• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Risiko Produksi Usaha Peternakan Bapak Maulid

6.3. Analisis Risiko Produksi terhadap Pendapatan 1 Hasil yang Diharapkan (Expected Return)

6.3.5. Analisis Tingkat Probabilitas Sumber-sumber Risiko Produks

Analisis tingkat probabilitas risiko produksi digunakan untuk menghitung peluang terjadinya sumber-sumber risiko produksi di Peternakan Bapak Maulid, yang terdiri dari ayam broiler yang afkir, serangan penyakit, dan kondisi cuaca. Besarnya tingkat peluang yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan prioritas dalam pengelolaan risiko. Perhitungan analisis tersebut menggunakan metode z-score, seperti yang tersaji pada lampiran 6 hingga lampiran 8.

Proses perhitungan tingkat probabilitas sumber-sumber risiko produksi dilakukan dengan mengidentifikasi jumlah kematian ayam broiler yang disebabkan oleh masing-masing sumber risiko produksi selama tujuh periode produksi pengamatan. Selanjutnya, dilakukan penjumlahan kematian ayam broiler dan perhitungan rata-rata kematian ayam broiler setiap periode produksi. Proses perhitungan tersebut juga membutuhkan batas normal yang merupakan jumlah kematian ayam broiler yang terjadi akibat salah satu sumber risiko produksi, yang telah ditetapkan oleh Peternakan Bapak Maulid. Melalui batas normal tersebut, dapat diketahui besarnya penyimpangan antara jumlah kematian ayam broiler aktual dengan jumlah kematian ayam broiler yang telah ditetapkan oleh Peternakan Bapak Maulid akibat salah satu dari sumber risiko produksi.

Tabel 18. Hasil Analisis Probabilitas Sumber-sumber Risiko Produksi Peternakan Bapak Maulid Selama Periode Pengamatan (7 Januari 2011 – 26 November 2011)

No. Sumber Risiko Produksi Penyebab Probabilitas (%)

1. Ayam broiler yang afkir Manusia 45,2

2. Serangan penyakit Manusia dan

Alam

11,9

3. Kondisi cuaca Alam 42,9

Berdasarkan Tabel 18, masing-masing sumber risiko produksi memiliki tingkat probabilitas (peluang) kejadian yang berbeda. Ayam broiler yang afkir memiliki tingkat probabilitas yang paling tinggi yaitu sebesar 45,2 persen, sedangkan serangan penyakit memiliki tingkat probabilitas yang paling rendah

yaitu sebesar 11,9 persen. Rendahnya tingkat probabilitas tersebut diduga karena bangunan kandang di Peternakan Bapak Maulid yang masih baru, sehingga kondisi lingkungan di luar maupun lingkungan di dalam kandang masih cukup steril.

Ayam broiler afkir di Peternakan Bapak Maulid ditemukan pada setiap periode produksi selama tujuh periode pengamatan. Jumlah ayam broiler afkir tersebut dihitung sebagai ayam broiler yang sudah mati oleh Peternakan Bapak Maulid. Batas normal ayam broiler afkir yang ditetapkan oleh Peternakan Bapak Maulid adalah sebanyak 42 ekor setiap periode produksi. Penentuan angka ini berdasarkan asumsi dari Peternakan Bapak Maulid yang menetapkan terdapat tujuh ekor ayam broiler afkir di setiap sekat. Di dalam kandang Peternakan Bapak Maulid terdapat enam buah sekat yang membagi 1.000 ekor ayam broiler di setiap sekat. Batas normal tersebut selanjutnya dikalikan dengan bobot rata-rata ayam broiler yang dihasilkan oleh Peternakan Bapak Maulid selama tujuh periode produksi pengamatan, yaitu sebesar 1,69 kilogram. Total ayam broiler afkir yang berada pada batas normal Peternakan Bapak Maulid adalah sebesar 70,8 kilogram.

Nilai z dari sumber risiko produksi ayam broiler afkir yang diperoleh dari hasil perhitungan metode z-score adalah sebesar 0,120. Tanda positif pada angka tersebut menunjukkan bahwa nilai 0,120 berada di sebelah kanan dari nilai rata- rata pada kurva distribusi normal. Nilai z tersebut apabila dipetakan pada Tabel distribusi normal (Tabel distribusi Z) akan menunjukkan nilai sebesar 0,452. Nilai 0,456 tersebut menunjukkan bahwa tingkat probabilitas kematian ayam broiler akibat ayam broiler yang afkir melebihi total bobot 70,8 kilogram adalah sebesar 45,2 persen. Tingginya tingkat probabilitas tersebut dikarenakan pada setiap periode produksi selalu ditemukan sejumlah ayam broiler yang afkir.

Tingkat probabilitas serangan penyakit menempati urutan terendah dari keseluruhan sumber risiko produksi ayam broiler di Peternakan Bapak Maulid. Batas normal kematian akibat serangan penyakit ayam broiler yang ditetapkan oleh Peternakan Bapak Maulid adalah sebanyak 66 ekor setiap periode produksi. Angka tersebut ditetapkan berdasarkan asumsi dari Peternakan Bapak Maulid, yaitu terdapat sebelas ekor ayam broiler yang mati akibat terserang penyakit dalam setiap sekat. Namun selama tujuh periode produksi pengamatan, serangan

penyakit di Peternakan Bapak Maulid hanya terjadi sebanyak dua kali yaitu pada periode produksi VI dan VII. Pada periode produksi VI, terdapat 36 ekor ayam broiler mati akibat gejala penyakit Gumboro. Pada periode produksi VII, sebanyak 119 ekor ayam broiler mati karena terserang penyakit Kolibasilosis. Batas normal yang ditetapkan selanjutnya dikalikan dengan bobot rata-rata ayam broiler yang dihasilkan oleh Peternakan Bapak Maulid selama tujuh periode produksi pengamatan, yaitu sebesar 1,69 kilogram. Total ayam broiler yang mati akibat serangan penyakit dan berada pada batas normal Peternakan Bapak Maulid adalah sebesar 111,26 kilogram.

Nilai z dari sumber risiko produksi serangan penyakit yang diperoleh dari hasil perhitungan metode z-score adalah sebesar 1,18. Nilai z yang bertanda positif tersebut menunjukkan bahwa nilai 1,18 berada di sebelah kanan dari nilai rata-rata pada kurva distribusi normal. Nilai z tersebut apabila dipetakan pada Tabel distribusi normal akan menunjukkan nilai sebesar 0,119. Nilai 0,119 tersebut menunjukkan bahwa tingkat probabilitas kematian ayam broiler akibat serangan penyakit melebihi total bobot 111,26 kilogram adalah sebesar 11,9 persen.

Kondisi cuaca merupakan sumber risiko produksi ayam broiler yang tidak dapat dihindari karena merupakan pengaruh dari alam. Kondisi cuaca menempati urutan kedua tingkat probabilitas sumber risiko produksi di Peternakan Bapak Maulid. Batas normal kematian ayam broiler akibat kondisi cuaca yang ditetapkan oleh Peternakan Bapak Maulid adalah sebanyak 90 ekor ayam broiler. Penetapan angka tersebut adalah berdasarkan asumsi dari Peternakan Bapak Maulid yang menetapkan jumlah kematian ayam broiler akibat kondisi cuaca sebanyak 15 ekor setiap sekat per periode produksi. Batas normal tersebut selanjutnya dikalikan dengan bobot rata-rata ayam broiler yang dihasilkan oleh Peternakan Bapak Maulid selama tujuh periode produksi pengamatan, yaitu sebesar 1,69 kilogram. Total ayam broiler afkir yang berada pada batas normal Peternakan Bapak Maulid adalah sebesar 151,71 kilogram.

Nilai z dari sumber risiko produksi kondisi cuaca yang diperoleh dari hasil perhitungan metode z-score adalah sebesar -0,180. Tanda minus pada angka tersebut menunjukkan bahwa nilai 0,180 berada di sebelah kiri dari nilai rata-rata

pada kurva distribusi normal. Nilai z tersebut apabila dipetakan pada Tabel distribusi normal akan menunjukkan nilai sebesar 0,429, yang mengindikasikan bahwa tingkat probabilitas kematian ayam broiler akibat kondisi cuaca yang melebihi total bobot 151,71 kilogram adalah sebesar 42,9 persen. Besarnya tingkat probabilitas yang melebihi batas normal tersebut disebabkan pada periode produksi III – VI, suhu di lingkungan luar kandang cukup tinggi sehingga mempengaruhi tingkat penguapan dan ketahanan tubuh ayam broiler. Selain itu, pada periode produksi VII terjadi perubahan cuaca yang ekstrim dari musim kemarau ke musim penghujan, sehingga menyebabkan ayam broiler menjadi stress.