• Tidak ada hasil yang ditemukan

σe 2 2 = error sumsquare (ESS) dari regresi yang dibatasi m = banyaknya pembatasan linear

6.5. Analisis Skala Usaha (Return to Scale)

Hasil pengujian skala usaha, didapatkan bahwa penggunaan pupuk urea dan pupuk NPK berada pada kondisi decreasing returns to scale (daerah III), artinya bahwa proporsi penambahan penggunaan pupuk urea sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan penurunan tambahan produksi sebesar 0,001 persen, dan penambahan penggunaan pupuk NPK sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan penurunan tambahan produksi sebesar 0,015 persen. Apabila terus meningkatkan input produksi pupuk urea dan NPK, maka akan merugikan bagi petani yang berproduksi. Penggunaan pupuk NPK seharusnya tidak digunakan didalam berproduksi apabila sudah menggunakan pupuk urea. Karna kandungan pupuk urea sudah terdapat didalam pupuk NPK dan hal tersebut merupakan pemborosan didalam berproduksi. Sedangkan untuk penggunaan input produksi seperti pupuk TSP, obat-obatan, dan tenaga kerja berada pada kondisi increasing returns to scale (daerah I), artinya bahwa petani penangkar masih dapat ditingkatkan pemakaian input produksi seperti pupuk TSP, obat-obatan, dan tenaga kerja.

6.6. Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis pendapatan usahatani menunjukkan struktur biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang didapatkan/diperoleh dari usahatani yang di

81 jalani oleh petani penangkar benih varietas ciherang. Adapun mengenai hasil panen total benih padi yang di produksi pada lahan kerjasama milik PT. SHS dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Hasil Produksi Benih Padi Musim Tanam 2010/2011 di PT. SHS

Nama Wilayah Varietas Luas Lahan

(Ha) GKP (Kg) Produktivitas Swakelola Ciherang 335.79 1.048.373 3.122 Inpari 1 199.60 918.586 4.602 Inpari 13 39.77 213.972 5.380 Inpago 3 SHS 128.29 380.847 2.969 Jumlah 703.45 2.348,020 Kerjasama Ciherang 1.658,90 8.999.532 5.425 Inpari 1 113.03 520,159 4.602 Situbagendit 190.03 743,308 3.912 IR-64 207.46 n n Mekongga 46.99 n n Inpara 3 46.54 n n Cigeulis 20.20 n n Jumlah 2.283,15 10.262.999

Sumber : Data Diolah

Keterangan : n = Belum Panen

Berdasarkan Tabel 19, diketahui bahwa total panen benih padi varietas ciherang adalah 8.999.532 Kg atau sebanyak ± 9.000 ton benih dengan produktivitas rata sebesar 5.425 Kg/ha atau sebesar 5,4 Ton/Ha. Hasil panen musim tanam 2010/2011 meningkat dari musim tanam sebelumnya. Peningkatan produktivitas dari musim tanam sebelumnya adalah sebesar 2,6 Ton/Ha.

6.6.1. Analisis Penerimaan Usahatani Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

Penerimaan usahatani pada musim tanam 2010/2011 pada bulan maret sampai bulan april 2011 di analisis untuk perhitungan satu kali musim tanam (empat bulan) dan luas lahan yang dipergunakan adalah luas lahan yang dibagi menjadi empat yaitu luas lahan 1 hektar, luas lahan rata-rata 1,1-1,5 hektar, luas lahan rata-rata 1,6-2 hektar, dan luas lahan rata-rata 2,1 hektar.

Total produksi berdasarkan luasan lahan dikalikan dengan harga rata-rata yang berlaku pada bulan tersebut yang ditetapkan berdasarkan rata-rata harga yang berlaku di tiga titik lokasi daerah yang berdekatan dengan area PT. SHS sesuai harga pasaran setiap minggunya dan disepakati oleh kedua belah pihak yaitu petani penangkar benih dan PT. SHS. Adapun mengenai penerimaan

82 usahatani produksi benih padi varietas ciherang yang dilakukan oleh para petani penangkar benih dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Penerimaan Usahatani Produksi Benih Padi Verietas Ciherang Oleh Petani Penangkar Benih

Penerimaan Usahatani Petani Penangkar Benih Padi Varietas Ciherang

Komponen Rata-rata Jumlah Fisik Total (Kg) Harga Pokok Produksi (Rp) Rata-rata Harga/ Satuan (Rp) Margin Keuntungan per Kg (Rp) Rata-rata Nilai Produksi (Rp) Benih Padi Var. Ciherang

dengan Luas Lahan rata-rata 1 Hektar

5.762 2.685 3.202 517 18.449.924

Benih Padi Var. Ciherang dengan Luas Lahan rata-rata 1,1-1,5 Hektar

6.796 3.167 3.202 35 21.760.792

Benih Padi Var. Ciherang dengan Luas Lahan rata-rata 1,6-2 Hektar

10.965 2.578 3.202 624 35.109.930

Benih Padi Var. Ciherang dengan Luas Lahan rata-rata 2,1 Hektar

12.564 2.523 3.202 679 40.229.928

Harga beli rata-rata PT. SHS di dalam membeli hasil panen benih sebar yang diproduksi oleh petani penangkar benih pada musim tanam 2010/2011 adalah sebesar Rp 3.202 per Kg benih sebar yang nantinya akan dijadikan sebagai calon benih yang dikomersialkan oleh PT. SHS. Margin keuntungan rata-rata yang didapatkan oleh petani penangkar adalah sebesar Rp 464 per Kg. Luasan lahan rata-rata 1 Ha mendapatkan margin keuntungan sebesar Rp 517 per Kg benih padi yang dihasilkan. Untuk luas lahan rata-rata 1,1-1,5 Ha memiliki margin keuntungan yang didapatkan oleh petani penangkar sebesar Rp 35 per Kg, kecilnya margin yang didapatkan dikarenakan banyaknya tenaga kerja yang digunakan bersifat borongan dan acuan penggunaan borongan masuk kedalam perhitungan borongan untuk luasan lahan 2,1 Ha apabila petani mengelola lebih dari 1 Ha. Sedangkan untuk margin keuntungan dengan luasan lahan rata-rata 1,6- 2 Ha sebesar Rp 624 per Kg, dan selisih margin keuntungan per kilogram untuk luasan lahan rata-rata 2,1 Ha adalah Rp 679.

6.6.2. Analisis Biaya Usahatani Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

Komponen biaya usahatani produksi benih padi varietas ciherang terbagi menjadi biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai terdiri dari tenaga kerja (pengolahan lahan, persemaian, penampingan, pemopokan, peleleran, penyiangan,

83 penyulaman, pemupukan, pemberian obat-obatan, panen), pupuk (urea, TSP, dan NPK), obat-obatan, dan biaya lain-lain. Sedangkan biaya diperhitungkan terdiri tenaga kerja dalam keluarga dan penyusutan nilai peralatan. Proporsi penggunaan biaya yang paling besar dilakukan oleh petani penangkar benih padi varietas ciherang adalah dari biaya tunai. Adapun mengenai analisis biaya usahatani dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Analisis Biaya Usahatani Produksi Benih Padi Verietas Ciherang Oleh Petani Penangkar Benih Berdasarkan Luasan Lahan

Pendapatan Usahatani Petani Penangkar Benih Padi Varietas Ciherang

Komponen Rata-rata Nilai Produksi (Rp) Luas Lahan 1 Ha Rata-rata Nilai Produksi (Rp) Luas Lahan 1,1-1,5 Ha Rata-rata Nilai Produksi (Rp) Luas Lahan 1,6-2 Ha Rata-rata Nilai Produksi (Rp) Luas Lahan 2,1 Ha PENERIMAAN

Benih Padi (Fisik) 5.762 6.796 10.965 12.564 Benih Padi (Rp) 18.449.924 21.760.792 35.109.930 40.229.928 Total Penerimaan 18.449.924 21.760.792 35.109.930 40.229.928 PENGELUARAN Biaya Tunai Tenaga Kerja 2.878.106 4.064.289 5.676.097 6.903.326 Pupuk 1.043.337 1.738.118 1.799.535 2.061.336 Obat-obatan 1.074.275 1.718.840 1.933.695 2.148.550 Biaya Lain-lain 161.848 161.848 161.848 161.848 Sewa Lahan 3.842.400 5.597.096 7.476.670 9.112.892 Penyusutan Alat 21.789 30.538 24.900 15.350 Benih Pokok 187.500 273.150 364.875 444.600 Penanaman dan Pemanenan 3.073.920 3.627.866 5.853.256 5.103.988 Pengairan 80.050 116.617 155.777 189.815 Biaya Operasional Kerjasama 130.000 189.400 252.998 308.263 Biaya Modal Panen 1.500.000 2.185.385 2.919.205 3.556.875

Total Biaya Tunai (Rp) 13.993.225 19.703.147 26.618.857 30.006.843

Biaya Diperhitungkan

Tenaga Kerja dalam keluarga 1.456.000 1.792,000 1,624,000 1.680.000 Penyusutan Alat 20.943 27.323 24,900 15.350

Total Biaya Diperhitungkan (Rp) 1.476.943 1.819.323 1.648.900 1.695.350

Total Biaya 15.470.168 21.522.470 28.267.757 31.702.193

Pendapatan atas Biaya Tunai (Rp) 4.456.699 2.057.645 8.491.073 10.223.085

Pendapatan atas Biaya Total (Rp) 2.979.756 238.322 6.842.173 8.527.735

Nilai R/C atas Biaya Tunai 1.32 1.10 1.32 1.34

84 Adapun mengenai penyebab besarnya biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani terkait dengan komponen sewa lahan, tenaga kerja, dan biaya penanaman dan pemanenan. Biaya tunai yang harus dikeluarkan oleh para petani penangkar benih untuk luasan lahan rata-rata 1 Ha adalah Rp 13.993.225, sedangkan biaya tunai akan terus meningkat seiring peningkatan luasan lahan. Hal tersebut terlihat berdasarkan adanya peningkatan penggunaan jumlah input produksi dengan total biaya tunai untuk luasan rata-rata 2,1 Ha adalah sebesar Rp 30.006.843.

6.6.3. Analisis Imbangan Biaya Penerimaan dan Biaya (R/C)

Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan bahwa pendapatan petani penangkar benih atas biaya tunai dengan luasan lahan rata-rata 1 Ha adalah sebesar Rp 4.456.999. pendapatan petani atas biaya tunai akan meningkat seiring meningkatnya luas area produksi yang dikelola. Hal tersebut terlihat bahwa pendapatan atas biaya tunai petani dengan luasan lahan rata-rata 2,1 Ha adalah sebesar Rp 10.223.086.

Pendapatan bersih milik petani yang didapatkan didalam memproduksi benih padi (pendapatan atas biaya total) dengan luas lahan rata-rata 1 Ha adalah sebesar Rp 2.979.756, sedangkan untuk luasan lahan rata-rata 1,1-1,5 Ha hanya sebesar Rp 238.322. hal tersebut dikarenakan para petani lebih banyak menggunakan tenaga kerja yang terlalu berlebihan. Alasannya adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan bersifat borongan dan acuan penggunaan borongan masuk kedalam perhitungan borongan untuk luasan lahan rata-rata 2,1 Ha apabila petani mengelola lebih dari 1 Ha. Adapun mengenai analisis imbangan biaya penerimaan dan biaya dapat dilihat pada Tabel 23.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh nilai Imbangan Biaya Penerimaan dan Biaya (R/C) tunai usahatani petani penangkar benih didalam memproduksi benih padi varietas ciherang adalah sebesar 1,32 untuk luasan lahan 1 Ha yang artinya adalah untuk setiap biaya yang dikeluarkan petani penangkar benih sebesar Rp 1,- maka petani penangkar benih tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,32. Nilai R/C atas biaya tunai yang didapatkan meningkat seiring peningkatan luas area yang dikelola.

Nilai imbangan biaya penerimaan dan biaya (R/C) total usahatani petani penangkar benih didalam memproduksi benih padi varietas ciherang adalah

85 sebesar 1,19 untuk luasan lahan rata-rata 1 Ha yang artinya adalah untuk setiap biaya yang dikeluarkan petani penangkar benih sebesar Rp 1,- maka petani penangkar benih tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1.19. nilai R/C atas biaya total akan terus meningkat seiring peningkatan luas area yang dikelola.

Tabel 23. Analisis Imbangan Biaya Penerimaan dan Biaya

Analisis Imbangan Biaya Penerimaan dan Biaya

Komponen Rata-rata Nilai Produksi (Rp) Luas Lahan 1 Ha Rata-rata Nilai Produksi (Rp) Luas Lahan 1,1-1,5 Ha Rata-rata Nilai Produksi (Rp) Luas Lahan 1,6-2 Ha Rata-rata Nilai Produksi (Rp) Luas Lahan 2,1 Ha Penerimaan 18.449.924 21.760.792 35.109.930 40.229.928 Pengeluaran Biaya Tunai 13.993.225 19.703.147 26.618.856 30.006.842 Biaya Diperhitungkan 1.476.943 1.819.323 1.648.900 1.695.350 Total Biaya 15.470.168 21.522.470 28.267.756 31.702.192

Pendapatan atas Biaya Tunai

(Rp) 4.456.699 2.057.645 8.491.074 10.223.086

Pendapatan atas Biaya Total

(Rp) 2.979.756 238.322 6.842.174 8.527.736

Nilai R/C atas Biaya Tunai 1.32 1.10 1.32 1.34

Nilai R/C atas Biaya Total 1.19 1.01 1.24 1.27

Berdasarkan hasil analisis kedua nilai imbangan biaya penerimaan dan biaya (R/C) memiliki nilai lebih dari 1 (>1), maka dapat disimpulkan bahwa usahatani para petani penangkar benih didalam memproduksi benih padi varietas ciherang tersebut layak untuk diusahakan.

6.7Analisis Korelasi Atribut Karakteristik Umum Petani Penangkar Benih