BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Deskripsi Data Penelitian
2. Analisis Tambahan Data Penelitian
Ada beberapa analisis tambahan dari data penelitian yang berkaitan
dengan kelompok subjek menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta
status berpacaran subjek penelitian. Berikut tabel serta penjelasan dari
masing-masing analisis subjek:
Tabel 4.9.
Deskripsi Data Penelitian Menurut Jenis Kelamin
Variabel / Subjek n Mean
Empirik
Mean Teoritik
Sig.
Pengawasan Orang Tua
Perempuan 133 77,74 65 0,000
Laki-laki 120 73,97 65 0,000
Perilaku Seksual
Perempuan 133 26,92 84,5 0,000
Tabel deskripsi data penelitian menurut jenis kelamin
menunjukkan bahwa mean empirik pengawasan orang tua pada subjek
perempuan sebesar 77,74 sedangkan mean teoritiknya sebesar 65. Mean
empirik pengawasan orang tua pada subjek laki-laki sebesar 73,97
sedangkan mean teoritiknya sebesar 65. Hal ini menunjukkan bahwa mean
empirik pengawasan orang tua pada kedua kelompok subjek lebih tinggi
daripada mean teoritiknya. Nilai signifikansi pengawasan orang tua yang
diperoleh kedua kelompok subjek sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa
mean empirik dan mean teoritik signifikan berbeda. Berdasarkan data ini
dapat disimpulkan bahwa pengawasan orang tua pada kedua kelompok
subjek yakni perempuan dan laki-laki dapat dikatakan tergolong tinggi dan
signifikan.
Pada variabel perilaku seksual, dapat dilihat bahwa skor mean
empirik yang diperoleh subjek perempuan maupun laki-laki lebih kecil
dibanding skor mean teoritiknya. Pada subjek perempuan mean empirik
sebesar 26,92 dan mean teoritik sebesar 84,5 sedangkan pada subjek
laki-laki mean empirik sebesar 31,04 dan mean teoritik sebesar 84,5. Nilai
signifikansi perilaku seksual yang diperoleh kedua kelompok subjek
sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa mean empirik dan mean teoritik
signifikan berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku seksual pada dua
kelompok subjek yakni perempuan dan laki-laki tergolong rendah dan
Gambar 4.1.
Diagram Data Penelitian Menurut Jenis Kelamin
Jika dilihat dari diagram data penelitian menurut jenis kelamin di
atas, subjek perempuan mendapatkan pengawasan orang tua yang lebih
tinggi dibanding subjek laki-laki, akan tetapi perilaku seksual subjek
perempuan lebih rendah dibanding subjek laki-laki.
Gambar 4.2.
Diagram Data Penelitian Perilaku Seksual Menurut Jenis Kelamin
0 20 40 60 80 100
Pengawasan Orang Tua Perilaku Seksual
Perempuan Laki-laki 0 5 10 15 20 25 30 35 Perempuan Laki-laki
Dari diagram data penelitian perilaku seksual menurut jenis kelamin
dapat dilihat bahwa perilaku seksual subjek laki-laki lebih tinggi dari
subjek perermpuan, terutama pada perilaku sexual self stimulation atau masturbasi.
Tabel 4.10.
Tabel Data Penelitian Menurut Tingkat Pendidikan
Variabel / Subjek n Mean
Empirik
Mean Teoritik
Sig.
Pengawasan Orang Tua
SMP 74 75,80 65 0,000 SMA/SMK 162 75,92 65 0,000 Mahasiswa 17 76,96 65 0,000 Perilaku Seksual SMP 74 27,08 84,5 0,000 SMA/SMK 162 29,60 84,5 0,000 Mahasiswa 17 29,82 84,5 0,000
Berdasarkan data pada tabel 4.10, dapat kita lihat bahwa mean
empirik pengawasan orang tua dari 3 kelompok subjek lebih besar
daripada mean teoritik. Mean empirik yang diperoleh subjek SMP sebesar
75,80, subjek SMA/SMK sebesar 75,92, subjek mahasiswa sebesar 76,96,
sedangkan mean teoritiknya sebesar 65. Mean empirik yang lebih besar
daripada mean teoritik ini menunjukkan bahwa pengawasan orang tua
yang didapatkan ketiga kelompok subjek tergolong tinggi. Nilai
signifikansi pengawasan orang tua yang diperoleh ketiga kelompok subjek
signifikan berbeda. Berdasarkan data ini dapat disimpulkan bahwa
pengawasan orang tua yang didapatkan ketiga kelompok subjek tergolong
tinggi dan signifikan.
Pada variabel perilaku seksual, ketiga kelompok subjek
mendapatkan mean empirik yang lebih kecil daripada mean teoritiknya.
Mean empirik subjek SMP sebesar 27,08, subjek SMA sebesar 29,60,
subjek mahasiswa sebesar 29,82, sedangkan mean teoritiknya sebesar
84,5. Mean empirik yang lebih kecil daripada mean teoritik ini
menunjukkan bahwa perilaku seksual ketiga kelompok subjek tergolong
rendah. Nilai signifikansi perilaku seksual yang diperoleh ketiga kelompok
subjek sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa mean empirik dan mean
teoritik signifikan berbeda. Berdasarkan data ini dapat disimpulkan bahwa
perilaku seksual ketiga kelompok subjek tergolong rendah dan signifikan.
Gambar 4.3.
Diagram Data Penelitian Menurut Tingkat Pendidikan
Diagram data penelitian menurut tingkat pendidikan menunjukkan
bahwa pengawasan orang tua yang didapatkan subjek SMP, SMA/SMK
0 20 40 60 80 100
Pengawasan Orang Tua Perilaku Seksual
SMP SMA/SMK Mahasiswa
maupun mahasiswa tidak terlalu jauh berbeda. Pada variabel perilaku
seksual, dapat dilihat bahwa perilaku subjek SMP lebih rendah daripada
SMA/SMK dan mahasiswa. Akan tetapi, perilaku seksual SMA/SMK dan
mahasiswa tidak jauh berbeda.
Gambar 4.4.
Diagram Data Penelitian Perilaku Seksual Menurut Tingkat Pendidikan
Diagram data penelitian perilaku seksual menurut tingkat
menunjukkan bahwa perilaku seksual subjek SMA/SMK dan mahasiswa
lebih tinggi dari subjek SMP, dimana perilaku seksual subjek SMA/SMK
dan mahasiswa hampir sama tingginya. Akan tetapi, perilaku seksual
subjek mahasiswa lebih rendah dari subjek SMA/SMK pada beberapa
perilaku, yakni sexual self stimulation atau masturbasi, oral genital stimulation, dansexual intercourseatau bersenggama.
0 5 10 15 20 25 30 35 SMP SMA/SMK Mahasiswa
Tabel 4.11.
Data Penelitian Menurut Status Berpacaran
Variabel / Subjek n Mean
Empirik
Mean Teoritik
Sig.
Pengawasan Orang Tua
Pernah Berpacaran 156 76,11 65 0,000
Belum Pernah Berpacaran 97 75,70 65 0,000
Perilaku Seksual
Pernah Berpacaran 156 30,31 84,5 0,000
Belum Pernah Berpacaran 97 26,56 84,5 0,000
Berdasarkan data pada tabel data penelitian menurut status berpacaran
dapat kita lihat bahwa mean empirik pengawasan orang tua pada kedua
kelompok subjek lebih besar daripada mean teoritik. Subjek yang
mengatakan pernah berpacaran diperoleh mean empirik sebesar 76,11
sedangkan mean teoritiknya 65. Subjek yang belum pernah berpacaran,
mean empiriknya sebesar 75,70 dan mean teoritiknya sebesar 65. Mean
empirik pengawasan orang tua yang lebih besar daripada mean teoritik ini
menunjukkan bahwa pengawasan orang tua yang diperoleh kedua
kelompok subjek tergolong tinggi. Nilai signifikansi pengawasan orang
tua yang diperoleh kedua kelompok subjek sebesar 0,000 yang
menunjukkan bahwa mean empirik dan mean teoritik signifikan berbeda.
Berdasarkan data ini dapat disimpulkan bahwa pengawasan orang tua yang
didapatkan kedua kelompok subjek tergolong tinggi dan signifikan.
Pada variabel perilaku seksual, mean empirik yang diperoleh kedua
kelompok subjek lebih kecil daripada mean teoritiknya. Mean empirik
yang belum pernah berpacaran sebesar 26,56 sedangkan mean teoritik
yang diperoleh sebesar 84,5. Mean empirik yang lebih kecil dari mean
teoritik ini menunjukkan bahwa perilaku seksual yang diperoleh kedua
kelompok subjek tergolong rendah. Nilai signifikansi perilaku seksual
yang diperoleh kedua kelompok subjek sebesar 0,000 yang menunjukkan
bahwa mean empirik dan mean teoritik signifikan berbeda. Berdasarkan
data ini dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual kedua kelompok subjek
tergolong rendah dan signifikan.
Gambar 4.5.
Diagram Data Penelitian Menurut Status Berpacaran
Berdasarkan diagram data penelitian menurut status berpacaran di atas,
dapat dilihat bahwa pengawasan yang didapatkan subjek pernah
berpacaran maupun yang belum pernah berpacaran tidak terlalu jauh
berbeda. Akan tetapi, subjek yang pernah berpacaran memiliki perilaku
seksual yang lebih tinggi dari subjek yang belum pernah berpacaran.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 Pengawasan Orang Tua Perilaku Seksual Pernah Berpacaran Belum Pernah Berpacaran
Gambar 4.6.
Diagram Data Penelitian Perilaku Seksual Menurut Status Berpacaran
Diagram data penelitian perilaku seksual menurut status berpacaran
menunjukkan bahwa perilaku seksual subjek yang pernah berpacaran lebih
tinggi dari subjek yang belum pernah berpacaran. Hal ini terjadi di semua
perilaku seksual yang diteliti.