• Tidak ada hasil yang ditemukan

K APASITAS P ENANGANAN P ERUBAHAN I KLIM

SASARAN

Sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam prioritas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Kapasitas Penanganan Perubahan Iklim pada tahun 2010 adalah:

1. Meningkatnya kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, melalui peningkatan pengendalian kebakaran hutan untuk mengurangi hotspot sebesar 10% dan peningkatan sistem informasi dini meteorologi, geologi, tsunami dan kebakaran hutan 2. Meningkatnya pelaksanaan rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam, melalui upaya

rehabilitasi hutan seluas 100.000 hektar di Daerah Aliran Sungai (DAS) Prioritas 1 yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan rahabilitasi lahan hutan 500.000 ha yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, penanganan illegal logging, pengelolaan pertambangan secara berkelanjutan, dan pengendalian pencemaran lingkungan

3. Meningkatnya pengelolaan DAS di 18 unit DAS dan meningkatnya pengelolaan irigasi partisipatif di 21 provinsi

4. Meningkatkan upaya pengelolaan sumber daya kelautan melalui peningkatan kemampuan dalam mengendalikan illegal fishing dan meningkatnya kapasitas daerah dalam mengembangkan dan mengelola wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil secara terpadu di 5 provinsi, serta peningkatan pengelolaan, konservasi, dan rehabilitasi ekosistem wilayah pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil.

5. Meningkatnya operasionalisasi RTRWN, RTR Pulau, RTRWP, RTR Kab/Kota yang didukung oleh meningkatnya kepastian hukum hak atas tanah dan tertatanya struktur Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah secara adil dan berkelanjutan; serta meningkatnya pembinaan penyelenggaraan penataan ruang oleh pemerintah daerah dan masyarakat.

ARAH KEBIJAKAN

Dalam rangka mencapai sasaran peningkatan kualitas pengelolaan sumberdaya alam dan kapasitas penanganan perubhan iklim, maka kegiatan pembangunan diarahkan pada:

o Peningkatan Kapasitas Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim dan Bencana Alam

Lainnya;

o Peningkatan Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Kualitas Daya

Dukung Lingkungan;

o Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu; o Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan;

o Peningkatan Kualitas Tata Ruang dan Pengelolaan Pertanahan.

C.2. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTORAL

Pembangunan di bidang sosial budaya dan kehidupan beragama pada tahun 2010 diarahkan pada upaya:

Pertama: peningkatan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang merata; peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan menengah dan tinggi; peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan non-formal; peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan pendidik; peningkatkan pemerataan dan keterjangkauan pendidikan anak usia dini; penguatan tata kelola pelayanan

pendidikan dan kerja sama pemerintah dan swasta (public-private partnership) dalam penyelenggaraan dan pembiayaan pendidikan;

Kedua: Peningkatan jumlah, jaringan dan kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, terutama pada daerah dengan aksesibiltas relatif rendah; perbaikan gizi masyarakat, dengan fokus utama pada ibu hamil dan anak hingga usia 2 tahun, dan penanggulangan gizi lebih; pengendalian penyakit menular, terutama TB, Malaria, HIV/AIDS, DBD dan diare serta penyakit zoonotik, dan penguatan upaya eliminasi penyakit-penyakit terabaikan, seperti kusta, frambusia, filariasis, schistosomiasis serta penyakit baru maupun penyakit yang muncul kembali; pengendalian penyakit tidak menular terutama penyakit jantung, kanker, diabetes melitus, dan metabolisme sindrom serta penyakit gangguan kejiwaan; pengendalian faktor resiko lingkungan; peningkatan pembiayaan yang diikuti oleh efisiensi penggunaan anggaran; pengembangan jaminan pelayanan kesehatan, antara lain dengan pengembangan asuransi kesehatan wajib dan pengembangan kemitraan dengan penyedia pelayanan masyarakat dan swasta; peningkatan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan untuk pemenuhan kebutuhan nasional serta antisipasi persaingan global; peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, mutu, dan penggunaan obat, terutama obat esensial termasuk penggunaan obat yang rasional, yang didukung oleh pengembangan peraturan perundangan dan peningkatan pemanfaatan bahan obat asli Indonesia; peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan penekanan pada perilaku dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat termasuk mendorong penciptaan lingkungan dan peraturan yang kondusif; perbaikan manajemen kesehatan melalui pengembangan hukum dan administrasi kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, penapisan teknologi kesehatan dan pengembangan sistem informasi kesehatan;

Ketiga: pemantapan revitalisasi program KB yang mencakup antara lain: peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB serta jaminan ketersediaan kontrasepsi terutama bagi keluarga miskin (Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I) dan rentan lainnya, PUS mupar (muda dan paritas rendah), serta daerah tertinggal, terpencil, dan perbatasan, serta daerah dengan unmet need KB tinggi; peningkatan promosi dan pelayanan metoda kontrasepsi jangka panjang (MKJP);

Keempat: peningkatan akses dan partisipasi perempuan terhadap pendidikan, kesehatan, ekonomi dan ketenagakerjaan, politik dan jabatan publik; pemastian hukum dan peraturan perundang-undangan tidak bias gender dan diskriminatif terhadap perempuan; perkuatan kelembagaan pengarusutamaan gender di tingkat pusat dan daerah; dan peningkatan perlindungan bagi perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan;

Kelima: peningkatan perlindungan anak antara lain melalui: penyempurnaan peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan hak-hak anak menjadi peduli dan ramah anak dan memperkuat kelembagaan perlindungan anak; serta peningkatan peran pemuda dan prestasi olahraga yang antara lain melalui: peningkatan keserasian kebijakan kepemudaan; peningkatan pembinaan dan partisipasi pemuda dalam pembangunan; peningkatan pengembangan kebijakan dan manajemen olahraga; peningkatan pembinaan dan pemasyarakatan olahraga; dan peningkatan jumlah sarana dan prasarana olahraga sesuai.

Keenam: peningkatkan kerukunan intern dan antarumat beragama yang antara lain melalui akses komunikasi dan dialog intern dan antarumat beragama, internalisasi ajaran

agama dan sosialisasi wawasan multikultur, serta pengembangan jaringan dan kerjasama majelis agama dengan pemerintah; peningkatan kualitas pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama terhadap keluarga, masyarakat, serta peserta didik; peningkatan kualitas pelayanan agama untuk penyelenggaraan urusan agama; peningkatan kualitas pelayanan ibadah haji; mengoptimalkan pengelolaan dana sosial keagamaan; peningkatan kapasitas, kualitas dan peran lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan; dan peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan agama; dan

Ketujuh: penguatan jati diri dan karakter bangsa yang berbasiskan pada keragaman budaya dalam rangka meningkatkan ketahanan budaya nasional melalui: peningkatan kemampuan bangsa dalam mengelola keragaman budaya dan penciptaan keserasian hubungan antarunit sosial dan budaya; peningkatan pengelolaan, perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kekayaan budaya agar aset budaya dapat berfungsi optimal sebagai sarana pengembangan kebudayaan, edukasi, dan rekreasi, dan peningkatan kapasitas sumber daya kebudayaan.

Bidang Ekonomi

Dalam rangka menjawab berbagai permasalahan dan tantangan pembangunan ekonomi baik yang bersumber dari kondisi internal maupun eksternal, maka arah kebijakan di bidang ekonomi yang akan ditempuh pada tahun 2010 adalah:

Pertama: Mendorong pemulihan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas melalui perkuatan ekonomi domestik. Perkuatan ekonomi domestik diupayakan melalui peningkatan investasi, konsumsi masyarakat, efektifitas pengeluaran pemerintah serta ekspor termasuk peningkatan sektor pariwisata. Dari sisi produksi, peningkatan industri pengolahan non migas dilakukan melalui revitalisasi industri sedangkan peningkatan produksi sektor pertanian dilakukan melalui revitalisasi pertanian. Guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, kebijakan diarahkan untuk menggerakkan sektor UMKM, peningkatan produktifitas tenaga kerja dan berbagai program penanggulangan kemiskinan.

Kedua: Stabilitas ekonomi makro merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Stabilitas tersebut diwujudkan melalui sinergi antara kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan perkuatan lembaga keuangan. Di sisi kebijakan fiskal, kebijakan diupayakan untuk menjaga ketahanan fiskal yang berkesinambungan. Di sisi kebijakan moneter, kebijakan diarahkan untuk menjaga laju inflasi dan nilai tukar Rupiah. Perkuatan lembaga keuangan diarahkan untuk menjaga ketahanan sektor keuangan.

Pembangunan di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada tahun 2010 diarahkan pada:

Pertama: Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) melalui ketiga unsurnya yaitu: (1) menata kelembagaan iptek; (2) penguatan sumberdaya iptek yang mencakup peningkatan kompetensi sumberdaya manusia serta peningkatan kelengkapan sarana dan prasarana riset; serta (3) penataan jaringan iptek baik antar lembaga litbang maupun antara lembaga litbang dengan masyarakat pengguna.

Kedua: Peningkatan penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan iptek melalui penyelenggaraan kegiatan-kegiatan riset dan perekayasaan. Menurut Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, kegiatan-kegiatan riset dan perekayasaan tersebut diarahkan pada: (1) menciptakan dan menguasai ilmu pengetahuan untuk menghasilkan teknologi; (2) mendukung kebutuhan untuk bidang kehidupan. Dengan demikian peningkatan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan iptek difokuskan pada: konservasi dan pemanfaatan sumberdaya hayati; bioteknologi; energi; penerbangan dan keantariksaan; tenaga nuklir; pertanian, perikanan; peternakan, dan kehutanan; kesehatan dan kedokteran; pertahanan dan keamanan; teknologi informasi dan komunikasi; lingkungan hidup; nanoteknologi; perekayasaaan; dan sosial.

Pembangunan di bidang sarana dan prasarana mencakup penyediaan infrastruktur sumberdaya air, transportasi, perumahan dan permukiman, energi, ketenagalistrikan, serta pos dan telematika. Pada tahun 2010, arah kebijakan pembangunan sarana dan prasarana adalah: Pertama: Meningkatkan pelayanan infrastruktur sesuai dengan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) melalui: (1) rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan dan persyaratan untuk menjamin keberlangsungan pelayanan publik; (2) peningkatan aksesibilitas jangkauan pelayanan sarana dan prasarana di daerah terpencil, pedalaman, perbatasan, dan wilayah terdepan; (3) peningkatan ketersediaan pelayanan sarana dan prasarana untuk masyarakat miskin baik di perkotaan, perdesaan, daerah terpencil, pedalaman, perbatasan, dan pulau-pulau terdepan. Selanjutnya arah kebijakan ini djabarkan sebagai berikut:

Sumber Daya Air: Pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air diarahkan pada; pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air baku rumah tangga, perkotaan dan industri; peningkatan kinerja pengelolaan sumber daya air; peningkatan ketersediaan dan kemudahan akses terhadap data serta informasi dalam rangka pengelolaan sumber daya air secara terpadu, efektif, efisien dan berkelanjutan.

Transportasi: Pembangunan saran dan prasarana transportasi tahun 2010 diarahkan pada: (1) preservasi jalan dan jembatan pada ruas jalan nasional yang mencakup pemeliharaan rutin dan berkala, serta peningkatan struktur jalan untuk mengembalikan pada kondisi awal; (2) rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi untuk mempertahankan dan memulihkan tingkat pelayanan jasa transportasi; (3) memenuhi standar keselamatan dan keamanan transportasi sesuai standar keselamatan dan keamanan internasional terutama untuk untuk pelayaran dan penerbangan ; (4) meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan transportasi melalui pengembangan jaringan prasarana dan sarana transportasi di wilayah perbatasan, daerah terpencil, dan daerah pedalaman serta penyediaan sarana angkutan perdesaan, subsidi operasi perintis, angkutan umum massal, dan PSO untuk angkutan penumpang kelas ekonomi baik untuk angkutan perkotaan maupun angkutan antarkota

Perumahan dan Permukiman: Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan pada peningkatan fasilitasi penyediaan hunian yang layak dan terjangkau untuk masyarakat berpendapatan rendah; peningkatan kualitas lingkungan permukiman untuk mewujudkan terciptanya lingkungan permukiman yang sehat, harmonis dan berkelanjutan; peningkatan kapasitas kelembagaan penyelenggaran pembangunan perumahan; peningkatan cakupan pelayanan prasarana dan sarana dasar permukiman yang layak sesuai standar pelayanan

minimum ditujukan untuk meningkatkan cakupan pelayanan air minum, air limbah, persampahan, dan drainase yang diselenggarakan oleh badan usaha milik daerah (BUMD) maupun yang dilaksanakan oleh komunitas masyarakat secara optimal, efisien, dan berkelanjutan;

Energi: Pembangunan infrastruktur energi diarahkan pada diversifikasi energi, untuk penganekaragaman pemanfaatan energi, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan, sehingga dicapai optimasi penyediaan energi regional dan nasional untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dan dapat mendukung pembangunan berkelanjutan.

Ketenagalistrikan: Pembangunan ketenagalistrikan tahun 2010 diarahkan pada (1) pembangkit tenaga listrik dari energi terbarukan untuk kelistrikan desa dan daerah terpencil; dan (2) peningkatan keselamatan pemakaian peralatan listrik dan menjaga dampak lingkungan dalam pembangunan ketenagalistrikan nasional. Pos dan Telematika: Arah kebijakan pembangunan pos dan telematika tahun 2010 adalah (1) Pengalokasian APBN secara tepat sasaran (target oriented) dengan pengukuran kinerja berbasis output yang jelas dan memperhatikan keberlanjutan layanan; (2) mendorong kerjasama dengan BUMN dan swasta yang dipilih melalui proses yang selektif; (3) mendorong peran aktif masyarakat dan pengusaha lokal untuk memanfaatkan infrastruktur/layanan yang telah disediakan sebagai bagian dari upaya penciptaan demand.

Kedua: Mendukung peningkatan daya saing sektor riil, melalui: (1) peningkatan kapasitas sarana dan prasarana untuk daerah yang mengalami bottle neck; (2) peningkatan kapasitas sarana dan prasarana khususnya untuk daerah-daerah yang permintaan terhadap jasa sarana dan prasarana tumbuh dengan cepat; (3) peningkatan kompatibilitas sarana dan prasarana dalam menunjang perkembangan sektor industri, pertanian, perdagangan baik dalam maupun luar negeri; (4) penataan regulasi dan kelembagaan untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi persaingan usaha di bidang sarana dan prasarana; (5) optimalisasi sumber daya terbatas dalam pengembangan sarana dan prasarana; (6) peningkatan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi. Arah kebijakan masing- masing adalah sebagai berikut:

Sumber Daya Air: Meningkatkan dan melestarikan keberlanjutan fungsi dan pemanfaatan sumber daya air untuk menjaga ketersediaan air secara memadai baik kuantitas maupun kualitasnya; mewujudkan pendayagunaan air untuk pemenuhan kebutuhan air baku secara berkelanjutan dalam meningkatkan ketahanan pangan; mengendalikan dan mengurangi dampak kerusakan akibat banjir baik secara struktural maupun non struktural dan diutamakan pada wilayah berpenduduk padat, wilayah strategis dan pusat-pusat perekenomian; mengamankan daerah pantai dari bahaya abrasi dan erosi, diutamakan pada wilayah berpenduduk padat, wilayah strategis, daerah pariwisata dan pusat-pusat perekenomian penting serta pada pulau-pulau terdepan demi menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Transportasi: Peningkatan kapasitas dan kualitas sarana dan prasarana transportasi pada koridor/lintas utama dan strategis lintas pada antarkota maupun wilayah perkotaan; meningkatkan kapasitas dan mendorong

pengembangan teknologi transportasi dalam rangka menjamin tersedianya pelayanan transportasi yang berkelanjutan dengan kuantitas dan kualitas yang memadai; meningkatkan strategi pelayanan angkutan yang lebih berdaya saing secara inter dan antar moda; meningkatkan peran armada pelayaran dan armada udara baik untuk angkutan dalam negeri maupun luar negeri dengan memberlakukan sepenuhnya azas cabotage; menegakkan peraturan dalam penanganan muatan lebih melalui program zero overloading, konsolidasi dan pengawasan dimensi kendaraan.

Perumahan dan Permukiman: Pembangunan prasarana dan sarana air limbah terpusat skala kawasan dan Instalasi Pengolahan Lumput Tinja (IPLT); pembangunan prasarana dan sarana air limbah terpusat dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL); serta pengembangan sistem drainase termasuk pembangunan sistem drainase primer perkotaan.

Energi:: Intensifikasi pencarian sumber energi dan optimalisasi produksi energi, untuk mendorong peningkatan kegiatan pencarian cadangan energi baru secara intensif dan berkesinambungan terutama minyak bumi, gas bumi dan batu bara guna meningkatkan produksi serta menjamin pasokan energi dalam negeri; penentuan harga energi dan subsidi tepat sasaran; konservasi energi pada seluruh tahap pemanfaatan; pelaksanaan kebijakan bauran energi (energi mix); pengendalian lingkungan hidup sebagai upaya mendukung pembangunan nasional yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Ketenagalistrikan: Peningkatan efektifitas dan efisiensi sarana dan prasarana penyediaan tenaga listrik; dan pemanfaatan sebesar-besarnya tenaga kerja, barang dan jasa produksi dalam negeri.

Pos dan Telematika: Restrukturisasi penyelenggaraan pos dan telematika ke arah konvergensi; optimalisasi sumber daya dalam pengembangan infrastruktur; peningkatan pemanfaatan dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK); dan peningkatan kualitas sumber daya manusia TIK.

Ketiga: Meningkatkan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS), melalui: (1) penyempurnaan peraturan perundangan terkait dengan KPS, berikut petunjuk pelaksanaanya; (2) pembentukan institusi manajemen KPS, Pusat KPS dan simpul KPS di tingkat pusat dan daerah; (3) peningkatan kemampuan dan kapasitas badan pemberi kontrak dalam penyiapan proyek KPS, baik di tingkat pusat dan daerah melalui pembentukan simpul KPS; (4) operasionalisasi lembaga keuangan non-bank yang mendukung pembangunan infrastruktur (Dana Penjaminan dan Dana Infrastruktur); (5) operasionalisasi kebijakan dan pedoman operasional mengenai pengadaan tanah untuk percepatan pembangunan infrastruktur yang akan di-KPS-kan, termasuk peningkatan kemampuan dana pengadaan tanah; (7) terwujudnya kerjasama pemerintah dan swasta di proyek- proyek infrastruktur pada sub sektor jalan tol, pelabuhan, bandara, kereta-api, air minum dan persampahan.

Pembangunan di bidang Politik diarahkan untuk: (1) menciptakan lingkungan yang kondusif bagi berkembangannya demokrasi, serta penguatan peran masyarakat sipil dan partai politik; (2) mengembangkan pendidikan politik; (3) memantapkan kesiapan pelaksanaan keterbukaan informasi publik; dan (4) memfasilitasi peningkatan kapasitas dan akuntabilitas lembaga demokrasi;

Pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan pada tahun 2010 diarahkan untuk mewujudkan postur dan struktur menuju minimum essential force yang mampu melaksanakan operasi gabungan dan memiliki efek penangkal; mendayagunakan industri pertahanan nasional bagi kemandirian pertahanan; meningkatkan kapasitas dan operasional pengawasan, penindakan secara cepat dan tepat, dan penegakan hukum di laut; mencegah dan menanggulangi terorisme melalui pemantapan tata kelola pencegahan dan penanggulangan tindak terorisme yang dibarengi dengan peningkatan kapasitas dan modernisasi teknologi intelijen; menurunkan kejadian kriminal (criminal index); meningkatkan penuntasan kejahatan (clearing rate); meningkatkan pencegahan dan pemberantasan tindak kejahatan narkoba; meningkatkan perlindungan informasi negara melalui peningkatan tata kelola pengumpulan, penyimpanan, transmisi dan penerimaan informasi negara; meningkatkan pemantauan dan deteksi dini melalui peningkatan kapasitas dan modernisasi tehnologi intelijen; serta meningkatkan kapasitas dan keserasian lembaga Penyusun kebijakan Pertahanan-Keamanan Negara.

Pembangunan di bidang Hukum dan Aparatur pada tahun 2010 diarahkan pada: (1) pemantapan pembenahan perundang-undangan baik pada tingkat nasional maupun daerah termasuk pengharmonisasiannya untuk mendukung upaya percepatan pemberantasan korupsi, dan peningkatan akses terhadap keadilan bagi masyarakat miskin serta terpinggirkan; (2) penegakan hukum dan pencegahan terhadap tindak pidana korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia antara lain melalui peningkatan efektivitas penanganan perkara yang dilakukan oleh lembaga peradilan termasuk penyelesaian sengketa HAM melalui mediasi, dan melanjutkan upaya pencegahan korupsi melalui pembentukan strategi nasional Implementasi UNCAC; (3) peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan peraturan perundang-undangan sebagai upaya meningkatkan kesadaran hukum masyarakat; (4) peningkatan profesionalisme, integritas dan penerapan kode etik aparat penegak hukum dan sumber daya manusia hukum; (5) peningkatan kualitas mekanisme penganggaran dan pelaksanaan pemberian bantuan hukum kepada masyarakat miskin dan terpinggirkan dalam proses peradilan serta memperkuat masyarakat untuk memperoleh akses keadilan; (6) peningkatan kualitas pelayanan publik melalui perbaikan manajemen di berbagai bidang pelayanan (services delivery/management); (7) pengembangan sistem peningkatan kinerja dan kesejahteraan PNS melalui penerapan sistem merit dalam manajemen kepegawaian negara, dan perbaikan tingkat kesejahteraan yang layak, adil dan berbasis kinerja; serta (8) penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, serta peningkatan sistem pengawasan dan akuntabilitas dalam rangka mendorong peningkatan kinerja birokrasi pemerintah.

Pembangunan di bidang Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang mencakup pembangunan wilaya-wilayah strategis dan cepat tumbuh, kawasan perbatasan, daerah tertinggal dan terisolir, daerah bencana, perkotaan, perdesaan, pengembangan keterkaitan kota- desa, tataruang, dan pertanahan dengan arah pembangunan:

o Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis dan cepat

tumbuh didorong untuk dapat mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal disekitarnya dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis, tanpa mempertimbangkan batas wilayah administrasi, tetapi lebih ditekankan pada pertimbangan keterkaitan mata rantai proses industri dan distribusi. Upaya itu dapat dilakukan melalui pengembangan produk unggulan daerah, serta mendorong terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan kerjasama antar sektor, antar pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendukung peluang berusaha dan berinvestasi di daerah.

o Untuk mewujudkan arah kebijakan pembangunan perbatasan menjadi outward looking maka

Rencana tata Ruang Wilayah Nasional (PP No.26/2008) menjadikan kawasan perbatasan sebagai kawasan strategis nasional dalam bidang pertahanan dan keamanan dengan tetap memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu untuk menjadikan kawasan perbatasan terjadi pertumbuhan maka kota di kawasan perbatasan darahkan menjadi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga.

o Arah kebijakan percepatan pembangunan daerah tertinggal dan terisolir meliputi: (a)

pembangunan sumberdaya manusia disesuaikan dengan potensi sumberdaya alam lokal dan sesuai dengan standar industri, untuk meminimalkan atau menghilangkan konflik antara masyarakat lokal dengan indsutri; (b) setiap daerah harus menentukan sektor unggulan; (c) pengembangan komoditas unggulan secara terfokus; (d) pemberian insentif fisik dan nonfisik bagi pengembangan sektor/komoditas unggulan, diantaranya berupa keringanan pajak dan retribusi, pembangunan prasarana dan sarana, kemudahan perijinan, dan kepastian hukum; (e) pembangunan industri berbasis sumberdaya alam; (f) meningkatkan produktivitas untuk menciptakan daya saing daerah; dan (g) membangun alur pasar yang jelas, terutama UKM, melalui perantara perusahaan besar.

o Dalam rangka mengantisipasi berbagai kemungkinan kejadian bencana beserta

tantangan dan permasalahannya di tahun 2010, kebijakan penanganan bencana dan pengurangan risiko bencana diprioritaskan pada upaya-upaya pengintegrasian pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim global, sebagai berikut: pengembangan kerangka kebijakan dan perencanaan pengurangan risiko bencana;

pengembangan kelembagaan penanggulangan dan pengurangan risiko bencana; peningkatan pendidikan kebencanaan dan penyadaran masyarakat terhadap pengurangan risiko bencana; serta penguatan kapasitas masyarakat dalam pengurangan risiko bencana.

o Untuk bidang perkotaan, arah kebijakannya adalah: Pengembangan Sistem Informasi

Perkotaan; Pengembangan Badan Kerjasama Antar Kota; Penyusunan Pedoman, Rencana dan Evaluasi Pedoman Pembangunan Kota /Antar Kota; Pengembangan Sistem Kelembagaan Ekonomi Perkotaan; Pengembangan Infrastruktur Kota; Pengembangan Ekonomi Kota Kecil dan Menengah; Pengembangan Sistem Informasi Pembangunan Kota Besar dan Metropolitan; Penyusunan Rencana, Kebijakan dan Pedoman Pengendalian Pembangunan Kota-Kota Besar dan Kawasan Metropolitan.

o Dalam rangka mendukung pembangunan perdesaan, arah kebijakannya adalah (1)

Peningkatan Keberdayaan dan Kemandirian Masyarakat Perdesaan melalui upaya-upaya sebagai berikut: (a) penguatan kelembaga masyarakat dan pemerintahan desa termasuk kelembagaan unit pengaduan masyarakat; (b) peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah dan masyarakat dalam pembangunan kawasan perdesaan; (2) Peningkatan kemampuan ekonomi lokal melalui upaya-upaya sebagai berikut: (a) Penguatan lembaga keuangan perdesaan; (b) Pengembangan diversifikasi usaha ekonomi perdesaan termasuk upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan; dan (c) pengembangan pasar desa.

o Dalam mendukung upaya pengembangan keterkaitan kota-desa, arah kebijakan

pengembangan ekonomi lokal dan daerah didorong untuk (i) mendukung pengembangan keterkaitan ekonomi perkotaan dan perdesaan dengan menggunakan pendekatan