• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.5 Kondisi S osial

Dengan mengambil batas area yang tercakup dalam 3 Kelurahan yaitu Kelurahan M angkubumen, Kelurahan Penumping, dan Kelurahan Sriwedari. M aka dicantumkan data monografi tiap -tiap keluarahan tersebut sesuai kebutuhan penelitian diantaranya seperti jumlah penduduk dan migrasi penduduk sebelum pembangunan Solo Paragon (tahun 2006) dan sesudah pembangunan Solo Paragon (tahun 2009).

Berikut tabel monografi penduduk, migrasi dan mutasi penduduk tiap -tiap kelurahan tahun 2006 dan tahun 2009 :

Tabe l 4.7 Jumlah Pe nduduk Ke lurahan Mangkubume n

No Pe rincian Tahun 2006

(Se be lum)

Tahun 2009 (Se sudah)

1 Jumlah penduduk awal bulan 9798 9894

2 Kelahiran 8 12

3 Kematian 5 7

4 Pendatang 8 19

5 Pindah 6 19

Jumlah 9803 9899

Sumber : Monografi Kelurahan Mangkubumen, Tahun 2006 dan Tahun 2009

Jumlah penduduk keseluruhan di Kelurahan M angkubumen tahun 2009 adalah sebesar 9899 jiwa. Dapat dilihat bahwa terjadi cukup banyak penduduk yang datang, tetapi banyak pula yang pindah dari kelurahan tersebut selama kurun waktu 3 tahun. Berikut adalah tabel yang menunjukkan angka jumlah penduduk di Kelurahan bagian dari letak solo Paragon, Kelurahan Penumping :

Tabe l 4.8 Jumlah Pe nduduk Ke lurahan Pe numping

No Pe rincian Tahun 2006

(Se be lum)

Tahun 2009 (Se sudah) 1 Jumlah penduduk awal bulan ini 5553 5611

3 Kematian 3 2

4 Pendatang 4 3

5 Pindah 7 14

Jumlah 5549 5621

Sumber : Monografi Kelurahan Penumping, Tahun 2006 dan Tahun 2009

Jumlah penduduk keseluruhan di Kelurahan Penumping tahun 2009 adalah sebesar 5621 jiwa. Dapat dilihat bahwa terjadi cukup banyak penduduk yang pindah ke luar kelurahan tersebut. Selanjutnya adalah tabel yang menunjukkan angka jumlah penduduk kelurahan yang menjadi bagian lain dari letak solo Paragon, Kelurahan Sriwedari :

Tabe l 4.9 Jumlah Pe nduduk Ke lurahan Sriwe dari

No Pe rincian Tahun 2006

(Se be lum)

Tahun 2009 (Se sudah) 1 Jumlah penduduk awal bulan ini 5252 5287

2 Kelahiran 3 4

3 Kematian 4 2

4 Pendatang 4 3

5 Pindah 11 13

Jumlah 5244 5279

Sumber : Monografi Kelurahan Sriwedari, Tahun 2006 dan Tahun 2009

Jumlah penduduk keseluruhan di Kelurahan Sriwedari tahun 2009 adalah sebesar 5279 jiwa. Dapat dilihat bahwa terjadi cukup banyak penduduk yang pindah ke luar kelurahan tersebut.

Ketiga kelurahan tersebut membentuk suatu organisasi yang terbentuk karena menjadi satu bagian Solo Paragon. Salah satu organisasi sosial warga sekitar Solo Paragon yang aktif dan menamakan dirinya M PS yakni kepanjangan dari M angkubumen Penumping Sriwedari. Yang mana ketua ormas tersebut sekaligus menjadi tangan kepercayaan pihak pengembang. Rumpun paguyuban M PS dibentuk sejak tahun 2006 atau

awal pembangunan Solo Paragon. M ereka semakin solid dan intens keterlibatannya semenjak adanya pembangunan Solo Paragon. M asing-masing warga Kelurahan M angkubumen, Kelurahan Penumping, dan Kelurahan Sriwedari mengikutsertakan diri mereka sebagai salah satu anggota paguyuban M PS ini. Terkait pembangunan Solo Paragon, M PS dijadikan warga sebagai tangan panjang warga untuk mengeluarkan pendapat, pro maupun kontra. Begitu juga sebagai wadah yang menampung keluhan-keluhan warga selama masa pembangunan yang kemudian lewat M PS akan disampaikan langsung kep ada pihak manajemen Solo Paragon.

Karakteristik sosial kemasyarakatan disini mencakup tata pergaulan di masyarakat yang berupa aktivitas sosial budaya dan mobilitas penduduk yang mencakup mobilitas dalam kawasan maupun mobilitas luar kawasan. Karakteristik sosial masyarakat sangat dipengaruhi oleh mata pencaharian masing-masing penduduk. Status sosial warga yang bertempat tinggal khususnya pada bagian periferi di sekitar Solo Paragon rata-rata penduduk dengan status sosial tinggi. Dan untuk yang bertempat tinggal pada bagian enclave, rata-rata hanya penduduk dengan status sosial biasa atau sedang. Sehingga masyarakat yang mempunyai status sosial tinggi, kebanyakan memiliki sifat individualistis. Dikarenakan status ekonomi mereka yang tinggi pula dibanding lainnya. Akan tetapi, masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan permukiman dengan status sosial sedang, mereka kebanyakan masih melakukan interaksi sosial dengan baik, mau bergaul dengan sesama tetangga, dan rukun antar warga. Terkadang mereka sering mengadakan gotong royong untuk kepentingan bersama, seperti kepentingan kebersihan, kesehatan, dan hanya sekedar bersosialisasi bersama. Awal pembangunan Solo Paragon, pihak pengembang juga sering melibatkan warga sekitar dalam setiap acara, seperti olah raga bersepeda bersama, acara peresmian Solo Paragon, dan lain-lain.

Karena Solo Paragon yang dominan terletak di RW V Kelurahan M angkubumen ini rencananya akan membentuk RT sendiri yakni RT V, sehingga hal itu membuat semakin banyaknya jumlah penduduk di Kelurahan M angkubumen dan semakin menambah kepadatan penduduk di kelurahan tersebut. Namun warga sekitar merasa tidak siap menerima kehadiran Solo Paragon dan mengkhawatirkan adanya kesenjangan antar kelas masyarakat di lingkungan mereka. Warga sekitar merasa karakteristik sosial dan adat istiadat calon penghuni apartemen berbeda dengan masyarakat lingkungan sekitarnya. Sehingga kesiapan warga sekitar dalam menerima kehadiran apartemen Solo Paragon diperoleh hasil sebagai berikut ini.

Tabe l 4.10 O lah Data Kusi one r Variabe l Sosial Pe rtama

Sumber : Hasil Survey dan Analisa, Tahun 2010

Sebelum Solo Paragon dibangun, lahan kosong seluas ±4 Ha tersebut menjadi ruang publik bagi masyarakat sekitar. Biasanya anak-anak warga sekitar khususnya RW 02 menggunakannya untuk sarana bermain. Tetapi kini ruang gerak mereka merasa dibatasi, lahan tersebut dipagari dan dijaga ketat. Khususnya bagi PKL yang dulunya berjualan di sekitar lahan Solo Paragon. Namun kini mereka para pedagang kaki lima tersebut kehilangan lokasi strategis mereka untuk berjualan seperti biasanya, karena lahan di sekitar Solo Paragon kini dibersihkan dari PKL. Sehingga mereka tidak dapat lagi secara bebas berjualan di sekitar lokasi proyek karena adanya penggusuran dari pihak Solo Paragon dan pihak pemerintah Kota Surakarta. Walaupun pada kenyataannya sebagian dari mereka masih ada yang nekat berjualan selama pembangunan berjalan.

Variabe l Jawaban Jumlah Masyarakat tidak siap menerima kehadiran Solo Paragon Setuju 63 T idak setuju 22 Jumlah responden 85

Dari hasil survey yang dilakukan, maka diperoleh hasil olah data kuisioner variabel sosial yaitu tereduksinya ruang publik bagi masyarakat sekitar khususnya bagi PKL yang tertera dalam tabel berikut.

Tabe l 4.11 O lah Data Kusione r Variabe l Sosial Ke dua Adanya Solo Paragon

mengakibatkan tereduksinya ruang publik bagi PKL Jawaban Jumlah Setuju 52 T idak setuju 33 Jumlah responden 85

Sumber : Hasil Survey dan Analisa, Tahun 2010

Jumlah dan sebaran lokasi ruang publik yang dinikmati oleh masyarakat sekitar khususnya PKL bermacam di setiap lokasi. Berdasarkan data kelurahan yang diperoleh, jumlah PKL yang berjualan di wilayah penelitian dapat ditabulasikan dalam tabel 4.10 berikut ini :

Tabe l 4.12 Jumlah PKL Se belum dan Sesudah Pe mbangunan Solo Paragon

Sumber : Hasil Penelitian, Tahun 2010

Dari tabel di atas, menunjukan penurunan jumlah PKL yang berada di jalan-jalan yang mengelilingi lahan Solo Paragon seperti Jalan Yosodipuro, Jalan Cipto M angunkusumo, Jalan Sutomo, dan Jalan Arumndalu. Berikut ditunjukkan peta ruang publik PKL yang berjualan di sekitar terbanyak yakni di sekeliling lahan Solo Paragon. Seperti pada gambar 4.31, peta ruang publik PKL di sekeliling Solo Paragon.

No Lokasi Se be lum Se sudah

1 Sepanjang Jalan Yosodipuro 21 17

2 Sepanjang Jalan Hasanudin 13 13

3 Sepanjang Jalan Dr. Muwardi 18 20

4 Sepanjang Jalan Cipto Mangunkusomo 10 4

5 Sepanjang Jalan Sutomo 5 1

6 Sepanjang Jalan Mawar 7 8

7 Sepanjang Jalan Dr. Supomo 6 6

8 Sepanjang Jalan Arumndalu 4 1

Gambar 4. 31