• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Metafora dalam Konteks Situasi Tidak Biasa

DATA DAN ANALISIS DATA

4.3 Analisis Metafora dalam Sistem dan Struktur Percakapan Bahasa Karo

4.3.2 Analisis Metafora dalam Konteks Situasi Tidak Biasa

4.3.2.1 Metapora dalam Acara Memasuki Rumah Baru ‘Mengket Rumah’

Metafora yang ditemukan dalam acara memasuki rumah baru adalah metafora modus, metafora langkah dan metafora kontekstual tidak ditemukan karena di dalam acara memasuki rumah baru tidak terjadi interaksi. Percakapan bersifat monolog.

Contoh: Struktur a2•••

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus H: jadikenlah rumah ingan pulung kerina sangkep Ph Decl a2••• nggeluhndu. ‘jadikanlah rumah ini tempat

keluarga berkumpul.’ (TBI47)

H: Rumah e bahanlah pagi arah darat kuncina Ph Decl

ulapagi kantongkendu. Adi kantongkenndu, la ka je

a2••• tentu rumah e la talang. ‘Buatlah nanti kunci rumah ini sebelah luardan jangan dikantongi’ ‘Jika kau kantongi dan tidak ada pula orang di rumah tentu rumah tidak terbuka’(TBI48)

H: Janah ula ertoto kam gelah banci kitapulung ras Ph Decl

a2••• kita kerina. ‘Jangan lupa berdoa agar bisa pula kita berkumpul semua’. (TBI51)

Struktur percakapan di atas adalah meminta barang atau jasa ditandai dengan langkah a2 berupa harapan dan doa serta nasehat yang berbentuk kalimat perintah. Lazimnya perintah direalisasikan dalam bentuk imperatif. Dalam hal ini perintah direalisasikan dalam bentuk deklaratif sehingga terbentuklah metafor modus. Penutur H dalam meminta jasa merealisasikannya dalam bentuk deklaratif dengan maksud menjaga kesantunan di dalam situasi kematian.

4.3.2.2 Metapora dalam Acara Kematian ‘Simate-mate’’

a. Acara Sukut

Metafora yang terjadi dalam acara sukut adalah metapora kontekstual jenis pelibat yaitu penutur memproyeksikan dirinya sebagai orang mati sehingga terdapat interaksi antara penutur dan orang mati seperti yang dapat dilihat pada data berikut.

Contoh Struktur k1^a2••••^k2(k1)

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus k1 Alm

(A):

Anakku bapa ninina enggo me seh padanku man Dibata, ‘Anakku cucu nenek, sudah sampai ajalku’

Prn Decl

a2

Alm (A):

endesken kam kerina utang adatku nandangi Sitepu rumah ngerbo, bayar semua utang adat kepada marga Sitepu rumah ngerbo’

Ph Imper

a2

Alm (A):

tole pe ajarina kami beberena, adi enggo seh pagi padanku anakku, ‘Selanjutnya ajari kami beberemu, jika sudah sampai ajalku anakku’

Ph Decl

a2 Alm

(A):

sehken morah-morahku man perangin-angin mergana,

‘Sampaikan utangku kepada marga perangin-angin’

Ph Imper

a2 Alm (A):

ula kel banndu ketadingen man Silangit mergana, ‘jangan ketinggalan untuk marga Selangit’

Ph Imper

k2

(k1) A:

bagenda me kata tenah mami tua nandangi kami anak beruna. ‘Inilah pesan mami tua kepada anak berunya’

Prn Decl

Selain itu, di dalam percakapan di atas terdapat ketidaksesuaian modus dan fungsi ujar karena klausa perintah direalisasikan dengan modus deklaratif. Akibatnya terjadi metafora modus.

Struktur percakapan no.5 merupakan struktur percakapan yang bermarkah. Dikatakan struktur yang bermarkah karena lazimnya langkah tidak dicoret tetapi di dalam struktur percakapan ini langkah dicoret karena penutur memperoyeksikan diri sebagai orang yang mati sehingga seolah-olah terjadi interaksi antara penutur dan orang mati. Akibatnya terbentuk metafora kontekstual dengan jenis pelibat. Selain itu, terdapat ketidaksesuaian langkah karena langkah a1 memberi barang dan jasa direalisasikan dengan langkah k1 sehingga terbentuklah metafora langkah seperti yang dapat dilihat pada percakapan berikut.

Struktur no. 5. a2^a1 (k1)^a2f(k2f)^k2f

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

a2

Alm (C):

Bagem kaka nande Sipta bas wari sisendah tatap rupangku ‘beginilah mamak Sipta, pada hari ini pandanglah wajahku ini,’ (S21-30)

Prn Decl

a1

(k1) C:

e agi kakana nindu ‘itulah yang kamu katakan’ Prn Decl

a2f

(k2f) Alm

(C):

La gia kita ersora, kam pe enggom tehndu aku berkat ngadap man Dibata, ‘meskipun tidak ada suara, kamu juga tahu bahwa saya pergi menghadap Tuhan’

Prn Decl k2f Alm

(C):

Kutadingken kam kerina agi kakana, ‘Kutinggalkan kalian semua adikku’

Prn Decl

b. Acara’ Kalimbubu Simada Dareh’

Dalam acara kematian terjadi interaksi antara penutur dan orang mati karena penutur memperoyeksikan dirinya sebagai orang yang mati. Konsekuensinya terbentuklah metafora kontekstual dengan jenis pelibat.seperti yang dapat dilihat pada struktur percakapan no. 14 berikut

Struktur no 14 k2^k1^k1f(a2)^k2f

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

k2

F:

Kaka tua mbacar, ngerana uga ngeningkami ras Ginting mergana e karina ngalo-ngalo Sitepu mergana e kerina kaka tua ‘Kakak tua yang ramah…apa yang harus kami katakan kepada marga Ginting ini untuk menyambut marga Sitepu ini kakak tua…?’

Pn Interro

k1

Alm (F):

Anakku….agi kakana adi sendah, sekalenda adi aku enggo malem ateku, kam nari nge siajar-ajaren ras seninandu e kerina, ‘Adikku, jika hari ini, saat ini saya sangat merasa bahagia, saling mengajari kalian semua,’

Prn Decl

k1f

(a2) Alm

(F):

uga payona,uga teng-tengna nandangi Sitepu mergana bage ‘anakku. apa yang baik, apa yang cocok untuk menyambut marga Sitepu, itulah yang

harus kalian lakukan,’ (S80-89)

k2f

F: Bage nge kuakap nindu e kaka tua ‘begitulah kurasa yang kau katakan kakak’.

Prn Decl

Di dalam struktur percakapan no 2 dan 8 di bawah ini terdapat ketidaksesuaian modus dengan fungsi ujar karena klausa perintah direalisasikan dengan modus deklaratif. Lazimya, klausa perintah direalisasikan dengan modus imperatif. Akibatnya terbentuklah metafora modus di dalam kdua struktur tersebut. Hal ini terjadi karena langkah yang dilakukan oleh penutur J adalah langkah meminta jasa dalam hal ini memberikan kata-kata nasihat kepada anak-anak almarhum yang ditinggalkan

Struktur no. 2 a2••••

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

a2

J:

sebagai orang tualah kam pagi ibas jabu kakak tua enda nandangi turangndu, nandangi silihndu. ‘sebagai orang tualah kau nanti di dalam keluarga kaka tua ini’

Ph Decl

a2 J: Emaka ula kel pagi lit gogondu, ‘Janganlah kamu egois, ‘ Ph Imper

a2

J: ula pagi murah merawa naku, eme ate kami kalimbubundu

gelah ‘jangan lekas marah anakku, itulah keinginan kami’

Ph Decl

a2 J:

ula pagi akap turangndu lanai i rumah katua enda. ‘Jangan nanti saudaramu merasakan mereka tidak lagi berada di rumah ibunya’

Ph Decl

Struktur no. 8 a2••

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

a2 J: maka sikeleng-kelengen kam, ‘agar kalian saling mengasihi’ Ph Decl

c. Acara ‘Puang Kalimbubu Simada Dareh’

Di dalam acara ‘Puang Kalimbubu Simada Dareh’ terdapat metafora seperti yang terdapat dalam struktur percakapan no 6 dan no 12 di bawah. Struktur percakapan ini memperlihatkan terjadi interaksi percakapan antara penutur dan almarhum. Dalam hal ini penutur memproyeksikan dirinya sebagai orang yang mati. Situasi ini memperlihatkan kedekatan hubungan Puang Kalimbubu Simada Dareh dengan orang mati tersebut. Dengan demikian terdapat ketidaksesuaian langkah seperti yang dapat dilihat dalam struktur percakapan tersebut sehingga terbentuklah metafora kontekstual dengan jenis metafora pelibat.

Struktur no. 6 k1^k2^k1f ^k2f

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

k1

Alm (D):

Adi sekalenda mama, mami,turang, eda, berkat ndai me aku kudahi me nande Tambarmalem silamegogog ndai ras nande br Tarigan ndai nindu anakku ‘Hari ini mama, mami, adik, eda berangkat aku menyusul dan mendatangi mamak tambar malem yang baik hati dan juga mamak beru Tarigan yang baik’

Prn Decl

k2 D: bage nge nindu e anakku ‘itukan yang mamak katakan?’

Pn Intro

k1f

Alm (D):

Ula morah kalimbubu….enterem ka kempundu ku tadingken… e pagi singkelengisa, e pagi singulih-ngulihisa kam kerina kalimbubu Tarigan mergana,

‘Jangan bersedih kalimbubu, banyak cucu-cucumu yang kutinggalkan yang nanti menyayangimu, yang mendatang-datangimu semua marga Tarigan,’

Prn Decl

k2f

D Ma bage nindu anakku?’itukan yang kau katakan

anakku?’