• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Percakapan dalam Acara Kematian ‘Simate-mate’

DATA DAN ANALISIS DATA

4.2 Analisis data

4.2.3 Struktur Percakapan Bahasa Karo dalam Konteks Situasi Tidak Biasa

4.2.3.2 Struktur Percakapan dalam Acara Kematian ‘Simate-mate’

Konteks situasi kematian terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

(a) acara ‘sukut’, dalam tahapan ini kata-kata sambutan diberikan oleh keluarga inti, anak, suami atau istri, saudara pihak suami yaitu saudara laki-laki suami almarhum.

(b) acara ‘Kalimbubu Simada Dareh’, yang dimaksud dengan acara ini adalah pemberian kata sambutan dari orang tua almarhum maupun saudara laki-laki bapak almarhum.

(c) acara ‘puang Kalimbubu Simada Dareh’ . Pada acara ini kata sambutan diberikan oleh saudara laki-laki dari nenek almarhum.

(d) acara ‘Anak Beru’ yang memberikan kata sambutan adalah suami dari adik almarhum (jika laki-laki), keluarga pihak menantu laki-laki alamarhum, dan suami dari adik perempuan bapak almarhum.

(e) ‘Acara Nggalari Utang Adat’. Pada tahapan ini dilakukan pembayaran utang adat oleh keluarga inti almarhum kepada kalimbubu almarhum dan disertai dengan pemberian kata sambutan baik dari pihak keluarga inti maupun pihak kalimbubu. Kalimbubu yang dimaksud dalam acara galari utang adalah penutur yang telah disebutkan pada acara ‘simada dareh’.

(g) acara kalimbubu adalah pemberian kata sambutan dari saudara laki-laki ibu almarhum dan saudara laki-laki almarum (jika perempuan) dan jika almarum laki-laki maka yang memberi kata sambutan adalah saudara laki-laki ibu almarhum.

Analisis berikut ini adalah analisis data yang dicuplik dari acara kematian ‘simate-mate’.

a. Acara ‘Sukut’’

Dalam acara ini kata sambutan diberikan oleh lima orang penutur, yaitu penutur A ditandai dengan angka 1, dan seterusnya B: 2, C :3, D: 4, E: 5.

Berdasarkan analisis data terdapat lima belas struktur percakapan dalam ‘acara sukut’ , yaitu:

1. k1• • • • (1+3+4) 2. a2• • • (1) 3. k2• •• • (2) 4. k2^NV (1) 5. a2^a1 (k1)^a2f(k2f)^k2f 6. a2 • • • • (1) 8. k1^k1^NV (2) 9. k2^NV (5) 10. k1• •• (5) 11. k1• • (1) 12.a2• • (1) 13. a2• •• (5) 14. k1^k1^a2 (2) 15. a2^k1^k1

Contoh Struktur no. 1. k1••••

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

k1 A: perpulungen sierceda ate, ‘Hadirin yang Prn Decl berduka cita,’ (S1-10)

k1 A: Sinihamati kami kam kalimbubu kami sukut Prn Decl

Ginting mergana ‘Yang kami hormati kalimbubu kami sukut marga Ginting’

k1 A: ija wari sinderbih mami tengah enggo seh Prn Decl

padanna bas Dibata. ‘dimana semalam bibi telah sampai ajalnya kepada Tuhan.’

k1 A: Emaka sendah pulung kami kerina kalimbubu Prn Decl

Ginting mergana ibas kelawesen mami tengah enda. ‘Oleh sebab itu, pada hari ini kami semua sukut marga Ginting berkumpul di tempat ini karena kepergian mami tengah ini.’

Struktur no. 2 k1•••

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

k1 E: Emaka bagem kaka nande Sipta, ‘demikianlah Prn Decl kakak mamak Sipta’ (S51-60)

k1 E: Selamat jalan nande senina, ‘Selamat jalan kak’ Prn Decl k1 E: mejuah-juah kami kerina tadingken kam e Prn Decl

kaka’selamat –selamat kami semua kau tinggalkan kakak’

Kedua struktur percakapan tersebut adalah struktur pengembangan karena lazimnya hanya ada struktur k1. Sementara struktur percakapan no.5 dan no.13-15 merupakan struktur percakapan yang bermarkah. Dikatakan struktur yang bermarkah karena lazimnya langkah tidak dicoret tetapi di dalam struktur percakapan ini langkah dicoret karena penutur memperoyeksikan diri sebagai orang yang mati sehingga seolah-olah terjadi interaksi antara penutur dan orang mati. Selain itu di dalam struktur tersebut terdapat ketidaksesuaian langkah karena langkah a1 memberi barang dan jasa direalisasikan dengan langkah k1 seperti yang dapat dilihat pada percakapan berikut.

Struktur no. 5. a2^a1 (k1)^a2f(k2f)^k2f

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

a2

Alm (C):

Bagem kaka nande Sipta bas wari sisendah tatap rupangku ‘beginilah mamak Sipta, pada hari ini pandanglah wajahku ini,’ (S21-30)

Prn Decl

a1

(k1) C:

e agi kakana nindu ‘itulah yang kamu katakan’ Prn Decl

a2f

(k2f) Alm

(C):

La gia kita ersora, kam pe enggom tehndu aku berkat ngadap man Dibata, ‘meskipun tidak ada suara, kamu juga tahu bahwa saya pergi menghadap Tuhan’

Prn Decl k2f Alm

(C):

Kutadingken kam kerina agi kakana, ‘Kutinggalkan kalian semua adikku’

b. Acara’ Kalimbubu Simada Dareh’

Dalam acara ini kata sambutan diberikan oleh enam orang penutur, yaitu penutur A ditandai dengan angka 1, dan seterusnya F: 2, G: 3, H: 4, I: 5, J: 6. Berdasarkan analisis data terdapat lima belas struktur percakapan dalam acara ‘Kalimbubu Simada Dareh’ yaitu;

1. k1•••• (5) 2. a2••••.(1+5) 3. a2^ NV (2) 7. k2^k1^k2f 8. a2•• (5) 9. k1••• (3+5) 10. k1 (1+2+5) 11.k1•• (1+2+5) 12.a2••• (1+2) 13.a2 (1+5+6) 14. k2^k1^k1f(a2)^k2f 15. k1^k2(k1)^k1^k1

Dalam acara Kalimbubu Simada Dareh kata sambutan yang diberikan dalam bentuk doa dan nasihat yang beruntun dan mengakibatkan terbentuknya struktur k1•••• , a2••••, a2•• , k1•••, k1, k1••, dan a2•••. Selain itu ditemukan juga interaksi antara penutur dan orang mati karena penutur memperoyeksikan dirinya sebagai orang yang mati. Konsekuensinya terbentuklah struktur percakapan k2^k1^k2f , k2^k1^k1f(a2)^k2f, dan k1^k2(k1)^k1^k1.

Struktur no 14 k2^k1^k1f(a2)^k2f

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

k2

F:

Kaka tua mbacar, ngerana uga ngeningkami ras Ginting mergana e karina ngalo-ngalo Sitepu mergana e kerina kaka tua ‘Kakak tua yang ramah…apa yang harus kami katakan kepada marga Ginting ini untuk menyambut marga Sitepu ini kakak tua…?’

Pn Interro

k1

Alm (F):

Anakku….agi kakana adi sendah, sekalenda adi aku enggo malem ateku, kam nari nge siajar-ajaren ras seninandu e kerina, ‘Adikku, jika hari ini, saat ini saya sangat merasa bahagia, saling mengajari kalian semua,’

Prn Decl

k1f

(a2) Alm

(F):

uga payona,uga teng-tengna nandangi Sitepu mergana bage ‘anakku. apa yang baik, apa yang cocok untuk menyambut marga Sitepu, itulah yang harus kalian lakukan,’ (S80-89)

Ph Decl

k2f

F: Bage nge kuakap nindu e kaka tua ‘begitulah kurasa yang kau katakan kakak’.

Prn Decl

Data di atas memperlihatkan ketidaksesuaian langkah. Langkah k1f direalisasikan dengan a2 karena penutur F memproyeksikan dirinya sebagai orang yang mati sehingga seolah-olah terjadi interaksi antara penutur dan orang mati.

Di dalam struktur percakapan no 2 dan 8 di bawah ini terdapat ketidaksesuaian modus dengan fungsi ujar karena klausa perintah direalisasikan dengan modus deklaratif. Lazimya, klausa perintah direalisasikan dengan modus imperative. Hal ini terjadi karena langkah yang dilakukan oleh penutur J adalah langkah meminta jasa dalam hal ini memberikan kata-kata nasihat kepada anak-anak almarhum yang diatinggalkan.

Struktur no. 2 a2••••

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

a2

J:

sebagai orang tualah kam pagi ibas jabu kakak tua enda nandangi turangndu, nandangi silihndu. ‘sebagai orang tualah kau nanti di dalam keluarga kaka tua ini’

a2

J: ula pagi murah merawa naku, eme ate kami kalimbubundu

gelah ‘jangan lekas marah anakku, itulah keinginan kami’

Ph Decl

a2 J:

ula pagi akap turangndu lanai i rumah katua enda. ‘Jangan nanti saudaramu merasakan mereka tidak lagi berada di rumah ibunya’

Ph Decl

Struktur no. 8 a2••

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

a2 J: maka sikeleng-kelengen kam, ‘agar kalian saling mengasihi’ Ph Decl

a2 J: ula kam pagi rubat-rubat ‘Jangan kalian berkelahi,’ Ph Imper

c. Acara ‘Puang Kalimbubu Simada Dareh’ .

Dalam acara ini kata sambutan diberikan oleh lima orang penutur, yaitu penutur A ditandai dengan angka 1 dan seterusnya S:2, B:3, C:4,D:5,dan E:6. Berdasarkan analisis data terdapat dua belas struktur percakapan dalam acara ‘Puang Kalimbubu Simada Dareh’ yaitu: 1 . k1•• (4+6), 2 . a2•••• (1+6), 3. a2•• (3), 4. a1^NV 5. k2 (3+6), 6. k2^k1(k2)^k2f (4), 7. k1^k2 (6) 8. k1••• ^k2 (4). 9. k1 (1+3+4+5) 10. k2•• (5+6)

11. k1••• (6) 12. k2^k1(k2)^k2f Struktur no. 6 k1^k2^k1f ^k2f

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

k1

Alm (D):

Adi sekalenda mama, mami,turang, eda, berkat ndai me aku kudahi me nande Tambarmalem silamegogog ndai ras nande br Tarigan ndai nindu anakku ‘Hari ini mama, mami, adik, eda berangkat aku menyusul dan mendatangi mamak tambar malem yang baik hati dan juga mamak beru Tarigan yang baik’

Prn Decl

k2 D: bage nge nindu e anakku ‘itukan yang mamak katakan?’

Pn Intro

k1f

Alm (D):

Ula morah kalimbubu….enterem ka kempundu ku tadingken… e pagi singkelengisa, e pagi singulih-ngulihisa kam kerina kalimbubu Tarigan mergana,

‘Jangan bersedih kalimbubu, banyak cucu-cucumu yang kutinggalkan yang nanti menyayangimu, yang mendatang-datangimu semua marga Tarigan,’

Prn Decl

k2f

D Ma bage nindu anakku?’itukan yang kau katakan

anakku?’

Pn Intro

Struktur no. 12 k2^k1(k2)^k2f

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

k2 C:

Anakku…br Karo uga nge ning kami man Ginting mergana ras Sitepu mergana e anakku?’Anakku br Karo bagaimana kami mengatakannya kepada marga Ginting, marga Sitepu ini anakku…?’

Pn Intro

k1

(k2) Alm (C):

uga akapndu pas mami bage belasken man kempundu e, bage belasken man beberebdu, ‘Bagaimana menurut kalian cocok begitulah sampaikan kepada cucu kalian ini, kepada keponakan kalian,’

Prn Decl

k2f C: e bage nindue nakku….? ‘begitukan yang engkau katakan anakku….?’

Pn Intro

Struktur k2^k1(k2)^k2f dan k1^k2^k1f ^k2f merupakan struktur di mana terjadi interaksi antara penutur dan almarhum.. Dalam hal ini penutur memproyeksikan dirinya sebagai orang yang mati. Situasi ini memperlihatkan kedekatan hubungan Puang Kalimbubu Simada

Dareh dengan orang mati tersebut. Dengan demikian terdapat ketidaksesuaian langkah seperti yang dapat dilihat dalam struktur percakapan tersebut.

d. Acara ‘Acara Anak Beru’

Dalam acara ini kata sambutan diberikan oleh empat orang penutur, yaitu penutur A:1, B:2, C:3, dan D:4. Berdasarkan analisis data terdapat delapan struktur percakapan dalam acara ‘Anak Beru’ yaitu:

1.k1••• (1+2) 2. k1^k2 (1+3) 3. k2^NV (1) 4. a2^a1(k1)^k2f (1) 5. a2•••• (4) 6. a2^a1(k2) (3) 7. a2 (3) 8. k1 (3)

Dalam acara anak beru tidak banyak penutur memberikan kata sambutan. Hanya empat orang termasuk protokol. Kata sambutan yang diberikan berupa doa, harapan serta pujian terhadap orang yang mati semasa hidupnya. Pujian yang diberikan terungkap dalam struktur k1••• sedangkan harapan terungkap dalam struktur a2••••..

Struktur no. 1 k1•••

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

k1

A: aku kel gel-gel tading dapeten. ‘selama ini aku tinggal terima’

Prn Decl

nakku ula kel min bage nina. ‘Sangat marah biring dari kabanjahe, Kata biring jika dapat jangan begitu aku terhadap mami’

k1 A:

Tapi ban mbiar aku ngenen Ginting mergana mami tengah, mami tengah. ‘tapi karena takut aku sama marga Ginting, mami tengah, mami tengah’

Prn Decl

Struktur no. 5 a2••••

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

a2

D: Dage simper pesehna kita kerina. ‘jadi kita sampaikan semua sambutan kita’

Ph Decl

a2

D: Sibanlah totonta gelah she mami tua enda ku Dibata ‘berdoa kita agar dia sampai kepada Tuhan’

Ph Decl a2

D: lah kit ape mejuah-juah kerina. ‘Agar kita juga semua selamat-selamat’

Ph Decl

a2

D:

Erkiteken waktunta lanai mengizinken kataken kami kita ngadi landek, ‘karena waktu tidak mengizinkan, kami sampaikan agar kita berhenti menari’

Ph Decl

a2

D:

ula tama sangkut ukurndu,reh bukuna gendang sidabuh bas gungna. ‘ jangan kecil hati, kita berhenti menari’

Ph Decl a2 D: Yah sikap kita kerina. ‘Ayo bersiap kita semua.’

(S265-274) Ph Imper

a2 D: Ndabuh ‘berhenti’ Ph Imper

Struktur percakapan di atas berbentuk meminta jasa atau lebih tepatnya dalam bentuk perintah yang dituturkan oleh D sebanyak tujuh kali, tetapi lima di antaranya di realisasikan dengan modus deklaratif bukan imperatif. Hal ini terjadi karena D adalah protokol sehingga dia memilih modus deklaratif ketika meminta jasa dari penutur yang mengisi acara anak beru

yang . walaupun protokol mempunyai kedudukan yang sama dengan mereka (anak beru). Kondisi demikian dilakukan D hanya menjaga kesantunan mengingat acara ini adalah acara kematian sehingga setiap penutur berusaha untuk berbicara santun.

Struktur no. 6 a2^a1(k2)

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

a2 Alm: persada-sada arihndu ras impalndu e kerina Ph Imper

(C) ‘Bersatu dan rukun kau bersama impalmu semua,’

a1 C: Bage nge nindu e mami tengah….e….e. Pn Interro

(k2) begitukan yang kau katakan mami?’

Data di atas memperlihatkan ketidaksesuaian langkah karena langkah meminta barang dan jasa lebih tepatnya klausa memerintah/imperatif yang ditandai dengan langkah a2 ditanggapi dengan klausa bertanya/interogatif yang ditandai dengan langkah k2. Dengan demikian terbentuk struktur percakapan a2^a1(k2). Lazimnya klausa perintah a2 ditanggapi dengan klausa deklaratif yang ditandai dengan langkah a1 sehingga struktur yang terbentuk adalah a2^a1

Struktur no. 4 a2^a1(k1)^k2f

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

a2 Alm: Emaka bagem dage mami tengah kam nge Ph Decl

(A) siajar-ajaren ras impalndu. ‘jadi begitulah mami

tengah saling menasehatilah kau sama impalmu,

a1 A: e bage nge nindu begitulah kau katakan’ Prn Decl

(k1)

k1f A: Selamat jalan. ‘Selamat jalan’ Prn Decl

Ketika penutur A memproyeksikan dirinya sebagai orang mati dalam memberi perintah ditandai dengan langkah a2 yang dicoret, tanggapan yang diberikannya terhadap klausa perintah tersebut adalah memberi informasi yang ditandai dengan langkah k1. Lazimnya langkah a2 ditanggapi dengan a1 tetapi karena penutur A memproyeksikan dirinya sebagai orang mati dia melakukan pilihan langkah yakni memberi informasi.

Selain itu, terjadi ketidaksesuaian modus, di mana klausa perintah direalisasikan dengan modus deklaratif

e. Acara ‘Nggalari Utang Adat’

Dalam acara ini kata sambutan diberikan oleh tiga orang penutur, yaitu penutur A ditandai dengan angka 1 dan seterusnya B:2 dan C:3. Berdasarkan analisis data terdapat tujuh struktur percakapan dalam acara ‘Nggalari Utang Adat’ , yaitu:

1. k1•••• (1+2), 2. k1•••• (1), 3.a2 (1), 4.a2•• (3), 5.k1^a2••••^k2(k1) (1), 6. k2^NV 7. a2••• (2),

Membayar utang adat ‘nggalari utang adat’ merupakan salah satu acara yang harus dilaksanakan oleh anak beru terhadap kalimbubu. Melihat pentingnya hal ini, kata sambutan yang disampaikan

anak beru mengungkapkan ucapan almarhum (pesan) di mana anak beru memproyeksikan dirinya sebagai orang mati yang dapat dilihat pada stuktur percakapan berikut.

StrukturPercakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus k1 Alm

(A):

Anakku bapa ninina enggo me seh padanku man Dibata, ‘Anakku cucu nenek, sudah sampai ajalku’

Prn Decl

a2

Alm (A):

endesken kam kerina utang adatku nandangi Sitepu rumah ngerbo, bayar semua utang adat kepada marga Sitepu rumah ngerbo’

Ph Imper

a2

Alm (A):

tole pe ajarina kami beberena, adi enggo seh pagi padanku anakku, ‘Selanjutnya ajari kami beberemu, jika sudah sampai ajalku anakku’

Ph Decl a2

Alm (A):

sehken morah-morahku man perangin-angin mergana, ‘Sampaikan utangku kepada marga perangin-angin’

Ph Imper

a2 Alm (A):

ula kel banndu ketadingen man Silangit mergana, ‘jangan ketinggalan untuk marga Selangit’

Ph Imper

k2

(k1) A:

bagenda me kata tenah mami tua nandangi kami anak beruna. ‘Inilah pesan mami tua kepada anak berunya’

Prn Decl

f. Acara ‘Acara Kalimbubu’

Dalam acara ini kata sambutan diberikan oleh tiga orang penutur, yaitu penutur A ditandai dengan angka 1 dan seterusnya, B:2, dan C:3. Berdasarkan analisis data terdapat lima struktur percakapan dalam acara ‘Acara Kalimbubu’ , yaitu:

1. k1• • • • (1), 2. k1• • • ( 3), 3. k1• • (2), 4. a2• • • (1) 5. a2• • (3)

Setelah anak beru membayar utang adat kepada kalimbubu, pihak kalimbubu

memberikan kata ambutan berupa nasihat dan harapan kepada anak-anak almarhum serta doa untuk yang mati. Hanya dua orang kalimbubu yang memberikan kata sambutan mewakili kalimbubu simada dareh dan puang kalimbubu simada dareh. Oleh karena itu,

struktur yang terbentuk hanya k1 memberi informasi dan dan a2 meminta barang dan jasa seperti yang dapat dilihat pada petikan data berikut.

Struktur no. 2 k1• • •

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus k1`

A:

Man bandu kam anak beru menteri kami Ginting mergana ras br Ginting tentuna ‘Kepada anak beru menteri kami marga Ginting dan juga beru Ginting’ (S325-334)

Prn Decl

k1 A:

ibas kelawesen kaka mulai ibas wari sinderbih kita enggo teran sora, mulai kari bas wari enda kita teran rupa. ‘Karena kepergian kakak mulai dari kemarin kita sudah kehabisan suara, dan mulai hari ini kita kehilangan rupa/wajah’

Prn Decl

k1 A:

Emaka ibas sienda anak beru kami tentuna ibas morah ate pe perban melala ngenda perbahanen simehuli siban kaka emaka pengarapen kami man bandu anak beru menteri kami ersadalah tetap arihndu. ‘Oleh karena itu, anak beru tentu merasa sedih karena selama ini banyak kebaikan yang dibuat kakak, karena itu harapan kami kepada anak beru agar senantiasa bersatu’

Prn Decl

Struktur no. 4 a2

Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus

a2 A:

Man bebere kami Ginting mergana ras br Ginting kam pagi nerus kensa nandangi kami puang kalimbubundu.

‘Kepada ponakan kami marga Ginting dan beru Ginting kalian besok yang melanjutkannya kepada puang kalimbubu kalian’

Ph Decl

Data ini menunjukkan ketidaksesuaian modus. Klausa perintah direalisasikan dengan modus deklaratif di mana lazimnya klausa perintah direalisasikan dengan modus imperatif.

Berdasarkan analisis data terdapat 47 struktur percakapan dalam kegiatan kematian ‘simate-mate’ yang berbeda dengan struktur yang ditawarkan Martin dan struktur

tersebut merupakan temuan penelitian ini. Table 5.6 memperlihatkan rangkuman temuan tersebut. Temuan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

Dari analisis data yang dilakukan baik secara sistem maupun struktur percakapan ditemukan bahwa faktor-faktor yang menentukan terbentuknya sistem dan struktur percakapan adalah (1) hubungan penutur dan petutur atau pelibat sebagai salah satu unsur konteks situasi , dan (2) budaya sebagai salah satu unsur dari konteks sosial.

Konteks situasi yang dimaksud adalah konteks situasi biasa dan tidak biasa. Konteks situasi biasa dibedakan atas konteks situasi perkawinan dan situasi kegiatan sehari-hari. Dalam konteks situasi biasa dan tidak biasa terdapat peraturan-peraturan yang mengatur penutur atau pelibat dalam menukarkan pengalamannya, yaitu kapan dan kepada siapa serta bagaimana. Konteks situasi tidak biasa adalah situasi kematian dan situasi memasuki rumah baru. Dalam konteks situasi tidak biasa, acara memasuki rumah baru ‘mengket rumah’ tidak terjadi interaksi sedangkan di dalam situasi kematian

‘simate-mate’ terjadi interaksi karena penutur memperoyeksikan dirinya sebagai orang yang mati. Di dalam konteks situasi biasa dan tidak biasa terjadi pertukaran pengalaman antar penutur di mana para penutur memiliki hubungan kekerabatan dan hubungan ini menimbulkan peraturan. Peraturan tersebut dikenal dengan istilah rebu, yaitu keadaan di mana penutur tertentu tidak dapat melakukan pertukaran pengalaman secara langsung. Pertukaran dapat dilakukan melalui perantara apakah benda atau mahluk hidup. Oleh karena itu, hubungan penutur dan petutur sebagai unsur dari konteks situasi dan budaya sebagai unsur dari konteks sosial mempengaruhi pembentukan sistem dan struktur percakapan bahasa Karo.