• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arahan Pola Ruang Terkait Bidang Cipta Karya

H P TETAP H P TERBATAS

C. Arahan Pola Ruang Terkait Bidang Cipta Karya

Arahan pola ruang terkait bidang Cipta Karya meliputi :

(i) Kaw asan yang Diperuntukan Sebagai Kaw asan Pariw isata

Kaw asan peruntukan pariw isata meliputi kaw asan peruntukan pariw isata alam, peruntukan pariw isata budaya dan peruntukan pariwisata buatan/ taman rekreasi.

a. Kaw asan peruntukan pariw isata alam, meliputi :

1. Taman N asional Komodo di Kabupaten M anggarai Barat 2. Taman Laut Tujuh Belas Pulau Riung di Kabupaten N gada 3. Taman Laut Teluk M aumere di Kabupaten Nagekeo 4. Taman Laut Kepa di selat Pantar di Kabupaten Alor

5. Taman Laut Teluk Kupang di Kabupaten dan Kabupaten N agekeo 6. Pantai Nembrala di Kabupaten Rote Ndao

7. Taman N asional Kelimutu di Kabupaten Ende;

8. Pantai Kolbano di Kabupaten Timor Tengah Selatan; dan

9. Kaw asan W isata Gunung M utis di Kabupaten Timor Tengah Selatan. b. Kaw asan peruntukan Pariw isata Budaya, meliputi :

1. Atraksi Pasola di Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Barat Daya 2. Prosesi Jumad Agung di Kabupaten Flores Timur

3. Prosesi Jumad Agung di Gua Bitauni di Kabupaten Timor Tengah Utara

4. Perburuan ikan paus di Lamalera di Kabupaten Lembata; 5. Perkampungan Adat di Bena di Kabupaten Ngada; 6. Kampung adat Koanara di Kabupaten Ende; 7. Kampung adat Tarung di Kabupaten Sumba Barat; 8. Kampung adat Laitarung di Kabupaten Sumba Tengah 9. Kampung adat Boti di Kabupaten Timor Tengah Selatan; 10. Kampung N amata di Kabupaten Sabu Raijua;

11. Kampung Tamkesi di Kabupaten Timor Tengah Utara; 12. Homo Florencis Liangboah di Kabupaten M anggarai; 13. Situs arkeologi Olabula di Kabupaten N agakeo;

14. Kuburan M egalitik di Kabupaten Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan N agekeo

15. Atraksi seni budaya di seluruh kabupaten/ kota. c. Kaw asan peruntukan Pariw isata Buatan, meliputi :

1. Taman Rekreasi Subasuka di Kabupaten N agekeo; 2. Pemancingan di Perairan Tablolong Kabupaten Kupang.

Luasan kaw asan Pariw isata di masing-masing Kabupaten/ Kota di Provinsi NTT dapat dilihat pada tabel berikut:

Arahan St rat egis Nasional 3 - 46 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |

Tabel 3 22 Luasan Kawasan Pariwisata Provinsi NTT

KABUPATEN / KOTA Luas Lahan %

Sumba Barat 35.48 4,64

Sumba Timur 41.15 5,38

Kupang 116.47 15,23

Timor Tengah Selatan 7.16 0,94

Timor Tengah Utara 93.99 12,29

Belu 34.13 4,46 Alor 6.23 0,81 Lembata 27.29 3,57 Flores Timur 3.98 0,52 N agekeo 17.73 2,32 Ende 20.96 2,74 N gada 16.07 2,10 M anggarai 1.33 0,17 Rote Ndao 195.80 25,60 M anggarai Barat 15.43 2,02

Sumba Barat Daya 14.04 1,84

Sumba Tengah 34.39 4,50 N agekeo 7.74 1,01 M anggarai Timur 9.33 1,22 Kabupaten N agekeo 9.10 1,19 Sabu Raijua 57.09 7,46 Total 764.89 100 Sumber: RTRWP , 2010

Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui potensi pemanfaatan Kaw asan Pariwisata di Provinsi N TT, adalah sebagai berikut:

Tabel 3 23 Kawasan Pariwisata Provinsi NTT

N O JEN IS PO TEN SI PARIW ISATA

1 Pariw isata Alam

o Taman N asional Komodo (Kab. M anggarai Barat) yang memiliki biaw ak Komodo (varanus komodoensis) yang tiada duanya di dunia, serta gugusan kepulauan yang memiliki taman laut dan pantai yang masih terjaga keasliannya. o Taman Laut 17 Pulau Riung (Kab. Ngada)

Arahan St rat egis Nasional 3 - 47 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |

N O JEN IS PO TEN SI PARIW ISATA

o Taman Laut Teluk M aumere (Kab. N agekeo) o Taman Laut di Pulau Kepa (Kab. Alor)

o Taman Laut Teluk Kupang (Kab dan Kabupaten N agekeo) o Taman N asional Kelimutu (Kab. Ende) yang memiliki Danau

Tiga W arna yang sangat eksotik

o Pantai Kolbano (Kab. Timor Tengah Selatan) yang memiliki potensi batu w arna dengan kualitas ekspor

o Kaw asan Wisata Gunung M utis (Kab. TTS) yang memiliki pemandangan alam dan hutan homogen ampupu.

2

Pariw isata Budaya & Ritual Keagamaan

o Atraksi Pasola (berkuda sambil melemparkan lembing) di Kab. Sumba Barat

o Prosesi Jumad Agung (di Kab. Flores Timur) o Perburuan ikan paus di Lamalera (Kab. Lembata)

o Perkampungan Adat di Bena (Kab. N gada), Koanara (Kab. Ende), Tarung (Kab. Sumba Barat), Boti (TTS), Kampung N amata (Sabu Raijua), Kampung Tampesi (Kab TTS) o Atraksi seni budaya di setiap daerah

o Homo Florencis (manusia flores) di Liang Bua - M anggarai)

3 Pariw isata M inat Khusus/ Taman Rekreasi

o Taman Rekreasi Ria kabupaten Nagekeo o Selancar di Pantai N emberala (Kab. Rote N dao) o M ancing di Perairan Tablolong (spesis ikan marlin)

Sumber: RTRWP 2010

Berdasarkan kebijakan pengembangan Pariw isata di Provinsi NTT yang telah direncanakan adalah Pola pengembangan Klaster W isata NTT, yang terdiri dari: a. Klaster I di wilayah Pulau Alor, Pulau Timor, Pulau Rote dan Pulau Sabu. Icon

pengembangan pariw isata adalah “Surving dan Diving”. Dengan konsep pengembangan sebagai Island Resort yang bertumpu pada keindahan pantai dan w isata minat khusus. M emiliki keunggulan pada sektor Bahari seperti : Surfing di N emberala Rote, Taman Laut Selat Kepa Alor, Game Fishing di perairan Kupang (Bilfish) yang didukung dengan potensi w isata Budaya (Suku Boti di TTS, Hole di Sabu, dll), w isata Belanja Kupang, potensi perbatasan, ekow isata di M utis, dll.

Arahan St rat egis Nasional 3 - 48 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |

b. Klaster II di w ilayah Kab. M anggarai Barat, Kab. M anggarai, Kabupaten N gada dan Kab. N agekeo. Icon pengembangan pariw isata adalah “Komodo”. Konsep pengembangan sebagai Exotic of Island yang bertumpu pada icon komodo serta kehidupan dan peninggalan budaya masyarakat. M emiliki keunggulan pada Keunikan komodo dan wisata Bahari seperti: Taman Laut Riung, Sumber air panas M angeruda Ngada, didukung dengan potensi wisata Budaya (Kampung Bena N gada, Homo Florensis Liang Bua), ekow isata (Lingko M anggarai)

c. Klaster III di w ilayah Kabupaten Ende, Kabupaten N agekeo, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata. Icon pengembangan pariw isata adalah

“Kelimutu”. Konsep Pengembangan Klaster III sebagai ecotourism yang bertumpu pada icon kelimutu dan berbagai atraksi budaya. M emiliki keunggulan pada Keunikan W isata Alam Danau Kelimutu yang didukung dengan w isata Bahari seperti : Taman Laut Teluk M aumere, w isata budaya dan religi (Samana Santa, Perburuan ikan paus) serta w isata sejarah peninggalan portugis.

d. Klaster IV di W ilayah Sumba (Kab Sumba Timur, Ka Sumba Barat, Kab Sumba Tengah dan Kab Sumba Barat Daya). Icon pengembangan pariw isata adalah

“M egalitik”. Konsep pengembangan Klaster IV sebagai cultural heritage yang bertumpu pada icon kehidupan megalitik dan ritual. M emiliki keunggulan pada Keunikan peninggalan budaya megalitik (kampung adat) dan ritual lainnya seperti Pasola, yang didukung dengan w isata Bahari seperti : Nihiw atu, M atayangu, Rua, M arosi, dll.

Tabel 3 24 Arahan Kawasan Pariwisata Provinsi NTT

N O JEN IS ARAH AN

1 Pariw isata Alam

o M engembangkan pola klaster dengan menonjolkan image kaw asan

berdasarkan konsep pengembangan dan icon yang telah ditetapkan di masing-masing cluster, sebagai aset lokal yang berkelanjutan, yang harus dipertahankan dan dilestarikan

o Pemanfaatan pariw isata alam laut dan darat yang bersifat ekow isata

(ikut mengkonservasi alam dan melestarikan alam)

o Pengembangan w isata budaya &ritual keagamaan dengan

penyelenggaraan event-event (atraksi) budaya

o M enghindari kaw asan terbangun untuk pariwisata pantai dan laut

2 Pariw isata Budaya & Ritual Keagamaan 3 Pariw isata Buatan/

Arahan St rat egis Nasional 3 - 49 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |

N O JEN IS ARAH AN

Taman Rekreasi

sehingga dapat menikmati keindahan alami panorama pesisir pantai dan laut

o Kaw asan yang tetah ditetapkan sebagai kaw asan pariw isata tidak

dapat dialihfungsikan sebagai pemanfaatan lainnya yang dapat merusak fungsi pariw isata alam kaw asan

o M empertahankan/ meningkatkan pengembangan Kabupaten/ Kota

yang memiliki potensi sub sektor pariwisata

o Penyediaan sarana prasarana pendukung pariwisata

o Pengembangan kaw asan pariwisata alam harus tanggap dengan

kemungkinan adanya bencana alam baik di darat dan dilaut

o Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan pariw isata sebagai mitra

kerja dalam bidang service excellence di kaw asan wisata potensial

o Ada penyusunan sistem data dan informasi kawasan pariw isata

sebagai paket wisata w ilayah NTT Sumber: RTRWP, 2010

(ii) Kaw asan yang diperuntukan sebagai kaw asan permukiman

Kaw asan yang diperuntukan sebagai kaw asan permukiman meliputi kaw asan yang didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal. Luasan kaw asan permukiman di Provinsi NTT sekitar 40,155.28 ha.

Tabel 3 25 Kawasan Permukiman Provinsi NTT

KABUPATEN / KO TA Luas Lahan

(H a) %

Sumba Barat 389.67 0,97

Sumba Timur 1,110.10 2,76

Kupang 3,429.25 8,54

Timor Tengah Selatan 5,286.79 13,17

Timor Tengah Utara 3,130.07 7,79

Belu 4,923.28 12,26 Alor 2,445.17 6,09 Lembata 1,162.60 2,90 Flores Timur 2,299.26 5,73 N agekeo 2,308.33 5,75 Ende 1,852.40 4,61 N gada 1,049.16 2,61 M anggarai 2,980.64 7,42 Rote Ndao 1,112.10 2,77 M anggarai Barat 1,184.83 2,95

Arahan St rat egis Nasional 3 - 50 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |

KABUPATEN / KO TA Luas Lahan

(H a) %

Sumba Barat Daya 471.61 1,17

Sumba Tengah 174.23 0,43 N agekeo 963.19 2,40 M anggarai Timur 1,762.53 4,39 Kabupaten N agekeo 2,017.78 5,02 Sabu Raijua 102.32 0,25 Total 40,155.28 100,00 Sumber: RTRW P 2010

Berdasarkan data diatas, maka dapat dilakukan arahan pemanfaatan bagi Kaw asan Permukiman di Provinsi N TT, adalah sebagai berikut:

Tabel 3 26 Arahan Kawasan Permukiman Provinsi NTT

N O JEN IS ARAH AN

1 Permukiman

Perkotaan

o Arahan penataan pusat permukiman perkotaan sebagai sentra aktivitas pengembangan sebagai pusat kegiatan yang mandiri.

o Intensitas pemanfaatan kaw asan terbangun dirinci atas amplop ruang (Koefisien Dasar Hijau, Koefisien Dasar bangunan, Koefisien Lantai Bangunan dan Garis Sempadan Bangunan) berdasarkan karakteristik kaw asan.

o Distribusi pemanfaatan ruang terbangun kaw asan perkotaan yang merata untuk mencegah kaw asan permukiman padat dengan pengembangan ruang ke arah vertikal

o RTH kaw asan perkotaan minimal seluas 30% dari luas w ilayah kaw asan permukiman perkotaan o Perencanaan kaw asan permukiman baru dapat

membentuk cluster permukiman untuk

menghindari penumpukan dan keamanan

bermukim

o Setiap kaw asan permukiman dilengkapi dengan sarana dan prasarana permukiman sesuai hirarki dan tingkat pelayanan

o Pengaturan permukiman kumuh perkotaan (slum area) dengan penyediaan perumahan sederhana/ Rusunaw a

o Kaw asan perkotaan menyediakan ruang evakuasi bencana dan kelengkapan sebagai mitigasi bencana berdasarkan jenis bencana yang dapat timbul 2 Permukiman o Permukiman perdesaan sebagai hunian berbasis

Arahan St rat egis Nasional 3 - 51 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |

N O JEN IS ARAH AN

Pedesaan agraris, dikembangkan dengan memanfaatkan

lahan pertanian. Permukiman perdesaan di pegunungan dikembangkan dengan berbasis perkebunan dan hortikultura. Permukiman perdesaan di dataran rendah adalah pertanian

tanaman pangan dan perikanan darat.

Permukiman perdesaan pesisir dikembangkan budi daya kelautan

o Penyediakan sarana dan prasarana lingkungan permukiman yang memadai sesuai kebutuhan yang bersinergi dengan pengembangan sistem perkotaan

o Kaw asan perdesaan khususnya desa tertinggal dilakukan peningkatan produktivtas dan pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan nilai ekonomis lahan dan penyediaan sarana parasarana yang dibutuhkan

o M enjaga kelestarian lingkungan perdesaan, kaw asan permukiman adat, kaw asan yang rentan terhadap bencana alam dan kaw asan yang membutuhkan perlindungan lainnya

o Arahan penataan kaw asan pedesaan dengan memperhatikan aspek bencana. Adanya mitigasi bencana berdasarkan jenis bencana yang dapat timbul

Sumber: RTRWP 2010

Arahan St rat egis Nasional 3 - 52 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |

3.1.2.3.2. Pengembangan Struktur Ruang

Arahan struktur ruang sesuai RTRWP NTT yang terkait bidang Cipta Karya meliputi : 1) Sistem Penyediaan Air M inum yang terdiri atas:

a. Penyediaan Air Bersih dalam bentuk perpipaan dan non perpipaan;

b. Penyediaan Air Bersih dalam bentuk perpipaan dikelola oleh PDAM di seluruh Kabupaten/ Kota di W ilayah Provinsi; dan

c. Penyediaan air bersih dalam bentuk non perpipaan diusahakan oleh masyarakat dengan penyediaan sarana pendukung.

2) Sistem prasarana pengelolaan sampah terdiri atas: a. Pengelolaan sampah; dan

b. Penyediaan perangkat keras pengelolaan limbah cair domestik. Pengelolaan sampah terdiri atas:

a. Pengumpulan sampah dari rumah ke tempat penampungan sementara (TPS); b. Pengumpulan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA);

c. TPA regional terdapat di Kecamatan Alak - Kabupaten N agekeo dengan menggunakan metode sanitary landfill, untuk melayani Kabupaten Nagekeo dan Kabupaten Kupang; dan

d. TPA lokal tersebar di seluruh Kabupaten/ Kota di w ilayah Provinsi.

Penyediaan perangkat keras pengolahan limbah cair domestik disesuaikan dengan kebutuhan kaw asan permukiman.

3.1.2.3.3. Strategi Operasionalisasi Rencana Pola Ruang dan Struktur Ruang

Strategi operasionalisasi yang dimaksud adalah yang terkait dengan Bidang Cipta Karya, dimana dilakukan pentahapan pembangunan dengan mengimplementasikan indikasi program utalam lima tahunan yang berdasarkan struktur keruangan dan pola pemanfaatan ruang.

Adapun indikasi program disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3 27 Indikasi Program Utama RTRW Provinsi NTT Tahun 2010-203

N O PRO GRAM