• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 TINJAUAN PUSTAKA

3 METODOLOGI PENELITIAN

3.4 Analisis Data

3.4.2 Analisis wisata Pantai Pangandaran

1). Karakteristik pengunjung wisata Pantai Pangandaran

Data karakteristik responden hasil wawancara baik secara lisan maupun kuisioner dianalisis secara deskriptif melalui penyajian tabel, grafik dan diagram. Data karakteristik pengunjung yang dianalisis adalah daerah asal, jenis kelamin,

umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan pokok, pendapatan per bulan, motivasi kunjungan, sifat kedatangan, tujuan kunjungan, pernah datang sebelumnya, lama kunjungan, jenis transportasi dan biaya perjalanan, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, motivasi kunjungan dan pekerjaan.

2). Pendugaan jumlah dan sebaran daerah asal Pengunjung

Tingkat kunjungan tahun 2008 diduga dengan pendekatan trend kuadrat terkecil berdasarkan data tingkat kunjungan tahun 2002 sampai dengan tahun 2007. Data tersebut diperoleh dari pengelola wisata Pantai Pangandaran.

Tabel 4 Contoh format pendugaan tingkat kunjungan wisatawan nusantara di objek wisata Pangandaran tahun 2008 berdasarkan jumlah kunjungan tahun 2002-2007 No Tahun Xi Yi 1 2002 -3 ... 2 2003 -2 ... 3 2004 -1 ... 4 2005 1 ... 5 2006 2 ... 6 2007 3

Model penduga tingkat kunjungan tahun 2008 adalah sebagai berikut :

ε β α+ + − Xi Yi ... (1) Keterangan :

Yi = Tingkat kunjugan tahun ke-i (orang per tahun) Xi = Waktu berkala (tahun ke-i)

β = Intersep

α = Koefisien regresi ε = Faktor kesalahan

Tingkat kunjungan tahun 2008 diduga dengan menggunakan persamaan di atas untuk Xi= 4.

Sebaran daerah asal pengunjung diduga dari hasil orientasi di lapangan selama penelitian, yaitu dengan cara mencatat daerah asal pengunjung yang datang atau mengunjungi objek wisata Pantai Pangandaran, kemudian hasil

dugaan sebaran daerah asal pengunjung tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa zona.

Tabel 5 Contoh format pendugaan tingkat kunjugan wisatawan nusantara tahun 2007 berdasarkan hasil survei di Pangandaran

No Zona Jumlah Kunjugan Persentase Pengunjung Kunjungan Tahun 2007 BPR 1 A ... ... ... ... 2 B ... ... ... ... 3 C ... ... ... ... 4 D ... ... ... ... 5 E ... ... ... ...

3). Pendugaan nilai manfaat rekreasi berdasarkan pendekatan biaya perjalanan

Menurut Hufschmidt et al (1996) diacu dalam Sobari (2007), pendekatan biaya perjalanan merupakan teknik penilaian secara tidak langsung dari segi manfaat yang berorientasi pasar, yaitu dengan menggunakan pendekatan harga pasar, yaitu dengan mengggunakan pendekatan harga pasar pengganti yang berupa ketersediaan membayar. Pendekatan biaya perjalanan ini digunakan untuk menilai manfaat rekreasi di Pangandaran.

(1). Pendugaan jumlah pengunjung

Pendugaan jumlah pengunjung dihitung berdasarkan persamaan regresi sebagai berikut : ε β α+ + − Xi Yi ... (2) Keterangan :

Yi = Tingkat kunjugan tahun ke-i (orang per tahun) Xi = Waktu berkala (tahun ke-i)

β = Intersep

α = Koefisien regresi ε = Faktor kesalahan

(2). Biaya perjalanan

Biaya perjalanan (TC) merupakan biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk periode satu kali kunjungan. Biaya tersebut merupakan hasil penjumlahan dari biaya transportasi (Btr), biaya konsumsi rekreasi (Bkr), biaya konsumsi harian (Bkh), biaya pembelian souvenir (Bsv), biaya dokumentasi (Bd) dan biaya lain-lain (BI). Pendekatan biaya perjalanan menggunakan pendekatan zonasi, suatu pendekatan yang membagi daerah di sekitar lokasi menjadi zona-zona konsentrik. Pengunjung yang datang dikelompokkan ke dalam zona-zona berdasarkan sebaran daerah pengunjung.

BI Bd Bsv Bkh Bkr Btr TC= +( − )+ + + ... (3) Keterangan :

TC = Biaya perjalanan (Rp per hari per kunjungan) Btr = Biaya transportasi (Rp per orang)

Bkr = Biaya konsumsi rekreasi (Rp per orang) Bkh = Biaya konsumsi harian (Rp per orang)

Bsv = Biaya pembelian souvenir (Rp per hari per kunjungan) Bd = Biaya dokumentasi (Rp per kunjungan)

BI = Biaya lain-lain (Rp per hari per kunjungan)

3). Pendugaan fungsi permintaan rekreasi

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pendekatan biaya perjalanan wilayah. Biaya perjalanan rata-rata merupakan rata- rata dari biaya transportasi, konsumsi selama rekreasi, dokumentasi, penginapan/akomodasi dan biaya lainnya yang dikeluarkan oleh wisatawan selama melakukan kegiatan rekreasi.

Menurut Sobari (2007), persamaan permintaan rekreasi merupakan fungsi dari biaya perjalanan rata-rata, , pendapatan, umur, pendidikan dan lama kunjungan seperti pada fungsi di bawah ini :

Q = f (X1,X2,X3,X4,X5)... ... (4) atau

Keterangan :

Q = Jumlah kunjungan (orang) X1 = Biaya perjalanan rata-rata (Rp)

X2 = Pendapatan per tahun (Rp)

X3 = Umur (tahun)

X4 = Pendidikan (tahun)

X5 = Lama kunjungan (jam) α = Intersep

Sebagaimana diuraikan sebelumnya, terdapat dua teknik yang dapat digunakan dalam TCM (Travel Cost Method), yaitu pendekatan zonasi dan pendekatan individual. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menetukan fungsi permintaan pengunjung objek wista pantai Pangandaran adalah pendekatan individual. Hal ini berdasarkan pada pernyataan Fauzi A (2004) bahwa teknik metode biaya perjalanan dengan pendekatan individu lebih akurat hasilnya dibandingkan dengan pendekatan zonasi.

Sobari (2007) mengatakan bahwa jumlah kunjungan terhadap suatu lokasi wisata dipengaruhi oleh beragam faktor, antara lain biaya perjalanan yang dikeluarkan, pendapatan, umur, pendidikan dan lama kunjungan, sehingga fungsi permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut :

LnQ = Lnα +β LnX1 + β2LnX2 + β3LnX3 + β4LnX4 + β5LnX5 atau Q = β’ X1β... (6) atau X1 = 1 1 ' β β ⎟⎟ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛Q ... (7) dimana :

Q = Intensitas kunjungan (kali) X1 = Biaya perjalanan rata-rata (Rp)

X2 = Pendapatan per tahun (Rp)

X3 = Umur (tahun)

X4 = Pendidikan (tahun)

Persamaan regresi tersebut untuk lebih meyakinkan diuji ketepatan dengan menggunakan uji F. Dengan hipotesis sebagai berikut :

Ho : Jumlah kunjungan dipengaruhi oleh biaya perjalanan rata-rata H1 : Jumlah kunjungan tidak dipengaruhi oleh biaya perjalanan rata-rata Dengan kriteria :

Jika Fhitung < Ftabel, terima Ho

Jika Fhitung > Ftabel, tolak Ho, tolak Ho berarti persamaan regresi dapat digunakan untuk pendugaan.

5). Pendugaan nilai manfaat rekreasi

Dixon dan Hufschmidt (1993) diacu dalam Sobari (2007), menyatakan bahwa biaya perjalanan pada hakekatnya merupakan suatu pendekatan untuk menentukan kurva permintaan dan menduga surplus konsumen tempat rekreasi secara tidak langsung, yaitu dengan memperlakukan biaya perjalanan dan waktu yang digunakan dalam perjalanan sebagai kesediaan pengunjung untuk membayar (WTP) tempat tersebut. Untuk menyatakan banyaknya jasa rekreasi yang dikonsumsi diukur berdasarkan tingkat kunjungan yang dilakukan pada berbagai tingkat harga dan biaya perjalanan. Dalam hal ini, konsumen diasumsikan akan memberikan reaksi atas kenaikan biaya perjalanan. Pendugaan nilai manfaat rekreasi digunakan metode yang berlandaskan pada kesediaan membayar (WTP), yaitu dengan perluasan metode biaya perjalanan.

6). Surplus konsumen

Sobari (2007), surplus konsumen atau Consumer Surplus (CS) merupakan proxy dari nilai keinginan membayar (WTP) terhadap lokasi rekreasi yang dikunjungi. Surplus konsumen diperoleh dari selisih lebih antara tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen (dalam hal ini pengunjung atau wisatawan) dengan biaya atau harga yang harus dibayarkan atau dikeluarkan untuk memperoleh kepuasan tersebut.

Tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran dapat digambarkan atau direpresentasikan sebagai frekuensi atau jumlah biaya transportasi wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata

transportasi tersebut. Dengan demikian, berdasarkan asumsi di atas, maka semakin tinggi biaya transportasi wisatawan ke suatu lokasi wisata, berarti semakin puas wisatawan tersebut terhadap lokasi wisata yang dikunjungi tersebut, begitu juga sebaliknya.

Selain itu, lama kunjungan per sekali kunjung juga dapat menjadi ukuran kepuasan wisatawan terhadap suatu lokasi wisata yang dikunjungi. Dalam menghitung surplus konsumen dari wisatawan objek wisata Pantai Pangandaran, ukuran tingkat kepuasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah biaya transportasi yang dikeluarkan.

Untuk melakukan kunjungan wisata atau melakukan kegiatan wisata tersebut, dibutuhkan biaya dalam jumlah tertentu. Biaya yang harus dibayarkan atau dikeluarkan adalah total biaya perjalanan wisatawan per sekali kunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran. Dengan demikian, dalam menghitung surplus konsumen hanya melibatkan variabel biaya perjalanan. Berdasarkan asumsi tersebut, maka secara matematis, surplus konsumen dari wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran dapat diukur dengan menggunakan fungsi permintaan di bawah ini :

Q = β’ X1β1 ... (8) atau X1 = 1 1 ' β β ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛Q ... (9)

Selanjutnya, besaran CS atau WTP dapat ditentukan dengan menghitung luas wilayah di bawah kurva permintaan dan di atas garis harga. Untuk menghitungnya, menggunakan persamaan integral sebagai berikut :

U =

1 0 ) ( q q dQ Q f ... (10) CS = U – TC ... (11) NEK = CS x v... (12) dimana :

q0 = jumlah kunjungan tertinggi

q1 = jumlah kunjungan terendah

v = jumlah kunjungan tahun 2008

U = luas wilayah antara kurva permintaan dan garis harga CS = surplus konsumen