• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Vignette

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

C. Metode Pengumpulan Data

2. Analisis Vignette

a. Pengertian Vignette dan Analisis Vignette

Vignette didefinisikan sebagai suatu contoh atau gambaran konkret dari seseorang atau beberapa orang dan perilakunya dalam bentuk skenario singkat atau gambar dimana partisipan diminta untuk merespon skenario atau gambar tersebut dengan memberikan komentar atau opini mereka (Hazel, 1995; Hill, 1997).

Hughes (1998) mengungkapkan bahwa analisis vignette merupakan suatu bentuk analisis isi terhadap suatu cerita tentang individu, situasi dan struktur tertentu yang dapat menjadi acuan bagi poin-poin penting dalam studi mengenai persepsi (opini dan pandangan), kepercayaan dan sikap. Secara lebih terperinci, analisis vignette mempunyai tiga tujuan utama, yaitu untuk mengklarifikasi penilaian-penilaian individu terutama yang

berkaitan dengan dilema moral, untuk mengetahui pengalaman-pengalaman sensitif individu serta untuk menggali konteks situasional dan variabel-variabel yang berpengaruh pada interpretasi individu terhadap suatu tindakan atau situasi dalam vignette.

b. Alasan / Dasar Penggunaan Analisis Vignette dalam FGD

Analisis vignette merupakan metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang dapat berdiri sendiri maupun digunakan bersama dengan metode lain. Barter & Renold (1999) mengungkapkan bahwa analisis vignette dalam FGD dugunakan sebagai stimulus awal untuk mendorong partisipan dalam kelompok FGD untuk menyuarakan opini mereka terkait topik tertentu. Analisis vignette juga berguna untuk mengeksplorasi ide-ide partisipan terkait topik-topik sensitif yang biasanya sulit untuk didiskusikan.

Dari penjelasan di atas, peneliti kemudian memutuskan untuk menggunakan analisis vignette sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian ini. Hal ini dilatarbelakangi pertimbangan bahwa analisis

vignette sesuai digunakan sebagai sarana untuk menstimulasi partisipan dalam mengungkapkan pendapatnya serta mengeksplorasi opini dan pandangan partisipan terkait suatu topik sensitif, sesuai tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran konsep remaja tentang keintiman dalam pacaran.

c. Proses Penyusunan Vignette

Vignette dalam penelitian ini disusun oleh peneliti berdasarkan 19 aspek yang dipaparkan oleh Monsour (1992) dan Monsour (dalam Gruenert, 2002) dalam penelitiannya, yaitu meliputi aspek pengungkapan diri; pemahaman dan empati; apresiasi, perhatian dan rasa hormat; pengenalan diri secara mendalam; kepuasan dalam hubungan dan kesenangan; menciptakan makna, ekspresivitas emosi; kedekatan dan keterhubungan, kepercayaan; ketiadaan konflik; kontak fisik; kontak seksual; melakukan aktivitas bersama; perilaku otentik; bantuan dan dukungan; berbagi jaringan pertemanan; penerimaan dan dorongan; adanya kesamaan dan kemiripan serta kontrol dan pengaruh.

Vignette KDP dalam penelitian ini disusun melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Sembilan belas aspek keintiman yang dipaparkan oleh Monsour (1992) dan Monsour (dalam Gruenert, 2002) dibagi ke dalam dua buah vignette

dengan persebaran yang cukup seimbang, yaitu sepuluh aspek dalam

vignette I dan sembilan aspek dalam vignette II. Pembagian 19 aspek keintiman ke dalam dua vignette bertujuan agar vignette tidak terlalu panjang dan menghindari munculnya kebosanan/keengganan partisipan untuk membaca vignette.

Pembagian tersebut didasarkan pada adanya kesesuaian karakteristik antara 19 aspek keintiman dengan komponen-komponen dalam lima tipe keintiman yang diungkapkan oleh Schaefer & Olson (1981),

kecuali aspek kontrol dan pengaruh yang tidak sesuai dengan komponen dalam tipe keintiman manapun. Lima tipe keintiman tersebut meliputi keintiman kognitif (mencakup komponen pemahaman terhadap satu sama lain dan pengungkapan diri), keintiman emosi (mencakup komponen-komponen terkait ekspresivitas emosi, kepercayaan, kedekatan, menciptakan makna, kedalaman, kepuasan, responsivitas dan keamanan), keintiman fisik (mencakup komponen seperti sentuhan, afeksi dan seksualitas), keintiman instrumental (mencakup komponen perilaku, seperti melakukan sesuatu bersama atau memberikan bantuan) serta keintiman sosial (mencakup komponen berbagi teman maupun berbagai bentuk dukungan sosial). (Lihat tabel III.3)

2. Membuat blue print vignette sebagai rancangan awal untuk menyusun aspek-aspek keintiman menjadi sebuah cerita/skenario. Blue print vignette dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel III.3 : Blue Print Vignette

NO TIPE KEINTIMAN

ASPEK KEINTIMAN

REMAJA PUTRA REMAJA PUTRI

VIGNETTE I VIGNETTE II VIGNETTE I VIGNETTE II

1. Keintiman Kognitif Pengungkapan diri Pemahaman & empati Pengungkapan diri Pemahaman & empati

2. Keintiman Emosi

Apresiasi, perhatian & rasa hormat

Pengenalan diri secara mendalam

Kepuasan dalam hubu ngan dan kesenangan

Menciptakan makna

Ekspresivitas Emosi

Kedekatan dan keterhu bungan

Kepercayaan

Ketiadaan konflik

Apresiasi, perhatian & rasa hormat

Pengenalan diri secara mendalam

Kepuasan dalam hubu ngan dan kesenangan

Menciptakan makna

Ekspresivitas Emosi

Kedekatan & keterhu bungan

Kepercayaan

Ketiadaan konflik

3. Keintiman Fisik  Kontak fisik Kontak seksual Kontak fisik Kontak seksual 4. Keintiman Instrumen

tal / Perilaku

Melakukan aktivitas ber sama

Perilaku otentik

Bantuan & dukungan Melakukan aktivitas ber sama

Perilaku otentik

Bantuan & dukungan

5. Keintiman Sosial

Berbagi jaringan pertema nan

Penerimaan & dorongan

Adanya persamaan & kemiripan

Berbagi jaringan pertema nan

Penerimaan & dorongan

Adanya persamaan & kemiripan

3. Menjabarkan aspek-aspek keintiman baik dalam vignette I maupun

vignette II dalam kalimat-kalimat yang menggambarkan suatu definisi maupun ekspresi/perilaku terkait aspek-aspek tersebut. Kalimat-kalimat tersebut lalu dirangkai dengan latar situasi hubungan pacaran menjadi suatu cerita/skenario (vignette) keintiman dalam pacaran. Vignette KDP (I dan II) tersebut kemudian akan dibuat masing-masing untuk remaja putra dan remaja putri. Pembedaan vignette untuk remaja putra dan putri bertujuan untuk menghindari bias gender (Prospero, 2006). Perbedaan vignette antara remaja putra dan putri terletak pada fokus tokoh utama dalam vignette, yaitu cerita/skenario dengan tokoh utama laki-laki dalam vignette untuk remaja putra dan cerita/skenario dengan tokoh utama perempuan dalam vignette untuk remaja putri. Vignette

KDP (I dan II) untuk remaja putra dapat dilihat pada tabel III.4 dan III.5 dan untuk remaja putri dapat dilihat pada tabel III.6 dan III.7 berikut ini.

Tabel III.4 : Vignette 1 Remaja Putra V I GN ET T E I (M ALE FOCU SED)

Bayu dan Ninda sudah berpacaran selama kurang lebih satu tahun. Mereka sering melewatkan waktu luang berdua maupun bersama teman-teman, karena mereka satu sekolah dan memiliki beberapa teman yang sama. Bayu senang mengajak Ninda melewatkan malam minggu dengan pergi berdua untuk sekedar jalan-jalan sambil ngobrol tentang hobi mereka masing-masing. Bayu tidak canggung lagi untuk menggandeng tangan dan merangkul pundak atau pinggang Ninda saat jalan berdua, bahkan Bayu juga seringkali membelai rambut dan mencium kening serta pipi Ninda. Bayu juga merasa bebas untuk mengutarakan pemikiran dan perasaan mengenai berbagai hal kepada Ninda serta tak ragu menyumbang ide-ide untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi Ninda Sebaliknya, Bayu selalu mempertimbangkan dan peduli terhadap pendapat atau

saran yang diberikan Ninda terhadap masalah yang dihadapinya, karena Bayu menganggap Ninda seseorang yang penting bagi dirinya. Selama ini Bayu pun merasa Ninda sungguh membantunya untuk lebih mengenal dirinya sendiri dengan memberikan tanggapan yang jujur terhadap sikap atau tindakan Bayu apabila Bayu memintanya. Sejak awal berpacaran, Bayu senantiasa memberikan kebebasan kepada Ninda untuk melakukan berbagai hal yang dianggap Ninda baik tanpa selalu memberikan penilaian terhadap apa yang dilakukan Ninda. Ia juga menerima Ninda apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada kekasihnya tersebut Semakin hari mereka menjadi semakin dekat, bahkan Bayu memiliki panggilan sayang untuk Ninda. Bayu merasa puas terhadap hubungan yang dijalaninya bersama Ninda dan merasa bahwa hubungan tersebut membuatnya bahagia. Kepuasan dan kebahagiaan ini muncul karena selama ini Bayu merasa bisa menjadi dirinya sendiri dan dapat bertindak atau berkata-kata secara spontan ketika berpacaran dengan Ninda.

Tabel III.5 : Vignette II Remaja Putra V I GN ET T E I I (M ALE FOCU SED)

Bagus memiliki kekasih bernama Ratih. Ia mencintai Ratih dan sering menyatakan perasaanya terhadap Ratih dengan kata-kata seperti “I love u” atau “Aku sayang kamu” baik secara langsung maupun diselipkan dalam sms yang dikirimkan Bagus untuk kekasihnya tersebut. Bagus merasa memiliki banyak kesamaan dengan kekasihnya tersebut, baik dari segi sifat, kebiasaan maupun cara berpikir. Hal ini membuat Bagus dan Ratih tergolong jarang terlibat perselisihan pendapat maupun pertengkaran. Bagus juga selalu berusaha menjaga perasaan Ratih dengan bertindak tidak berlebihan dan menerapkan batas-batas yang jelas dalam bergaul dengan teman-teman wanitanya. Selain itu, Bagus senantiasa menunjukkan perhatiannya kepada Ratih, sampai-sampai ia memantau keberadaan kekasihnya sesering mungkin lewat telepon atau sms ketika Ratih sedang tidak bersama dirinya. Bagus pun berusaha melindungi kekasihnya dengan cara ikut campur dan mempengaruhi keputusan Ratih dalam menentukan orang-orang yang dipilih Ratih menjadi temannya. Semakin hari Bagus merasa semakin dekat dan memiliki ikatan yang kuat dengan Ratih. Oleh kerena itu, Bagus merasa aman untuk mempercayakan rahasia-rahasia menyangkut dirinya, keluarga atau teman-temannya kepada Ratih. Sebaliknya, Bagus juga selalu bersungguh-sungguh mendengar keluh kesah dari Ratih dan berusaha memahami setiap hal yang diungkapkan Ratih dari sudut pandang Ratih, bukan dari sudut pandangnya sendiri. Bagus tidak jarang pula memberikan bantuan pada Ratih. Suatu siang Bagus meluangkan waktu datang ke rumah Ratih dan membantu Ratih mengatur tempat untuk pertemuan remaja kampung sore harinya. Setelah selesai menata tempat pertemuan, Bagus dan Ratih kemudian beristirahat sambil menonton tv di ruang keluarga. Saat itu Ratih sedang di rumah sendiri karena orang tuanya masih bekerja dan kakaknya belum pulang sekolah. Awalnya mereka hanya menonton tv sambil duduk berdekatan. Namun karena terbawa suasana dan terdorong oleh rasa ingin tahu yang besar, mereka kemudian mencoba untuk berciuman bibir dan berpelukan sambil meraba bagian-bagian tubuh yang sensitif satu sama lain.

Tabel III.6 : Vignette 1 Remaja Putri V I GN ET T E I (FEM ALE FOCU SED)

Lani dan Gande sudah berpacaran selama kurang lebih satu tahun. Mereka dahulu mengenal dan kemudian menjadi dekat karena berekolah di tempat yang sama. Lani senang melewatkan akhir minggu dengan jogging dan cuci mata di arena Sunday morning bersama Gande. Lani tidak sungkan menggandeng tangan atau merangkul pundak kekasihnya ketika mereka jalan bersama. Ia pun tak merasa canggung untuk sesekali mengecup kening atau mengusap rambut dan punggung Gande untuk menunjukkan rasa sayangnya pada kekasihnya itu. Mereka juga memiliki panggilan sayang untuk satu sama lain. Seiring berjalannya waktu, Lani merasa nyaman untuk mengungkapkan perasaannya mengenai berbagai hal kepada Gande. Ia dan Gande juga saling bertukar pikiran tentang harapan, kelebihan dan kelemahan serta kebiasaan masing-masing. Melalui sharing tersebut Lani merasa terbantu untuk lebih mengenal dirinya sendiri, karena Gande selalu memberikan tanggapan yang jujur terhadap apapun yang diungkapkan Lani mengenai dirinya sendri. Di sisi lain, Lani pun mulai mengetahui impian-impian Gande kekasihnya. Salah satu impian Gande adalah ingin menjadi pemenang dalam festival band pelajar tahun ini bersama teman-teman satu bandnya, sehingga akhir-akhir ini Gande lebih banyak menghabiskan waktunya di luar sekolah untuk berlatih band. Lani mendukung usaha Gande tersebut, sehingga ia tidak marah pada Gande yang beberapa kali terlambat menjemputnya dari tempat les karena waktunya bertabrakan dengan jadwal latihan band. Lani juga berkenalan dengan teman-teman band Gande dan menerima mereka sebagai temannya juga. Sekali-sekali Lani bahkan menemani Gande berlatih band dan memuji Gande ketika kekasihnya bermain bagus. Namun Lani tidak pernah ikut campur ketika Gande terlibat perselisihan dengan sesama teman bandnya. Ia percaya bahwa Gande punya cara sendiri untuk mengatasi masalahnya. Lani merasa hubungannya dengan Gande berjalan menyenangkan dan membuatnya bahagia. Kebahagia muncul dalam diri Lani karena selama berpacaran dengan Gande ia merasa tidak perlu menjadi orang lain dan selalu dapat bertindak atau berkata-kata dengan jujur tanpa dibuat-buat.

Tabel III.7 : Vignette 2 Remaja Putri V I GN ET T E I I (FEM ALE FOCU SED)

Laras sedang berpacaran dengan Rangga. Ia termasuk jarang terlibat dalam percekcokan atau selisih pendapat dengan kekasihnya tersebut. Bahkan, kini Laras menjadi lebih dekat dan merasa memiliki ikatan yang kuat dengan Rangga. Semakin hari Laras semakin bisa mengetahui dan memahami bila ada sesuatu yang sedang mengganggu pikiran Rangga, meskipun Rangga belum menceritakan hal tersebut kepada dirinya. Laras sering pula merasa bahwa ide-ide yang datang dari Rangga untuk melakukan sesuatu merupakan sesuatu yang ingin ia lakukan juga. Ia pun sepenuhnya percaya bahwa kekasihnya tidak akan mengkhianati dirinya dan Laras juga merasa aman untuk memberitahu rahasia-rahasia yang dimilikinya kepada Rangga. Di sisi lain, Laras juga sangat peduli

pada Rangga, sehingga ia turut memberikan pengaruh yang besar terhadap keputusan-keputusan yang diambil Rangga. Laras memberi saran pada Rangga untuk membeli model baju tertentu atau memotong rambut dengan gaya tertentu agar tidak ketinggalan jaman. Laras pun mempengaruhi Rangga untuk masuk sekolah yang sama dengannya supaya mereka bisa tetap bersama. Selain itu, Laras juga berusaha selalu ada untuk Rangga ketika kekasihnya itu membutuhkan dirinya. Hal ini ditunjukkan Laras dengan bersedia menemani Rangga dalam diam dan menjadi pendengar yang baik ketika Rangga dengan meledak-ledak penuh kemarahan bercerita tentang pertengkaran hebat dengan orang tuanya. Laras baru mengeluarkan kata-kata untuk meredam kemarahan Rangga setelah kekasihnya itu telah puas melampiaskan emosinya lewat ceritanya yang meledak-ledak. Ia selalu punya cara untuk menentramkan hati kekasihnya. Laras juga senantiasa menjaga perilakunya ketika bergaul dengan teman laki-laki supaya tidak membuat Rangga merasa cemburu. Ia pun tidak sungkan membantu Rangga untuk memahami pelajaran dari sekolah. Suatu sore menjelang ujian semester, Laras bersedia untuk membantu Rangga belajar di rumahnya yang saat itu sedang kosong karena ditinggal orang tuanya menjenguk tetangga ke rumah sakit. Pada awalnya mereka sungguh-sungguh belajar, namun karena didukung oleh suasana yang sepi dan keinginan untuk mencoba-coba mereka kemudian duduk lebih merapat satu sama lain, saling berciuman bibir dan berpelukan sambil meraba bagian-bagian tubuh yang sensitif satu sama lain

d. Pertanggungjawaban Mutu Vignette

Vignette dalam penelitian ini digunakan sebagai sarana untuk menstimulasi partisipan dalam mengungkapkan pendapatnya serta mengeksplorasi opini dan pandangan partisipan terkait suatu topik sensitif, sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran konsep remaja tentang keintiman dalam pacaran.

Pertanggungjawaban mutu vignette dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Vignette KDP disusun berdasarkan aspek-aspek KDP yang telah dijabarkan dalam tinjauan teori (lihat Tabel III.3). Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa vignette benar-benar mampu

merepresentasikan topik yang akan digali dalam penelitian ini yaitu keintiman dalam pacaran.

2. Vignette KDP yang telah selesai disusun peneliti kemudian menjalani proses penilaian professional (professional judgement) dari pihak yang berkompeten (dalam hal ini dosen pembimbing skripsi). Hal ini bertujuan supaya vignette tersebut relevan dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian (Azwar, 1999). Dalam proses ini, dosen pembimbing skripsi memeriksa sejauh mana kesesuaian cerita/skenario dalam

vignette KDP dengan aspek-aspek KDP yang akan diungkap dalam penelitian ini. Dosen pembimbing juga memberikan beberapa koreksi/masukan terkait isi vignette kepada peneliti.

3. Peneliti kemudian memperbaiki vignette KDP sesuai koreksi/masukan dosen pembimbing, hingga vignette tersebut dinyatakan layak digunakan sebagai alat untuk menstimulasi partisipan dalam mengungkapkan pendapatnya serta menggali pandangan partisipan terkait topik keintiman dalam pacaran.

e. Prosedur Analisis Vignette dalam FGD

Analisis vignette yang dilakukan oleh partisipan dalam FGD pada penelitian ini melalui tahapan sebagai berikut :

1. Partisipan diberi waktu untuk membaca vignette yang telah dibagikan oleh peneliti/asisten peneliti dengan seksama

2. Partisipan lalu diminta untuk mengidentifikasi bagian vignette yang menunjukkan/menggambarkan adanya keintiman dalam hubungan pacaran. Mereka juga diminta untuk menandai bagian tersebut dengan cara memberinya garis bawah menggunakan alat tulis.

3. Partisipan kemudian diminta untuk mengungkapkan apa yang sudah mereka tandai sebagai bagian yang menunjukkan adanya KDP kepada teman-teman lain dalam suatu kelompok FGD.

D. Partisipan Penelitian

Dokumen terkait