• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 TINJAUAN PUSTAKA

5 KONDISI PANGKALAN PENDARATAN IKAN PANGANDARAN

5.3 Jenis dan Kondisi Fasilitas PPI Pangandaran

5.3.2 Fasilitas fungsional

Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang meninggikan nilai guna dari fasilitas pokok dengan cara memberikan pelayanan yang diperlukan di suatu pelabuhan perikanan (Direktorat Janderal Perikanan 1994). Beberapa fasilitas fungsional yang seharusnya ada di Pelabuhan Perikanan (PP), termasuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) menurut Lubis (2004) digolongkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu

(1) Fasilitas penanganan dan pemasaran hasil tangkapan

Kelompok fasilitas yang termasuk kedalam fasilitas penanganan dan pemasaran hasil tangkapan adalah tempat pelelangan ikan, fasilitas pemeliharaan dan pengelolaan hasil perikanan, pabrik es, gudang, refrigasi (2) Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan armada dan alat penangkapan ikan

Kelompok fasiltas yang menjadi bagian dari fasilitas pemeliharaan dan perbaikan armada dan alat penangkapan ikan adalah lapangan perbaikan alat

penangkapan ikan, ruang mesin, tempat penjemuran alat penangkapan ikan, bengkel, slipway, gudang jaring.

(3) Fasilitas perbekalan

(4) Kelompok fasilitas penunjang yang menjadi bagian dari fasilitas pebekalan adalah tangki dan instalasi air bersih, dan tangki bahan bakar

(5) Fasilitas komunikasi

Kelompok fasilitas penunjang yang menjadi bagian dari fasilitas komunikasi adalah fasilitas stasiun jaringan telepon, dan radio SSB.

Dari kempat kelompok fasilitas fungsional yang ada di Pangandaran sampai saat ini baru tersedia tempat pelelangan ikan, koperasi mina, pabrik es dan fasilitas air bersih, sehingga jumlah ikan yang dapat ditampung relatif sedikit karena kurangnya fasilitas untuk menampung dan mengolah hasil tangkapan ikan agar tetap segar dan kualitasnya terjaga dengan baik.

1). Tempat pelelangan ikan

Tempat pelelangan ikan (TPI) Pangandaran didirikan pada tahun 1973 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Perikanan yang bertujuan untuk mengembangkan usaha perikanan tangkap di Pangandaran khususnya dalam pengaturan tataniaga. Pengelolaan TPI di Pangandaran berdasarkan Peraturan Bupati Ciamis diserahkan kepada koperasi mina, yaitu Koperasi Unit Desa (KUD) Minasari, yang bertindak menjadi penyelenggara pelelangan dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis sebagai Penanggung jawab TPI Pangandaran.

Sumber keuangan yang diperoleh TPI adalah berasal dari retribusi sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2005 juncto Peraturan Gubernur Jawa Barat 13 Tahun 2006 tentang tentang Retribusi, yang mengatur besarnya retribusi lelang sebesar 5% (3% dibebankan kepada bakul dan 2 % dibebankan kepada nelayan).

TPI di Pangandaran beroperasi setiap hari kecuali hari Jum’at libur, dikarenakan sudah menjadi kebiasaan nelayan Pangandaran turun-temurun bahwa pada hari Jum’at nelayan dilarang atau tidak boleh pergi melaut untuk

menghormati Hari Jum’at yang dianggap hari suci karena sebagian besar nelayan Pangandaran adalah beragama Islam.

Proses pendaratan ikan dari kapal atau perahu diangkut dengan menggunakan keranjang plastik (trays). Selanjutnya hasil tangkapan diletakkan per jenis ikan di lantai TPI, baru kemudian dilakukan pelelangan. Gambar 9 menunjukkan Gedung Tempat Pelelangan Ikan di Pangandaran.

Gambar 9 Gedung Tempat Pelelangan Ikan Pangandaran

Cara penanganan hasil tangkapan ikan di TPI Pangandaran dengan cara meletakkan hasil tangkapan ikan di lantai pelelangan, menunjukkan bahwa penanganan hasil tangkapan ikan di Pangandaran masih belum memperhatikan aspek kebersihan/higienis, hal ini tentu saja harus menjadi bahan pemikiran pengelola TPI setempat untuk lebih memperhatikan kebersihan tempat lingkungan sehingga hasil tangkapan ikan yang dilelang tetap terjaga mutunya.

2). KUD Minasari

Sebagai pengelola kegiatan pelelangan ikan di TPI Pangandaran KUD Minasari didirikan pada tanggal 2 Januari 1992 dengan nama KPL (Koperasi Perikanan Laut) setelah mengalami perubahan nama, maka pada 2 November

2000 menjadi KUD Minasari. KUD Minasari ini diawasi dan dibina oleh Dinas Kelautan dan Perikanan serta instansi terkait di Kabupaten Ciamis. Gambar 10 menunjukkan Gedung Kantor KUD Minasari Pangandaran.

Gambar 10 Gedung Kantor KUD Minasari Pangandaran

Hampir seluruh nelayan Pangandaran masuk menjadi anggota KUD Minasari. Salah satu keuntungan yang didapat nelayan dengan masuk menjadi anggota KUD Minasari adalah jika terjadi musim paceklik, KUD akan memberikan bantuan kepada nelayan berupa sembako gratis dan pinjaman keuangan dengan bunga yang sangat lunak antara 3-6% per tahun bahkan tidak dikenakan bunga sama sekali. Hal ini tentu tidak akan nelayan dapatkan jika tidak menjadi anggota KUD atau dengan kata lain tidak menjual hasil tangkapan melalui TPI tetapi langsung menjual kepada bakul, meskipun harga jualnya lebih tinggi dibandingkan jika menjual di TPI.

3). Fasilitas air bersih dan jaringan listrik

Fasilitas air bersih di pangandaran disediakan oleh KUD minasari dengan menyediakan bak-bak air di bagian belakang TPI dengan kapasitas 3x0.5x1 meter. Air bersih yang ada di TPI Pangandaran berasal dari PDAM Tirta Galuh Pangandaran Kabupaten Ciamis, sehingga kebersihannya sudah cukup memadai.

Aktivitas pendaratan ikan di TPI Pangandaran pada umumnya memulai aktivitasnya dari pukul 03.00 sampai 10.00 oleh karena itu TPI Pangandaran dilengkapi dengan jaringan listrik yang memadai.

Pabrik es di Pangandaran berjumlah dua unit yang berlokasi kurang dari 3 (tiga) kilometer dari TPI Pangandaran, yaitu Pabrik Es Budi Darma dan Pabrik es Dawuan. Pabrik es bukan milik PPI tetapi murni milik swasta yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan es nelayan dan pedagang ikan di Pangandaran. Kapasitas produksi pabrik es ini masing-masing sebanyak 300 balok per hari. Kapasitas produksi sebesar ini, pada saat produksi hasil tangkapan ikan melimpah kadang tidak mencukupi untuk memasok kebutuhan es di TPI, sehingga untuk mengatasinya mendatangkan balok-balok es dari daerah Pabrik Es Sari Petojo yang terletak di daerah Cilacap yang berjarak sekitar 60 km dari Pangandaran.

4). Fasilitas Tambahan

Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1994) fasilitas tambahan adalah fasilitas yang secara tidak langsung meningkatkan peran pelabuhan dan tidak dapat dimasukkan kedalam dua kelompok golongan di atas (5.1.1 dan 5.1.2). Menurut Lubis (2006) fasilitas tambahan atau penunjang dapat dikelompokkan menjadi

a) Fasilitas kesejahteraan, yaitu MCK, Poliklinik, musola, kantin dan mess b) Fasilitas administrerasi, yaitu kantor syah bandar, kantor bea cukai kantor

pengelolan, kantor operator.

Keberadaan dua kelompok fasilitas penunjang di Pangandaran yang sampai saat ini sudah tersedia adalah fasilitas mushola, kantin dan MCK.

Menurut Lubis dan Pane (2006), pada dasarnya fasilitas yang dimiliki oleh Pelabuhan Perikanan sama dengan fasilitas yang dimiliki oleh Pangkalan Pendaratan Ikan, hanya kapasitas fasilitasnya yang berbeda. Menurut Lubis et al.

(2005) bahwa berdasarkan kepentingannya terhadap kebutuhan pengoperasian suatu pelabuhan perikanan secara ideal, maka terdapat 9 unsur yang termasuk dalam kategori fasilitas pelabuhan perikanan yang “mutlak diperlukan” atau “vital” yaitu : 1) dermaga pendaratan ikan dan muat; 2) kolam pelabuhan ; 3) system rambu-rambu yang mengatur keluar masuknya kapal, 4) tempat pelelangan ikan; 5) pabrik es; 6) tangki dan instalasi air; 7) tempat penyediaan bahan bakar; 8) bengkel reparasi kapal; 9) kantor adminsitrasi. Berdasarkan keberadaan fasilitas di atas, maka sebagai PPI, PPI Pangandaran memang belum dapat dikatakan sebagai PPI yang ideal, sehingga perlu dikembangkan agar fasilitas yang dimilikinya lebih memadai.

5.4 Pengelolaan dan Penanganan Ikan di PPI Pangandaran