• Tidak ada hasil yang ditemukan

σe 2 2 = error sumsquare (ESS) dari regresi yang dibatasi m = banyaknya pembatasan linear

6.3. Kajian Kemitraan Petani Penangkar Benih PT SHS

6.4.3. Analisis Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS)

6.4.3.4. Uji Normalitas dan Homoskedastisitas

Analisis mengenai hasil normalitas yang didapatkan bahwa residual di dalam model regresi telah menyebar mengikuti distribusi normal, dan nilai P- Value uji normal residual pada grafik telah melebihi 15 persen, dan plot antara sisaan dengan nilai dugaan yang telah menunjukkan bahwa titik-titik tersebut telah menyebar secara acak dan tidak membentuk pola. Adapun mengenai hasil uji normalitas dan homoskedastisitas dapat dilihat pada Lampiran 5 - 10.

Berdasarkan hasil pada model yang diperoleh. Didapatkan bahwa nilai koefisien regresi pada masing-masing faktor produksi memiliki nilai negatif dan positif. Nilai negatif pada model menggambarkan bahwa pengaruh yang dimiliki faktor produksi tersebut tidak berbanding lurus, sedangkan untuk nilai koefisien regresi yang bernilai positif menggembarkan bahwa pengaruh yang dimiliki faktor produksi tersebut berbanding lurus. Besarnya pengaruh yang dimiliki oleh faktor produksi tersebut yang juga merupakan nilai elastisitas masing-masing peubah bebas pada fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut :

a. Urea (X3)

Koefisien regresi dari faktor urea sebesar -0.0010 yang artinya adalah bahwa penambahan penggunaan pupuk urea sebesar satu persen dapat menurunkan hasil produksi sebesar 0.0010 persen (cateris paribus). Nilai elastisitas faktor produksi urea sebesar 0.0010 menunjukkan bahwa urea yang digunakan berada pada daerah III, yaitu daerah irrasional karena memiliki nilai Ep< 0.

Hipotesis yang digunakan adalah penggunaan pupuk urea sesuai anjuran penggunaan, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Namun berdasarkan hasil uji-t, urea tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi benih padi varietas ciherang yang diproduksi oleh petani penangkar benih. Tidak berpengaruhnya penggunaan urea ini diduga berdasarkan hasil tinjauan di lapangan bahwa penggunaan pupuk urea yang digunakan oleh para peani

78 penangkar benih terlalu berlebihan dengan rata-rata penggunaan pupuk urea sebanyak 338 Kg/Ha. Alasannya adalah standar operasional prosedur penggunaan pupuk urea sebesar 250 Kg/Ha

b. TSP (X4)

Koefisien regresi dari faktor urea sebesar 0.0035 yang artinya adalah bahwa penambahan penggunaan pupuk TSP sebesar satu persen dapat meningkatkan hasil produksi sebesar 0.0035 persen (cateris paribus). Nilai elastisitas faktor produksi pupuk urea sebesar 0.0035 menunjukkan bahwa pupuk TSP yang digunakan berada pada daerah II, yaitu daerah rasional karena memiliki nilai yang berada diantara antara nol dan satu (0 <Ep < 1).

Hipotesis yang digunakan adalah penggunaan pupuk TSP sesuai anjuran penggunaan, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Namun berdasarkan hasil uji-t, pupuk TSP tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi benih padi varietas ciherang yang diproduksi oleh petani penangkar benih. Tidak berpengaruhnya penggunaan pupuk TSP ini diduga berdasarkan hasil tinjauan di lapangan bahwa penggunaan pupuk TSP yang digunakan oleh para peani penangkar benih hanya bersifat melengkapi saja dan tidak ada dalam standar operasional prosedur.pupuk TSP bukan merupakan prioritas pupuk yang digunakan walaupun berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa pupuk TSP masih dapat ditingkatkan penggunaannya untuk meningkatkan hasil produksi benih padi varietas ciherang, namun para petani penangkar benih lebih memprioritaskan pupuk urea yang digunakan. Rata-rata pupuk TSP yang digunakan petani penangkar adalah sebanyak 101 Kg/Ha.

c. NPK (X5)

Koefisien regresi dari faktor pupuk NPK sebesar -0.0153 yang artinya adalah bahwa penambahan penggunaan pupuk NPK sebesar satu persen dapat menurunkan hasil produksi sebesar 0.0153 persen (cateris paribus). Nilai elastisitas faktor produksi pupuk NPK sebesar 0.0153 menunjukkan bahwa pupuk NPK yang digunakan berada pada daerah III, yaitu daerah irrasional karena memiliki nilai Ep< 0.

Hipotesisnya adalah penggunaan pupuk NPK sesuai anjuran penggunaan, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Namun berdasarkan hasil

79 uji-t, pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi benih padi varietas ciherang yang diproduksi oleh petani penangkar benih. Tidak berpengaruhnya penggunaan pupuk NPK ini diduga berdasarkan hasil tinjauan di lapangan bahwa penggunaan pupuk NPK yang digunakan oleh para petani penangkar benih hanya sebagai pelengkap dan bukan merupakan prioritas pupuk yang digunakan. Walaupun standar operasional prosedur yang ditetapkan oleh PT. SHS adalah sebanyak 150 Kg/Ha, akan tetapi penggunaan pupuk NPK rata-rata yang dilakukan petani penangkar adalah sebanyak 80 Kg/Ha.

d. Obat-obatan (X6)

Koefisien regresi dari faktor obat-obatan sebesar 0.0555 yang artinya adalah bahwa penambahan penggunaan obat-obatan sebesar satu persen dapat meningkatkan hasil produksi sebesar 0.0555 persen (cateris paribus). Nilai elastisitas faktor produksi obat-obatan sebesar 0.0555 menunjukkan bahwa obat- obatan yang digunakan berada pada daerah II, yaitu daerah rasional karena memiliki nilai yang berada diantara antara nol dan satu (0 <Ep < 1).

Hipotesisnya adalah penggunaan obat-obatan yang sesuai dengan dosis penggunaan pada saat terserang hama penyakit, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Namun berdasarkan hasil uji-t, obat-obatan tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi benih padi varietas ciherang yang diproduksi oleh petani penangkar benih. Tidak berpengaruhnya penggunaan obat- obatan ini diduga berdasarkan hasil tinjauan di lapangan bahwa obat-obatan yang telah digunakan oleh para petani, digunakan hanya untuk menjaga tanaman mereka saja sebelum terjadi adanya serangan hama penyakit yang dapat menyerang tanaman para petani penangkar benih padi varietas ciherang tanpa mempertimbangkan adanya serangan hama penyakit. Jadi, penggunaan obat- obatan yang digunakan atas dasar ada atau tidaknya serangan hama penyakit yang menyerang tanaman padi varietas ciherang yang di produksi oleh petani penangkar benih akan tetap menggunakan obat-obatan untuk menjaga tanaman mereka.

e. Tenaga Kerja (X7)

Koefisien regresi dari faktor tenaga kerja sebesar 0.778 yang artinya adalah bahwa penambahan penggunaan tenaga kerja sebesar satu persen dapat

80 meningkatkan hasil produksi sebesar 0.778 persen (cateris paribus). Nilai elastisitas faktor produksi tenaga kerja sebesar 0.778 menunjukkan bahwa tenaga kerja yang digunakan berada pada daerah II, yaitu daerah rasional karena memiliki nilai yang berada diantara antara nol dan satu (0 <Ep < 1).

Hipotesisnya adalah semakin banyak penggunaan tenaga kerja yang digunakan maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Berdasarkan hasil uji-t, tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap hasil produksi benih padi varietas ciherang yang diproduksi oleh petani penangkar benih pada tingkat kepercayaan 99 persen.

Hal tersebut menunjukkan bahwa tenaga kerja memiliki faktor positif terhadap hasil produksi benih padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani penangkar benih, diduga berdasarkan keterampilan tenaga kerja yang dimiliki dan pengalaman yang dimiliki tenaga kerja tersebut didalam memproduksi benih padi varietas ciherang.