• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Sehubungan dengan keterbatasan waktu serta kemampuan dalam melakukan penelitian, maka ruang lingkup penelitian ini terbatas pada:

1. Produk yang dikaji adalah jamur.

2. Penelitian ini menggunakan data periode selama produksi berlangsung dari tahun 2005 sampai tahun 2008.

3. Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari pengkajian kondisi internal dan eksternal perusahaan, indentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan, serta formulasi alternatif strategi dalam pengembangan usaha divisi jamur di perusahaan The Pinewood Organik Farm.

21

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Jamur

Jamur merupakan tumbuhan yang mudah dijumpai dan banyak terdapat di alam bebas, misalnya dihutan atau di kebun. Jamur dapat tumbuh dimana-mana terutama pada musim hujan. Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil, sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri secara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil. Oleh karena itu, jamur mengambil zat-zat makanan yang sudah jadi yang dihasilkan oleh organism lain untuk kebutuhan hidupnya.

Menurut Redaksi Agromedia (2009) jamur selain memiliki banyak manfaat, ternyata ada jenis jamur tertentu yang mengandung racun. Racun jamur ini dapat merusak fungsi organ, bahkan memyebabkan kematian. Karenanya, jamur beracun memiliki senyawa berbahaya, seperti amatoxin (dapat merusak sel hati dan ginjal), muskarin (pusing), gyromitrin (menyerang system saraf), dan kholin (menyebabkan kematian dalam waktu singkat). Untuk mencegah terjadinya keracunan jamur, kita perlu mengetahui cirri-cirinya. Berikut kriteria fisik jamur beracun yang harus dihindari.

1. Warna tubuh buah bervariasi, dari merah darah, kuning terang dan oranye, hingga putih atau pucat.

2. Biasanya memiliki cincin atau cawan pada pangkal batangnya. 3. Mengeluarkan bau amoniak, seperti telor busuk.

4. Jika dipotong dengan pisau stainless akan meninggalkan bekas hitam atau biru pada pisau.

5. Jika dimasak, fisik jamur akan berubah menjadi gelap.

Berdasarkan kelasnya, jamur konsumsi dibedakan menjadi Ascomycetes

dan Basidiomycetes. Jamur yang termasuk subkelas Ascomycetes biasanya berukuran kecil (mikroskopis), sehingga sulit diamati langsung. Jamur ini berperan bagi manusia dalam bidang industri. Contohnya penicilium dan aspergillus. Penicilium banyak dimanfaatkan untuk menghasilkan antibiotic dan

22 penisilin dan dalam pembuatan keju. Sementara aspergilus diolah menjadi

pembuat minuman sake, bahan pembuat kecap, dan sebagai penghasil asam sitrat. Sedangkan jamur yang termasuk kedalam kelas Basidiomycetes

merupakan jamur memiliki tubuh buah yang lumayan besar, sehingga mudah diamati secara langsung. Jamur yang termasuk kedalam kelas ini adalah jamur tiram, jamur merang, jamur kancing, jamur kuping dan jamur shiitake.

a. Jamur Kuping (Auricularia sp)

Dinamakan jamur kuping karena bentuk tubuh buahnya menyerupai telinga manusia. Jamur ini dapat hidup disegala tempat, baik dihutan, di pesisir pantai, maupun dipegunungan. Asalkan tempat tersebut memiliki kelembapan yang cukup. Umumnya, jamur kuping hanya ditemui berwarna coklat muda hingga kemerahan.

Manfaat jamur kuping sebagai jamur konsumsi, jamur kuping banyak digunakan sebagai campuran dalam sup, seperti sup kimlo. Adapun kegunaan jamur kuping bagi kesehatan sebagai berikut : memperbeiki siklus darah, penawar racun dan mengatasi ambient atau wasir.

b. Jamur Shiitake (Lentinula edodes)

Jamur ini berasal dari Jepang. Masyarakat Hongkong dan Singapura lebih mengenal jamur shiitake dengan sebutan Chinese black mushroom. Sementara orang Indonesia mengenal jamur shiitake dengan sebutan jamur payung atau jamur jengkol karena sekilas bentuknya menyerupai payung dan ketika masih segar jamur shiitake mengeluarkan aroma seperti wangi jengkol.

Jamur shiitake sering dimanfaatkan sebagai bahan masakan. Masyarakat jepang sering menggunakan jamur shiitake sebagai tambahan dalam miso, serta aneka olahan masakan seperti tempura dan keripik. Sementara di Rusia, jamur shiitake diolah menjadi acar dan dijual dalam wadah botolan.

Dibalik rasanya yang lezat, jamur shiitake juga mengandung banayak senyawa penting yang bisa dimanfaatkan untuk pengobatan, seperti : mengobati kanker usus, antivirus dan antibakteri, meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi impotensi, memperbeiki system sirkulasi, dan menurunkan kadar gula.

23 Awalnya, jamur ini hanya dibudidayakan pada media merang atau tangkai

padi. Namun seiring perkembangannya, jamur ini dapat dibudidayakan menggunakan media alternatif, seperti limbah biji kopi, ampas batang aren, limbah kelapa sawit, ampas sagu, sisa kapas, kulit pala, bahakan limbah kardus.

Jamur merang ini dapat memacu kerja jantung, sehingga bermanfaat bagi orang yang menderita gangguan fungsi jantung. Bahkan, jamur merang juga mengandung sejenis antibiotik yang berguna untuk mencegah kurang darah atau anemia, kanker dan menurunkan tekanan darah tinggi. Jamur merang umumnya sering dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada makanan. Biasanya, diolah menjadi tumis jamur, pepes jamur, sup, capcay atau dicampur dengan mie ayam. d. Jamur Kancing (Agaricus bisporos)

Jamur kancing sering disebut dengan jamur champignon, merupakan jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Jamur kancing memiliki keistimewaan dibandingkan dengan jamur lain, yakni mampu mengubah selulosa dari media tanam menjadi senyawa protein. Selain itu, jamur ini mengandung asam glutamate dan berbagai jenis enzim yang bermanfaat bagi pertumbuhan tubuh.

Dengan demikian, jamur kancing memiliki manfaat bagi kesehatan, terutama untuk meningkatkan metabolism tubuh, menurunkan kolesterol, menjaga stamina badan dan mencegah penyakit.

e. Jamur Tiram (Pleurotus sp)

Jamur tiram merupakan jenis jamur yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Selain memiliki rasa enak, jamur tiram juga bergizi tinggi. Jamur tiram juga memiliki manfaat dalam pengobatan sebagai berikut. Seperti : meningkatakan sel darah merah, menurunkan kolesterol, dan mengobati kanker.

Jamur merupakan sumber makanan yang memiliki nilai gizi tinggi. Kandungan lemaknya yang rendah menyebabkan jamur layak untuk dikonsumsi, apalagi untuk orang yang sedang melakukan diet. Kandungan nutrisi pada jamur juga terbilang lengkap. Tidak hanya vitamin, jamur juga memiliki kandungan mineral yang dibutuhkan tubuh, seperti kalium, kalsium, natrium, fosfor, besi dan magnesium. Selain itu serat pada jamur juga cukup tinggi, berkisar antara 7,4-27,6%. Berikut perincian kandungan zat gizi beberapa jenis jamur konsumsi.

24 Tabel 4. Kandungan Zat Gizi Beberapa Jenis Jamur Konsumsi (per 100 gram)

No. Jenis Protein Lemak Karbohidrat

1 Jamur tiram 27 1,6 58

2 Jamur kuping 8,4 0,5 82,8

3 Jamur shiitake 17,5 4,9 78

4 Jamur kacing 23,9 1,7 62,5

5 Jamur merang 25,9 0,3 4

Sumber : Redaksi Agromedia (2009)

Pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa kandungan zat gizi pada jenis kamur konsumsi beragam. Pada jamur tiram memiliki keunggulan pada protein sebanyak 27 per 100 gram. Selain memiliki rasa yang enak, jamur tiram juga bergizi tinggi. Kandungan protein nabati yang dikandungnya mencapai 10-30 persen. Dalam bentuk kering jamur tiram outih ini mempunyai vitamin C sebanyak 35-58 mg per 100 gram, dan memiliki vitamin B2 sebanyak4,7-4,9 per 100 gram. Selain memiliki beberapa vitamin tersebut, jamur tiram juga memiliki manfaat dalam pengobatan sebagai berikut : meningkatkan sel darah merah (Eritrosit), menurunkan kolesterol, mengobati kanker, tambahan gizi untuk ibu hamil.

Jamur tiram putih memiliki beberapa keunggulan, selain harga yang relatif mahal sehingga tingkat keuntungan yang dihasilkan relatif tinggi, umur singkat dan sangat laku dipasaran. Selain itu, keunggulan yang dimiliki, cara budidaya mudah dapat dilakukan sepanjang tahun dan tidak memerlukan lahan yang luas. Diversifikasi produk jamur tiram putih dapat berbentuk segar, kering, kaleng atau diolah menjadi keripik, pepes, tumis dan nugget.

Syarat tumbuh jamur tiram meliputi beberapa parameter, terutama dalam temperatur, kelembapan relatif, waktu, kandungan CO2 dan cahaya. Parameter tersebut memiliki pengaruh yang berbeda terhadap setiap stadium atau tingkatan, misalnya :

1. Terhadap pertumbuhan mesilia pada substrat tanaman 2. Terhadap pembentukan primordial (bakal kuncup) jamur 3. Terhadap pembentukan tubuh buah

4. Terhadap siklus panen dan terhadap perbandingan antara berat hasil jamur dengan berat substrat log tanaman jamur.

25 2.2 Prospek Bisnis Jamur

Prospek pengembangan usaha jamur di Indonesia cukup menjanjikan. Dalam beberapa tahun terakhir, minat masyarakat mengkonsumsi jamur juga semakin meningkat. Hal ini dipengaruhi perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin memilih gaya hidup sehat secara vegetarian. Dari segi bisnis, budidaya jamur sangat menguntungkan. Hal ini dapat disebabkan waktu panen jamur yang relatif singkat, antara satu sampai tiga bulan dengan panen bisa mencapai tiga atau empat kali panen. Dengan demikian, perputaran modal juga berlangsung sangat cepat. Kelebihan lain dalam budidaya jamur adalah bahan baku yang mudah didapat, lahan pembudidayaan yang tidak luas, teknologi budidaya yang mudah dipelajari, dan resiko kegagalan yang rendah.

Pasaran jamur konsumsi di Indonesia hingga kini masih terfokus di kota-kota besar saja. Permintaan jamur segar biasanya dari rumah makan, hotel berbintang atau restoran khusus yang menyajikan menu olahan jamur. Padahal, peluang jamur tidak terbatas pada jamur segar saja, tetapi meliputi produk olahan seperti jamur kaleng, keripik jamur, abon jamur, dan jamur kering untuk pengobatan. Dengan semakin banyaknya ragam olahan jamur, nilai jual jamur akan semakin bertambah dan peluang pasar juga semakin terbuka lebar.

Selain menjual jamur, seorang pengusaha jamur juga dapat menambah penghasilan dengan menjual sarana budidaya seperti bibit botolan dan media tanam atau baglog. Biasanya, para pengusaha jamur yang baru dari kelas bawah hingga menengah belum memiliki sarana dan prasarana budidaya yang lengkap (Redaksi Agromedia 2009).

2.3 Budidaya Jamur

Untuk membudidayakan jamur, diperlukan beberapa persiapan awal yang meliputi persiapan infrastrukstur dan persiapan teknis sebagai berikut:

1. Pemilihan Lahan/Lokasi Budidaya

Dalam memilih lahan untuk budidaya jamur sangatlah mudah, asalkan kebersihan lokasi terjamin. Masalah kebersihan memang menjadi syarat mutlak dalam budidaya jamur . Oleh karena itu, lokasi budidaya tidak boleh beerdekatan dengan kandang hewan atau tempat pembakaran sampah.

26 Selain kebersihan, faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih

lahan adalah jarak tempat usaha dengan pemasarannya. Ada baiknya lahan budidaya dekat dengan pemasaran, hal ini dapat meminimalkan biaya transportasi juga dapat mencegah penurunan kualitas jamur karena perjalanan yang jauh dapat membuat jamur tidak segar lagi.

2. Pembangunan rumah jamur/rumah kumbung

Kelembaban merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur. Dinding rumah jamur dapat terbuat dari tembok, anyaman bambu, kayu, atau terpal sederhana. Untuk mengatur sirkulasi udara, pemberian ventilasi secukupnya pada dinding bagian atas sangat disarankan yakni dua pada sisi sebelah kanan dan dua sisi pada sebelah kiri.

Untuk menjamin kebersihan rumah kumbung, sebelum digunakan dinding rumah kumbung disemprot dengan desinfektan terlebih dahulu. Rumah kumbung yang bersih akan memperkecil resiko jamur terkontaminasi hama penyakit.

3. Persiapan media budidaya

Media untuk budi daya jamur yang dapat digunakan antara lain substrat kayu, serbuk gergaji, ampas tebu, atau sekam. Saat ini, para pembudidaya banyak menggunakan baglog sebagai tempat pertumbuhan jamur. Pembuatan baglog terdiri dari serbuk kayu, kantong plastik, cincin paralon atau bamboo berdiameter 3 cm, dedak halus, tepung jagung, air dan gips atau kapur (CaCO3).

4. Bibit

Bibit dapat diperoleh melalui pembuatan kultur murni, pembuatan bibit induk, bibit semai, atau membeli bibit yang telah ditanam di dalam baglog. Perolehan bibit melalui pembuatan bibit induk pada dasarnya sama dengan pembuatan bibit semai, hanya saja inokulan dan komposisi media yang digunakan berbeda. Namun, saat ini, telah banyak perusahaan penyedia bibit yang menjual bibit jamur tiram yang sudah dikemas dan siap dipakai.

27 Faktor-faktor lingkungan yang mempengarungi pertumbuhan jamur antara

lain : keasaman (pH), suhu, intensitas cahaya, dan kelembapan. Jamur biasanya dapat tumbuh pada PH 5-7, dengan suhu 17-23 ºC, intensitas cahaya dibutuhkan pada saat pertumbuhan jamur sehingga paparan cahaya matahari langsung bias menghambat pertumbuhan jamur atau merusak tubuh buah yang sudah terbentuk, dan kelembapan yang dibutuhkan jamur selama pertumbuhan berkisar 90%.

6. Sarana pendukung lain.

Sarana pendukung lain berupa peralatan atau bahan yang digunakan untuk membantu selama proses produksi jamur, mulai dari penanaman hingga pascapanen. Peralatan atau bahan pendukung tersebut antara lain: plastik (PE0,002) berukuran 20 cm x 30 cm, cincin paralon atau potongan bambu, alkohol, pembakaran bunsen, alat sterilisasi berupa drum, thermometer, dan plastik pengemas (Penebar Swadaya 2009).

Untuk media tanamnya dapat berupa serbuk kayu (gergajian), jerami padi, alang-alang, ampas tebu dan lainnya. Sebagai campurannya dapat berupa bekatul (dedak) dan kapur pertanian. Masukkan media kedalam plastik tahan panas (PE0,002) dan dipadatkan dengan memukul-mukulnya dengan botol bekas. Kemudian diseterilisasi selama 10-12 jam. Sterilisasi bertujuan untuk menekan mikroba lain yang bersifat antagonis dan menjadi penghambat pertumbuhan bagi tanaman induk dalam hal ini jamur tiram putih.sterilisasi dapat dilakukan dengan cara memanaskan baglog dengan uap panas selama 8-12 jam pada suhu kurang lebih 95 ºC. setelah proses sterilisasi selesai, baglog kemudian didinginkan, dan membiarkan suhunya turun dalam ruangan tertutup selama 24 jam untuk menghindari kontaminasi baglog.

Kemudian tahapan selanjutnya proses inokulasi. Proses inokulasi adalah proses penularan miselium dari bibit ke media tanam. Masukkan media pada masa inkubasi yakni pada tahap pertumbuhan miselia jamur selama 3-4 minggu sampai baglog berwarna putih agak krem. Dalam kondisi inkubasi suhu dijaga dalam kondisi stabil dan rendah cahaya 22-28 ºC dengan kelembapan 70-90 persen. Setelah 4 minggu atau 30 hari, baglog berwarna putih merata, kemudian dipindahkan ke kumbung. Ketika miselium mememuhi baglog, buka ujung baglog

28 untuk memberikan oksigen pada tubuh buah jamur. Umumnya 7-14 hari

kemudian tubuh buah akan tumbuh. Tubuh buah akan terus membesar hingga mencapai pertumbuhan optimal yang siap dipanen.

Panen dilakukan jika bentuk dan ukuran tubuh buah jamur sudah memenuhi persyaratan. Jamur yang sudah dipanen segera dipasarkan agar kualitas jamur terjaga dengan baik. Untuk menjaga daya tahan jamur setelah panen, bersihkan jamur dari kotoran yang menenpel kemudian masukkan kedalam freezer

agar jamur tahan dalam satu sampai dua minggu (Suriawiria,2002).

2.3Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan tentang strategi pengembangan usaha telah banyak dilakukan. Pada umumnya tujuan peneliti-peneliti yang mengkaji penelitian mengenai strategi pengembangan usaha adalah untuk (1) mengidentifikasi factor-faktor internal dan eksternal suatu perusahaan / industri, (2) meformulasikan strategi untuk perusahaan yang diteliti. Terdapat beberapa penelitian terdahulu baik yang terkait secara langsung mengenai penelitian jamur. Beberapa peneliti itu diantaranya adalah Suci Melani (2009), Marsella Sembiring (2009), Yessica Wisandhini (2008), Retno Wijayanti (2009), Lisda Elsera Ginting (2009), Zulrasyida Amalia (2009).

Dari penelitian terdahulu terdapat perbedaan yang terkait langsung dengan penelitian penulis dengan topik strategi pengembangan yaitu terletak pada objek, kajian, tempat penelitian dan hasil dalam penelitian. Adapun persamaannya terletak pada tujuan penelitian dalam menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta merumuskan alternatif strategi bagi perusahaan berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal tersebut. Sedangkan penelitian yang tidak secara langsung terkait dengan topik strategi pengembangan, seperti analisis sifat fisik jamur, penelitian terdahulu yang dilakukan Suci Melani (2009), Yessica Wisandhini (2008), Marsella Sembiring (2009), telah membantu penulis mempelajari mengenai konsep dan faktor yang menjadi bahan kajian dalam perumusan strategi pengembangan usaha, membantu penulis dalam mempelajari contoh aplikasi strategi pada perusahaan jamur. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Retno Wijayanti (2009), Lisda Elsera Ginting (2009),

29 Zulrasyida Amalia (2009) telah membatu penulis dalam aspek budidaya, tataniaga

dan resiko jamur tiram.

Penelitian yang dilakukan membahas mengenai strategi pengembangan usaha jamur tiram putih agar perusahaan dapat memanfaatkan peluang, mencapai tujuan dan memperoleh keuntungan. Penelitian strategi pengembangan usaha jamur tiram ini menitikberatkan pada upaya memaksimalkan potensi sumberdaya yang dimiliki untuk dapat mengambil peluang dan meminimalkan dampak ancaman yang ada pada lingkungan operasional perusahaan. Upaya tersebut ditujukan untuk dapat mencapai tingkat produksi yang menentukan kemampuan perusahaan dalam persaingan dan lingkungan industri. Penyusunan alternatif strategi hasil matriks IE yang masih umum seperti penetrasi pasar, di integrasikan dengan alternative strategi hasil matriks SWOT yang lebih kongkrit karena sudah lebih teknis, seperti meningkatkan kapasitas produksi. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 5.

30 Table 5. Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Peneliti Tujuan Metode/Alat

Analisa Hasil Analisis

Yesica Wisandhini (2008) Strategi Pengembangan Jamur Tiram Pada perusahaan Jamur Tegalwaru , Bogor 1. Menganalisis faktor ekstrnal yang

menjadi peluang dan

ancaman yang dihadapi oleh perusahaan Jamur Tegalwaru serta factor internal perusahaan. 2. Merumuskan strategi pengembangan usaha dari hasil analisis eksternal dan internal perusahaan tersebut. Matriks IFE dan EFE, IE, Matriks SWOT dan QSPM

hasil dari matrik IE diketahui perusahaan berada pada kuadran II atau pada posisi tumbuh dan kembangkan. Strategi yang tepat digunakan adalah strategi intensif dan strategi integratif.

Strategi utama

berdasarkan STAS yang tertinggi yakni strategi mengoptimalkan kapasitas produksi. Suci Melani (2009) Analisis Strategi Pengembangan Usaha Telur Puyuh (kasus : Peternakan Puyuh Bintang Tiga/PPBT, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor) 3. Menganalisis faktor eksternal yang

menjadi peluang dan

ancaman yang

dihadapi peternakan puyuh bintang tiga serta factor internal perusahaan yang menjadi kekuatan dan kelemahan peternakan puyuh bintang tiga. 4. Merumuskan alternatif strategi dan menetapkan

prioritaas strategi pengembangan usaha dari hasil analisis internal dan eksternal perusahaan tersebut. Matriks IFE dan EFE, IE, Matriks SWOT dan QSPM

Hasil dari matriks IE diketahui perusahaan berada pada kuadranV atau pada posisi jaga dan pertahankan. Strategi yang tepat digunakan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi utama berdasarkan STAS yang tertinggi yakni strategi perbaikan manajemen usaha untuk menghadapi pesaing. Marsella Br Sembiring (2009) Analisis Strategi Pengembangan Usaha Ayam Broiler UD Janu Putro Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Mengindentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi pengembangan usaha peternakan UD. Janu Putro

2. Memformulasikan strategi alternatif

yang dapat

diterapkan oleh usaha peternakan UD. Janu Putro 3. Menentukan prioritas strategi yang digunakan perusahaan dalam pengembangan usaha. Matriks IFE dan EFE, IE, Matriks SWOT dan QSPM

Hasil dari matriks IE diketahui perusahaan berada pada kuadran IV atau pada posisi tumbuh dan bina. Strategi yang tepat dikembangkan oleh perusahaan adalah integrasi, baik integrasi ke depan maupun

31 Table 5. Lanjutan Penelitian Terdahulu

Retno Wijayanti (2009) Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Strudi Kasus: Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan

Megamendung, Kabupaten Bogor)

1. Menganalisis faktor ekstrnal yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh kelompok tani Putera Alam 2. Merumuskan dan

memprioritaskan strategi terbaik yang dapat diterapkan dan

direkomendasikan kepada kelompok taniPutera Alam.

Matriks IFE dan EFE, IE, Matriks SWOT dan QSPM

Hasil dari matriks IE diketahui perusahaan berada pada kuadran II atau pada posisi tumbuh dan kembangkan. Strategi yang tepat dikembangkan oleh perusahaan adalah integrasi, baik integrasi ke depan maupun kebelakang.

Lisda Elsera (2009)

Risiko Produksi Jamur Tiram Pada

Usaha Cempaka

Baru Di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

1. Menganalisis resiko produksi pada usaha budidaya jamur tiram putih dan hubungannya dengan pengembalian yang diharapkan

2. Menganalisis alternatif yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi di usaha budidaya jamur tiram putih

Analisis Kuantitatif (Nilai Harapan, Peluang, Variance, Standard Deviasi, Coefficient Variation) analisis manajemen resiko.

1. Dari hasil penilaian risiko yang menggunakan ukuran coefficient variantion diketahui bahwa budidaya jamur tiram putih menghadapi risiko produksi sebesar 0,32 dengan kata lain bahwa untuk setiap satu kilogram hasil yang diperoleh akan mengalami risiko sebanyak 0,32 Kg pada saat terjadi risiko produksi.

2. Strategi penanganan risiko produksi yang dapat dilakukan adalah strategi preventif, yaitu strategi yang bertujuan untuk menghindari terjadinya resiko. Zulrasyida Amalia (2009) Studi Kelayakan Usaha Budidaya Jamur Tiram (Studi Kasus Rimba Jaya Mushroom,

Kabupaten Bogor)

1. Menganalisis kelayakan usaha budidaya jamur tiram pada Rimba Jaya Mushroom layak atau tidak layak untuk dijalankan.

2. Menganalisis tingkat kepekaan (sensitivitas) kelayakan usaha.

Aspek non financial dan aspek financial(aspek pemasaran, SDM, teknis dan teknologi) dan aspek financial (NVP,IRR,Net B/C PBP, BEP)

1. Dari analisis kelayakan usaha budidaya jamur tiram perusahaan ini layak untuk dijalankan. Hal ini terlihat dari NVP selama 10 tahun bernilai positif. Nilai IRR yang didapat juga bernilai 44 persen, lebih tinggi dari tingkat suku bunga deposito. Nilai Net B/C yang didapat 4,004 lebih dari satu (1) yang menyatakan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan. Nilai PBP dan BEP juga masih dibawah umur proyek yaitu sebesar 3,2 dan 7,2 tahun. Sehingga usaha budidaya pada usaha perusahaan layak untuk dijalankan.

32

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini, akan dijelaskan pada sub bab-sub bab berikut.

3.1.1. Konsep Manajemen Strategi

Ada beberapa definisi tentang strategi seperi yang dikatan dalam beberapa literatur yang berkaitan dengan manajemen strategi, antara lain strategi adalah merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan kaitan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas lokasi sumber daya. Strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaktif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang mempengaruhi organisasi (Rangkuti, 2000).

Menurut David (2009) manajemen strategi dapat didefinisiskan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasikan, menginplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses tersebut dipengaruhi kondisi eksternal dan internal serta mengankat isu mengenai misi, strategi dan kebijakan perusahaan. Proses