• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.3 Apartemen S olo Paragon

Sejarah awal kawasan Solo Paragon dahulunya yaitu berupa RSUP Dr. M uwardi yang berdiri sejak jaman Belanda sampai dengan jaman orde baru tahun 1996 dan kemudian dipindah tangan ke Ibu Tin Soeharto yang rencananya akan diganti nama dengan Yayasan Harapan Kita khusus untuk jantung. Namun belum sempat itu terjadi, beliau Ibu Tin Soeharto sudah meninggal dunia. Ketika Tahun 1996 terjadi krisis moneter global di Indonesia, RSUP ini dipindah ke Kecamatan Jebres. Lalu tanah seluas ± 4 Ha tersebut dijual dan dibersihkan sampai menjadi tanah kosong. Sampai pada sekitar tahun 1998, datang suatu perusahaan besar Citraland yang hendak membeli tanah tersebut dan akan dibangun mall. Namun, karena pada tahun itu nilai dolar tinggi, rupiah menurun drastis, harga-harga bahan bangunan melambung tinggi, dan kondisi p erekonomian negara tidak stabil/colabse, maka terjadi dead lock terhadap pihak Citraland karena tidak mampu lagi melanjutkan proyek pembangunan mall tersebut. Padahal proses pembangunan sudah sampai pada pemasangan tiang pancang. Sampai pada akhirnya tahun 2000 tanah itu menjadi rata selama bertahun-tahun.

Sampai pada akhirnya di tahun 2006, masuklah 2 pengusaha raksasa PT. SUNINDO GAPURA PRIM A dan SUN M OTOR yang tertarik untuk saling bekerja sama membangun tanah seluas ± 4 Ha tersebut untuk dibangun resort apartemen, kondotel, life style mall dan city walk yang menjadi satu kesatuan dan dinamakan Solo Paragon. M elihat Kota Surakarta yang perekonomiannya semakin menggeliat baik, skala nasional bahkan sampai dengan skala internasional. Itulah yang menjadi

Sriwedari IV Laweyan Pariwisata dan

Olah raga

Perdagangan, jasa, perkantoran pada

koridor Jalan Slamet Riyadi

pertimbangan utama perusahaan tersebut untuk mengadakan pembangunan ini demi prospek investasi yang baik sampai beberapa tahun ke depan.

Saat ini awal tahun 2010 perkembangan pembangunan Solo Paragon sampai pada tahap penyelesaian apartemen dan kondotel, dan kemudian akan dilanjutkan dengan pembangunan mall beserta city walk yang rencananya akhir tahun ini akan selesai. Itupun untuk apartemen sendiri sudah hampir 90% terjual oleh warga Kota Surakarta sendiri maupun orang-orang dari luar Kota Surakarta yang hendak menetap disitu maupun hanya sekedar untuk melakukan investasi saja.

Tabe l 4.3 Tahap Pe rjalanan Pe mbangunan Solo Paragon

Waktu Aktivitas

Awal tahun 2006 Presiden direktur Chandra T ambayong memutuskan untuk membangun bangunan dengan konsep m ix use Solo Paragon

April 2008 Masyarakat menerima kehadiran Solo Paragon baik pro maupun kontra

Akhir 2008

Juni 2008

T ahap perijinan Solo Paragon selesai Meluncurkan contoh unit apartemen Pe rte ngahan 2008 Pembangunan Solo Paragon mulai berjalan

Me i 2009 Beberapa unit kamar apartemen selesai dikerjakan

Akhir 2009 Hampir 90% unit apartemen laku terjual

Akhir 2010 Ditargetkan pembangunan ini akan selesai pada akhir tahun 2010 nanti

Solo Paragon terletak di lokasi yang cukup strategis, dekat dengan pusat Kota Solo yaitu di antara 3 Kelurahan yaitu kelurahan M angkubumen Kecamatan Banjarsari, Kelurahan Sriwedari dan Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan tepatnya pada lahan bekas Rumah Sakit Umum Dr. M uwardi. Lokasi yang strategis karena letak Solo Paragon yang juga berada di bagian barat-selatan Kota Surakarta yang mana kawasan tersebut merupakan pusat pertumbuhan utama Kota Surakarta. Selain itu, mudah untuk dijangkau dari arah manapun karena dihubungkan dengan jalan-jalan kolektor seperti Jalan Slamet Riyadi, Jalan yosodipuro dan Jalan Ciptomangunkusumo.

Gambar 4.2 Lokasi Sol o Paragon

Solo Paragon merupakan salah satu bangunan mixed-use yang di dalamnya mengintegrasikan fungsi hunian berupa apartemen dan kondotel, dengan city walk, lifestyle mall dan entertainment akan menjadi tonggak kemegahan kota. Dan dipastikan megaproyek ini akan menjadi pusat tren (trend setter) dalam industri properti, baik untuk regional Solo maupun Jawa Tengah secara umum. Solo Paragon memiliki kemudahan dari tiga titik akses masuk dari jalan utama, yaitu : Jalan Slamet Riyadi, Jalan Yosodipuro, Jalan Dr Cipto M angunkusumo. Apartemen Solo Paragon dengan 24 lantai atau setinggi 84 meter ini mendapatkan julukan sebagai bangunan tertinggi pertama di Jawa Tengah & DIY. Bangunan ini

dicanangkan akan menjadi bangunan termegah di Kota Surakarta dan menjadi salah satu ikon kota.

Sementara ini dari data yang diperoleh dari M anajemen Solo Paragon tahun 2010, terdapat 4 tower untuk apartemen dan hotel (yang sekarang ini baru 1 tower yang selesai dibangun) dan sisanya adalah mall dan city walk. Berikut ini adalah gambar Site Plan Solo Paragon tahun 207 :

Gambar 4.3 Site Plan Solo Paragon Tahun 2007

Untuk ke empat tower tersebut, setiap lantai peruntukannya sama antara satu tower dengan tower lain dengan rincian sebagai berikut.

Dari 24 lantai, apartemen dan hotel yang sudah dipasarkan adalah pada : Lantai 1 – lantai 8 : Apartemen

Lantai 9 – lantai 18 : Hotel

Blok lainnya adalah peruntukan life style mall dan city walk yang dijadikan sebagai pusat wisata kuliner yang menyuguhkan berbagai macam makanan.

Selain penjualan apartemen yang fantastis, penjualan Citywalk dan Mall Solo Paragon juga mendapat respon yang sama. Banyak tenant yang telah dan akan bergabung seperti KFC, A&W, Solaria, Nakamura, Ja Co Fitness, Dunkin Donuts, Stroberi, Kafe Gelare, Batik Keris, Cammomile, Nav Karaoke, Yogen Fruit, Baby Snoopy, Es Teller 77, Bakso Lapangan Tembak, Simplicity, Hammer, ADIDAS, Sport Station, M C Games, Luwak Cafe, Carrefour, dan lain lain.

Keunggulan Solo Paragon terletak pada konsep dan fasilitasnya yang lengkap dan modern, di antaranya Lagoon Pool, Jogging Track, M ini Golf, Children Play Ground, Fitness & Spa, Laundry, Function Hall, dan 24 Hours Security System (CCTV & M agnetic Card). Dengan konsep termegah serta fasilitas terlengkap dan termodern, Solo Paragon akan menjadi kebanggaan masyarakat Solo dan Jawa Tengah. Solo Paragon akan memiliki sebanyak 440 unit hunian, yang terdiri dari 220 unit apartemen dan 220 kondominium hotel (kondotel). Proyek apartemen ini merupakan hunian yang serba praktis bagi masyarakat. Pasalnya, semua fasilitas, antara lain supermarket, “city walk” yang menyajikan layanan kuliner dengan waktu yang lebih panjang dan berbagai fasilitas kelas hotel bintang lima sudah tersedia.

Dengan berdirinya Solo Paragon, perkembangan bisnis properti juga tidak akan mengalami penurunan, sebaliknya justru justru akan semakin meningkat. Apalagi, pertimbangan tingkat keamanan, letak yang strategis dan praktis menjadikan aset yang dipunyai semakin memiliki nilai jual yang lebih, seperti properti di Solo Paragon.

Solo Paragon dipegang oleh Chandra Tambayong pemilik PT. Gapura Sunindo Prima yang bekerja sama dengan Sun M otor. M anajemen Solo Paragon telah melakukan finalisasi tender pembangunan Solo Paragon dengan menunjuk M anajemen Kontruksi (Tripanoto Sri Konsultan), Konsultan Arsitek (Indomegah), Konsultan Struktur (Davy Sukamta & Partners), M &E Konsultan (M etakom Pranata), dan Quality Surveyor (Reka Griya M itra Buana). Sebelum Solo Paragon, Gapura Prima Group hadir sebagai pengembang Surakarta Grand M all dan Pusat Grosir Surakarta. Sunindo Primaland Group merupakan pemilik Hotel Novotel Surakarta, Hotel Ibis Surakarta, Hotel Grand M ercure Jogja, dan Hotel Novotel Semarang.

Gambar 4.4 Gambar Pe rspe ktif Solo

M anajemen Solo Paragon mempercayakan kepada Harris Hotel untuk memegang residence baik apartemen maupun kondotelnya. Ini merupakan pilihan yang tepat, mengingat Harris Hotel terkenal dengan keahliannya di bidang residence terutama pengalamannya dalam mengelola hotel-hotel sebelum hadir di Surakarta. Seperti Harris Resort Batam, Harris Tuban Bali, Harris Resort Kuta Bali, dan Harris Hotel Tebet Jakarta. Untuk Kota Surakarta, akan hadir dengan nama Harris Hotel dan Residences Surakarta. Harris Hotel dan Residences Surakarta agak berbeda dengan di daerah lain. Selain areal Solo Paragon lebih luas dan lay out yang bervariasi, hunian modern di Surakarta ini menggabungkan servis sub sektor apartemen dengan life style mall dan city walk.

Tabe l 4.4 Ide ntitas Pe mbangunan Solo Paragon Klie n PT . Sunindo Gapura Prima (Gapura Prima & Sun Motor Group)

Alamat Jalan. Yosodipuro no. 135, Surakarta Luas Lahan 41.000 m2

Luas Bangunan 99.043 m2

Arsite k Architect Indomegah Struktur Davy Sukamta & Partners Me kanikal &

Ele ktrikal PT . Metakom Pranata Manaje men

Konstruksi

PT . T rianoto Pe ngelola Harris Hotel

O pe rational Dire ctor,

Budianto Wiharto

Pre sident Director, Chandra T ambayong

Re ncana mulai be rope rasi

awal 2010 oleh Harris Hotel dan Residences Surakarta

Konse p mix used de velopment yang menggabungkan Resort Apartment, Citywalk & Lifestyle Mall,

TARGET Pe mbangunan

Pe rizinan TDP (11.16.1.52.01428), SIUP (517/0454/PK/IV/2008),

Re komendasi Ke tinggian Bangunan dari AU

(B/394/IV/2008),

Iz in Gangguan Te mpat Usaha. (503/0412/B- 10/HO/IV/2008),

Advice Planning Untuk Ke tinggian 84 mtr (660/062/B- 10/AP/IV/2008),

No Pe ndaftaran IMB (601/484/L-05/IV/2008),

Surat Ke tetapan Retribusi IMB (601/2431/L-05/IV/2008).

HARGA Dimulai dari harga 250 juta pada grand opening untuk tipe paling kecil dan untuk cicilan 6 jutaan per bulan dan cicilan 42 kali tanpa DP dan tanpa bunga

Fasilitas Lagoon Pool, Jogging T rack, Mini Golf, Children Play Ground, Fitness & Spa, Laundry, Function Hall, dan 24 Hours Security System ( CCT V & Magnetic Card )

Sumber : Manajemen Solo Paragon

Dari tahap awal untuk tanggung jawab perijinan proyek terhadap pemerintah Kota Surakarta selesai, pihak Solo Paragon juga melakukan pendekatan atau sosialisasi kepada warga beserta wakil masyarakat. M ereka melakukan perijinan untuk mendirikan bangunan tersebut dengan konsekuensi yang dibebankan kepada warga sekitar yaitu kebisingan, debu, dan lain-lain. Dengan terpaksa, warga sekitar mengiyakan konsekuensi tersebut, karena memang proyek tetap berjalan. Namun pihak Solo Paragon tetap memberikan uang ganti rugi kepada tiap ketua RT sebesar 10 juta rupiah yang kemudian unuk dibagikan secara adil kepada warga terutama yang paling parah kerugiannya. Seperti pada kutipan hasil wawancara berikut :

“Pihak Solo Paragon, pada awalnya menjanjikan kepada warga Kelurahan Mangkubumen, Kelurahan Penumping, dan Kelurahan Sriwedari khususnya yang menjadi kawasan Solo Paragon dengan memberikan uang sebesar 10 juta rupiah lewat ketua RT, yang nantinya

diserahkan pada masing-masing rumah-rumah yang dekat dengan Solo Paragon” (Kepala Kelurahan mangkubumen)

Berdasarkan pernyataan ketua RW 5 Kelurahan M angkubumen, rencananya Solo Paragon yang terletak dalam 3 Kelurahan ini akan menjadi bagian dari Kelurahan M angkubumen RW V dengan penambahan membentuk RT sendiri yakni RT V. Sehingga untuk identitas penduduk yang nantinya hendak pindah dan menjadi penghuni di apartemen Solo Paragon akan menjadi bagian dalam Kelurahan M angkubumen dan di data menjadi warga kelurahan tersebut.