• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pemerintah Terkait Penetepan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

FISHING VALLEY

6.1. Gambaran Umum Konsumen

6.2.3. Politik, Pemerintahan dan Hukum

6.2.3.3. Kebijakan Pemerintah Terkait Penetepan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

Kebijakan pemerintah yang juga memberikan pengaruh terhadap aktifitas dan kelangsungan usaha Wisata Mancing Fishing Valley adalah penetapan harga bahan bakar minyak (BBM). Dilihat dari segi kebijakan publik, Pemerintah menerapkan sistem harga berfluktuasi mengikuti harga minyak mentah dunia. Perkembangan harga BBM dalam negeri dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Perkembangan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Dalam Negeri, Periode Mei 1980-Mei 200915

Sumber: Bagian Hukum dan Humas BPH Migas (2009)

Pemerintah menerapkan mekanisme pasar terhadap pasar BBM. Ketika harga minyak mentah dunia naik, Pemerintah menaikkan harga BBM dalam negeri, yaitu pada tanggal 1 Oktober 2005 dan 24 Mei 2008. Demikian juga

15Perkembangan Harga BBM Dalam Negeri. http://www.esdm.go.id. [4 Juni 2009].

No. Terhitung mulai tanggal Harga BBM (Rp/Liter) Keterangan Minyak Tanah Minyak Solar Premium 1. 1 Mei 1980 37,5 52,5 150 Keppres 2. 11 Juli 1991 220 300 550 Keppres 3. 8 Januari 1993 280 380 700 Keppres 4. 5 Mei 1998 350 600 1,200 Keppres 5. 1 Oktober 2000 350 600 1,150 Keppres 135/2000 6. 16 Juni 2001 400 900 1,450 Keppres 73/2001 7. 17 Januari 2002 600 1,150 1,550 Keppres 9/2002 8. 2 Januari 2003 700 1,890 1,810 Keppres 90/2002 9. 1 Maret 2005 700 2,100 2,400 Perpres 22/2005 10. 1 Oktober 2005 2,000 4,300 4,500 Perpres 55/2005

11. 24 Mei 2008 2,500 5,500 6,000 Permen ESDM No. 16/2008 12. 1 Desember 2008 2,500 5,500 5,500 Permen ESDM No. 38/2008 13. 15 Desember 2008 2,500 4,800 5,000 Permen ESDM No. 41/2008 14. 15 Januari 2009 2,500 4,500 4,500 Permen ESDM No. 16/2008 15. 15 Mei 2009 2,500 4,500 4,500 Permen ESDM No. 16/2008

sebaliknya, ketika harga minyak mentah dunia turun, Pemerintah mengikutinya dengan menurunkan harga BBM untuk konsumsi domestik.

Penurunan harga BBM kali ini adalah penurunan harga yang ketiga kalinya. Pada tanggal 1 Desember 2008, Pemerintah menurunkan harga premium menjadi Rp 5.500,00 dari harga semula Rp 6.000,00. Pada 15 Desember 2008 harga solar juga ikut diturunkan menjadi Rp 4.800,00 dari harga semula Rp 5.500,00 dan harga premium menjadi Rp 5.000,00. Dengan demikian pada tanggal 12 Januari 2009, harga premium dan solar sama-sama turun menjadi Rp 4.500,00. Keputusan ini mulai berlaku 15 Januari 2009.

Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia untuk menjaga kestabilan harga BBM dalam negeri yaitu melalui upaya pengelolaan energi nasional dan peningkatan produksi migas dalam negeri. Pemerintah menerbitkan "Blueprint" Pengelolaan Energi Nasional 2010-2025 yang akan menjadi dasar penyusunan pola pengembangan dan pemanfaatan energi secara nasional hingga tahun 2025. Pengelolaan energi nasional tersebut didasari UUD 1945 Pasal 33 dengan visi berupa terjaminnya energi dengan harga yang wajar. Sasaran pengelolaan energi adalah terpenuhi pasokan energi fosil dalam negeri dengan mengurangi ekspor secara bertahap dan struktur harga energi yang sesuai keekonomiannya16. Pemerintah akan terus mengupayakan peningkatan produksi minyak nasional dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada dan mencari cadangan-cadangan minyak baru.

Penurunan harga BBM saat ini yang didukung oleh upaya pemerintah untuk menjamin ketersediaan energi di masa mendatang dengan harga yang stabil diharapkan akan mengurangi beban masyarakat, sehingga daya belinya dapat terjaga bahkan mungkin dapat meningkat seiring dengan penurunan inflasi. Kondisi ini menjadi peluang yang diharapkan dapat mempertahankan daya beli masyarakat termasuk konsumen Fishing Valley untuk melakukan kunjungan wisata. Selain itu, biaya operasional perusahaan dan pemasok tetap dapat dikendalikan.

16Pemerintah Terbitkan “Blueprint” Pengelolaan Energi Nasional. http://www.indonesia.go.id. [4 Juni 2009].

6.2.4. Teknologi

Perkembangan dan kemajuan teknologi merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang aktifitas usaha. Fishing Valley memanfaatkan perkembangan teknologi untuk menjangkau dan memperluas pasar serta meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Segmentasi konsumen Fishing Valley yang cenderung merupakan masyarakat menengah ke atas dipengaruhi oleh perkembangan teknologi saat ini.

Perkembangan teknologi berupa internet, telah mengubah pola interaksi masyarakat dalam interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional berbagai perusahaan, terutama peranannya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan. Peningkatan jumlah pelanggan dan penggunaan internet di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Perkembangan Jumlah Pelanggan dan Pengguna Internet di Indonesia Tahun 1998-200717 Tahun Pelanggan (orang) Pertumbuhan (%) Pengguna (orang) Pertumbuhan (%) 1998 134.000 - 512.000 -1999 256.000 91,04 1.000.000 95,30 2000 400.000 56,25 1.900.000 90,00 2001 581.000 45,25 4.200.000 121,10 2002 667.002 14,80 4.500.000 7,14 2003 865.706 29,79 8.080.534 79,57 2004 1.087.428 25,61 11.226.143 38,93 2005 1.500.000 37,94 16.000.000 42,52 2006 1.700.000 13,33 20.000.000 25 2007 2.000.000 17,65 25.000.000 25

Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)

Tingkat pertumbuhan pengguna internet menunjukan pertumbuhan yang tinggi. Fenomena ini menunjukan bahwa 5 sampai 10 tahun yang akan datang, teknologi informasi akan menguasai sebagian besar pola kehidupan masyarakat, badan usaha maupun pemerintah. Berdasarkan data pada Tabel 19 menunjukkan

rata-rata pertumbuhan per tahun bagi pelanggan internet mencapai 36,85 persen. Sedangkan untuk pengguna internet rata-rata pertumbuhannya mencapai 58,28 persen per tahun.

Menteri Komunikasi dan Informatika mengatakan pada tahun 2007 pengguna telepon seluler di Indonesia mencapai 60 juta orang. Namun pengguna internet hanya mencapai 6 persen dari penduduk Indonesia atau sekitar 25 juta pengguna. Perkembangan telepon seluler sangat luar biasa, sementara internet masih jauh tertinggal18. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa internet relatif baru dikenal oleh masyarakat Indonesia dan frekuensi pemakaiannya belum terlalu banyak. Namun perkembangan internet di Indonesia telah menunjukan perkembangan yang signifikan.

Perkembangan teknologi internet yang dapat mengakses semua informasi, saat ini telah dimanfaatkan oleh Wisata Mancing Fishing Valley sebagai media promosi untuk memperluas pemasarannya. Penggunaan internet saat ini telah meluas di kalangan masyarakat dan dapat diakses oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja karena saat ini telah banyak beredar telepon seluler yang dilengkapi dengan fasilitas internet. Keberadaan internet diharapkan dapat menjadi media promosi yang baik bagi Fishing Valley.

Selain penggunaan teknologi internet, teknologi telepon dan selular juga telah dimanfaatkan oleh Fishing Valley untuk memberikan pelayanan dan melakukan pemasaran langsung kepada konsumen. Perkembangan telepon selular saat ini telah meluas di masyarakat. Aktifitas pemancingan dan restoran sangat terbantu oleh keberadaan telepon di Fishing Valley terutama dalam pendaftaran pemancingan dan pemesanan tempat/saung di restoran.

Perkembangan teknologi digital juga dimanfaatkan oleh Fishing Valley berupa timbangan digital yang digunakan pada pemancingan galatama untuk memudahkan proses penimbangan saat pemancingan berlangsung. Ketersediaan teknologi berupa mesin transaksi pembayaran menggunakan kartu kredit juga dimanfaatkan oleh Fishing Valley. Fasilitas ini disediakan bagi konsumen pemancingan dan restoran yang ingin melakukan pembayaran menggunakan kartu kredit.

18Anonim. Perkembangan Internet Tertinggal dibanding Seluler. http://www.tempointeraktif.com. [20 April 2009].