• Tidak ada hasil yang ditemukan

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Peternakan Bapak Maulid

5.2. Proses Produksi Ayam Broiler Peternakan Bapak Maulid

5.2.2. Budidaya Ayam Broiler

Kegiatan budidaya ayam broiler di Peternakan Bapak Maulid terdiri dari budidaya tahap pemanasan dan budidaya tahap pembesaran.

1. Budidaya Tahap Pemanasan (Brooding)

Budidaya pada tahap pemanasan (brooding) dilakukan untuk menciptakan kondisi yang optimal sesuai dengan kebutuhan DOC dan untuk mendukung tahap pertumbuhan ayam broiler. Budidaya pada tahap pemanasan dilakukan saat ayam broiler berumur 0 – 14 hari. Budidaya pada tahap pemanasan yang dilakukan oleh Peternakan Bapak Maulid meliputi aktivitas pemeriksaan kuantitas dan kualitas

DOC, pemberian air gula merah dan pakan pada DOC, menyalakan pemanas gasolec, menggunakan penerangan lampu dan tirai, serta melakukan vaksinasi. a. Pemeriksaan Kuantitas dan Kualitas DOC

Pemeriksaan kuantitas DOC dilakukan untuk memastikan kesesuaian antara jumlah DOC yang diterima dengan surat jalan yang tertera. Selain itu, pemeriksaan tersebut juga dilakukan untuk memastikan kesesuaian bobot rata-rata DOC yang tertera pada kotak dengan bobot rata-rata DOC yang diterima oleh Peternakan Bapak Maulid. Kualitas DOC sangat mempengaruhi proses budidaya ayam broiler pada setiap periode produksi. DOC yang berkualitas baik memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat, lebih efisien dalam mengkonsumsi pakan, dan lebih kebal terhadap serangan penyakit. DOC yang berkualitas rendah memiliki laju pertumbuhan yang lebih rendah, lebih boros dalam mengkonsumsi pakan, dan rentan terhadap serangan penyakit. DOC yang berkualitas baik memiliki bentuk tubuh yang lebih besar yakni dengan bobot rata-rata sebesar 38 gram dan gerakan yang lebih lincah. DOC yang diterima oleh Peternakan Bapak Maulid diperoleh dari PT Vista Agung Kencana Farm.

Peternakan Bapak Maulid melakukan seleksi antara DOC yang berkualitas baik dengan DOC yang berkualitas rendah. DOC yang berkualitas rendah dipelihara di tempat yang terpisah dari DOC yang berkualitas baik. Selain melakukan seleksi, Peternakan Bapak Maulid juga melakukan grading berdasarkan jenis kelamin DOC dan bobot tubuh. Grading tersebut dilakukan guna mempermudah proses penangkapan ayam broiler pada saat proses pemanenan berlangsug, karena terdapat beberapa pedagang pengumpul yang menginginkan ayam broiler berdasarkan jenis kelamin dan bobot tubuh tertentu. DOC yang telah mengalami proses grading selanjutnya dipelihara secara terpisah berdasarkan jenis kelamin dan bobot tubuh yang sama. DOC yang berjenis kelamin jantan dan betina dipisahkan dengan menggunakan sekat-sekat yang telah tersedia. DOC yang memiliki bobot tubuh yang lebih besar (36 – 38 gram) dipelihara dalam sekat yang berbeda dengan DOC yang memiliki bobot tubuh yang lebih kecil.

b. Pemberian Air Gula Merah, Pakan, dan Air Minum pada DOC

Pemberian air gula merah dilakukan oleh Peternakan Bapak Maulid pada saat DOC tiba di kandang. Pemberian air gula merah tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh DOC setelah menempuh perjalanan. Takaran air gula merah yang digunakan adalah sebanyak 12 kilogram gula merah yang dilarutkan dalam 600 liter air. Pemberian pakan juga dilakukan agar DOC memperoleh nutrisi yang cukup untuk menggantikan jumlah kalori yang hilang selama menempuh perjalanan. Pemberian pakan dilakukan secara sedikit demi sedikit karena ukuran tembolok DOC yang masih kecil. Pakan yang diberikan pada saat ayam broiler berumur 0 – 7 hari merupakan pakan starter bermerek S10, sedangkan pada umur 11 – 14 hari menggunakan pakan bermerek H11, yang diperoleh dari PT Vista Grain. Pemeberian air minum pada saat ayam broiler berumur 0 – 5 hari dilakukan secara manual. Pada saat ayam broiler berumur 6 hari hingga memasuki masa panen, pemberian air minum dilakukan secara otomatis, yakni setiap tempat air minum dihubungkan dengan selang-selang yang langsung terhubung dengan tempat penampungan air di dalam kandang.

c. Menyalakan Pemanas Gasolec

Alat pemanas gasolec digunakan Peternakan Bapak Maulid pada saat ayam broiler berumur 0 – 10 hari. Pada usia tersebut, ayam broiler membutuhkan suhu layaknya berada di dalam pengeraman induknya. Pada saat umur 0 – 3 hari, pemanasan dengan gasolec dilakukan sepanjang hari. Hal ini dikarenakan ayam broiler membutuhkan panas yang lebih banyak pada periode umur tersebut akibat bulu tubuh yang belum terlalu banyak tumbuh. Pada umur 4 – 10 hari, pemanasan hanya dilakukan pada saat sore hingga pagi hari.

d. Menggunakan Penerangan Lampu dan Tirai

Peternakan Bapak Maulid menggunakan penerangan lampu dan tirai untuk menghasilkan panas yang lebih optimal di dalam kandang. Lampu didekatkan dengan ayam broiler karena cahaya lampu yang dihasilkan dapat digunakan untuk membantu menghasilkan panas. Selain itu, penggunaan cahaya lampu tersebut juga dimaksudkan untuk membuat anak ayam menjadi lebih terangsang untuk makan lebih banyak.

Pada saat memasuki tahap pemanasan, tirai dipasang menjadi dua lapisan yaitu lapisan tirai yang berada di dalam kandang dan lapisan tirai yang berada di luar kandang. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan panas yang lebih optimal bagi ayam boiler. Pemasangan tirai di luar kandang dilakukan dengan rapat hingga menutupi dinding dan kolong kandang. Pemasangan tirai yang menutupi kolong kandang bertujuan untuk menahan terpaan angin dan menjaga kehangatan di dalam kandang. Pemasangan tirai di dalam kandang dan tirai di luar kandang yang menutupi kolong kandang, dilakukan hingga ayam broiler berumur 14 hari. Pemasangan tirai di dinding kandang dilakukan untuk mengatur sirkulasi udara di dalam kandang. Tirai tersebut dapat dinaikkan ataupun diturunkan, sesuai dengan kondisi cuaca.

e. Melakukan Vaksinasi

Vaksinasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh Peternakan Bapak Maulid guna mencegah terjadinya serangan penyakit pada ayam broiler. Terdapat dua jenis vaksin yang digunakan oleh Peternakan Bapak Maulid, yaitu vaksin Newcastle Disease (ND) dan vaksin Gumboro. Pemberian vaksin ND dilakukan pada saat ayam broiler berumur 5 atau 6 hari, sedangkan pemberian vaksin Gumboro dilakukan pada saat ayam broiler berumur 13 hari. Pemberian vaksin di Peternakan Bapak Maulid dilakukan melalui penyuntikan dan pencampuran dengan air minum. Vaksin ND diberikan melalui penyuntikan bagian leher ayam broiler, sedangkan vaksin Gumboro diberikan melalui pencampuran dengan air minum.

2. Budidaya Tahap Pembesaran

Budidaya pada tahap pembesaran ayam broiler yang dilakukan oleh Peternakan Bapak Maulid bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan ayam broiler, mencegah penularan penyakit pada ayam broiler yang lain sehingga memperkecil tingkat mortalitas, dan untuk meningkatkan keseragaman pertumbuhan ayam broiler. Budidaya pada tahap pembesaran dilakukan pada saat ayam broiler berumur 15 hari hingga memasuki tahap pemanenan. Budidaya ayam broiler pada tahap pembesaran yang dilakukan oleh Peternakan Bapak Maulid meliputi :

a. Mengatur Sirkulasi Udara di Dalam Kandang

Sirkulasi udara dalam kandang di Peternakan Bapak Maulid diatur dengan menaikkan atau menurunkan tirai yang terpasang pada dinding kandang. Menurut Bapak Maulid, sirkulasi udara di dalam kandang perlu diatur untuk menghasilkan udara yang lebih segar di dalam kandang sehingga mampu mengoptimalkan pertumbuhan ayam broiler dan mencegah pertumbuhan penyakit. Pengaturan sirkulasi kandang biasanya dilakukan oleh Peternakan Bapak Maulid pada saat ayam broiler mulai berumur 15 hari. Pada saat kondisi cuaca yang panas, tirai lebih sering diturunkan untuk meningkatkan sirkulasi udara yang keluar masuk kandang. Pada saat kondisi cuaca yang dingin, tirai dinaikkan hingga menutupi setengah dari dinding kandang.

b. Penanganan Penyakit

Penanganan penyakit yang dilakukan oleh Peternakan Bapak Maulid bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan dan menekan tingkat mortalitas ayam broiler. Selama tujuh periode produksi pengamatan, serangan penyakit di Peternakan Bapak Maulid terjadi sebanyak dua kali, yaitu pada periode produksi VI dan VII. Jenis penyakit yang menyerang ayam broiler di Peternakan Bapak Maulid adalah penyakit Gumboro dan Kolibasilosis.

Penyakit Gumboro yang menyerang Peternakan Bapak Maulid pada periode produksi VI, merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Gumboro. Penyakit Gumboro menyerang ayam broiler di Peternakan Bapak Maulid pada umur 15 – 20 hari. Penyakit ini ditandai oleh kotoran ayam yang encer berlendir dan berwarna putih. Pengobatan yang dilakukan oleh Peternakan Bapak Maulid adalah dengan memberikan 4 kilogram gula merah yang dilarutkan dengan 200 liter air. Penyakit Kolibasilosis menyerang ayam broiler di Peternakan Bapak Maulid pada periode produksi VII, yaitu pada umur 20 – 25 hari. Penyakit Kolibasilosis disebabkan oleh bakteri Escherichia coli dan ditandai oleh nafsu makan ayam yang menurun. Pengobatan yang dilakukan oleh Peternakan Bapak Maulid adalah dengan memberikan Amplicoli dan melarutkan Chlorin pada air minum.

c. Melakukan Kontrol Kandang

Kontrol kandang di Peternakan Bapak Maulid dilakukan setiap hari, yang meliputi pengamatan pertumbuhan dan kondisi kesehatan ayam broiler, pencatatan ayam broiler yang mati, dan pemisahan ayam broiler yang terserang penyakit maupun yang afkir. Kontrol kandang di Peternakan Bapak Maulid dilakukan oleh semua pihak yaitu anak kandang, kepala kandang, dan pemilik peternakan, yang dilakukan secara bergantian. Aktivitas kontrol kandang dilakukan agar ayam broiler di Peternakan Bapak Maulid mengalami tingkat pertumbuhan yang seragam.

d. Proses Pemberian Pakan dan Air Minum

Proses pemberian pakan dan air minum dilakukan pada saat DOC tiba hingga ayam broiler memasuki proses pemanenan. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, yaitu setiap pagi dan sore hari. Pakan yang diberikan pada saat ayam broiler berumur 14 – 21 hari bermerek H11, dan umur 22 – masa panen menggunakan pakan finisher bermerek H12. Proses pemberian air minum pada tahap pembesaran dilakukan secara otomatis.

5.2.3. Pemanenan

Ayam broiler di Peternakan Bapak Maulid memiliki umur tangkap sekitar 33 – 37 hari setiap periode produksi. Waktu pemanenan yang dilakukan yaitu selama dua hingga tiga hari. Lamanya waktu pemanenan tersebut tergantung dengan jumlah permintaan ayam broiler di pasar.

Persiapan yang dilakukan oleh Peternakan Bapak Maulid sebelum kegiatan pemanenan berlangsung adalah mempersiapkan tenaga kerja tambahan sebanyak satu hingga dua orang, timbangan gantung, dan tali rafia. Tali rafia digunakan untuk menangkap dan mempermudah perhitungan ayam broiler pada saat penimbangan berlangsung. Sebelum melakukan proses pemanenan, Bapak Maulid melakukan pemeriksaan terhadap daftar timbangan yang terdiri dari nama penangkap, total tangkapan, ukuran bobot ayam broiler, dan kesesuaian nomor polisi yang tertera dengan nomor polisi pada kendaraan yang digunakan.

Pada saat pemanenan berlangsung, Bapak Maulid selaku pemilik peternakan melakukan penimbangan dan pencatatan hasil penimbangan pada daftar timbangan secara langsung, untuk mencegah tindak penipuan dan

kecurangan yang dapat dilakukan oleh para pihak penangkap (pedagang pengumpul). Proses penimbangan dan pencatatan juga disaksikan langsung oleh satu orang dari pihak penangkap. Setiap penangkapan ayam broiler dilakukkan dengan menggunakan tali rafia. Satu ikatan tali tersebut digunakan untuk mengikat setiap lima ekor ayam broiler yang ditangkap. Penimbangan dilakukan untuk tiga ikatan ayam broiler atau berjumlah 15 ekor ayam broiler. Setelah hasil penimbangan dicatat, ayam broiler langsung dimasukkan ke keranjang yang telah disediakan oleh pihak penangkap. Apabila pemanenan berlangsung pada siang atau sore hari, maka dilakukan proses penyiraman pada saat ayam broiler berada di dalam keranjang. Proses penyiraman tersebut dimaksudkan untuk mengurangi suhu tubuh sehingga ayam broiler akan kuat selama menempuh perjalanan.

Setelah proses pemanenan ayam broiler berlangsung, kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah membersihkan kotoran-kotoran ayam broiler. Kotoran- kotoran tersebut akan dijual untuk dijadikan sebagai pupuk kandang. Pembersihan kotoran-kotoran ayam broiler segera dilakukan untuk mengurangi bau yang tidak sedap dan menghindari terjadinya perkembangbiakan penyakit.

VI HASIL DAN PEMBAHASAN