• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Menggunakan Matriks SWOT ( Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats) Opportunities, and Threats)

SKOR TOTAL IFE

7.4 Analisis Strategi Menggunakan Matriks SWOT ( Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats) Opportunities, and Threats)

Matriks SWOT ini disusun. Dengan mencocokan faktor-faktor kunci internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor-faktor kunci eksternal (peluang dan ancaman) merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan strategi yang layak. Matriks SWOT merupakan alat yang pencocokan penting untuk mengembangkan empat tipe strategi yaitu : SO, WO, ST,WT. perumusan masing-masing strategi mengacu pada hasil posisi yang didapat pada pada matriks IE. Hasil analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 20.

Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, diperoleh beberapa alternatif strategi yaitu strategi SO, straegi WO, strategi ST, dan strategi WT. Alternatif strategi yang diperoleh adalah:

1). Strategi S-O

1. Menambah area produksi perusahaan melalui penambahan kumbung jamur. Alternatif strategi ini didapat dengan mengkombinasikan kekuatan perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Perusahaan dapat membangun kumbung-kumbung baru untuk meningkatkan kapasitas produksi perusahaan karena adanya peningkatan permintaan jamur yang tinggi. Minat msyarakat yang

87 semakin tinggi untuk mengkonsumsi makanan yang bersifat organik dan

menyehatkan seperti jamur turut memperbesar peluang pasar.

Peningkatan kapasitan ini dimungkinkan karena perusahaan memiliki tenaga kerja yang kompeten dibidang jamur sehingga kualitas jamur yang dihasilkan bagus, dan perusahaan mampu memjual jamur tiram diatas rata-rata perusahaan lain.

1. Perusahaan membuat suplemen dengan bahan dasar jamur.

Alternatif ini didapat dengan mengkombinasikan kekuatan perusahaan dengan peluang yang ada. Kekuatan perusahaan dengan berupa kualitas produk jamur baik dan tenaga kerja yang kompeten dibidang jamur. peluang usaha yang ada meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur dan idustri jamur diarahkan untuk ketahanan pangan dan pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan.

Masyarakat kini telah merubah pola makanannya dan mulai tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang sehat sesui dengan prinsip back to nature atau kembali kealam. Pembuatan jamur tidak dengan bahan-bahan kimia ini yang membuat jamur merupakanan makanan yang menawarkan manfaat yang sangat penting bagi kesehatan. Selain bermanfaat dalam hal pemenuhan gizi, jamur juga berfungsi sebagai obat degenerative. Saat ini banyak promosi di media masa yang menawarkan produk-produk suplemen yang berbahan dasar alami hal itu dapat menunjukkan bahwa masyarakat telah banyak mengetahui produk suplemen yang berbahan dasar alami. Dengan demikian, produk suplemen berbahan dasar jamur mempunyai peluang untuk dipasarkan pada segmen pasar tersebut.

2) Strategi W-O

1. Meningkatkan promosi jamur.

Alternatif strategi ini dengan mengkombinasikan kelemahan perusahaan dengan peluang usaha yang ada. Kelemahan perusahaan ini masih kurangnya promosi jamur. peluang usaha yang ada berupa pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur dan peningkatan permintaan jamur. perusahaan The Pinewood Organik Farm selama ini tidak memiliki sistim promosi secara khusus. Promosi dilakukan dengan mulut ke mulut serta pemberian brosur.hal ini dapat lebih

88 ditingkatkan dengan mengiklankan perusahaan The Pinewood Organik Farm

melalui media elektronik seperti televise, radio, majalah, Koran. Adanya promosi tersebut diharapkan lebih banyak calon konsumen yang mengenal usahanya.

2. Mencari dana tambahan

Alternatif strategi ini didapat dengan mengkombinasikan kelemahan perusahaan dengan peluang usaha yang ada. Kelemahan perusahaan berupa kapasitas belum optimal dan keterbatasannya modal untuk megembangkan usaha. Peluang usaha yang ada kenaikan harga jamur dan peningkatan permintaan jamur. Perusahaan The Pinewood Organik Farm masih mempunyai kendala dalam hal dana untuk mengembangkan usahanya. Saat ini perusahaan mendapatkan dana dari laba perusahaan yang jumlahnya relatif sedikit. Untuk mengembangkan usahanya perusahaan dapat mencari dana tambahan yang lain. Dana tersebut bisa didapat dari pinjaman kredit bank dengan bunga ringan, sehingga tidak memberatkan perusahaan dalam membayar cicilan. Dengan adanya dana tambahan, perusahaan dapat meningkatkan produksi jamur dan pendapatan perusahaan.

3) Strategi S-T

1. Peningkatan Efisiensi produksi untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Alternatif strategi ini didapat dengan mengkkombinasikan kekuatan perusahaan dengan ancaman yang ada. Kekuatan perusahaan berupa kualitas produksi jamur baik, dan lokasi perusahaan yang strategis untuk dapat menghadapi ancaman terhadap pengembangan usaha jamur berupa fluktuasi harga BBM, ancaman pendatang baru besar, dan persaingan dalam industri besar. Strategi peningkatan efisiensi produksi untuk meningkatkan daya saing perusahaan biaya produksi. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi ancaman akan adanya biaya yang tinggi sebagai akibat tingginya harga BBM. Alternatif strategi ini dapat dijalankan perusahaan karena perusahaan memiliki tenaga kerja yang kompeten yang dapat dipercaya untuk menekan biaya produksi tersebut.

2. Kerjasama kemitraan

Alternatif strategi ini didapat dengan mengkombinasikan kekuatan perusahaan dengan ancaman usaha yang ada. Kekuatan perusahaan berupa lokasi

89 strategis, kualitas produk jamur baik dan harga jual jamur tinggi. Ancaman usaha

yang ada berupa peningkatan impor jamur dan peningkatan persaingan dalam industri jamur dan ancaman pendatang baru.

Dengan melakukan kerjasama kemitraan dengan perusahaan yang sejenis, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan daya tawar perusahaan terhadap pemasok dan pembeli.

4) Strategi W-T

1. Penghematan melalui efisiensi biaya total dalam menghadapi ancaman. Alternaif strategi ini didapat dengan mengkombinasikan kelemahan perusahaan dengan ancaman usaha yang ada. Kelemahan perusahaan berupa kapasitas produksi belum optimal dan keterbatasannya modal untuk membangun usaha. Ancaman usaha yang dihdapi berupa fluktuasi harga BBM, peningkatan dalam industri jamur dan ancaman pendatang baru.

Strategi ini dipilih jika ancaman yang dihadapi besar dan perusahaan hanya bisa bertahan saja. Dengan adanya peningkatkan kapasitas produksi jamur dalam menghadapi ancaman maka, perusahaan masih bisa bertahan.

90 Tabel 20. Matriks SWOT Perusahaan The Pinewood Organik Farm.

IFE

EFE

Kekuatan (Strength-S) 1.Mampu memproduksi dan

bibit jamur sendiri.

2.Lahan untuk pengembangan usaha jamur yang masih luas.

3.Fasilitas untuk budidaya jamur baik.

4.Tenaga kerja yang kompeten.

5.Kualitas produk jamur baik. 6.Harga jual jamur tinggi. 7.Lokasi perusahaan yang

strategis.

Kelemahan (Weakness-W) 1.Kapasitas produksi jamur

belum optimal. 2.Keterbatasan modal.

3.Sistim administrasi dan

keuangan yang masih

sederhana.

4.Masih kurangnya promosi jamur.

Peluang (Opportunities-O) 1.Kenaikan harga komoditas

jamur tinggi.

2.Keberadaan MAJI sebagai lembaga asosiasi bagi pengusaha jamur

3.Peningkatan permintaan jamur

4.Meningkatnya

pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur. 5.Industri jamur diarah kan

untuk ketahanan pangan dan teknologi serta kesehatan.

6.Gaya hidup kembali kealam (back to nature). 7.Pasokan jamur yang masih

rendah.

Strategi S-O 1.Menambah area produksi

perusahaan melalui

penambahan kumbung

jamur.

(S2,S3,S4,S5,S6,S7,O1,O2)

2.Perusahaan membuat

makanan suplemen dengan bahan dasar jamur.

(S3,S4,S5,S6,O3,O5)

Strategi W-O 1.Meningkatkan promosi

jamur. (W4,O1,O2,O3,O4,O6). 2.Mencari dana tambahan.

(W1,W2,O1,O2,O6)

Ancaman (Threats-T) 1.Fluktuasi harga BBM. 2.Peningkatan impor jamur. 3.Ancaman pendatang baru

besar.

4.Peningkatan dalam industri jamur besar.

5.Produk subtitusi yang tinggi.

Strategi S-T 1.Peningkatan efisiensi

produksi untuk

meningkatkan daya saing perusahaan. (S1,S2,S3,S4,S5,S6,T1,T2, T3,T4) 2. Kerjasama kemitraan (S5,S6,S7,T2,T3,T4,T5) Strategi W-T 1.Penghematan melalui efisiensi

biaya total dalam menghadapi ancaman.

91 7.5 Penentuan Strategi Prioritas

Dari alternatif-alternatif strategi yang diperoleh melalui analisis SWOT yang dapat diterapkan oleh perusahaan The Pinewood Organik Farm, selanjutnya akan ditetapkan prioritas strategi yang akan dijalankan oleh perusahaan dari alternatif strategi tesebut. Alat analisis yang dipakai pada tahap ini adalah QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) atau matriks perencanaan strategis kuantitatif. Penggunaan matriks untuk menentukan relative attractiveness

(kemenarikan relatif) antara faktor-faktor yang terdapat pada kondisi internal maupun eksternal terhadap alternatif-alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT.

Proses pengolahan pada matriks QSP dimulai oleh pimpinan perusahaan sebagai pengambil keputusan diperusahaan dengan membandingkan, apakah faktor-faktor internal berpengaruh terhadap daftar strategi yang akan dipilih. Jika tidak berpengaruh bisa dilewatkan. Sedangkan jika berpengaruh, maka responden memberikan nilai AS (Attractiveness Score) yaitu seberapa menarik strategi yang ada terhadap factor internal dan eksternal.

Hasil dari penilaian AS ini kemudian dikalikan dengan bobot yang digunakan pada matriks IFE dan EFE untuk menghasilkan TAS (Total Attractiveness Score) atau total nilai daya tarik. Total nilai daya tarik ini menunjukkan daya tarik relatif dari setiap alternatif strategi yang diperoleh dari analisis SWOT. Berdasarkan pengolahan QSPM maka diperoleh hasil berupa prioritas strategi yang akan dijalankan dengan urutan sesuai total nilai daya tarik yang dihasilkan. Hasil pengolahan QSPM terdapat pada lampiran 6. Adalah sebagai berikut :

1. Menambah area produksi perusahaan melalui penambahan kumbung jamur, dengan nilai TAS sebeasr 5,8060

2. Peningkatan efisiensi produksi untuk meningkatkan daya saing perusahaan, dengan nilai TAS sebesar 5,7400

3. Penghematan melalui efisiensi biaya total dalam menghadapi ancaman, dengan nilai TAS sebesar 5,4020

92 5. Perusahaan membuat suplemen dengan bahan dasar jamur, dengan nilai TAS

sebesar 4,9810

6. Meningkatkan promosi jamur, dengan nilai TAS sebesar 4,8200 7. Mencari dana tambahan, dengan nilai TAS sebesar 3,2190

Dari hasil perhitungan dengan analisis QSPM pada peerusahaan The pinewood Farm maka diperoleh prioritas strategi yang terbaik yang dapat dilakukan perusahaan dari tujuh alternatif strategi, ada tiga alternatif strategi yang menjadi prioritas bagi perusahaan The Pinewood Farm dari ketiga alternatif strategi adalah strategi menambah area produksi perusahaan melalui penambahan kumbung jamur, dengan nilai TAS sebeasr 5,8060, rujukan strategi yang lain yang dapat diberikan pada perusahaan adalah Peningkatan efisiensi produksi untuk meningkatkan daya saing perusahaan, dengan nilai TAS sebesar 5,7400 dan Penghematan melalui efisiensi biaya total dalam menghadapi ancaman, dengan nilai TAS sebesar 5,4020. Ketiga strategi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Menambah area produksi perusahaan melalui penambahan kumbung jamur Strategi ini dapat dilaksanakan dengan meningkatnya permintaan dari konsumen, diharapkan produksi perusahaan juga meningkat agar dapat memenuhi permintaan yang datang ke perusahaan. Menurut manajer jamur, dengan menggunakan lahan yang tersisa dibagian belakang kumbung bisa dibangun kumbung yang baru. Hasil bangunan ini dapat diketahui tiga bulan kemudian, maka target tersebut bisa dicapai dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dengan meningkatnya kapasitas produksi, maka diharapakan perusahaan mendapatkan keuntungan yang sebesarnya

2. Peningkatan efisiensi produksi untuk meningkatkan daya saing perusahaan Strategi peningkatan efisiensi produksi untuk meningkatkan daya saing perusahaan biaya produksi. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi ancaman akan adanya biaya yang tinggi sebagai akibat tingginya harga BBM. Alternatif strategi ini dapat dijalankan perusahaan karena perusahaan memiliki tenaga kerja yang kompeten yang dapat dipercaya untuk menekan biaya produksi tersebut.

93 3. Penghematan melalui efisiensi biaya total dalam menghadapi ancaman

Strategi ini dipilih jika ancaman yang dihadapi besar dan perusahaan hanya bisa bertahan saja. Dengan adanya peningkatkan kapasitas produksi jamur dalam menghadapi ancaman maka, perusahaan masih bisa bertahan. Ancaman usaha yang dihdapi berupa fluktuasi harga BBM, peningkatan dalam industri jamur dan ancaman pendatang baru

94

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai strategi pengembangan usaha jamur tiram pada perusahaan The Pinewood Farm dapat diambil beberapa kesimpulan :

1. Hasil identifikasi faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang utama adalah peningkatan permintaan komoditas jamur, sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman utama bagi perusahaan adalah peningkatan persaingan dalam industri jamur besar. Faktor internal yang menjadi kekuatan utama bagi perusahaan kualitas produk jamur baik dan mampu memproduksi dan membuat bibit sendiri, sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan utama adalah kapasitas produksi jamur belum optimal. 2. Hasil pengolahan matrik IE menunjukkan posisi perusahaan berada pada

kuadran II yang memberikan saran tumbuh dan kembangkan. Strategi yang dapat dilakukan adalah strategi intensif dan strategi integratif. Strategi intensif yang diterapakan perusahaan yaitu starategi penetrasi pasar yang merupakan strategi untuk meningkatkan pangsa pasar yang ada untuk barang dan jasa yang ada saat ini melalui peningkatan usaha pemasaran. Strategi integrasi yang dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan strategi integrasi kebelakang dengan menjalin hungan dengan pemasok, selain itu dapat dilakukan strategi pengembangan produk. Matrik SWOT menghasilkan tujuh alternatif strategi yaitu Menambah area produksi perusahaan melalui penambahan kumbung jamur, perusahaan membuat suplemen dengan bahan dasar jamur, Meningkatkan promosi jamur, Mencari dana tambahan, Peningkatan efisiensi produksi untuk meningkatkan daya saing perusahaan, Kerjasama kemitraan, dan Penghematan melalui efisiensi biaya total dalam menghadapi ancaman. 3. Hasil pengolahan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) diperoleh

alternatif dari prioritas terpenting berdaasarkan nilai tertinggi adalah Menambah area produksi perusahaan melalui penambahan kumbung jamur dengan nilai TAS sebeasr 5,8060, peningkatan efisiensi produksi untuk

95 meningkatkan daya saing perusahaan, dengan nilai TAS sebesar 5,7400, dan

Penghematan melalui efisiensi biaya total dalam menghadapi ancaman, dengan nilai TAS sebesar 5,4020.

8.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian mengenai strategi pengembangan usaha jamur tiram pada perusahaan The Pinewood Organik Farm penulis menyarankan :

1. Sebaiknya perusahaan The Pinewood Organik Farm mempertimbangkan untuk menjalankan strategi pengembagan usaha yang telah direkomendasikan yaitu strategi mengoptimalkan kapasitas produksi. Dengan melihat segala kondisi yang dimiliki perusahaan.

2. Perusahaan The Pinewood Organik Farm agar terus memperbeiki segala aktivitas perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat dalam usaha jamur dan berusaha untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Hal ini dilakukan dengan selalu tanggap dengan keadaan industri dan menyusun strategi-strategi baru yang sesuai dengan faktor internal dan eksternal perusahaan.

3. Sebaiknya perusahaan membuat iklan tentang profil perusahaan dengan berrbagai macam media seperti; radio maupun majalah. Hal ini agar masyarakat lebih mengenal perusahaan The Pinewood Organik Farm.

96

DAFTAR PUSTAKA

Amalia.Z. 2009. Studi Kelayakan Usaha Budidaya Jamur Tiram Putih (Studi Kasus Rimba Jaya Musroom, Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Dimyati, A. 2005. Kebijakan Departemen Pertanian dalam pengembangan jamur pangan, Pra-Workshop : Pengembangan Produk dan Industri jamur pangan Indonesia, BPPT. Jakarta, 2005

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Produk Domestik Bruto Atas Harga Konstan 2000 menurut lapangan usaha. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

David, F. 2006. Strategic Management Manajemen Strategis Konsep. Salemba Empat. Jakarta.

David, F. 2009. Strategic Management Manajemen Strategis Konsep 1. Salemba Empat. Jakarta.

Direktorat Jendral Produksi Hortikultura. 2009. Nilai PDB Produksi Tanaman Hortikultura di Indonesia Tahun 2009. Jakarta.

Direktorat Jendral Produksi Hortikultura. 2009. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor-Impor Sayuran di Indonesia. Jakarta

Ginting. L. 2009. Risiko Produksi Jamur Tiram Putih Pada Usaha Cempaka Baru di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kotler.P. Manajemen pemasaran. 1997. Jakarta : PT Prenhallindo.

Melani. S. 2009. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Telur Puyuh (Kasus : Peternakan Puyuh Bintang Tiga/PPBT, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor). Skripsi. Jurusan Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pertiwi,P dan Chazali. 2009. Usaha Jamur Tiram. Penebar Swadaya. Bogor. Porter, M.E. 1994. Keunggulan Bersaing. Binarupa Aksara. Jakarta.

Purwanto, I. 2006. Manajemen Strategi. CV Yrama Widya. Bandung. 248 Hal. Rachimna D, Burhanuddin. 2008. Panduan Penulisan Proposal dan Kripsi.

Departemen Agribisnis. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

97 Rangkuti, Freddy. 2000. Analisa SWOT : Teknik Membeda Kasus Bisnis

Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Redaksi Agromedia. 2009. Bertanam Jamur Konsumsi. PT Agro Media Pustaka. Jakarta

Sembiring. M. 2009. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Ayam Broiler Ud Janu Putro Sleman Yogyakarta. Skripsi. Jurusan Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Siagian, S. 2004. Manajemen Stratejik. Bumi Angkasa. Jakarta. 276 Hal. Suriawiria U. 2002. Budidaya Jamur Tiram. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Umar, H. 2008. Strategi Manajemen In Action. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Wisandhini.Y. 2008. Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram Putih (Pleurotus Sp) pada Perusahaan Jamur Tegal Waru, Bogor. Skripsi. Jurusan Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wijayanti. R. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Strudi Kasus: Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor). Skripsi. Jurusan Agribisnis. Intitut Pertanian Bogor. Bogor.

98 Lampiran 1.

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010