• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek-Aspek Keintiman

BAB I. PENDAHULUAN

C. Keintiman Dalam Pacaran

1. Pacaran

2.4 Aspek-Aspek Keintiman

Keintiman adalah sebuah konsep yang luas dan memiliki batas-batas yang masih kabur atau kurang jelas (Prager, 1995). Beberapa ahli mengoperasionalisasikan keintiman dalam penelitiannya dengan cara yang unik dan berbeda antara satu dengan yang lain (Hegelson, Shaver, Dyer, 1987). Tidak ada konsensus antar para ahli tentang operasionalisasi keintiman, termasuk berkaitan dengan indikator atau aspek-aspek keintiman itu sendiri.

Monsour (1992) & Monsour (dalam Gruenet, 2003) adalah salah satu ahli yang menjabarkan keintiman secara komprehensif dalam sembilan belas aspek, yaitu meliputi:

1. Pengungkapan Diri (Self disclosure)

Self disclosure dapat diartikan sebagai bentuk pengungkapan sesuatu dari dalam diri seseorang yang sebelumnya belum diketahui

atau disadari oleh orang lain. Seseorang mengungkapkan pikiran dan perasaan pribadinya maupun informasi pesonal tentang dirinya kepada orang lain. Pengungkapan diri ini meliputi pengungkapan perasaan, persepsi, ketakutan dan keraguan atau ketidakyakinan dirinya kepada orang lain (Spurgin, 1989). Self disclosure melibatkan kemampuan verbal untuk berbicara, membuka diri, dan berbagi maupun bercerita mengenai hal-hal yang sifatnya pribadi kepada orang lain. Self disclosure terjadi misalnya ketika seseorang bercakap-cakap secara mendalam tentang hidup dan opini-opininya atau berdiskusi tentang masalah-masalah yang sedang dialaminya dengan orang lain (Monsour, 1992; Floyd & Parks, 1996; Azmitia & Radmacher, 2006). 2.Ekspresivitas Emosi(Emotional Expressiveness)

Emotional Expressiveness adalah kemampuan untuk mengekspresikan perasaan-perasaan dan emosi-emosi pribadi yang mendalam terkait hubungan yang dimiliki dengan orang lain terhadap orang bersangkutan secara verbal maupun non verbal. Aspek inilebih menekankan pada pengungkapan seseorang tentang hal-hal yang sudah diketahui sebelumnya oleh orang lain seperti misalnya ekspresi kedekatan emosional, kehangatan, kasih sayang, perhatian, penghargaan, pengertian maupun kepekaan dari seseorang pada orang lain (Monsour, 1992; Seki, et.al., 2002; Azmitia & Radmacher, 2006).

3.Melakukan Aktivitas Bersama(SharedActivity)

Shared Activiy berarti suatu bentuk melakukan kesenangan, selera, nilai-nilai, kepercayaan atau aktivitas bersama-sama. Aspek ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan melakukan hobi secara bersama-sama, menentukan sikap, pilihan-pilihan atau minat seperti misalnya minat akan politik dan spiritualitas secara bersama-sama serta sekedar bercakap-cakap dengan orang lain mengenai topik yang ringan, tidak sampai pada taraf berbagi pikiran atau perasaan. Aspek ini tidak berlaku intuk interaksi seperti bercakap-cakap atau aktivitas yang pada dasarnya bersifat seksual (Schaefer & Olson, 1981; Monsour, 1992; Floyd & Parks, 1996).

4. Bantuan dan Dukungan(Assistance & Support)

Assistance & Support merupakan keinginan seseorang untuk memberikan bantuan atau dukungan yang bersifat non-emosi kepada orang lain. Bantuan atau dukungan yang bersifat non-emosi emosi ini dapat berupa tenaga, waktu, alat, maupun materi (Monsour, 1992; & Azmitia & Radmacher, 2006).

5. Apresiasi, Perhatian dan Rasa Hormat (Appreciation, care and respect)

Aspek ini mengacu pada adanya kekaguman dan kebanggaan,, perhatian, perlindungan, serta penghormatan dari seseorang pada yang lain (Monsour, 1992).

6.Pemahaman dan Empati(Understanding and Emphaty)

Understanding and Emphaty merujuk pada adanya rasa saling mengenal dan mengerti satu sama lain, yaitu adanya perasaan dimengerti dan dipahami oleh orang lain sekaligus adanya kemampuan untuk mengerti dan memahami orang lain, yang dapat akhirnya dapat menimbulkan empati pada orang lain. Semakin intim sebuah hubungan, perasaan dimengerti dan mengerti ini dapat dicapai tanpa perlu disampaikan melalui kata-kata (Monsour, 1992; Seki, et.al., 2002; Azmitia & Radmacher, 2006).

7.Pengenalan Diri Secara Mendalam (Deepened self awareness)

Seseorang merasa intim dengan orang lain apabila ia terbantu untuk dapat mengenal, mengetahui dan memahami dirinya sendiri secara lebih mendalam melalui hubungannya dengan orang lain tersebut (Monsour, 1992).

8.Kepuasan dalam Hubungan dan Kesenangan (Relationships satisfaction and enjoyment)

Keintiman dalam sebuah hubungan terjadi apabila ada penilaian dari masing-masing pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut bahwa hubungan mereka telah membawa manfaat dan kepuasan serta menyenangkan untuk dijalani oleh satu sama lain (Monsour, 1992).

9.Perilaku Otentik (Genuine behavior)

Genuine behavior dapat dideskripsikan sebagai kemampuan untuk bertindak sesuai apa yang diinginkan dan berkata sesuai apa yang dipikirkan. Aspek ini juga menyangkut adanya kebebasan untuk menjadi siri sendiri secara spontan, otentik dan tidak dibuat-buat (Monsour, 1992).

10. Kedekatan dan Keterikatan(Closeness and Connectedness)

Closeness and connectedness merupakan suatu perasaan kedekatan, keterikatan dan keterhubungan yang erat dengan orang lain. Perasaan-perasaan seperti di atas dapat tercipta apabila seseorang memiliki hubungan yang intim dengan orang lain (Monsour, 1992)

11. Kontak Fisik (Physical Contact)

Kontak fisik adalah jarak kedekatan secara fisik antara seseorang dengan individu lain serta sentuhan fisik yang lembut dan bersifat non-seksual. Contoh-contoh kontak fisik tersebut adalah kontak mata, duduk berdekatan, berpegangan tangan, melingkarkan tangan pada pundak seseorang, saling mempertautkan lengan ketika berjalan bersama, membelai atau mengusap rambut/kepala seseorang, mengecup kening, mencium pipi serta memeluk (Dwyer, 2000; Ramiro, 2005).

12. Kontak Seksual (Sexual Contact)

Kontak seksual adalah kontak fisik yang bersifat seksual seperti misalnya ciuman bibir, meraba-raba bagian tubuh, petting

hingga melakukan hubungan seksual atau bersenggama. (Ramiro, 2005)

13. Ketiadaan Konflik(Lack of Conflict)

Ketiadaan konflik atau adanya kesepakatan mengenai berbagai hal antara seseorang dengan orang lain mendukung terjadinya keintiman dalam hubungan yang melibatkan orang-orang tersebut (Monsour, 1992).

14. Kepercayaan(Trust)

Kepercayaan merupakan sikap meyakini bahwa tidak ada satu pihak yang mencoba menarik keuntungan dari pihak lain, masing-masing pihak saling menaruh rasa percaya pada satu sama lain (Monsour, 1992; Floyd & Parks, 1996).

15. Penerimaan dan Dorongan(Acceptance and Encouragement)

Acceptance and encouragement berarti saling menerima sikap, peilaku dan pilihan-pilihan satu sama lain sebagai bentuk dorongan atau semangat kepada satu sama lain tanpa disertai adanya prasangka atau kepura-puraan (Monsour, 1992; Floyd & Parks, 1996)

16. Berbagi Jaringan Pertemanan(Shared Network)

Keintiman juga mencakup kemampuan untuk berbagi jaringan sosial atau kelompok-kelompok pertemanan antara seseorang

dengan yang lain sebagai usaha untuk memperluas sosialisasi satu sama lain (Monsour, 1992).

17. Menciptakan Makna Bersama(Created Meaning)

Created Meaning merupakan perilaku verbal maupun non-verbal tertentu yang dikembangkan dalam konteks hubungan yang intim. Dua orang saling berbagi kata-kata, tindakan atau kebiasaan-kebiasaan pribadi yang kemudian dimaknai bersama dan secara khusus dimiliki dan digunakan atau dilakukan bersama oleh dua orang yang memiliki hubungan intim tersebut (Monsour, dalam Gruenert, 2003).

18. Adanya Persamaan(Likeness and Similiarity)

Likeness and Similiarity merupakan suatu bentuk konformitas, yaitu adanya suatu pandangan bahwa penting bagi dua orang yang menjalin hubungan intim untuk terlihat mirip dan memiliki berbagai kesamaan dalam berbagai hal (Elbedour, et.al., 1997) 19. Kontrol dan Pengaruh dalam Hubungan (Relationships Control &

Power)

Keintiman dipandang pula sebagai adanya pengaruh atau kontrol dari seseorang ketika bersama dengan orang lain. Seseorang merasa intim dengan orang lain ketika ia dapat mengontrol segala hal yang dilakukan orang lain serta ketika harapannya untuk melakukan berbagai hal seturut dengan cara atau

aturannya sendiri dapat dipenuhi orang lain (Monsour, 1992; Elbedour, et.al., 1997).

Sembilan belas aspek keintiman yang dikemukan Monsour (1992) sebagai hasil beberapa penelitiannya seperti yang telah dijabarkan di atas juga ditemukan pula dalam beberapa penelitian tentang keintiman dalam konteks berbagai relasi. Aspek-aspek keintiman ini paling sering ditemukan dalam penelitian tentang keintiman dalam relasi persahabatan baik dengan sesama jenis kelamin maupun dengan jenis kelamin yang bebeda (Azmitia & Radmacher, 2006; Park & Flyod, 1996; Helgeson, et.al., 1987). Selain itu, aspek-aspek keintiman tersebut juga ditemukan dalam penelitian keintiman dalam relasi antara pria dan wanita dewasa muda dengan orang tua (Gruenert, 2003; Seki, et.al., 2002). Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah aspek-aspek keintiman seperti di atas juga ditemukan dalam konteks hubungan pacaran pada remaja awal, baik dalam tataran definisi maupun ekspresi.

Dokumen terkait