• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.2 Pembahasan

4.2.1 Perencanaan Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Wisata

4.2.2.3 Analisis Lingkungan Internal

Anilisis lingkungan internal menurut Solihin (2012: 147) analisis terhadap lingkungan internal perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada sumber daya dan proses bisnis internal yang dimiliki perusahaan. Sumber daya dan proses bisnis internal dikatakan memiliki kekuatan apabila sumber daya dan proses bisnis internal tersebut memiliki kemampuan (capability) yang akan menciptakan distinctive competencies sehingga perusahaan akan memperoleh keunggulan kompetitif. Sedangkan bila sumber daya dan proses bisnis internal perusahaan tidak mampu menciptakan distinctive competencies sehingga perusahaan kalah bersaing dengan perusahaan pesaing. Dalam konteks penelitian ini tentunya mengacu pada bagaimana menganalisis lingkungan internal organisasi khususnya yang menjadi lokus penelitian ini yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banten Lama dan tentunya kawasan wisata cagar budaya Banten Lama. Rahardjo,dkk (2011: 130-131) menjelaskan bahwa menurut hierarki pemerintahan, tiga lembaga yang

memiliki kepentingan terhadap keberadaan Situs Banten Lama adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah Provinsi Banten, pemerintah Kota Serang dan pemerintah Kabupaten Serang, dalam kasus ini lembaga pemerintah daerah yang selama ini paling banyak terlibat adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten kemudian disusul oleh pemerintah Kota Serang dan pemerintah Kabupaten Serang. Sehingga dalam hal ini perlunya analisis internal dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten.

Sumber Daya Manusia di Disbudpar Provinsi Banten tentunya sangat mencukupi, mencukupi untuk melakukan pengembangan dan pelestarian di Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama. Sampai dengan tahun 2012, jumlah pegawai Negeri Sipil dengan dukungan tenaga Pramubakti Administrasi dan Satuan Pengaman sebanyak 108 orang. Di bawah ini akan digambarkan jumlah pegawai yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten.

Tabel 4.2

Komposisi dan Jumlah Personil

No Uraian Jumlah

1 Pegawai Negeri Sipil 80

2 Pramubakti 17

3 Satuan Pengaman 12

Sumber: Disbudpar Provinsi Banten 2012

Data di atas menunjukkan bahwa di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten memiliki jumlah pegawai negeri sipil yang cukup banyak yaitu sebanyak 80 orang, dengan komposisi pramubakti atau sukarelawan yang cukup atau tidak melebihi jumlah pegawai negeri sipil, dan juga jumlah tenaga pengaman yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten sebanyak 12 orang, menurut peneliti jumlah ini terlalu banyak apabila sekedar

melakukan pengamanan di kantor dinas, hal ini tentunya berbeda jauh dengan keberadaan satuan pengamanan yang berada di kawasan situs yang ada di Banten Lama, yang mana situs-situ yang perlu dijaga ternyata memiliki pengamanan yang kurang, misalnya pak Mulangkara yang menjaga Situs Kaibon sekaligus situs-situs lainnya.

Perbedaan mengenai pengamanan situs oleh satuan pengamanan di nyatakan oleh bapak Mulangkara disela-sela wawancara sebagai berikut:

“SDM kita kekurangan. Kalau di Jawa situs sebesar ini minimal tiga orang di sip jaganya, Borobudur itu satu sip 12 3 sip jadi total 36 orang, trus Prambanan kalau tidak salah 2 orang satpam 3 sip juga jadi enam” Wawancara dengan Bapak Mulangkara selaku Juru Situs pada tanggal Kamis, 24 April 2014, pukul 16.00 WIB di Keraton Kaibon.

Pernyataan di atas memberikan gambaran walaupun situs-situs di Banten Lama tidak seluas dan sebesar Borobudur atau Prambanan, namun sangat diperlukan satuan pengamanan untuk sekedar menjaga atau mengontrol pengunjung atau masyarakat yang menggunakan situs untuk hal-hal yang tidak seharusnya, karena saat ini situs banyak sekali gugunakan untuk hal-hal yang tidak seharusnya. Sehingga menurut peneliti alangkah lebih baiknya pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengalokasikan beberapa satuan pengamannya untuk membantu pihak BPCB dalam melakukan pengamanan untuk Banten Lama. Lebih jauh peneliti menjabarkan komposisi jabatan pegawai berdasarkan Golongan Ruang Lingkup Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, sampai dengan tahun 2012 terdata sebagai berikut:

Tabel 4.3

Kompisisi Pegawai Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan

No Jabatan Kualifikasi Pendidikan Jumlah

S3 S2 S1 D3 D2 SLTA 1 Kepala Dinas 1 - - - 1 2 Sekretaris - 1 - - - - 1 3 Kepala Bidang - 4 - - - - 4 4 Kepala Seksi/kasubag - 9 6 - - - 15 5 Staf/pelaksana - 2 29 15 1 11 60 6 Pramubakti - - 1 - - 16 17 Total 1 16 36 15 1 27 100

% terhadap Jumlah Pegawai 1.0 16.7 37.5 15.6 1.0 28.1 Sumber: Disbudpar Provinsi Banten 2012

Tabel di atas menunjukkan bahwa tentunya dalam Sumber Daya Manusia Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sangat mumpuni, namun yang menjadi kendala adalah kemampuan dari sumber daya ini adalah dimana sumber daya manusia belum mengerti atau belum bekerja sesuai dengan tupoksinya atau dengan kata lain mereka belum memahami tupoksi mereka sehingga terkadang mereka bekerja bukan sesuai tupoksinya, hal ini di sampaikan oleh Bapak Tasrief melalui pernyataan sebagai berikut:

“Kalo sumber daya itu cukup bahkan banyak, namun mereka kadang kurang paham apa yang harus mereka kerjakan dan apa tupoksi mereka, kalo untuk mengembangkan Banten Lama saya ga butuh orang banyak-banyak, sedikit asal mereka mau bekerja keras dan memahami tupoksi mereka saya pikir itu cukup” Wawancara dengan Bapak Tasrief selaku Kepala Seksi Museum Negeri Banten, pada

Pendapat lain mengenai kondisi sumber daya dan kemampuan dinas dalam pengembangan Banten Lama di ungkapkan oleh Bapak Sigit selaku staff Bappeda Kota Serang sebagai berikut

“Sebenernya yang tadi itu si, tinggal kalau mau konsentrasi tinggal difokuskan semua pembenahan infrastruktur disana, jadi trus promosi pariwisatanya, pembenahan pklnya, cuman orang sana susah juga diaturnya pkl-pkl itu” Wawancara dengan Bapak Sigit selaku staff Bappeda

Kota Serang pada Rabu, 11 Juni 2014, pukul 10.00 WIB di Bappeda Kota Serang.

Dari pernyataan tersebut peneliti belum mendapatkan gambaran jelas mengenai jawaban tersebut, namun dalam pertanyaan selanjutnya mengenai kemampuan dinas-dinas terkait dalam pengembangan dan pelestarian Banten Lama sebagai berikut:

“Kalau dari kemampuan pasti bisa kalau ada danannya pasti bisa, misalkan untuk perbaikan jalan dananya ada, tinggal benahi, kalau dari

SDM ya kita insyaallah ya ada si”. Wawancara dengan Bapak Sigit selaku

staff Bappeda Kota Serang pada Rabu, 11 Juni 2014, pukul 10.00 WIB di Bappeda Kota Serang.

Wawancara lain dengan Bapak Sigit secara tersirat beliau mengatakan bahwa Bappeda Kota Serang kekurangan tenaga atau sumber daya manusia, apalagi dalam hal pembenahan dan pelestarian Banten Lama. Dari dua pendapat narasumber di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan dan pelestariaan Banten Lama, masalah internal yang mereka hadapi yaitu mengenai sumber daya dan kemampuan mereka, dapat dibilang mereka belum maksimal di karenakan sumber daya manusia yang diperlukan dalam baik tahap pelaksanaan maupun tahap perencanaan dan pengawasan masih kekurangan dalam hal jumlahnya sumber daya manusia, selain itu dalam hal sumber daya anggaran mereka menyiratkan bahwa anggaran minim, dinas-dinas lain pun mengatakan bahwa sumber daya anggaran minim sehingga kinerja mereka terganggu.

selain itu dalam Hal Kemampuan dinas-dinas mereka menyiratkan bahwa kemampuan dinas maupun orang atau sumber daya manusia dalam hal ini tentunya pengembangan dan Pelestarian Banten Lama mereka sebenarnya

memiliki kemampuan lebih seperti misalnya dalam penyusunan rencana, masterplan mereka membuatnya dengan apik walaupun masterplan yang dibuat belum bersifat komperhensif.

Kemampuan dalam perencanaan memang tidak sama dalam kemampuan pelaksanaan, karena kemampuan pelaksanaan tentu terdapat faktor-faktor yang entah itu menghambat atau mempercepat pelaksanaan. Menurut peneliti kemampuan atau ketersediaan sumber daya manusia maupun sumber daya anggaran seharusnya menjadi kekuatan yang dimiliki karena kemapuan sumber daya untuk menghasilkan sesuatu tergantung pengelolaanya, semuanya tergantung pada seberapa pintar dan cermatnya dinas dalam melakukan pengelolaan entah itu sumber daya manusia dan sumber daya anggaran, selain itu adanya diklat-diklat tentunya menjadi nilai lebih dalam menjadikan suatu sumber daya manusia memiliki kemampuan yang lebih. Hal ini seperti yang di katakan oleh Cox (1985) dalam dalam (Pitana dan Diarta, 2009: 11), pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip yang salah satunya adalah preservasi, proteksi dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis pengembangan kawasan pariwisata.

Ungkapan di atas tentunya semakin menguatkan pendapat peneliti bahwa sumber daya yang ada bagaimanapun kondisinya harus menjadi suatu kekuatan dalam hal pengembangan pariwisata khususnya pengembangan dan pelestarian destinasi cagar budaya Banten Lama, sumber daya yang ada harus di tingkatkan kualitasnya, agar dapat memberikan sumbangsih bagi pengelolaan Banten Lama. Dan jangan lupa sumber daya manusia dalam pengembangan Banten Lama oleh

dinas bukan sekedar tenaga kerja yang ada di dinas, namun sumber daya terbesar dinas dalam melakukan pengembangan Banten Lama adalah masyarakat khususnya masyarakat sekitar Banten Lama. Karena bukankan pembangunan masyarakat pada masa ini di mana masyarakat di berdayakan untuk melakukan pembangunan ditempat tinggalnya, dan pemerintah hanya sebagai fasilitator. Karena Banten Lama merupakan sebuah sumber daya yang dapat diberdayakan oleh masyarakat sekitar sehingga yang dilakukan pemerintah seharusnya adalah bagaimana meningkatkan kualitas pemberdayaan masyarakat sekitar untuk melakukan pengembangan dan pelestarian Banten Lama.

Kualitas kesadaran masyarakat dalam pelestarian atau perlindungan Banten Lama sangat penting untuk ditingkatkan, karena akan terasa percuma. Apapun yang akan dibangun pemerintah tanpa memperhatikan atau meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau masyarakat sekitar akan sia-sia mereka akan membuang sampah lagi, mendekati zona inti untuk hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan di Zona Inti, sehingga sumber daya yang harus ditingkatkan kualitasnya adalah masyarakat sekitar, karena menurut peneliti, masyarakat sekitar adalah sumber daya yang menjadi basis pengembangan kawasan pariwisata. Atau dengan kata lain sebelum kita membangun apa untuk Banten Lama, maka sebaiknya kita mempersiapkan masyarakat untuk ikut serta dalam pengembangan dan pelestarian Banten Lama agar kondisinya menjadi lebih baik dari saat ini.