• Tidak ada hasil yang ditemukan

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pariwisata

2.5. Kajian Penelitian Terdahulu

Nisa (2005) dalam penelitiannya yang berjudul ”Strategi Pemasaran Tanaman Anggrek (Studi Kasus: Antika Anggrek, Taman Anggrek Ragunan)” menggunakan alat analisis dan pengolahan data berupa matriks IFE, matriks EFE, matriks profil persaingan (CPM), matriks IE, matriks SWOT dan analisis QSPM untuk pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil dari matriks IE, posisi perusahaan berada pada sel V dengan tipe strategi yang disarankan adalah strategi pertahankan dan pelihara. Berdasarkan analisis persaingan disimpulkan bahwa daya saing Antika Anggrek masih lebih baik dibandingkan dengan kedua pesaingnya. Strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT yaitu strategi SO, pengadopsian teknologi tepat guna, serta menetapkan kontrol kualitas pada semua produk dan jasa. Strategi WO, optimalisasi kapasitas kavling. Strategi ST,

meningkatkan belanja iklan serta menambah usaha promosi selain iklan. Strategi WT, memfokuskan kegiatan usaha produksi dan pemasaran pada produk dan atau jasa utama perusahaan. Urutan strategi berdasarkan matriks QSPM yang terbesar adalah memfokuskan kegiatan usaha produksi dan pemasaran pada produk/jasa utama perusahaan.

Kurniawan (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Bisnis Pemancingan Saung Awi Rancakendal di Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung” menggunakan metode analisis deskriptif, IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal Pemancingan Saung Awi Rancakendal serta merumuskan strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Berdasarkan analisis pada tahap perumusan strategi dengan matriks Internal-Eksternal (IE) Pemancingan Saung Awi Rancakendal masuk pada posisi kuadran V, sehingga strategi yang dihasilkan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil QSPM strategi prioritas terbaik yang dapat dilakukan oleh pengelola Pemancingan Saung Awi Rancakendal yaitu meningkatkan promosi melalui media cetak dan elektronik serta meningkatkan kontinuitas pembersihan air kolam pemancingan dan memperbaiki/menambah fasilitas utama dan pendukung.

Masang (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Pengembangan Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringanis Bogor” bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang melilngkupi Taman Sringanis sebagai kebun obat tradisional, menganalisis penilaian konsumen, dan memberikan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha Taman Sringanis. Metode pengolahan data yang digunakan adalah matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Total bobot IFE dan EFE memposisikan Taman Sringanis pada sel IV dalam matriks IE yang merupakan daerah tumbuh dan bina dengan menerapkan strategi intensif dan strategi integrasi. Dari rumusan analisis SWOT diperoleh sembilan strategi alternatif. Penentuan prioritas strategi dengan QSPM merekomendasikan strategi satu sebagai nilai tertinggi yaitu mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan wisata agro serta menjaga kualitas produk tetap bermutu dan berkhasiat.

Nugroho (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Strategi Promosi Agrowisata Taman Wisata Mekarsari, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat” menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai alat analisis untuk mendapatkan hasil yang akurat mengenai prioritas program promosi mana yang tepat bagi perusahaan. Hasil dari hirarki pertama dengan menggunakan metode AHP diketahui bahwa tujuan perusahaan dalam berpromosi adalah peningkatan citra dan peningkatan omzet. Kegiatan promosi yang paling penting adalah dengan melakukan kegiatan roadshow di sekolah. Alternatif strategi promosi yang sesuai dengan faktor kendala dan pendukung perusahaan adalah dengan melakukan promosi dengan menitikberatkan pada kegiatan personal selling dan direct marketing.

Akhdiar (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Agrowisata Rumah Sutera Alam Kecamatan Pasir Eurih, Kabupaten Bogor, Jawa Barat” bertujuan untuk mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dilaksanakan oleh Rumah Sutera Alam dan menyusun prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat bagi Rumah Sutera Alam. Metode pengolahan data menggunakan Metode Proses Hierarki Analitik (PHA). Strategi bauran pemasaran yang dilakukan Rumah Sutera Alam terdiri dari tujuh faktor yang meliputi faktor produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik. Hasil pengolahan menunjukkan bahwa tujuan yang mendapat prioritas pertama adalah meningkatkan jumlah pengunjung. Pada strategi bauran pemasaran, strategi yang mendapat prioritas utama adalah produk/jasa dengan menggunakan strategi operasional kualitas atraksi wisata. Prioritas kedua adalah promosi dengan pemasaran langsung. Prioritas ketiga adalah harga dengan strategi kesesuaian harga dengan mutu. Prioritas keempat adalah bukti fisik dengan adanya galeri kain sutera. Prioritas kelima adalah orang dengan kesigapan melayani pengunjung. Prioritas keenam adalah tempat dengan adanya tempat penyediaan informasi. Prioritas ketujuh adalah proses dengan strategi tanggapan atas keluhan.

Putri (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Formulasi Strategi Pemasaran Obat Tradisional pada Taman Syifa di Kota Bogor, Jawa Barat” menggunakan metode pengolahan dan analisis data berupa analisis deskriptif,

kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif berusaha mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan serta melakukan analisis SWOT. Analisis kuantitatif menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Matriks IE menempatkan posisi Taman Syifa di sel ke II yaitu tumbuh dan kembangkan. Matriks SWOT menghasilkan sembilan strategi. Hasil analisis vertikal tehadap elemen tujuan dengan menggunakan metode PHA menghasilkan urutan prioritas tujuan yang ingin dicapai perusahaan yaitu menghadapi persaingan, memperluas pangsa pasar, dan meningkatkan penjualan. Analisis vertikal terhadap elemen alternatif strategi yaitu melakukan riset pasar, memperkuat merek, meningkatkan aktifitas promosi dan distribusi, mempertahankan harga yang kompetitif, meningkatkan kualitas produk, meningkatkan inovasi yang mengarah pada penambahan lini produk, menambah variasi produk, mengoptimalkan fungsi tenaga pemasar dan memperbaiki sistem pembayaran.

Dari keenam penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perumusan strategi dapat dilakukan melalui identifikasi lingkungan perusahaan baik internal maupun eksternal. Metode yang digunakan antara lain matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, dan matriks SWOT. Strategi yang telah dirumuskan kemudian dapat diurutkan dalam prioritas menggunakan metode QSPM dan AHP.

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan belum terdapat penelitian terdahulu mengenai analisis strategi pemasaran pada wisata mancing. Oleh karena itu peneliti mengambil topik mengenai analisis strategi pemasaran pada Wisata Mancing Fishing Valley Bogor. Penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing Fishing Valley Kabupaten Bogor, Jawa Barat“ berupaya untuk merancang alternatif dan menentukan prioritas strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan dengan terlebih dahulu melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Selain itu, perumusan strategi pemasaran pada penelitian ini juga mempertimbangkan gambaran umum konsumen dan penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran jasa. Penentuan prioritas strategi pemasaran dilakukan dengan menggunakan metode QSPM sebagai suatu teknik pengambilan keputusan dari alternatif strategi pemasaran perusahaan yang layak.

III KERANGKA PEMIKIRAN