• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALIS IS PENGARUH PEMBANGUNAN APARTEMEN S OLO PARAGON TERHADAP KONDIS I LINGKUNGAN S EKITARNYA

5.1 Analisis Pengaruh Fisik

5.1.2 Jenis Kegiatan Komersial

Gejala perkembangan yang terjadi di kawasan sekitar Solo Paragon telah mengubah pemanfaatan lahan di kawasan tersebut, yang pada awalnya sebelum adanya pembangunan apartemen Solo Paragon di dominasi hanya sebagai fungsi perumahan menjadi dominasi kegiatan komersial. Kemudian selama kurun waktu 3 tahun belakangan ini mulai berkembang kegiatan-kegiatan komersial semenjak adanya isu-isu Solo Paragon dibangun. Hal ini dikuatkan dengan teori Von Thunen, Weber dan Christaller bahwa karena adanya pertimbangan lokasi (produktivitas lahan) sebagai salah satu faktor penyebab perubahan pemanfatan lahan. Dan secara normatif masyarakat akan memaksimalkan keuntungan yang dapat diperoleh dari lahan dan/atau kegiatan yang dilakukan dalam pemilihan lokasinya.

Kemudian teori Tarigan yang menyatakan bahwa hubungan internal sangat menentukan dinamika keterkaitan antara satu sektor dengan sektor lainnya, sehingga apabila ada satu sektor yang tumbuh, akan mendorong pertumbuhan sektor lainnya. Karena adanya keterkaitan antara sektor apartemen, hotel, dan mall yang terdapat di dalam Solo Paragon, maka mendorong pertumbuhan sektor lain seperti perdagangan, jasa, pendidikan, perkantoran, dan kesehatan untuk saling mendukung antar satu sektor dengan sektor yang lain.

Pada sub bab ini dibahas unit-unit perubahan yang teridentifikasi dari hasil observasi maupun kuisioner. Untuk melihat unit-unit perubahan yang ada di wilayah studi, perlu dilakukan pengelompokkan jenis kegiatan komersial yang berkembang saat ini. Selain kawasan tersebut memiliki potensi-potensi yang dibahas dalam bab sebelumnya yang mendukung adanya peruntukan mix use, ditambah dengan adanya pembangunan Solo Paragon kini mengakibatkan jenis pemanfaatan lahan komersial tumbuh dan berkembang di kawasan Solo Paragon. Oleh karena itu, kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan terjadi pada lokasi-lokasi

yang menawarkan peluang dan kemudahan dibandingkan dengan lokasi lainnya, seperti tingkat aksesibilitas tinggi dan kelengkapan utilitas.

Jenis kegiatan komersial dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) kelompok yaitu :

1. Kelompok Kegiatan Perdagangan, meliputi :

a. Toko, berupa toko buku, toko bahan bangunan, toko alat jahit, toko furniture, toko elektronik, toko pakaian (butik), toko perlengkapan rumah tangga, toko kelontong dan minimarket.

b. Restoran, berupa rumah makan, warung makan, dan kafe. 2. Kelompok Kegiatan Jasa

a. Jasa personal, berupa kost-kostan, bimbingan belajar, tempat kursus, salon kecantikan/pangkas rambut dan rias pengantin, laundry, penjahit, wartel, warnet, fotokopi, b. Perhotelan, berupa hotel bintang satu sampai hotel bintang

tiga.

3. Kelompok Kegiatan Pendidikan, meliputi : TK, SD Negeri dan SD swasta, SM P Negeri dan SM P swasta, SM A swasta dan Perguruan Tinggi swasta.

4. Kelompok kegiatan perkantoran, meliputi : kantor keuangan, bank, kantor notaris, dan lain-lain.

5. Kelompok sarana kesehatan, meliputi : klinik, praktek dokter, dan apotek.

Proporsi guna lahan komersial yang ada di kawasan penelitian lebih menonjol di bagian periferi (menghadap jalan utama) lebih banyak dimanfaatkan untuk kegiatan perdagangan. Yang dulunya sebelum pembangunan Solo Paragon perdagangan sejumlah 18 unit, kini bertambah 27 unit menjadi sebanyak 45 unit. Selanjutnya kegiatan jasa yang dulunya sebelum pembangunan Solo Paragon sejumlah 11 unit, kini setelah adanya pembangunan Solo Paragon bertambah 19 unit menjadi sebanyak 30 unit.

Sedangkan proporsi kegiatan pendidikan yang dulunya sebelum pembangunan Solo Paragon sejumlah 6 unit, kini setelah adanya pembangunan Solo Paragon bertambah 5 unit menjadi sebanyak 11 unit. Untuk kegiatan p erkantoran, yang dulunya sebelum pembangunan Solo Paragon sejumlah 6 unit, kini setelah adanya pembangunan Solo Paragon bertambah 10 unit menjadi sebanyak 16 unit. Untuk sarana kesehatan, yang dulunya sebelum pembangunan Solo Paragon sejumlah 5 unit, kini setelah adanya pembangunan Solo Paragon bertambah 12 unit menjadi sebanyak 17 unit. Jadi, jumlah kegiatan perdagangan mempunyai kontribusi terbesar dalam mengubah fungsi lahan perumahan menjadi kegiatan komersial. Kegiatan perdagangan dirasakan paling cocok untuk dikembangkan di wilayah penelitian karena memiliki aksesibilitas yang tinggi ditinjau dari ”potential shoppers” yang banyak dan kemudahan

untuk datang/pergi ke/dari lokasi tersebut.

Proporsi kegiatan komersial yang berkembang di sepanjang periferi koridor disajikan pada Tabel 5.1, tabel proporsi kegiatan komersial pada bagian periferi kawasan penelitian.

Tabe l 5.1 Analisis Ke giatan Kome rsial Pada Bagian Pe rife ri Kawasan Pe nelitian S ebelum dan S esudah Pembangunan S olo Paragon

No Je nis Ke giatan

Jumlah Bangunan

Se be lum Se sudah Jumlah Saat Ini

1 Perdagangan 18 27 45

2 Jasa dan Kost -kostan 11 19 30

3 Pendidikan 6 5 11

4 Perkantoran 6 10 16

5 Kesehatan 5 12 17

Sumber : Hasil Survey dan Analisa, Tahun 2010

Semakin meningkatnya aktivitas perubahan pemanfaatan lahan pada periferi koridor juga akan mendorong perubahan pemanfaatan lahan

di lapisan belakangnya (enclave) untuk dijadikan sebagai kawasan komersial pendukungnya. Begitu juga dengan pertambahan unit kegiatan komersial seperti pada bagian periferi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.2, dimana perubahan pemanfaatan lahan di bagian enclave ini berfungsi sebagai pendukung yang ada di depannya (periferi).

Tabe l 5.2 Analisis Ke giatan Kome rsial Pada Bagian Enclave Kawasan Pe nelitian S ebelum dan S esudah Pembangunan S olo Paragon

No Je nis Ke giatan

Jumlah Bangunan

Se be lum Se sudah Jumlah Saat ini

1 Perdagangan 15 22 37

2 Jasa dan Kost -kostan 14 9 23

3 Pendidikan 2 2 4

4 Perkantoran 5 4 9

5 Kesehatan 3 5 8

Sumber : Hasil Survey dan Analisa, Tahun 2010

Dari tabel di atas, terdapat p eningkatan proporsi kegiatan komersial ada bagian periferi maupun bagian enclave di sekitar Solo Paragon yang disebabkan karena :

 Adanya kegiatan perdagangan dan jasa, pendidikan, perkantoran, dan kesehatan yang berkembang di sekitarnya melayani kebutuhan penghuni apartemen dan hotel dalam Solo Paragon.

 Adanya kegiatan perdagangan dan jasa, pendidikan, perkantoran, dan kesehatan yang berkembang di sekitarnya sebagai pendukung dari adanya kegiatan komersial pada bagian periferi akibat adanya pengaruh yang berasal dari Solo Paragon

 Kost-kostan banyak berkembang karena bagi warga sekitar untuk menampung karyawan yang berasal dari luar kota

Sesuai dalam teori Yunus, dimana persaingan antara berbagai jenis kegiatan untuk menduduki posisi paling ideal tersebut dengan sendirinya

akan dimenangkan oleh fungsi dengan kekuatan finansial paling tinggi dan fungsi tersebut adalah fungsi retailing atau fungsi perdagangan. Sehingga muncul asumsi bahwa, perkembangan jemis kegiatan komersial yang terjadi adalah sebagai pengaruh adanya pembangunan Solo Paragon.

Kegiatan komersial yang berkembang di sekitar Solo Paragon terbagi menjadi 2 skope pelayanan yakni skala pelayanan kecil (cakupan pelayanan untuk daerah di sekitarnya) dan skala pelayanan besar (cakupan pelayanan untuk skala kota). Berikut ini adalah peta jenis kegitaan komersial dari sebelum adanya pembangunan apartemen Solo Paragon dan jenis kegiatan komersial yang sebelum dan sesudah pembangunan apartemen Solo Paragon pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2