• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

1. Disbudpar Provinsi Banten terlebih dahulu membuat masterplan secara komperhensif dari segi sisi sosial maupun segi infrastruktur agar dalam pelaksanaan pengembangan dan pelestarian Banten Lama hanya mengacu pada satu masterplan tersebut.

2. Banten Lama perlu dijadikan prioritas utama oleh Disbudpar Provinsi Banten karena potensinya yang besar, minimal, di prioritaskan selama lima tahun agar terlihat hasil yang memuaskan.

3. Disbudpar Provinsi Banten perlu melakukan analisis lingkungan eksternal terkait pada pedagang, dan masyarakat sekitar untuk mengetahui dan memahami apa yang diinginkan oleh mereka.

4. Disbudpar Provinsi Banten juga perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pedagang untuk ikut serta dalam pengembangan dan pelestarian Banten Lama, bukan memanfaatkannya tanpa memperhatikan kondisi situs.

5. Pemberdayaan masyarakat sangat perlu dilakukan oleh Disbudpar Provinsi Banten dibantu pihak terkait agar masyarakat dapat memaksimalkan potensi yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tentunya melalui pelatihan-pelatihan keterampilan.

6. Dalam pelaksanaan misalnya revitalisasi sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan, bukan sekedar menggugurkan kewajiban, karena Banten Lama memerlukan perhatian khusus dan berkelanjutan.

7. Konsistensi dalam pelaksanaan sangat diperlukan, misalnya dalam pengawasan atau pantauan kelapangan agar kesalahan yang lalu seperti pedagang kembali lagi tidak terjadi.

8. Kebijakan-kebijakan yang ada serta peraturan yang ada baik dari Disbudpar Provinsi Banten dan BPCB harus mendukung satu sama lain, dan menguatkan satu sama lain yaitu dengan penguatan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya baik oleh BPCB maupun oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Banten dan juga oleh Disporabudpar Kota Serang sehingga kebijakan yang akan dilakukan menjadi jelas

9. Masing-masing pihak harus mulai menjalin sinergi yang baik dalam pengembangan dan pelestarian destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama

dalam bentuk saling mengirimkan informasi terkait Banten Lama dan tindakan yang akan dilakukan, dan melakukan pembagian kewenangan yang jelas sehingga tidak ada lagi tumpang tindih kegiatan di masing-masing pihak 10.Pihak Disbudpar Provinsi Banten dapat melakukan kerjasama dengan

pemuda-pemuda Banten atau komunitas-komunitas yang ada dalam hal promosi atau kegiatan sosial yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar untuk melestarikan dan menjaga Banten Lama

Andi, Mappi, Sammeng. 2001. Cakrawala Pariwisata. Jakarta: Balai Pustaka. Ambry, M, Hasan, dkk. 1988. Katalogus Koleksi Data Arkeologi Banten. Jakarta:

Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Bryson, Jhon. 2007. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

. 2004. Strategic Planning For Public And NonProfit Organizations. United States of Amerika: Jossey-Bass

David,R, Fred. 2004. Srtategic Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Fuad dan Nugroho. 2012. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Serang: Fisip Untirta Press.

Gasperz, Vincent. 2004. Perencanaan Strategik untuk Peningkatan Kinerja Sektor Publik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Hakim, Lukman. 2006. Banten dalam Perjalanan Jurnalistik. Pandeglang: Banten Heritage.

Irawan, Prasetya. 2005. Materi Pokok Penelitian Adminstrasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Ismail, Solihin. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga.

J.A. Muljadi. 2012. Pariwisata dan Perjalanan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

J. David Hunger & Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategi. Yogyakarta: Andi.

Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nugroho, Riant. 2012. Public Policy(Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, Manajemen Kebijakan. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Alfabeta. Sumber Lain

Andayani, Sriyanti. Dkk. 2012. Pengembangan Kawasan Wisata balekambang Kabupaten Malang. Malang: Universitas Brawijaya Malang.

P, Bagus, Baruna. 2012. Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Kota Lama Sebagai Tujuan Wisata Kota Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro

Koddeng, Baharuddin. Dkk. 2012. Pengembangan Kawasan Wisata Taman Purbakala Batu Pake Gojeng Kabupaten Sinjai. Makassar: UNHAS.

Martha, Dea. Dkk. 2012. Strategi Pengembangan Situs Purbakala Patiayam Sebagai Ast Pariwisata Kabupaten Kudus. Semarang: UNDIP.

Nur, MHD. 2009. Manajemen Pengelolaan Warisan Sejarah di Sumatra Barat. Padang: Universitas Andalas.

Saragih, Romahita. 2011. Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Banten Lama. Serang: UNTIRTA

http://bantencul turetourism. com/ diunduh pada tanggal 01 oktober 2013 pada

pukul 6:35

http://lokal.polaris 104fm.com/2010/

10/revitalisasi-kawasan-banten-lama-butuh-20-m/. di Unduh pada tanggal 29 September 2013 pukul: 6:02

Dokumen

Dokumentasi Benda Cagar Budaya dan Kepurbakalaan Provinsi Banten 2007 Ragam Pusaka Budaya Banten 2005

Rencana Strategis Tahun 2012-2014 Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Undang-undang Permendagri No.54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

Tabel Informan Wawancara

No Nama Koding Jabatan Waktu dan Tempat

Wawancara 1 Bapak Elda I1-1

Staff Evaluasi dan Pelaporan Program di Dinas Kebudayaan dan pariwisata Provinsi Banten Senin, 16 Juni 2014, pukul 10.00 WIB di Disbudpar Provinsi Banten

2 Bapak Tasrief I1-2 Kepala Seksi Museum Negeri Banten

Rabu, 26 Februari 2014, pukul 09.00 WIB, dan 05 Juni

2014 pukul

09.00WIB di

Museum Negeri Banten

3 Ibu Elly I1-3 Kasubag TU BPCB

Serang

Selasa, 02 Juli 2014, pukul 13.00 WIB di BPCB Serang

4 Ibu Maya Rani Wulan I1-4

Kepala Bidang Kebudayaan di Disporaparbud Kota Serang Rabu, 18 Juni 2014, pukul 11.30 WIB di Disporaparbud Kota Serang

5 Bapak Isvan I1-3 Kepala Bidang Program SDAP Provinsi Banten

Rabu, 26 Februari 2014, pukul 09.00 WIB, di Kantor SDAP Provinsi Banten 6 Bapak Tb. Ismatullah Ismet I1-6

Ketua Kenadziran Banten Lama Kamis, 06 Maret 2014, pukul 10.00 WIB di Kediaman Bapak Ismet 7 Ibu Mimi I1-7

Kepala Seksi Museum Kepurbakalaan Banten Lama Jumat, 27 Juni 2014 pukul 10.30, di Museum Kepurbakalaan Banten Lama 8 Ibu Rina I1-8

Kepala Seksi Perencanaan Ruang Dinas Tata Ruang Kota Serang

Senin, 06 Juni 2014, pukul 10.00 WIB di Dinas Tata Ruang Kota Serang

9 Bapak Irfan I1-9

Staff Perencanaan Ruang di Bappeda Provinsi Banten Senin, 16 Juni 2014, pukul 10.00 WIB di Bappeda Provinsi Banten

10 Bapak Sigit Julian I1-10

Staff Bappeda Kota Serang Rabu, 11 Juni 2014, pukul 10.00 WIB di Bappeda Kota Serang 11 Bapak Juhaeri I1-11 Kepala Seksi Pengembangan nilai-nilai tradisional di Disdikbud Kabupaten Serang Selasa, 17 Juni 2014, pukul 11.00 WIB di Disdikbud Kabupaten Serang 12 Bapak Subagyo I1-12 Sekertaris Kecamatan

kasemen

Kamis, 24 Juni 2014, pukul 09.00 WIB di Kecamatan Kasemen 13 Bapak Asaji I1-13

Kepala Humas Klenteng Avalokitesvara

Rabu, 04 Juni 2014, pukul 09.00 WIB di Klenteng

Avalokitesvara 14 Bapak Mulangkara I1-14 Juru Situs Keraton

Kaibon

Kamis, 24 April 2014, pukul 16.00 WIB di Keraton Kaibon

15 Pedagang I2-1 Di Warung pedagang

Jumat, 27 Juni 2014 pukul 11.30 di Warung

16 Muhammad Nurdin I2-2 Wisatawan

Selasa, 08 Juli 2014 pukul 13.00 WIB di Warung dipinggir jalan

17 Didi Darmawan I2-2 wisatawan

Kamis, 10 Juli 2014 pukul 19.00 WIB di Warung di pinggir jalan 18 Eka I2-2 Wisatawan Selasa, 15 Juli 2014 pukul 15.30 WIB di UNTIRTA 19 Adit I2-2 Wisatawan Selasa, 15 Juli 2014 pukul 15.30 WIB di UNTIRTA

Fani : Pertama-tama saya ingin bertanya siapa yang bertanggungjawab mengenai pengelolaan Banten Lama pak, apa benar belum jelasnya siapa yang bertanggung jawab atas Banten Lama, oleh karena itu LIPI melakukan penelitian untuk mencari siapa yang benar-benar bertanggung jawab untuk Banten Lama?

Pak Tasrief : Dalam hal ini yang bertanggung jawab itu ada BPCB bagian pelestarian, Pemda Kota Serang dan Kabupaten memiliki wilayah atau perwilayahan, namun sebenarnya yang bertanggungjawab itu Kota dan Kabupaten, dan selain itu pemerintah daerah supporting itu pemerintah daerah, kalau masalah LIPI saya belum dengar. Fani : Apakah Ada peraturan yang mengenai penetapan Banten Lama

sebagai cagar Budaya?

Pak Tasrief : PP belum keluar, dan penetapan tersebut didasarkan melalui pengkajian atau (rekomendasi dari tim ahli, namun sekarang belum ada tim ahlinya.

Fani : Lalu Bagaimana bisa Banten Lama ditetapkan sebagai potensi skala nasional pak, apakah Banten Lama sudah memenuhi potensi skala nasional?

Pak Tasrief : Tentu Banten Lama sudah memenuhi skala Nasional, karena situs tersebut komplit dan memenuhi syarat penetapan Cagar Budaya

jerowacik

Fani : Mengapa pihak Kota Serang sebagai pemilik Wilayah seperti tidak melakukan apapun pak, saat saya minta masterplan mereka bilang tidak punya ?

Pak Tasrief : Mereka terhalang anggaran, anggaran mereka minim dan tidak ada anggaran untuk pembuatan masterplan, sehingga provinsi membantu pihak Kota dalam pembuatan masterplan, masterplan Banten Lama yang sudah adapun bukan masterplan yang komperhensif, sedangkan yang diperlukan adalah masterplan yang menyeluruh termasuk faktor-faktor sosial.

Fani : Pernahkah ada sosialisasi mengenai masterplan Banten Lama tersebut pak:

Pak Tasrief : Ada sosialisasi, judulnya sosialisasi Masterplan Banten Lama kalau ga salah itu tahun 2010

Fani : Apa saja yang sudah dilakukan oleh Pemerintah untuk Banten Lama pak?

Pak Tasrief : Pembangunan Pagar, dan kios, kalau Pagar itu anggarannya dari APBN, dan proyek itu proyek bareng-bareng anggaran budpar 28 milyar.

jalur-jalur normative yang ada.

Fani : Kira-kira berapa lama pak untuk melakukan pengembangan Banten Lama, samapi menjadi layak seperti yang lainnya misalnya seperti Borobudur atau Prambanan?

Pak Tasrief : Kalau kita konsen paling cepet itu 2-3 tahun paling lama 5 tahun Fani : Bagaimana menghadapi isu terkait kenadziran yang terdapat

konflik bahwa mereka adalah keturunan sultan dan merasa berkuasa atas Banten Lama:

Pak Tasrief : kalau masalah konflik itu sudah clear, kenadziran sudah berani datang kemari untuk bekerja sama, memang kenadziran merupakan keturunan sultan, namun mereka sebenarnya keturunan selir-selir yang memang diamanatkan secara langsung untuk memelihara, namun pemeliharaan khusus mesjid

Fani : Pertama saya mau tanya kendala dalam pengembangan Banten Lama yang di hadapi oleh pihak kenadziran pak?

Pak Ismet : Kendala disini yaitu masalah anggaran, jika di Jawa Barat itu ada anggaran 1 keraton itu 8 Milyar, kalo disini ga ada sama sekali, anggaran semua dari sumbangan-sumbangan para peziarah yang dari kotak amal itu, kendala kedua adalah masyarakat, masyarakatnya kadang bandel

Fani : Apakah selama ini ada kerja sama dengan pihak pemerintah baik pemerintah Kota Serang, Kabupaten Serang maupun Provinsi Banten?

Pak Ismet : Ada, tapi baru-baru ini aja itupun saya jemput bola karena saya ingin melihat Banten Lama ini maju sehingga saya menyisihka ego untuk jemput bola mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan apa yang harus dilakukan untuk Banten Lama, kemarin juga Kepala Dinas kesini, media juga kesini. Pihak disporparbud itu paling males, pernah kesini sekali memberi anggaran 200 juta setelah itu tidak ada lagi, tapi kita mengajukan secara berkesinambungan, tapi saya tidak jemput bola ke dinas tersebut, saya langsung kepada walikota, dan walikota menyambut baik niat itu, Kalau Kabupaten juga sama