• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

6.1.4. Sosial, Budaya dan Demografi

industri jamur karena dalam proses produksinya menggunakan BBM dalam

jumlah yang cukup besar.

Perkembangan volume ekspor dan impor jamur di Indonesia menunjukkan bahwa industri jamur sedang tumbuh. Pada tahun 2000 total nilai ekspor jamur adalah US$ 35.021.484,00 menurun menjadi dari US$ 22.129.170,00. Total nilai impor jamur mengalami peningkatan dari US$ 798.228,00 pada tahun 2000, menjadi US$ 3.656.223,00 (BPS 2008). Adanya penurunan ekspor dan penurunan impor jamur, menunjukkan adanya peningkatan permintaan jamur di dalam negri. Peningkatan permintaan jamur di Indonesia, merupakan peluang bagi industri jamur untuk mengembangkan usahanya. Dapat dilihat dari peningkatan impor jamur merupakan ancaman bagi industri jamur di Indonesia untuk berkembang karena semakin banyaknya produk jamur atau produk subtitusi jamur yang masuk ke Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas, adapun peluang dari aspek ekonomi adalah peningkatan permintaan akan jamur dan kenaikan harga jamur sedangkan ancamannya adalah peningkatan harga BBM dan peningkatan impor jamur.

6.1.4. Sosial, Budaya dan Demografi

Perubahan sosial, budaya dan demografi serta lingkungan mempunyai dampak besar pada produk, pasar, dan pelanggan. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, jumlah penduduk, serta pengetahuan gizi masyarakat merupakan pangsa pasar potensial. Pola hidup masyarakat mulai beralih pada pemenuhan kebutuhan yang praktis tanpa memikirkan kandungan efek yang ditimbulkan. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya pengetahuan masyarakat, masakan siap saji atau fast food yang semula menawarkan kemudahan akan pemenuhan kebutuhan akan pangan dilihat sebagai pemicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang banyak bermunculan yang disebabkan oleh pola hidup masyarakat yang tidak baik antara lain adalah penyakit kanker, jantung serta tekanan darah tinggi.

Keadaan kesehatan masyarakat yang semakin buruk karena pola hidup yang tidak baik membuat masyarakat sadar dan semakin mengerti akan arti penting kesehatan. Salah satu cara yang ditempuh adalah perubahan pola makanan

70 yang dikonsumsi.msyarakat mulai tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang

sehat sesuai dengan prinsip back to nature. Sayuran dan buah-buahan semakin diminati oleh masyarakat yang sadar akan arti penting kesehatan karena kebutuhan akan vitamin serat yang terkandung didalamnya. Salah satu sayuran yang mempunyai banyak manfaat akan kesehatan adalah jamur.

Jamur merupakan salah satu produk pertanian dari komoditas hortikultura yang bernilai gizi tinggi. Kandungan protein pada jamur yang cukup tinggi mampu mensubtitusi protein hewani yang selama ini dinilai berpotensi menyebabkan penyakit seperti kanker, jantung, kolesterol, anti bakteri, anti virus, menormalkan tekanan darah, meningkatkan kekebalan tubuh dan meningkatkan fungsi hati. Jamur yang merupakan komoditi pertanian dimana dalam proses produksinya tidak menggunakan pestisida dan pupuk buatan akan dapat ditawarkan kepada masyarakat sebagai makanan sehat dan menyehatkan karena selain jamur memiliki kandungan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh juga memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit.

Berdasarkan hasil uraian diatas, dapat diketahui pengetahuan masyarakat mengenai manfaat jamur yang meningkat akan berdampak pada peningkatan jumlah konsumsi jamur dikarenakan masyarakat mengganti pola hidup sehat dengan prinsip back to nature. hal tersebut merupakan peluang bagi industri jamur untuk berkembang di Indonesia.

6.1.5. Teknologi

Perkembangan teknologi jamur di Indonesia tidak terlalu pesat. Teknologi budidaya jamur yang banyak digunakan oleh petani maupun pengusaha jamur adalah dengan cara tradisional dan hanya mengendalakan pada pengalaman masing-masing dari pengusaha jamur. Kurangnya dukungan teknologi ini dapat dilihat dari masih sangat terbatasnya hasil-hasil penelitian teknologi produksi jamur yang dihasilkan baik oleh lembaga-lembagapenelitian maupun oleh akademis dalam hal ini perguruan tinggi (Rachmat, 2005).

Teknologi jamur secara komprehensif mencakup teknologi pembibitan, budidaya, pasca panen dan pengembangan produk untuk pangan dan kesehatan. Teknologi pembibitan dikembangkan untuk memperoleh strain yang berkualitas

71 tinggi (homogen, produktivitas tinggi dan kandungan gizi baik). Teknologi

budidaya berhubungan dengan teknik pembuatan substrat, pemeliharaan sampai pemanenan. Teknologi pascapanen meliputi teknologi pengeringan, pengawetan atau penyimpanan, dan pengemasan. Sedangkan pengolahan lebih lanjut mencakup pengembangan menjadi aneka produk makanan dan pangan fungsional. Untuk mempermudah dan mempercepat pengembangan industri jamur maka sangat diperlukan adanya pengumpulan data base untuk pemetaan zonasi dan jenis jamur di Indonesia. Dengan melakukan pendataan jamur, maka akan ditemukan penyebaran jenis jamur yang luas di Indonesia yang kemudian akan diarahkan untuk pengembangan jamur yang ada di Indonesia.

Jamur juga temasuk kedalam kategori golongan jamur pangan, sebagaimana jenis hortikultura lainnya setelah dipanen akan cepat sekali mengalami perubahan-perubahan yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen, perubahan-perubahan tersebut meliputi pelayuan, pematangan, pencoklatan, pelunakan, penyusutan, serta perubahan tekstur. Karena alasan tersebut, komoditi ini digolongkan ke dalam kelompok komoditi yang rapuh dan sangat mudah rusak dan diperlukan teknologi pascapanen jamur, pengawetan serta pengolahannya.

Teknologi juga penting dalam proses produksi jamur, dimana perannya dapat meningkatkan produksi serta mutu jamur. Salah satu proses produksi yang penting untuk menjamin keberhasilan panen adalah pada sterilisasi. Teknologi yang digunakan dalam proses sterilisasi pada perusahaan jamur, pada umumnya masih menggunakan drum-drum yang dipanaskan. Perkembangan teknologi dalam proses sterilisasi pun memberikan pengaruh bagi perusahaan. Teknologi yang lebih baik untuk proses sterilisasi telah ditemukan, akan tetapi harganya relatif mahal. Salah satu alat sterilisasi yang teknologinya yang sudah cukup baik dan harganya relatif lebih murah adalah autoklaf. Dengan adanya autoklaf dapat meningkatkan produksi serta menghemat bahan bakar.

Strategi dari pengembangan teknologi jamur pangan diarahkan kepada terciptanya inovasi teknologi untuk menghasilkan produk yang kompetitif dengan kuantitas mencukupi, selain itu jamur memiliki kandungan protein dan karbohidrat yng tinggi, sehingga jamur dapat dikembangkan sebagai salah satu

72 sumber pendukung terwujudnya kecukupan pangan. Jamur segar mengandung

protein nabati lebih besar bila dibandingkan dengan sayuran lainnya. Jamur yang tercakup antara lain adalah jamur kuping, mengandung kadar protein sebesar 7,7 persen dan karbohidrat sebesar 73,6 persen. Sebagai bahan makanan, nilai protein tersebut cukup baik untuk menunjang kebutuhan tubuh terhadap zat pembangun. Jamur terbukti tidak membahayakan dan bermanfaat bagi kesehatan (Deptan 2009). Sehingga pembangunan jamur dapat diarahakan untuk pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Berdasarkan uraian diatas didapatkan hal yang merupakan peluang bagi industri jamur untuk berkembang adalah industri jamur diarahkan untuk ketahanan pangan dan obat-obatan.