• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha secara maksimal dalam pengumpulan data maupun dalam analisis data. Kegiatan wawancara mendalam telah dilakukan sebaik-baiknya guna mendapatkan data yang lengkap. Demikian pula dalam pencatatan dan perekaman berbagai dokumen yang diperlukan telah dilacak keasliannya serta kelengkapan dokumen tersebut.

Proses analisis data telah dilakukan secara interaktif antar komponennya, sehingga disamping diadakan reduksi data, maka sekaligus dilakukan triangulasi sebagai usaha untuk meningkatkan validitas data. Namun demikian, masih disadari adanya keterbatasan dalam penelitian ini, misalnya :

• Dalam wawancara mendalam, informan dapat menyembunyikan sesuatu untuk tidak disampaikan kepada peneliti, jika menurut perkiraannya dapat berdampak negatif pada dirinya.

• Faktor jarak peneliti dengan sumber data yang terkadang menghambat intensitas pertemuan dan komunikasi antara peneliti dengan sumber data (informan).

• Faktor kesibukan informan dalam pekerjaannya yang terkadang tidak selalu bisa membantu peneliti dalam usaha pengumpulan data

• Faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi jalannya penelitian, misalnya tertundanya wawancara, kesulitan dalam menentukan jadwal wawancara, dan faktor-faktor teknis yang lainnya.

Namun demikian, secara umum penelitian ini berjalan lancar sesuai dengan rencana dan peneliti sudah bisa mendapatkan data-data yang diperlukan atas bantuan dan kerjasama semua pihak yang berkaitan dalam penelitian ini.

C. Saran-saran

Sesuai dengan kesimpulan yang dapat dirumuskan pada bagian sebelumnya beserta berbagai arti yang terkandung di dalamnya, peneliti dapat mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Departemen Penerjemahan

• Alangkah baiknya apabila Departemen Penerjemahan sering mengadakan pelatihan-pelatihan penerjemahan, seminar-seminar penerjemahan, dan lokakarya-lokakarya adaptor, guna meningkatkan kualitas para adaptornya. Usaha-usaha tersebut sebaiknya dilakukan minimal 1 bulan sekali.

• Perekrutan calon tenaga adaptor dan konsultan penerjemahan sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan syarat-syarat yang sudah ditentukan dengan harapan bahwa input calon tenaga adaptor dan konsultan penerjemahan yang bagus, maka akan menghasilkan suatu karya yang bagus pula.

• Departemen Penerjemahan sebaiknya merekrut tenaga-tenaga adaptor dan konsultan penerjemahan yang bisa bekerja penuh di Departemen Penerjemahan sehingga masalah status kepegawaian yang masih freelance bisa segera dikurangi, mengingat dengan status freelance, akan sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai dan keberlangsungan proyek-proyek penerjemahan.

• Terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung penerjemahan yang lengkap akan sangat membantu kinerja para adaptor dan konsultan penerjemahan. Sarana dan prasarana yang minim akan sangat berpengaruh terhadap kinerja para adaptor dan konsultan penerjemahan.

• Terjalinnya komunikasi yang lebih akrab dan menjalin kerjasama dengan semua pihak baik gereja-gereja, yayasan-yayasan kristiani, warga jemaat, dan masyarakat luas perlu terus ditingkatkan guna menyukseskan proyek-proyek penerjemahan.

• Departemen Penerjemahan sebaiknya segera merekrut calon tenaga adaptor dan konsultan penerjemahan agar bisa mengatasi masalah kelangkaan SDM di lingkungan Departemen Penerjemahan supaya pekerjaan proyek penerjemahan tidak terhambat.

• Departemen Penerjemahan sebaiknya menghadirkan pakar-pakar penerjemahan dalam rangka kuliah atau seminar-seminar penerjemahan di lingkungan departemen. Sekalipun hal ini sudah ditangani oleh para Konsultan Penerjemahan, tetapi kehadiran para pakar-pakar penerjemahan

akan sangat membantu pemahaman tentang teori-teori penerjemahan bagi para adaptor.

• Usaha-usaha untuk menggalang dana yang termuat dalam Buku Program Khusus (BPK) guna menunjang pendanaan proyek-proyek penerjemahan sebaiknya terus ditingkatkan oleh Departemen Penerjemahan agar masalah pendanaan proyek penerjemahan, tidak sepenuhnya tergantung kepada sumber dana yang ada.

• Departemen Penerjemahan perlu lebih giat lagi mensosialisasikan proyek-proyek penerjemahan apa yang belum dan akan dilakukan. Sosialisasi bisa dilakukan dengan cara melibatkan Gereja-Gereja, Yayasan-Yayasan Kristiani, warga jemaat, dll. Dengan sosialisasi, usaha untuk menggalang dukungan, partisipasi, dan penggalangan dana akan meningkat.

• Departemen Penerjemahan lebih meningkatkan lagi kerjasama dan komunikasi dengan pihak-pihak terkait agar dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi Departemen Penerjemahan selama ini.

2. Bagi Konsultan Penerjemahan LAI

• Konsultan Penerjemahan (atau TO) sebaiknya lebih sering mengadakan bimbingan-bimbingan dan pelatihan-pelatihan pengadaptasian bagi para adaptor. Bimbingan dan pelatihan tidak hanya dilakukan jika ada adaptor yang berkonsultasi saja, melainkan sebaiknya dijadwal misalnya minimal 1 minggu sekali untuk lebih meningkatkan kualitas adaptor.

• Alangkah baiknya TO lebih meningkatkan pengetahuan dan wawasannya dalam bidang teori dan praktik penerjemahan. Mengingat TO yang ada, latar belakang pendidikannya yaitu Kajian Ilmu Biblika atau Teologia. Memang kemampuan dan penguasaan pengetahuan seseorang tidak bisa hanya dilihat dari latar belakang pendidikannya saja, tetapi lebih meningkatkan penguasaan teori penerjemahan dan praktik-praktiknya, akan sangat membantu TO dalam pekerjaannya.

• TO sebaiknya lebih sering mengontrol dan mengunjungi para penerjemah lokal dan adaptor di lapangan untuk lebih mengetahui kesulitan-kesulitan mereka di lapangan. Pembimbingan kuranglah efektif kalau hanya saling menunggu, apalagi kalau menunggu para adaptor atau penerjemah lokal datang ke kantor TO. Sikap pro aktif dari para TO akan sangat memotivasi dan mendorong kinerja para adaptor dan penerjemah lokal.

3. Bagi Adaptor

• Alangkah baiknya jika para adaptor selalu mengikuti bimbingan-bimbingan, kuliah penerjemahan, seminar-seminar penerjemahan, dan lokakarya-lokakarya adaptor demi meningkatkan kompetensinya sebagai adaptor. Karena status adaptor yang masih freelance di Departemen Penerjemahan dan adaptor mempunyai kesibukan tersendiri dengan pekerjaannya masing-masing, sehingga keberadaan kegiatan-kegiatan seperti di atas, terkadang kurang mendapat perhatian yang serius dari adaptor.

• Sebaiknya adaptor lebih rajin berkonsultasi dengan para TO, berdiskusi dengan sesama rekan adaptor atau memanfaatkan alat bantu penerjemahan yang

dimilikinya untuk memecahkan permasalahan yang muncul dalam pengadaptasian.

• Mengingat latar belakang pendidikan para adaptor bukanlah dari bidang penerjemahan, sehingga meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang teori dan praktik serta seluk beluk dunia penerjemhan perlu terus ditingkatkan dengan cara belajar sendiri dengan banyak berlatih menerjemahkan, membaca buku-buku teori penerjemahan, dan atau sharing dengan TO.