• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) Hasil analisis matriks SWOT

VII PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN WISATA MANCING FISHING VALLEY

7.2. Tahap Pencocokkan

7.2.2. Analisis Matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) Hasil analisis matriks SWOT

(Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats Matrix) menghasilkan delapan strategi yang dikembangkan dalam empat tipe strategi pemasaran. Strategi tersebut antara lain: Strategi SO (kekuatan-peluang; strengths-oppportunities), WO (kelemahan-(kekuatan-peluang; weaknesses-opportunities), ST (kekuatan-ancaman; strengths-threats), dan WT (kelemahan-ancaman; weaknesses-threats). Selain mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, penyusunan alternatif strategi pemasaran menggunakan matriks SWOT juga mempertimbangkan posisi perusahaan yang telah dianalisis pada matriks IE. Matriks SWOT dari Wisata Mancing Fishing Valley disajikan pada Gambar 10.

Gambar 10. Matriks SWOT Wisata Mancing Fishing Valley

Faktor Internal

Faktor Eksternal

S: Strengths

1. Pembagian kerja karyawan jelas.dan pemberian motivasi pada karyawan tinggi. 2. Konsep wisata mancing yang

dilengkapi dengan fasilitas rekreasi keluarga

3. Lokasi usaha strategis dan suasana alam yang nyaman. 4. Teknologi dalam promosi dan

pelayanan.

5. Rencana pengembangan fasilitas. 6. Memiliki karyawan yang

berpengalaman dalam pengelolaan ikan.

W: Weaknesses

1. Pengelolaan usaha bertumpu pada manajer operasional serta belum memiliki bagian pemasaran dan keuangan. 2. Harga dan kualitas produk

restoran kurang sesuai. 3. Pelayanan karyawan lambat

dan kurang tanggap pada saat padat pengunjung.

4. Promosi dan pengelolaan pengunjung belum optimal. 5. Keakraban dan relasi dengan

para pemancing masih kurang. 6. Penggunaan dana pinjaman

bank.

7. Pengelolaan teknis kolam pemancingan kurang baik. 8. Pengelolaan informasi

manajemen dan pencatatan keuangan masih sederhana.

O: Opportunities

1. Kondisi perbankan nasional stabil

dan penurunan BI Rate.

2. Tren wisata Back to Nature dan

wisata keluarga/rombongan.

3. Hobi memancing terkait dengan

frekuensi memancing yang sering

4. Peningkatan jumlah penduduk

Jabodetabek.

5. Dukungan Pemerintah terhadap

pengembangan wisata daerah.

6. Penetapan hari libur bersama.

7. Upaya pemerintah dalam menjaga

ketersediaan dan kestabilan harga BBM.

8. Perkembangan internet dan telepon

seluler di masyarakat.

9. Produk pemasok berkualitas dan

kerjasama yang baik.

Strategi S-O

1. Memperluas relasi dan

meningkatkan kerjasama dengan instansi atau perusahaan terkait dengan wisata mancing rombongan. (S3, S4, S5, S6, O2, O3, O5, O7, O8, O9, O10)

Strategi W-O

1. Merekrut karyawan untuk bagian pemasaran dan keuangan, menambah karyawan restoran (tidak tetap) pada hari Sabtu, Minggu dan libur, serta meningkatkan kompetensi karyawan. (W1, W2, W3, W4, W7, W8, O2, O3, O4, O5, O7, O8. O9)

2. Mengoptimalkan pengelolaan pengunjung. (W4, W6, W8, O2, O3, O4, O5, O7, O9) 3. Meningkatkan aktifitas

promosi. (W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7, O8, O9)

T: Threats

1. Curah hujan tinggi di Bogor.

2. Penyebaran wabah KHV pada ikan

mas di Jawa Barat.

3. Tingkat persaingan usaha

pemancingan tinggi.

4. Hambatan masuk pendatang baru

rendah.

5. Agrowisata dan wisata alam

semakin berkembang.

6. Pembeli memiliki kekuatan

terhadap perusahaan.

Strategi S-T

1. Merealisasikan pengembangan fasilitas pada lahan tersisa disertai dengan perbaikan dan pembenahan pada fasilitas yang sudah ada. (S3, S4, S5, S6, S7, T4,T5, T6, T7)

Strategi W-T

1. Mengkaji ulang kesesuaian harga dan kualitas produk restoran. ( W2, W3, W6, T1, T4, T5, T6, T7)

2. Membuat sistem keanggotaan bagi konsumen (sistem

member). (W2, W3, W4, W5,

W6, W8, T1, T2, T4, T5, T6, T7)

3. Meningkatkan kebersihan kolam pemancingan dan menambah ketersediaan jumlah ikan di kolam pemancingan galatama. (W2,W4, W5, W6, W7, T2, T3, T4, T5, T7)

7.2.2.1. Strategi S-O (Strengths-Opportunities)

Strategi S-O menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi S-O Fishing Valley yaitu memperluas relasi dan meningkatkan kerjasama dengan instansi atau perusahaan terkait dengan wisata mancing rombongan.

Fasilitas kolam pemancingan borongan merupakan bagian dari konsep usaha yang ditawarkan oleh Fishing Valley yang menjadi salah satu kekuatan perusahaan untuk meningkatkan jumlah kunjungan konsumen melalui konsumen rombongan. Kedatangan konsumen yang memanfaatkan fasilitas ini tidak dapat diprediksi dan tingkat kunjungannya masih kurang. Untuk itu Fishing Valley perlu memperluas relasi dan meningkatkan kerjasama dengan instansi atau perusahaan terkait dengan tren wisata rombongan yang biasanya dilakukan oleh instansi atau perusahaan sebagai agenda tahunan. Upaya ini dapat dilakukan dengan meningkatkan personal selling kepada pengunjung kelompok atau rombongan khususnya kepada para decision maker untuk kegiatan wisata rombongan dengan memaksimalkan jaringan yang dimiliki. Menjalin dan membuka relasi baru dengan instansi atau perusahaan dapat dilakukan dengan mengajukan Wisata Mancing Fishing Valley untuk dijadikan pilihan lokasi wisata atau perlombaan mancing rombongan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan melalui pengajuan proposal kerjasama dan presentasi yang berisi tawaran fasilitas-fasilitas yang ditawarkan dan paket harga yang berlaku untuk rombongan. Upaya seperti ini baik dilakukan untuk meningkatkan awareness dan pemahaman calon konsumen mengenai jasa yang ditawarkan Fishing Valley sebagai lokasi wisata mancing terbesar di Bogor.

7.2.2.2. Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities)

Strategi W-O bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi W-O Fishing Valley terdiri dari tiga alternatif strategi yaitu merekrut karyawan untuk bagian pemasaran dan keuangan, menambah karyawan restoran (tidak tetap) pada hari Sabtu, Minggu dan libur, serta meningkatkan kompetensi karyawan; melakukan penjagaan dan penetapan tarif masuk di depan pintu masuk; serta meningkatkan aktifitas promosi.

1) Merekrut karyawan untuk bagian pemasaran dan keuangan, menambah karyawan restoran (tidak tetap) pada hari Sabtu, Minggu dan libur serta meningkatkan kompetensi karyawan.

Wisata Mancing Fishing Valley saat ini belum memiliki bagian yang khusus mengelola pemasaran dan bagian keuangan. Tenaga pengelola usaha hanya bertumpu pada manajer operasional yang dibantu oleh karyawan perusahaan. Kecenderungan terdapat rangkap jabatan pada manajer operasional membuat pengelolaan usaha kurang optimal. Untuk itu perusahaan perlu merekrut karyawan untuk keperluan manajemen perusahaan yang fokus pada bagian pemasaran dan keuangan. Penambahan sumber daya tersebut dimaksudkan agar masing-masing pihak dalam manajemen perusahaan dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dengan fokus dan optimal.

Penambahan karyawan juga perlu dilakukan pada karyawan restoran untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung pada hari-hari libur. Penambahan karyawan tersebut berstatus karyawan tidak tetap yang hanya bekerja pada hari-hari tertentu yaitu pada hari Sabtu, Minggu dan libur. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat meningkatkan kinerja pelayanan karyawan yang dinilai lambat dan kurang tanggap saat Fishing Valley ramai pengunjung. Penambahan karyawan tersebut perlu disertai dengan upaya peningkatan kompetensi pada karyawan tambahan maupun karyawan lama. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas kerja karyawan agar konsumen yang cenderung menginginkan kepuasan disetiap kunjungannya mendapatkan pelayanan yang maksimal dari karyawan. Upaya peningkatan kompetensi karyawan dapat dilakukan melalui simulasi atau pelatihan-pelatihan untuk memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan tanggap serta pelatihan berkomunikasi dengan pengunjung. Pelatihan-pelatihan tersebut dapat dilakukan pada hari-hari biasa saat Fishing Valley sepi pengunjung. 2) Mengoptimalkan pengelolaan pengunjung.

Sebagai lokasi agrowisata yang menawarkan berbagai fasilitas wisata, Fishing Valley perlu memperhatikan aspek pengelolaan pengunjung. Salah satu bentuk pengelolaan pengunjung adalah memperhatikan aspek keamanan

bagi pengunjung selama berada di lokasi wisata. Saat ini di Fishing Valley pengelolaan terhadap pengunjung belum optimal karena belum terdapat penjagaan di pintu masuk. Pintu masuk utama yang menjadi satu-satunya jalan keluar masuk bagi pengunjung memungkinkan orang-orang yang tidak berkepentingan bebas masuk ke lokasi wisata. Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu keamanan berwisata dan mengurangi kenyamanan bagi pengunjung. Untuk menertibkan setiap pengunjung yang datang ke Wisata Mancing Fishing Valley, maka perlu diadakan sistem penjagaan oleh petugas keamanan di pintu masuk dan penetapan tarif masuk bagi setiap pengunjung. Hal ini juga dapat dilakukan sebagai upaya untuk membantu perusahaan dalam mengelola dan melakukan pendataan jumlah kunjungan konsumen yang dapat digunakan untuk kepentingan administrasi perusahaan.

3) Meningkatkan aktifitas promosi.

Konsumen Fishing Valley yang tersebar di wilayah Jabodetabek dapat dijadikan sarana agar Wisata Mancing Fishing Valley dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas. Beberapa upaya promosi yang dapat dilakukan diantaranya melalui penempelan stiker Fishing Valley di kendaraan pribadi milik konsumen. Upaya tersebut diharapkan dapat menjadi media publisitas dan penyebarluasan nama usaha melalui tulisan dan logo pada stiker yang ditempel di kendaraan pribadi konsumen.

Upaya promosi juga dapat ditingkatkan melalui penyebaran leaflet/brosur secara berkala di lokasi-lokasi strategis di Bogor maupun di luar Bogor untuk menjangkau konsumen potensial. Pilihan-pilihan lokasi tersebut dapat dilakukan di pusat-pusat perbelanjaan potensial di wilayah Jabodetabek. Perusahaan juga dapat melakukan upaya promosi melalui pemasangan iklan secara berkala pada radio-radio lokal Bogor dan Jakarta. Selain itu, promosi juga dapat dilakukan dengan melakukan pembenahan pada baliho yang dipasang di beberapa lokasi di Bogor. Ukuran baliho yang telah dipasang berukuran kecil. Perusahaan dapat mengganti dengan ukuran yang lebih besar dengan desain yang khas agar dapat lebih menarik perhatian masyarakat dan penyampaian informasi menjadi lebih efektif ketika

masyarakat melihat baliho tersebut. Upaya-upaya promosi tersebut dilakukan agar nama usaha dapat lebih dikenal dan diingat oleh masyarakat. Wisata Mancing Fishing Valley yang juga membidik konsumen keluarga, perlu ditunjang dengan upaya promosi penjualan berupa pemberian rangsangan kepada anak-anak sebagai bagian dari konsumen keluarga. Souvenir-souvenir menarik dapat diberikan kepada anak-anak seperti pemberian balon Fishing Valley berbentuk ikan dan kaos Fishing Valley. Pemberian souvenir seperti ini diharapkan dapat merangsang anak-anak untuk mempengaruhi orang tua mereka untuk melakukan kunjungan kembali ke Fishing Valley.

7.2.2.3. Strategi S-T (Strengths-Threats)

Strategi S-T menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Alternatif strategi S-T bagi Fishing Valley adalah merealisasikan pengembangan fasilitas pada lahan tersisa disertai dengan perbaikan dan pembenahan pada fasilitas yang sudah ada.

Rencana pengembangan fasilitas merupakan upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan menawarkan fasilitas baru untuk menarik lebih banyak pengunjung dan menghadapi persaingan yang tinggi dalam usaha pemancingan maupun usaha agrowisata lainnya. Rencana pengembangan fasilitas tersebut berupa penambahan saung lesehan dan perluasan kolam kiloan. Hal ini dilakukan karena saat padat pengunjung banyak konsumen yang tidak mendapatkan fasilitas saung lesehan. Fasilitas saung lesehan dan kolam kiloan merupakan pilihan fasilitas yang utama bagi konsumen keluarga. Rencana ini perlu dilakukan secepatnya sehingga peningkatan pengunjung pada hari-hari libur dapat segera diantisipasi dengan memberikan fasilitas yang konsumen inginkan. Selain itu, rencana pembangunan penginapan dan kolam renang merupakan upaya perusahaan untuk menarik lebih banyak pengunjung melalui pengembangan fasilitas baru. Strategi ini merupakan bentuk strategi pengembangan produk sebagai upaya untuk meningkatkan penjualan dengan mengembangkan dan menambah fasilitas baru di lokasi wisata. Pengembangan fasilitas tersebut perlu disertai dengan perbaikan pada fasilitas yang sudah ada seperti perbaikan

beberapa toilet yang mengalami kerusakan serta meningkatkan kelayakan dan kebersihan musholla.

7.2.2.4. Strategi W-T (Weaknesses-Threats)

Strategi W-T diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Alternatif strategi W-T bagi Fishing Valley adalah mengkaji ulang kesesuaian harga dan kualitas produk restoran, membuat sistem keanggotaan bagi konsumen (sistem member), serta meningkatkan kebersihan kolam pemancingan dan menambah ketersediaan jumlah ikan di kolam pemancingan galatama.

1) Mengkaji ulang kesesuaian harga dan kualitas produk restoran.

Restoran di Fishing Valley merupakan salah satu fasilitas pelengkap tujuan wisata atau rekreasi bagi konsumen. Fasilitas restoran juga merupakan kekuatan perusahaan untuk menarik lebih banyak konsumen melalui konsumen keluarga maupun rombongan. Namun penetapan harga dan kualitas terhadap produk restoran menjadi salah satu kelemahan bagi perusahaan karena terdapat banyak keluhan dari konsumen mengenai harga dan kualitas produk restoran yang dinilai kurang sesuai. Perusahaan perlu melakukan tindak lanjut terhadap keluhan-keluhan tersebut. Perusahaan perlu mengkaji ulang kesesuaian harga terhadap kualitas produk restoran. Perusahaan dapat melakukan penurunan harga dengan tetap mempertahankan kualitas produk saat ini atau melakukan penetapan harga yang tetap sesuai harga yang berlaku saat ini dengan meningkatkan kualitas produk restoran. Fasilitas restoran umumnya juga ditawarkan oleh perusahaan pesaing atau agrowisata lainnya, untuk itu restoran Fishing Valley harus mampu bersaing dengan penetapan harga yang sesuai dengan kualitas produk dan pelayanan. Hal ini dilakukan karena ketersediaan fasilitas pelengkap tujuan wisata dengan harga dan kualitas yang sesuai dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi konsumen untuk menentukan pilihan lokasi wisata.

2) Membuat sistem keanggotaan bagi konsumen (sistem member).

Sistem member ini merupakan suatu bentuk strategi pengembangan produk yaitu berupa pelayanan tambahan bagi konsumen yang setia dan percaya pada kinerja produk dan jasa Fishing Valley. Sistem member ini dapat dilakukan dengan memberikan keuntungan yang lebih bagi konsumen member dibandingkan dengan bukan member.

Keuntungan-keuntungan yang diberikan untuk konsumen member dapat berupa potongan harga untuk harga tiket pemancingan atau pemberian minuman gratis bagi pemancing galatama. Bagi konsumen restoran dan kolam kiloan dapat berlaku potongan harga dari total biaya kunjungan. Selain itu, bagi pemancing member dapat diberikan tiket/kupon memancing untuk setiap kunjungan. Perusahaan dapat memberikan bonus kepada para pelanggan yang datang lebih dari sepuluh kali dalam sebulan untuk pemancing galatama dan lebih dari lima kali untuk pemancing kiloan. Kupon tersebut dapat digunakan sebagai tanda bukti kunjungan untuk memperoleh bonus. Bonus dapat berupa pemotongan 50 persen terhadap biaya tiket memancing untuk pemancing galatama dan pembebasan pembayaran harga ikan sebesar 2 kg untuk pemancing kiloan.

Pelaksanaan sistem keanggotaan (member) ini juga dapat dijadikan sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan yang kuat antara konsumen dengan perusahaan sebagai penyedia jasa langsung. Hal ini dapat berimplikasi positif untuk menciptakan kesetiaan pelanggan karena melalui hubungan tersebut konsumen dapat lebih merasa dibutuhkan, dilayani dengan baik dan merasa sebagai bagian yang penting dari perusahaan. Untuk itu, pelaksanaan sistem member ini perlu disertai dengan upaya dari pihak perusahaan terutama pihak pengelola untuk melakukan pendekatan langsung dengan para pemancing dan menjalin keakraban untuk meningkatkan relasi dengan para pemancing. Hubungan yang tercipta di kalangan pemancing khususnya pemancing galatama dapat dikatakan cukup kuat. Hal tersebut perlu dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mempertahankan konsumen yang ada karena terdapat kecenderungan para pemancing akan mempengaruhi satu sama lain.

3) Meningkatkan kondisi kebersihan kolam-kolam pemancingan dan menambah ketersediaan jumlah ikan di kolam pemancingan galatama. Keberadaan pesaing utama yang hadir dengan kualitas kolam pemancingan yang lebih baik menjadikan ancaman potensial bagi Fishing Valley. Kepuasan dan ketertarikan pemancing pada jumlah ikan yang banyak, kondisi kebersihan kolam dan kondisi ikan yang makan terhadap umpan menjadikan hal tersebut sebagai bahan pertimbangan yang penting bagi pemancing untuk menentukan pilihan tempat pemancingan khususnya untuk kolam pemancingan galatama. Saat ini, kolam pemancingan galatama di Fishing Valley dinilai oleh konsumen dalam kondisi jumlah ikan yang semakin sedikit dan kondisi kolam yang berlumpur membuat ikan kurang makan terhadap umpan. Hal ini menjadi kelemahan utama bagi perusahaan dan sangat perlu diantisipasi agar pemancing galatama tidak beralih ke pesaing utama atau pesaing lain. Perusahaan perlu melakukan upaya untuk mempertahankan pemancing-pemancing setia dengan meningkatkan kondisi kebersihan kolam-kolam pemancingan dan menambah ketersediaan jumlah ikan di kolam pemancingan galatama. Kebersihan kolam dapat dilakukan dengan melakukan pengurasan air kolam secara berkala dengan sementara memindahkan ikan-ikan ke kolam penampungan dan membuang air kolam sampai habis dengan menyisakan sedikit lumpur sebagai makanan alami untuk ikan kemudian diisi dengan air yang baru.

7.3. Tahap Keputusan (Analisis Quantitative Strategic Planning