah atau malaikat memberi dia mahkota seorang raja. Tetapi karena tidak pasti siapa yang mengaruniakannya, penerjemah tidak perlu menyebutkannya dalam terjemahan. Kalau pernyataan ini harus diterjemahkan dalam bentuk aktif, maka sebaiknya terjemahannya menjadi ”ia menerima sebuah mahkota” atau ”ia menerima topi kepemimpinan”.

Adaptor menambahkan informasi mengenai mahkota (4:4, 10) yang dicetak tebal dalam adaptasi yang tidak ada dalam teks sumber untuk memperjelas konsep mahkota.

e. Teknik penerjemahan alteration dalam bentuk simplifikasi

Simplifikasi bisa dikaitkan dengan salah satu teknik penerjemahan yang di usulkan Molina & Albir (2002) yang disebut dengan teknik reduction. Hal ini karena simplifikasi merupakan penyederhanaan kalimat Bsu dalam Bsa dan

reduction juga mempunyai tujuan yang sama yaitu memadatkan/menyederhanakan kalimat Bsu dalam Bsa. Terjemahan dengan teknik alteration dalam bentuk simplifikasi dapat dilihat pada contoh berikut : 01/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Simpl/19:18

Bsu : The flesh of kings….of captains…of mighty men

Bsa : Daging semua : Mungkin tidak perlu disebutkan berulang kali dalam terjemahan, cukup misalnya” daging semua raja dan panglima dan…”.

Ada banyak ayat dalam bahasa sumber menggunakan pengulangan, sehingga membosankan pembacanya. Adaptor menggunakan teknik penerjemahan simplifikasi dengan cara menyederhanakan kalimat perulangan dalam bahasa sasaran agar kalimatnya lebih sederhana seperti dalam adaptasinya (yang dicetak tebal).

Adapun penerjemahan dengan teknik simplifikasi sejumlah 4 data dengan nomor data sebagai berikut :

Tabel 13 : Teknik Simplifikasi

No Kode

1 01/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Simpl/19:18 2 02/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Simpl/10:6 3 03/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Simpl/11:5 4 04/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Simpl/12:9

f. Teknik penerjemahan alteration dalam bentuk kronologisasi peristiwa Kronologisasi peristiwa merupakan teknik penerjemahan yang dilakukan dengan cara membalik susunan peristiwa Bsu dalam Bsa agar mudah dipahami urut-urutan kejadian yang maksud Bsu.

Teknik ini dapat dikategorikan ke dalam teknik pemindahan/pembalikan (displacement and inversion) yang diusulkan oleh Vazquez Ayora (1977) dalam Molina & Albir (2002). Pemindahan/pembalikan dapat dilakukan jika ada dua unsur yang berganti posisi. Kronoligisasi peristiwa merupakan teknik pembalikan (displacement). Terjemahan dengan cara pembalikan susunan peristiwa dapat dilihat pada contoh berikut :

01/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/10:9

Bsu : It will be bitter to your stomach, but sweet as honey in your mouth: For a similar situation, see Ezek 2.8-3:3. The Greek text uses the verb “to make bitter”, “to embitter” (as in 8:11). This may be represented by “sour” or “acid”.

Bsa : Ia akan membuatmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu, ia akan terasa manis seperti madu : Bandingkan dengan Yeh 2:8-3:3, mengenai keadaan seperti ini. Terasa pahit dalam bahasa Yunaninya secara harfiah berarti ”membuat pahit” atau ”memahitkan” seperti dalam 8:11. Urutan kejadiannya yang benar adalah ”manis seperti madu di dalam mulutmu, tetapi terasa pahit dalam perutmu”, seperti dalam ayat berikutnya (ayat 10)

Adaptor perlu berhati-hati menerjemahkan kalimat yang mungkin susunan peristiwanya terbalik, karena hal itu mungkin akan membingungkan pembacanya, sehingga diupayakan untuk menyusun urutan terjadinya persitiwa dalam susunan yang benar dalam adaptasi. Terjemahan dengan teknik kronologisasi peristiwa sejumlah 7 data dengan nomor kode data sebagai berikut :

Tabel 14 : Teknik Displacement

No Kode

1 01/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/10:9 2 02/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/8:11 3 03/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/5:2 4 04/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/5:5

5 05/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/10:4 6 06/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/22:14 7 07/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/22:19

g. Teknik penerjemahan alteration dalam bentuk mengubah kalimat pasif Bsu menjadi kalimat aktif dalam Bsa

Mengubah kalimat pasif dalam Bsu menjadi kalimat aktif dalam Bsa juga masuk dalam teknik pemindahan/pembalikan (displacement and inversion) yang diusulkan oleh Vazquez Ayora (1977) dalam Molina & Albir (2002). Pemindahan/pembalikan dapat dilakukan jika ada dua unsur yang berganti posisi. Mengubah kalimat pasif dalam Bsu menjadi kalimat aktif dalam Bsa merupakan teknik pemindahan (inversion).

Terjemahan dengan teknik mengubah kalimat pasif Bsu menjadi kalimat aktif dalam Bsa dapat dilihat pada contoh berikut :

01/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/14:20

Bsu : The wine press was trodden: This means, of course, that the grapes in the wine press were trampled on. Again the passive form of the verb is used. Given the fact that this is a figure of the punishment of the wicked, it would be very difficult to try to identify the ones who were treading on the grapes. But if a subject is required, one may use an unknown subject (agent) and change to the active form.

Bsa : Buah-buah anggur itu dikilang: Bentuk pasif dikilang di sini tidak jelas siapa pelakunya; jika dalam bahasa penerima harus disebutkan siapa pelakunya, terjemahannya mungkin menjadi “mereka (malaikat-malaikat) mengilang anggur itu”

Bentuk dikilang dalam bahasa sumber di ubah menjadi mengilang dalam bahasa sasaran untuk mengantisipasi tidak dikenalnya bentuk pasif seperti bahasa-bahasa di Indonesia bagian timur.

Pengubahan kalimat pasif menjadi kalimat aktif memunculkan masalah tersendiri karena adaptor perlu mengetahui dengan jelas siapa subyek dan obyeknya (dalam teks bahasa sumber, terkadang tidak jelas siapa subyek dan obyeknya) sehingga cara yang ditempuh adaptor dulu yaitu mengeksege ayat bahasa sumber, baru mengubahnya dari kalimat pasif menjadi kalimat aktif. Terjemahan dengan teknik mengubah kalimat pasif Bsu menjadi kalimat aktif dalam Bsa sejumlah 27 data dengan nomor kode sebagai berikut :

Tabel 15 : Teknik Inversion

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/6:11 2 02/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/12:5 3 03/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/12:9 4 04/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/14:1 5 05/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/6:2 6 06/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/4b 7 07/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/11 8 08/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/8:2 9 09/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/3 10 10/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/9:1 11 11/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/11:1 12 12/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/12:4 13 13/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/13:5a 14 14/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/6:8 15 15/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/9:3 16 16/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/13:5b 17 17/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/7b 18 18/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/13:14 19 19/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/20:4 20 20/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/11:2 21 21/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/6:4a 22 22/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/7:2 23 23/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/9:5 24 24/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/13:7a 25 25/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/15:8 26 26/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/16:8

27 27/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/19:8

h. Teknik penerjemahan omission dalam bentuk tidak semua unsur bahasa sumber diterjemahkan

Teknik omission sesuai dengan pendapat Vazquez Ayora (1977) dalam Molina & Albir (2002). Vazquez Ayora menyatakan bahwa terdapat 2 jenis teknik penerjemahan yaitu penghilangan (ommision) yang digunakan untuk menghilangkan pengulangan sebagai karakteristik dari bahasa sasaran dan pemindahan/pembalikan (Displacement and Inversion) yang digunakan ketika ada dua unsur yang berganti posisi.

Sejalan dengan Vazquez Ayora (1977), Delisle (1993) dalam Molina & Albir (2002) menganjurkan tiga jenis teknik penerjemahan yaitu penambahan dan penghilangan (addition and ommision), parafrase, dan discursive creation. Teknik penambahan dikenalkan untuk ketidaktepatan unsur stilistika yang dan informasi yang tidak ditemukan dalam bahasa sumber, sedangkan penghilangan adalah penghilangan unsur-unsur yang tidak tepat dalam bahasa sumber.

Terjemahan yang mengandung unsur penghilangan (omission) mempunyai 2 tujuan yaitu untuk menghilangkan pengulangan sebagai karakteristik dari bahasa sasaran dan penghilangan unsur-unsur yang tidak tepat dalam bahasa sumber sesuai dengan pendapat kedua ahli tersebut. Terjemahan dengan teknik omission dapat dilihat pada contoh berikut :

01/Bsu/Bsa/PGTB/Omm/1:19

Bsu : The command is the same as the one in verse 11, and it will be helpful in certain languages to say “write in the book (record) the things…” or “you

must write in the book the things…” The direct object what you see included everything John will see and then record in the book. The two clauses that follow are not additional items but define explicitly the nature of what John will see: things present and things future, “both that which is happening now as well as that which will happen afterward” (FRCL; similarly SPCL, TEV) NJB shortens and combines the three into two: “Now write down all that you see of present happening and what is still to come”. The auxiliary verb “will” in “that will happen afterward” (TEV) translates a Greek verb that at times seems to express divine authority. The Arndt and Gingrich Lexicon define this use of it as follows “concerning at action that necessarily follows a divine decree, is destined, must, will certainly”.

Bsa : Perintah pada ayat ini sama dengan perintah dalam ayat 11. Dalam bahasa tertentu mungkin perintah ini lebih baik diterjemahkan dengan ”bukukanlah semua hal yang....” atau ”engkau harus menuliskan dalam buku, semua hal yang...”. Apa yang telah kau lihat meliputi segala sesuatu yang dilihat oleh Yohanes dan dituliskan dalam buku, yakni hal yang dilihat oleh Yohanes pada saat itu dan juga sesudahnya. Keduanya dapat digabung misalnya menjadi ”Sekarang tuliskanlah semua yang terjadi sekarang dan sesudah ini”. Kata akan dalam ungkapan yang akan terjadi sesudah ini menyatakan sesuatu yang pasti akan terjadi menurut kehendak Allah.

Teknik omissions dilakukan karena tidak semua informasi dalam teks bahasa sumber relevan untuk diterjemahkan dalam bahasa sasaran. Pada contoh ayat di atas, berbagai versi Alkitab bahasa Inggris dalam teks bahasa sumber tidak adaptor terjemahkan. Adapun terjemahan dengan menggunakan teknik omissions sejumlah 5 data dengan nomor kode data sebagai berikut :

Tabel 16 : Teknik Ommisions

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/PGTB/Omm/1:19 2 02/Bsu/Bsa/PGTB/Omm/19:18 3 03/Bsu/Bsa/PGTB/Omm/14:20 4 04/Bsu/Bsa/PGTB/Omm/18:14 5 05/Bsu/Bsa/PGTB/Omm/6:11 C. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian diarahkan pada penggunaan berbagai jenis teknik dan sub-sub teknik penerjemahan dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada

Yohanes, penggunaan strategi dan metode penerjemahan, serta prosedur pengujian kualitas adaptasi adaptor sesuai dengan rumusan masalah. Dari hasil analisis data di atas dapat diketahui hal-hal seperti berikut sebagai hasil akhir penelitian ini.

1. Klasifikasi penggunaan teknik dan sub teknik penerjemahan yang masuk