• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV METODE PENELITIAN 4.1 Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian

4.3. Metode Analisis

4.3.3. Analisis Risiko

Analisis risiko yang digunakan meliputi analisis varian (variance), simpangan baku (standard deviation), dan koefisien variasi (coefficient variation) untuk mengetahui besarnya ukuran risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid berdasarkan tingkat pendapatan yang diperoleh, analisis metode nilai standar (z-score) untuk menghitung tingkat probabilitas, serta analisis Value at Risk (VaR) yang dapat memberikan gambaran tingkat kerugian maksimum yang diderita oleh Peternakan Bapak Maulid pada tingkat kepercayaan tertentu. Hasil yang diperoleh dari perhitungan tingkat probabilitas dan dampak dari sumber-sumber risiko produksi selanjutnya dipetakan ke dalam peta risiko.

1. Analisis Hasil yang Diharapkan (Expected Return)

Menurut Siahaan (2009), expected return merupakan tingkat pengembalian atau hasil yang diharapkan oleh investor atas aset atau investasinya. Expected return diperoleh dari jumlah perkalian antara peluang kejadian dengan hasil (return) dalam bentuk total pendapatan bersih yang diperoleh Peternakan Bapak Maulid setiap periode produksi. Satu periode produksi adalah waktu yang dibutuhkan oleh Peternakan Bapak Maulid untuk melakukan budidaya ayam broiler, yaitu pada saat DOC broiler tiba hingga ayam broiler siap untuk dipanen. Jumlah periode produksi yang diamati adalah sebanyak tujuh periode, yaitu pada bulan tanggal 7 Januari 2011 – 26 November 2011. Secara matematis, expected return dirumuskan sebagai berikut :

E(R)i= (P)i n

i=1

Keterangan:

E(R)i = Nilai ekspektasi (Rupiah)

Pi = Besarnya peluang memperoleh penerimaan pada periode ke-i

Menurut Walpole (1992), total peluang dari beberapa kejadian dalam suatu himpunan berjumlah satu atau secara metematis dirumuskan sebagai berikut :

pi1 + pi2 + pi3 + … + pm = 1 Ri = Kemungkinan pendapatan bersih (Possible Returm)

Setiap periode produksi di Peternakan Bapak Maulid terdiri dari kejadian- kejadian yang berbeda, sehingga terdapat tujuh kejadian berbeda yang diamati. Akibatnya, jumlah peluang dari setiap kejadian yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid bernilai sama. Dengan demikian, nilai expected return dihitung berdasarkan nilai rata-rata dari pendapatan bersih yang diperoleh Peternakan Bapak Maulid selama tujuh periode produksi, atau dirumuskan sebagai berikut :

E(R)i= ∑ Ri n 1 n Keterangan:

E(R)i = Nilai ekspektasi return (Rupiah)

Ri = Kemungkinan pendapatan bersih (Rupiah)

n = Jumlah pengamatan, yaitu sebanyak 7 periode produksi pengamatan 2. Ragam (Variance)

Menurut Sofyan (2005), variance mengukur penyebaran dari penerimaan yang berada di sekitar nilai rata-rata. Semakain kecil nilai variance, maka semakin kecil penyimpangan yang terjadi sehingga risiko yang dihadapi semakin kecil. Sebaliknya semakain besar nilai variance, maka semakin besar penyimpangan yang terjadi sehingga risiko yang dihadapi pun akan semakin besar. Nilai variance dapat dirumuskan sebagai berikut :

Variance (σ) i 2= (P) ij n i=1 [Rij- E(R) i] 2 Keterangan:

σi2 = Varian atau ragam dari return (Rupiah) pij = Peluang suatu kejadian (i= aset, j=kejadian)

Rij = Return (pendapatan bersih) Peternakan Bapak Maulid periode I –VII (Rupiah)

E(R)i = Nilai ekspektasi return (Rupiah)

n = Jumlah pengamatan, yaitu sebanyak 7 kali pengamatan

Nilai peluang pada setiap kejadian yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid bernilai sama karena Peternakan Bapak Maulid mengalami tujuh kejadian yang berbeda, sehingga nilai variance dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut :

σi2=

∑ni=1[Rij- E(R)i]2 n-1 Keterangan:

σi2 = Varian atau ragam dari return (Rupiah) Rij = Return (Rupiah)

E(R)i = Nilai ekspektasi return (Rupiah) 3. Simpangan Baku (Standard Deviation)

Menurut Sofyan (2005), simpangan baku diperoleh dengan mencari akar dari varian yang telah diperoleh. Makna dari simpangan baku sama halnya denggan varian. Semakin kecil nilai simpangan baku, maka semakin rendah risiko yang dihadapi. Sebaliknya semakin besar nilai simpangan baku yang diperoleh, mengindikasikan semakin besar risiko yang dihadapi. Simpangan dapat diperoleh dengan rumus berikut :

Simpangan Baku (σ)i= (σ)i2 Keterangan :

= Varian atau ragam dari return (Rupiah)

= Simpangan baku atau standar deviasi (Rupiah) 4. Coefficient Variation

Siahaan (2009) menyatakan bahwa risiko perlu dibandingkan dengan tingkat return yang diharapkan. Semakin kecil nilai coefficient variation, maka semakin rendah risiko yang dihadapi. Secara matematis, pengukuran coefficient variation dirumuskan sebagai berikut :

CV= σi

Keterangan :

CV = Coefficient Variation

σi = Simpangan baku atau standar deviasi (Rupiah) E(R)i = Nilai ekspektasi return (Rupiah)

5. Analisis Metode Nilai Standar (Z-Score)

Menurut Kountur (2008), suatu kejadian diindikasikan sebagai risiko apabila memiliki peluang kejadian (tingkat probabilitas) dan menimbulkan kerugian. Dalam penelitian ini, analisis tingkat probabilitas digunakan untuk mengukur tingkat probabilitas dari sumber-sumber risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid selama periode produksi pengamatan. Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat probabilitas pada penelitian ini adalah metode nilai standar (z-score). Metode ini dianggap sesuai dengan penelitian yang dilakukan karena penelitian ini memiliki data historis yang diperoleh dalam bentuk desimal (kontinus). Menurut Kountur (2008), terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menghitung tingkat probabilitas dengan menggunakan metode z-score, antara lain :

a. Menghitung nilai rata-rata dari kejadian yang berisiko

Nilai rata-rata kematian ayam broiler dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

x=∑ xi n i=1

n Keterangan :

x = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko (kilogram) xi = Data per periode kejadian berisiko (kilogram) n = Jumlah data

b. Menghitung nilai standar deviasi (s)

Nilai standar deviasi diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut : s= ∑ xi- x 2 n i=1 n-1 Keterangan :

s = Nilai standar deviasi kejadian berisiko (kilogram) x = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko (kilogram)

xi = Data per periode kejadian berisiko (kilogram) n = Jumlah data

c. Menghitung z-score

Nilai standar (z-score) diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

z x xs

Keterangan :

z = Nilai standar (z-score) yang dilihat dari tabel distribusi normal x = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko (kilogram)

x = Nilai batas normal yang ditetapkan dari kejadian berisiko (kilogram) s = Nilai standar deviasi kejadian berisiko (kilogram)

Apabila nilai z-score yang diperoleh bertanda negatif (minus), maka menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kiri dari nilai rata-rata pada kurva distribusi normal. Apabila nilai z-score yang diperoleh bertanda positif, maka menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kanan dari nilai rata- rata pada kurva distribusi normal.

d. Mencari tahu nilai probabilitas

Langkah terakhir yang dilakukan adalah memetakan nilai z-score yang telah diperoleh ke dalam Tabel distribusi normal (Tabel distribusi Z). Nilai yang diperoleh pada Tabel distribusi normal selanjutnya dikalikan dengan 100 persen untuk memperoleh persentase tingkat probabilitas dari sumber-sumber risiko produksi.

6. Analisis Dampak Risiko

Analisis dampak risiko produksi terhadap pendapatan diukur dengan menggunakan analisis Value at Risk (VaR). Menurut J.P. Morgan dalam Sunaryo (2009), Value at Risk (VaR) dapat digunakan sebagai alat ukur risiko. Djohanputro (2008) pun menyatakan bahwa nilai yang dihasilkan dari Value at Risk (VaR) menggambarkan tingkat kerugian maksimum yang dapat diderita selama periode tertentu dengan tingkat keyakinan (confidence level) tertentu. Artinya, terdapat kemungkinan sebesar persentase tingkat keyakinan bahwa kerugian yang diderita lebih besar dari nilai VaR yang dihasilkan.

Menurut Kountur (2008), VaR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

VaR= x+ z s

√n

dimana

s = Standar deviasi yang diperoleh dari

s= ∑ xi- x 2 n i=1 n-1 Keterangan :

VaR = Value at Risk (Rupiah)

x = Rata-rata kejadian yang merugikan (Rupiah) xi = Data per periode kejadian berisiko (Rupiah) n = Banyaknya kejadian yang merugikan 7. Peta Risiko

Menurut Kountur (2008), peta risiko terdiri dari dua sumbu yaitu sumbu vertikal yang menggambarkan tingkat probabilitas (peluang) terjadinya risiko, dan sumbu horizontal yang menggambarkan dampak risiko. Melalui peta risiko, dapat ditentukan status risiko pada setiap sumber-sumber risiko produksi di Peternakan Bapak Maulid. Menurut Kountur (2008), status risiko diperoleh dari hasil perkalian antara tingkat probabilitas dengan dampak yang ditimbulkan risiko. Melalui status risiko, dapat diketahui posisi dari sumber-sumber risiko produksi di Peternakan Bapak Maulid sehingga dapat ditentukan urutan sumber-sumber risiko dari yang paling besar hingga yang paling kecil. Selain dapat menentukan status risiko, melalui peta risiko dapat ditentukan alternatif-alternatif manajemen pengendalian risiko produksi yang dapat diterapkan oleh Peternakan Bapak Maulid.

Berdasarkan Gambar 6, terdapat tingkat probabilitas yang dianggap besar dan kecil. Demikian pula halnya dengan dampak risiko, terdapat dampak yang dianggap besar dan kecil. Menurut Kountur (2008), pada umumnya risiko yang memiliki tingkat probabilitas di atas 20 persen, dianggap sebagai tingkat probabilitas risiko yang besar. Risiko yang memiliki tingkat probabilitas di bawah 20 persen, dianggap sebagai tingkat probabilitas risiko yang kecil. Namun, batas

risiko ataupun dampak risiko tersebut, pada kenyataannya dapat disesuaikan dengan kebijakan yang berlaku di perusahaan.

Gambar 6. Peta Risiko

Sumber : Kountur (2008)

Gambar 6 menunjukkan bahwa terdapat empat kuadran di dalam peta risiko. Risiko-risiko yang berada di kuadran I menggambarkan tingkat probabilitas kejadian sedang hingga besar dan dampak risiko yang dihasilkan dengan tingkat yang kecil hingga sedang. Risiko-risiko pada kuadran II memiliki tingkat probabilitas kejadian dan dampak risiko dengan tingkat yang sedang hingga besar. Risiko pada kuadran III memiliki tingkat probabilitas kejadian dan dampak risiko dengan tingkat yang kecil hingga sedang. Risiko pada kuadran IV memiliki tingkat probabilitas kejadian yang kecil hingga sedang, namun memiliki dampak risiko dengan tingkat yang sedang hingga besar.