Arahan St rat egis Nasional 3 - 1 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Bab
3
ARAHAN KEBIJAKAN DAN
STRATEGIS BIDAN G CIPTA
KARYA
nfrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunan nasional karena turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan, maupun menjaga kelestarian lingkungan. O leh sebab itu, Ditjen Cipta Karya berperan penting dalam implementasi amanat kebijakan pembangunan nasional. Arah kebijakan tersebut diantaranya adalah :
3.1. ARAH AN PEM BAN GU N AN BIDAN G CIPTA KARYA dan ARAH AN PEN ATAAN RUAN G 3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
A. RPJM N 2015-2019 (Perpres N o.2 Tahun 2015)
Rencana Pembangunan Jangka M enengah Nasional (RPJM N ) 2015-2019 adalah tahapan ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang N asional (RPJPN ) 2005-2025 yang telah ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007. Dengan berpayung kepada UUD 1945 dan UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJP tadi, RPJM N 2015-2019, disusun sebagai penjabaran dari Visi, M isi, dan Agenda (N aw aCita) Presiden/W akil Presiden, Joko Widodo dan M uhammad Jusuf Kalla, dengan menggunakan Rancangan Teknokratik yang telah disusun Bappenas dan berpedoman pada RPJPN 2005-2025. RPJM N 2015-2019 adalah pedoman untuk menjamin pencapaian visi dan misi Presiden, RPJM N sekaligus untuk menjaga konsistensi arah pembangunan nasional dengan tujuan di dalam Konstitusi Undang Undang Dasar 1945 dan RPJPN 2005–2025
Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat
Arahan St rat egis Nasional 3 - 2 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas. Kesembilan agenda prioritas itu disebut N AW A CITA, yaitu:
1. M enghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh w arga negara.
2. M embuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. M embangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. M emperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. M eningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
6. M eningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. M ew ujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor- sektor strategis ekonomi domestik.
8. M elakukan revolusi karakter bangsa.
9. M emperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi social Indonesia.
Agenda pembangunan nasional disusun sebagai penjabaran operasional dari N aw a Cita. Dalam lima tahun mendatang (2015-2019), arah kebijakan utama pembangunan w ilayah nasional difokuskan pada upaya mempercepat pengurangan kesenjangan pembangunan antarw ilayah dengan mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan w ilayah KTI, yaitu Sulaw esi, Kalimantan, M aluku, Nusa Tenggara dan Papua, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di W ilayah Jawa-Bali dan Sumatera.
Untuk menghindari timbulnya kesenjangan baru antara w ilayah koridor ekonomi dengan w ilayah sekitarnya di setiap pulau, maka pembangunan daerah tertinggal, termasuk desa tertinggal, perlu ditingkatkan dengan melakukan pemberdayaan ekonomi lokal, penciptaan akses transportasi lokal ke w ilayah pertumbuhan, dan percepatan pemenuhan infrastruktur dasar.
Arahan St rat egis Nasional 3 - 3 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
masyarakat Dalam rangka pemenuhan hak dasar untuk tempat tinggal dan lingkungan yang layak sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28H, pemerintah memfasilitasi penyediaan perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah serta memberikan dukungan penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman, seperti air minum, air limbah, persampahan dan drainase.
Dokumen RPJM N juga menetapkan sasaran pembangunan infrastruktur permukiman pada periode 2015-2019, yaitu :
1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen melalui penanganan kaw asan permukiman kumuh seluas 38.431 hektar dan peningkatan kesw adayaan masyarakat di 7.683 kelurahan.
2. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia yang dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu optimalisasi dan pembangunan baru (supply side), peningkatan efisiensi layanan air minum (demand side), dan penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment).
3. Optimalisasi penyediaan layanan air minum dilakukan melalui :
i. fasilitasi SPAM PDAM yaitu bantuan program PDAM menuju 100% PDAM Sehat dan pengembangan jaringan SPAM M BR di 5.700 kaw asan dan (ii) fasilitasi SPAM non-PDAM yaitu bantuan program non-PDAM menuju 100% pengelola non-PDAM sehat dan pengembangan jaringan SPAM M BR di 1.400 kaw asan. Sedangkan pembangunan baru dilakukan melalui :
ii. pembangunan SPAM kaw asan khusus yaitu SPAM kaw asan kumuh perkotaan untuk 661.600 sambungan rumah (SR), SPAM kawasan nelayan untuk 66.200 SR, dan SPAM raw an air untuk 1.705.920 SR;
iii. pembangunan SPAM berbasis masyarakat ntuk 9.665.920 SR;
iv. pembangunan SPAM perkotaan yaitu SPAM IKK untuk 9.991.200 SR dan SPAM Ibukota Pemekaran dan Perluasan Perkotaan untuk 4.268.800 SR;
v. pembangunan SPAM Regional untuk 1.320.000 SR di 31 kaw asan.
4. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional. Penerapan prinsip tersebut dilakukan melalui
i. pelaksanaan Rencana Pengamanan Air M inum (RPAM ) pada komponen sumber, operator dan konsumen di seluruh kabupaten/ kota;
ii. optimalisasi bauran air domestik di seluruh kabupaten/ kota;
Arahan St rat egis Nasional 3 - 4 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
liter/orang/hari setiap tahunnya dan pada tingkat komersial dan fasilitas umum sekitar 10 persen setiap tahunnya.
5. Penciptaan lingkungan yang mendukung dilakukan melalui
i. penyusunan dokumen perencanaan air minum sebagai rujukan pembangunan air minum di seluruh kabupaten/ kota yang mencakup Rencana Induk Sistem Penyediaan Air M inum (RISPAM ), rencana strategis penyediaan air minum daerah (Jakstrada) dan rencana tahunan penyediaan air minum;
ii. peningkatan pendataan air minum sebagai rujukan perencanaan dan penganggaran air minum di seluruh kabupaten/ kota;
iii. fasilitasi pengembangan peraturan di daerah yang menjamin penyediaan layanan air minum di seluruh kabupaten/ kota.
6. M eningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar yaitu
i. untuk sarana prasarana pengelolaan air limbah domestik dengan pembangunan dan peningkatan infrastruktur air limbah sistem terpusat skala kota, kaw asan, dan komunal di 438 kota/ kab (melayani 34 juta jiw a), serta peningkatan kualitas pengelolaan air limbah sistem setempat melalui peningkatan kualitas pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di 409 kota/ kab;
ii. untuk sarana prasarana pengelolaan persampahan dengan pembangunan TPA sanitary
landfill di 341 kota/ kab, penyediaan fasilitas 3R komunal di 334 kota/ kab, fasilitas 3R
terpusat di 112 kota/ kab;
iii. untuk sarana prasarana drainase permukiman dalam pengurangan genangan seluas 22.500 Ha di kaw asan permukiman termasuk 4.500 Ha di kaw asan kumuh;
iv. kegiatan pembinaan, fasilitasi, pengaw asan dan kampanye serta advokasi di 507 kota/ kab seluruh Indonesia.
7. M eningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan melalui
i. pembinaan dan pengaw asan khususnya bangunan milik Pemerintah di seluruh kabupaten/ kota;
Arahan St rat egis Nasional 3 - 5 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
iii. menciptakan building codes yang dapat menjadi rujukan bagi penyelenggaraan dan penataan bangunan di seluruh kabupaten/ kota.
Dokumen RPJM N 2015-2019 juga memuat sasaran pembangunan perkotaan sebagai berikut:
1. Pembangunan 5 kaw asan metropolitan baru di luar Pulau Jaw a-Bali sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN ) yang diarahkan menjadi pusat investasi dan penggerak pertumbuhan ekonomi bagi w ilayah sekitarnya guna mempercepat pemerataan pembangunan di luar Pulau Jaw a;
2. Peningkatan peran dan fungsi sekaligus perbaikan manajemen pembangunan di 7 kaw asan perkotaan metropolitan yang sudah ada untuk diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN ) berskala global guna meningkatkan daya saing dan kontribusi ekonomi;
3. Pengembangan sedikitnya 20 kota otonom di luar Pulau Jaw a – Bali khususnya di KTI yang diarahkan sebagai pengendali (buffer) arus urbanisasi ke Pulau Jaw a yang diarahkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi bagi w ilayah sekitarnya serta menjadi percotohan (best practices) perw ujudan kota berkelanjutan;
4. Pembangunan 10 kota baru publik yang mandiri dan terpadu di sekitar kota atau kaw asan perkotaan metropolitan yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke baw ah serta diarahkan sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota atau kaw asan perkotaan metropolitan;
5. Perw ujudan 39 pusat pertumbuhan baru perkotaan sebagai Pusat Kegiatan Lokal 2 (PKL) atau Pusat Kegiatan W ilayah (PKW ).
B. Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019 (SE N o.50/ SE/ Dc/ 2016)
Arahan St rat egis Nasional 3 - 6 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
yang penekanannya pada cakupan layanan air minum layak 100% , penanganan permukiman kumuh 0% dan cakupan layanan sanitasi layak 100% .
Kondisi eksisting gerakan 100-0-100 Indonesia dan sasarannya tersaji dalam gambar berikut :
Gambar 3 1 Sasaran Gerakan Nasioan 100-0-100
Untuk mew ujudkan sasaran strategis tersebut, maka sasaran program Ditjen Cipta Karya adalah sebagai berikut:
a. M eningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat, dengan indikator persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum;
b. M eningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, dengan indikator persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan;
c. M eningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat, dengan indikator persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi.
Tabel 3 1 Indikator Kinerja Renstra DJCK Tahun 2015-2019
IN DIKATO R KIN ERJA SATU AN TARGET
20 15 20 16 2017 2018 20 19 TOTAL
1 M eningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat
Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum
% 73,7 78,8 84,8 92,1 100 100
2 M eningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang
layak
Arahan St rat egis Nasional 3 - 7 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
luasan permukiman kumuh perkotaan
% 8 6 4 2 0 0
3 M eningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat
Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi
% 64 72 85 92 100 100
Sumber : Renstra DJCK PUPR 2015-2019
Dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur keciptakaryaan, Ditjen Cipta Karya menggunakan tiga strategi pendekatan yaitu membangun sistem, memfasilitasi Pemerintah Dareah Provinsi, Kota dan Kabupaten, serta memberdayakan masyarakat melalui program-program pemberdayaan masyarakat. Dalam membangun sistem, Ditjen Cipta Karya memberikan dukungan pembangunan infrastruktur dengan memprioritaskan sistem infastruktur Provinsi/ Kabupaten/ Kota. Dalam hal fasilitasi Pemerintah Daerah, bentuk dukungan yang diberikan adalah fasilitasi kepada Pemerintah Daerah dalam penguatan kelembagaan, keuangan, termasuk pembinaan teknis terhadap tugas dekonsentrasi dan pembantuan. Untuk pemberdayaan masyarakat, bentuk dukungan yang diberikan adalah pembangunan infrastruktur keciptakaryaan melalui program-program pemberdayaan masyarakat
Tabel 3 2 Pendekatan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pendekatan Strategi
M embangun Sistem
1. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Skala Regional (TPA Regional atau SPAM Regional)
2. Pembangunan Infrastruktur Permukiman pada kawasan strategis (kaw asan perbatasan, KSN , PKN , WPS) atau kaw asan khusus (kaw asan kumuh perkotaan, kaw asan nelayan,
kaw asan raw an air/ perbatasan/pulau terluar)
3. M endorong penyusunan Rencana Tata Bangunan dan
Fasilitasi Pemda
1. Pendampingan penyusunan N SPK daerah antara lain Perda Bangunan Gedung, SK Kumuh, dsb.
2. Penyusunan Rencana Penanganan Kaw asan/ Induk Sektoral seperti Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Induk Sistem Pengembangan Air M inum (RISPAM ), dan Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
3. Pembangunan Indrastruktur Permukiman Skala kaw san seperti fasilitasi PDAM , fasilitasi kota hijau dan kota pusaka, Pemberdayaan
M asyarakat
1. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis M asyarakt melalui kegiatan Pamsimas, Snaimas, dan P2KP.
Arahan St rat egis Nasional 3 - 8 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
3.1.2. ARAH AN PEN ATAAN RUAN G
Arahan penataan ruang yang ditindaklanjuti ke dalam RPIJM kabupaten/ kota adalah sebagai berikut:
3.1.2.1. Arahan RTRW N
Arahan RTRW N sesuai amanant PP N o.26 tahun 2008 tentang PKN , PKW , PKSN dan KSN diuraikan sebagai berikut :
Pusat Kegiatan N asional (PKN ) dan Pusat Kegiatan W ilayah (PKW )
Sesuai dengan arahan pada PP N omor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang W ilayah Nasional, Pusat Kegiatan N asional atau PKN adalah kaw asan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.
Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan eksport-import atau pintu gerbang menuju kaw asan internasional; kegiatan industri dan jasa serta simpul transportasi.
Pusat Kegiatan W ilayah (PKW ) adalah Kaw asan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua yang mendukung PKN untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten, seperti kegiatan ekspor-impor, pusat kegiatan industri dan jasa, simpul transportasi.
Adapun Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan N asional (PKN) dan Pusat Kegiatan W ilayah (PKW ) di wilayah Provinsi NTT berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW N disajikan pada tabel dibaw ah ini.
Tabel 3 3 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
PRO VIN SI PKN PKW
N usa Tenggara Timur Kupang Ende, M aumere, Waingapu, Soe, Kefamenanu, Ruteng, Labuan Bajo
Arahan St rat egis Nasional 3 - 9 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Sesuai dengan arahan pada PP N omor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang W ilayah N asional, Pusat Kegiatan Strategis N asional atau PKSN adalah kaw asan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kaw asan perbatasan negara. W ilayah Propinsi N TT berbatasan darat dan laut dengan negara Timor Leste dan negara Australia. Karena itu maka provinsi N TT masuk dalam PKSN .
Adapun Pusat Kegiatan Strategis N asional (PKSN) di w ilayah Provinsi NTT, tersaji pada tabel berikut ini :
Tabel 3 4 Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di Provinsi NTT
N O PUSAT KEGIATAN STRATEGIS
N ASIO N AL STATU S PRO VIN SI
1 Atambua (Ibukota
Kab. Belu)
Pengembangan / Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
N usa Tenggara Timur
2 Kalabahi (Ibukota
Kab. Alor)
Pengembangan
Baru (Tahap I) N usa Tenggara Timur
3
Kefamenanu
(Ibukota Kab. Timor Tengah Utara)
Pengembangan
Baru (Tahap I) N usa Tenggara Timur
Kaw asan Strategis N asional (KSN )
Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang W ilayah Nasional, Kaw asan Strategis N asional (KSN ) adalah w ilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/ atau lingkungan, termasuk w ilayah yang telah ditetapkan sebagai w arisan dunia. Penetapan Kaw asan Strategis N asional dilakukan berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu:
a. pertahanan dan keamanan b. pertumbuhan ekonomi c. sosial dan budaya
Arahan St rat egis Nasional 3 - 10 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Adapun Kaw asan Strategis N asional (KSN) di w ilayah Provinsi NTT, tersaji pada tabel berikut ini :
Tabel 3 5 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) di Provinsi NTT
N O KAW ASAN STRATEGIS N ASIO N AL
1 Kaw asan Taman N asional Komodo Lingkungan
Hidup
Kab. M anggarai Barat 2 Kaw asanPengembangan Ekonomi
Terpadu M bay Ekonomi Kab. Ngada
3 Kaw asanPerbatasan Darat RI dengan negara Timor Leste
Kaw asan Perbatasan Laut RI termasuk 5 pulau kecil terluar (Pulau Alor, Batek, Dana, N dana, dan
M angudu) dengan negara Timor Leste/ Australia Timur diatur dal am Peraturan Presiden N o 179 Tahun 2014. Rencana Tata Ruang Kaw asan Perbatasan N egara berperan sebagai alat operasionalisasi Rencana Tata Ruang W ilayah Nasional dan sebagai alat ko ordinasi pelaksanaan Batas Klaim M aksimum dalam hal garis batas negara belum disepakati dengan N egara Timor Leste dan N egara Australia, hingga garis pantai termasuk gugus kepulauan, atau hingga perairan dengan jarak 24 mil laut dari garis pangkal kepulauan.
Arahan St rat egis Nasional 3 - 11 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
a. 17(tujuh belas) kecamatan yang meliputi:Kecamatan Alor Timur, Kecamatan Alor Timur Laut, Kecamatan Pureman, Kecamatan Lembur, Alor Tengah Utara, Kecamatan Alor Selatan, Kecamatan M ataru, Kecamatan Kabola, Kecamatan Alor Barat Laut, Kecamatan Alor Barat Daya, Kecamatan Teluk M utiara, Kecamatan Pulau Pura, Kecamatan Pantar Kecamatan Pantar Timur, Kecamatan Pantar Tengah, Kecamatan Pantar Barat, dan Kecamatan Pantar Barat Laut di Kabupaten Alor;
b. 11 (sebelas) kecamatan yang meliputi Kecamatan Kakuluk M esak, Kecamatan Tasifeto Timur, Kecamatan Kota Atambua, Kecamatan Atambua Barat, Kecamatan Atambua Selatan, Kecamatan Lasiolat,Kecamatan Raihat, Kecamatan Lamaknen, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kecamatan Tasifeto Barat, dan Kecamatan N anaet Duabesi di Kabupaten Belu;
c. 5 (lima) kecamatan yang meliputi Kecamatan Kobalima Timur, Kecamatan Kobalima, Kecamatan M alaka Tengah, Kecamatan M alaka Barat, dan Kecamatan W ew iku di Kabupaten M alaka;
d. 10 (sepuluh) kecamatan yang meliputi Kecamatan Biboki Anleu, Kecamatan
Biboki M o enleu, Kecamatan Insana Utara, Kecamatan Naibenu,
Kecamatan Bikomi Utara, Kecamatan Bikomi Tengah, Kecamatan Bikomi N ilulat , Kecamatan Kota Kefamenanu, Kecamatan M iomaffo Barat , dan Kecamatan M utis di Kabupat en Timor Tengah Utara;
e. 6 (enam) kecamatan yang meliput i Kecamatan Boking, Kecamatan N unkolo, Kecamatan Kot'olin, Kecamatan Kolbano , Kecamatan Kualin, dan Kecamatan Amanuban Selatan di Kabupat en Timor Tengah Selatan;
f. 8 (delapan) kecamatan yang meliputi Kecamatan Amfoang Timur, Kecamatan Semau, Kecamatan Semau Selatan, Kecamatan Kupang Barat , Kecamatan N ekamese, Kecamatan Amarasi Barat , Kecamatan Amarasi Selatan, dan Kecamatan Amarasi Timur di Kabupat en Kupang;
g. 10 (sepuluh) kecamatan yang meliputi Kecamatan LanduLeko , Kecamatan Rote Timur, Kecamatan Pantai Baru, Kecamatan Rot e Tengah, Kecamatan Rote Selatan, Kecamatan Lobalain, Kecamatan Rote Barat Laut, Kecamatan Rote Barat Daya, Kecamatan Rote Barat , dan Kecamatan N dao N use di Kabupat en Rote N dao ;
Arahan St rat egis Nasional 3 - 12 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Tengah, Kecamatan Sabu Barat , Kecamat an Liae, Kecamatan H aw u M ehara, dan Kecamatan Raijua di Kabupat en Sabu Raijua;
i. 8 (delapan) kecamatan yang meliputi Kecamatan Pahunga Lodu,
Kecamatan W ula W eijelu, Kecamatan N gadu N gala, Kecamatan Karera, Kecamatan Pinu Pahar, Kecamatan Tabundung, Kecamatan Katala H amulingu dan Kecamatan Lew a Tidahu di Kabupat en Sumba Timur; j. 1 (satu) kecamatan yang meliputi Kecamatan Katikutana Selatan di Kabupaten
Sumba Tengah;
k. 3 (tiga) kecamatan yang meliputi Kecamatan Wanukaka, Kecamatan Lamboya, dan Kecamatan Laboya Barat di Kabupat en Sumba Barat;
l. 3 (tiga) kecamatan yang meliputi Kecamatan Kodi Bangedo, Kecamatan Kodi Balagar, dan Kecamatan Kodi di Kabupat en Sumba Barat Daya;
m. Laut TeritorialIndonesia di Selat Ombai, Laut Timor, dan Samudera H india; n. Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di Selat O mbai, Laut Timo r, dan
Samudera H india; dan
o. Landas Kontinen Indonesia di Laut Timor dan Samudera Hindia.
Penataan Ruang Kaw asan Perbatasan N egara bertujuan untuk mew ujudkan:
a. kaw asan berfungsi pertahanan dan keamanan negara yang menjamin keutuhan, kedaulautan, dan ket ertiban W ilayah N egara yang berbatasan dengan N egara Timor Leste dan egara Australia;
b. kaw asan berfungsi lindung di Kaw asan Perbatasan N egara yang lestari; c. Kaw asan Budi Daya ekonomi perbatasan yang mandiri dan berdaya saing.
Rencana Struktur Ruang Kawasan Perbatasan N egara
Rencana st ruktur ruang Kaw asan Perbatasan N egara dit etapkan dengan tujuan meningkatkan pelayanan pusat kegiatan, kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana, serta fungsi Kaw asan Perbatasan N egara sebagai beranda depan N egara Kesatuan Republik Indonesia (N KRI).
Arahan St rat egis Nasional 3 - 13 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Rencana st rukt ur ruang Kaw asan Perbatasan N egara t erdiri atas: a. rencana sist em pusat permukiman perbatasan negara; dan b. rencana sist em jaringan prasarana.
Rencana sistim pusat perrmukiman perbatasan negara berfungsi sebagai pusat pelayanan terdiri atas:
a. pusat pelayanan utama;
b. pusat pelayanan penyangga;dan c. pusat pelayanan pintu gerbang.
Pusat pelayanan utama PKSN d itetapkan di a. PKSN Kalabahi di Kabupaten Alor; b. PKSN Atambua di Kabupaten Belu; dan
c. PKSN Kefamenanu di Kabupaten Timor Tengah Utara.
Pusat pelayanan penyangga merupakan pusat kegiatan penyangga pintu gerbang dalam peningkatan pelayanan pertahanan dan keamanan negara, keterkaitan antara pusat pelayanan utama dan pusat pelayanan pintu gerbang, serta
kemandirian pangan M asyarakat di Kaw asan Perbatasan N egara. Pusat
pelayanan penyangga ditetapkan di:
Haekesak di Kabupaten Belu; dan
W emasa di Kabupaten M alaka.
Pusat pelayanan pintu gerbang sebagaimana dimaksud merupakan pusat kegiatan terdepan dalam peningkatan pelayanan pertahanan dan keamanan negara serta kegiatan lintas batas di Kaw asan Perbatasan N egara.
Pusat pelayanan pintu gerbang dit etapkan di:
a. M aritaing di Kecamatan Alor Timur pada Kabupaten Alor; b. M otaain di Kecamatan Tasifeto Timur pada Kabupaten Belu; c. Turiskain di Kecamatan Raihat pada Kabupaten Belu;
d. M otamasin di Kecamatan Kobalima Timur pada Kabupaten M alaka; e. W ini diKecamatan Insana Utara pada Kabupaten Timor Tengah Utara; f. Napan di Kecamatan Bikomi Utara pada Kabupaten Timor Tengah Utara;
g. Haumeni Ana di Kecamatan Biko mi N ulilat pada Kabupaten Timor Tengah Utara; dan
h. Oepoli di Kecamatan Amfoang Timur pada Kabupaten Kupang.
Arahan St rat egis Nasional 3 - 14 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Sistem J aringan Prasarana Permukiman
Sistem jaringan prasarana permukiman dalam rangka meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan perkotaan dikembangkan secara terintegrasi dan disesuaikan
dengan kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kaw asan
Perbatasan N egara.
Sistem jaringan prasarana permukiman terdiri atas:
Sistem Penyediaan Air M inum (SPAM );
sistem jaringan drainase;
sistem jaringan air imbah; dan
sistem pengelolaan sampah. SPAM terdiri atas:
SPAM jaringan perpipaan; dan
SPAM bukan jaringan perpipaan.
SPAM jaringan perpipaan t erdiri atas unit air baku, unit produksi, dan unit dengan kapasitas pro duksi sesuai dengan kebut uhan dan perkembangan Kaw asan Perbatasan N egara.
SPAM jaringan perpipaan t errdiri atas:
a. unit air baku yang bersumber dari bangunan pengolahan air minum (BPAM ) di mata air, sungai, danau, dan embung;
b. unit produksi air minum meliputi Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) dit etapkan unt uk melayani PKSN Kalabahi, PKSN Kefamenanu, PKSN At ambua, W emasa, Haekesak, M aritaing, M otaain, Turiskain, M ot amasin, W ini, N apan, Haumeni Ana, dan Oepoli; dan
c. Unit distribusi air minum ditetapkan untuk melayani PKSN Kalabahi, PKSN Kefamenanu, PKSN Atambua, W emasa, H aekesak, M aritaing, M otaain, Turiskain, M otamasin, W ini, N apan, Haumeni Ana, dan O epoli.
Arahan St rat egis Nasional 3 - 15 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
pengamanan perbatasan di:
a. Kecamatan Alor Timur, Kecamatan Alor Timur Laut, Kecamatan
Pureman,Kecamatan Lembur, Kecamatan A l o r Tengah Utara, Kecamatan Alor Selatan, Kecamatan M ataru, Kecamatan Kabola, Kecamatan Alor Barat Laut, Kecamatan Alar Barat Daya, Kecamatan Pulau Pura, Kecamatan Pantar, Kecamatan Pantar Timur, Kecamatan Pantar Tengah, Kecamatan Pantar Barat , dan Kecamatan Pantar Barat Laut pada Kabupat en Alor;
b. Kecamatan Kakuluk M esak, Kecamatan Tasifeto Timur, Kecamatan Atambua Barat, Kecamatan Atambua Selatan, Kecamatan Lasiolat, Kecamatan Raihat, Kecamatan Lamaknen, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kecamatan Tasifeto Barat, dan Kecamatan N anaet Duabesi pada Kabupaten Belu;
c. Kecamatan Kobalima Timur, Kecamatan Kobalima, Kecamatan M alaka Tengah, Kecamatan M alaka Barat, dan Kecamatan W ew iku pada Kabupaten M alaka;
d. Kecamatan Biboki Anleu, Kecamatan Biboki M oenleu, Kecamatan Insana Utara, Kecamatan N aibenu, Kecamatan Bikomi Utara, Kecamatan Bikomi Tengah, Kecamatan Biko mi N ilulat, Kecamatan M io maffo Barat, dan Kecamatan M utis pada Kabupaten Timor Tengah Utara;
e. Kecamatan Boking, Kecamatan N unkolo, Kecamatan Kot'olin, Kecamatan Kolbano, Kecamatan Kualin, dan Kecamatan Amanuban Selatan pada Kabupaten Timor Tengah Selatan;
f. Kecamatan Amfoang Timur, Kecamatan Semau, Kecamatan Semau Selatan, Kecamatan Kupang Barat, Kecamatan N ekamese, Kecamatan Amarasi Barat,
Kecamatan Amarasi Selatan, dan Kecamatan Amarasi Timur pada
Kabupaten Kupang;
g. Kecamatan Landu Leko, Kecamatan Rote Timur, Kecamatan Pantai Baru, Kecamatan Rote Tengah, Kecamatan Rote Selatan, Kecamatan Lobalain, Kecamatan Rote Barat Laut, Kecamatan Rote Barat Daya termasuk Pulau Ndana, Kecamatan Rote Barat, dan Kecamatan Ndao N use pada Kabupaten Rote N dao ;
Arahan St rat egis Nasional 3 - 16 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
i. Kecamatan Pahunga Lodu, Kecamatan Wula W eijelu, Kecamatan N gadu N gala, Kecamatan Karera, Kecamatan Pinu Pahar, Kecamatan Tabundung, Kecamatan Katala H amulingu, dan Kecamatan Lew a Tidahu pada Kabupaten Sumba Timur;
j. Kecamatan Katikutana Selatan pada Kabupaten Sumba Tengah;
k. Kecamatan W anukaka, Kecamatan Lamboya, dan Kecamatan Laboya Barat pada Kabupaten Sumba Barat; dan
l. Kecamatan Kodi Bangedo, Kecamatan Kodi Balagar, dan kecamatan Kodi pada Kabupaten Sumba Barat Daya.
Penyediaan air minum untuk kaw asan tertinggal dan terisolasi, termasuk PPKT berpenghuni yang tidak terdapat sumber air baku atau merupakan lokasi dengan sumber air baku sulit dapat diupayakan melalui rekayasa pengolahan air baku. Pengelolaan SPAM dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sistem jaringan drainase ditetapkan dalam rangka mengurangi genangan air dan mendukung pengendalian banjir,terutama di kaw asan peruntukan permukiman. Sistem jaringan drainase sebagaimana dimaksud berada di PKSN Kalabahi, PKSN Kefamenanu, PKSN Atambua, W emasa, H aekesak, M aritaing, M otaain, Turiskain, M otamasin, W ini, N apan, H aumeni Ana, dan O epoli.
Sistem jaringan drainase dilaksanakan secara terpadu dengan sistem
pengendalian banjir. Sist em jaringan air limbah terdiri atas: a. sistem pembuangan air limbah setempat; b. sistem pembuangan air limbah terpusat. Sistem pembuangan air limbah setempat dilakukan secara individual melalui pengolahan dan pernbuangan air limbah setempat serta dikembangkan pada kaw asan yang belum m e m i l i k i sistem pebuangan air limbah terpusat.
Arahan St rat egis Nasional 3 - 17 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
ditetapkan di PKSN Kalabahi, PKSN Kefamenanu, PKSN Atarnbua, Wemasa, H aekesak, M aritaing, M otaain, Turiskain, M otarnasin, W ini, N apan, H aurneni Ana, dan Oepoli. Sistem pernbuangan air limbah terpusat diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.Sistem pengelolaan
sampah terdiri atas:
a. Tempat Penampungan Sementara (TPS);
b. Tempat Pengolahan Sampah dengan prinsip reduce, reuse, recycle (TPS 3R); c. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST); dan
d. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Lokasi TPS, TPS 3R, dan TPST ditetapkan dengan peraturan daerah t entang rencana tata ruang w ilayah. Lokasi TPA d i Kaw asanPerbatasan N egara dit etapkan di:
a. Kecamatan Tasifeto Barat dan Kecamatan Kakuluk M esak diKabupaten Belu; b. Kecamatan M alaka Tengah pada Kabupaten M alaka;
c. Kecamatan Lobalain pada Kabupaten Rote N dao; dan d. Kecamatan Sabu Tengah pada Kabupaten Sabu Raijua.
Pengelolaan sampah di Kaw asan Perbatasan N egara diatur sesuai dengan ket entuan peraturan perundang-undang
3.1.2.3. REN CAN A TATA RU AN G W ILAYAH (RTRW ) PRO VIN SI
Rencana Tata Ruang W ilayah (RTRW ) Provinsi N TT ditetapkan melalui Peraturan Daerah N o. 1 Tahun 2011. Adapun arahan RTRW Propinsi meliputi pengembangan pola ruang, struktur ruang dan Strategi operasionalisasi pola ruang dan struktur ruang yang diuraikan sebagai berikut :
3.1.2.3.1. Arahan pengembangan pola ruang mencakup: pengembangan kaw asan lindung dan budidaya, yang didalamnya termuat pola ruang terkait bidang CK.
A. Kaw asan Lindung
Arahan St rat egis Nasional 3 - 18 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Kaw asan lindung terdiri atas :
a. kaw asan hutan lindung;
b. kaw asan yang memberikan perlindungan kaw asan baw ahannya;
c. kaw asan perlindungan setempat;
d. kaw asan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;
e. kaw asan raw an bencana;
f. kaw asan lindung geologi; dan
g. kaw asan lindung lainnya.
i) Kaw asan Hutan Lindung
Kaw asan Hutan Lindung berfungsi melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna pembangunan berkelanjutan. Kaw asan Hutan Lindung Provinsi NTT memiliki luasan kurang lebih 652,915.78 Ha dari luas lahan total. Luasan Hutan Lindung di 21 Kabupaten/ Kota adalah sebagai berikut:
Tabel 3 6 Kawasan Hutan Lindung Provinsi NTT
KABUPATEN / KOTA % LUASAN
(HA)
Sumba Barat 0.48 3,130.00
Sumba Timur 12.24 79,904.45
Kupang 17.11 111,685.73
Timor Tengah Selatan 5.27 34,392.17
Timor Tengah Utara 6.70 43,759.77
Belu 5.66 36,961.09
Alor 7.23 47,228.16
Lembata 6.24 40,714.43
Flores Timur 5.95 38,877.28
N agekeo 6.61 43,136.55
Ende 2.52 16,460.02
N gada 4.73 30,855.08
M anggarai 3.66 23,904.37
Rote N dao 2.29 14,967.78
M anggarai Barat 3.67 23,960.65
Sumba Barat Daya 2.12 13,824.86
Sumba Tengah 0.98 6,381.11
N agekeo 1.31 8,570.03
M anggarai Timur 3.89 25,368.41
Kabupaten N agekeo 0.21 1,352.25
Sabu Raijua 1.15 7,481.59
Total 100.00 652,915.78
Arahan St rat egis Nasional 3 - 19 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Arahan pengelolaan kaw asan Hutan Lindung di Provinsi NTT adalah sebagai berikut:
a. pemanfaatan hutan lindung tanpa merubah bentang alam;
b. pemanfaatan hutan lindung tanpa mengurangi luas kaw asan hutan dan tutupan vegetasi;
c. pengaw asan ketat terhadap rencana perubahan fungsi hutan lindung;
d. rehabilitasi dan pelestarian hutan lindung terutama pada kaw asan yang mengalami degradasi;
e. pemanfaatan hutan lindung sebagai kaw asan w isata alam yang bersifat ekow isata;
f. rehabilitasi hutan dan lahan secara sistematis dan periodik untuk menghindari terjadinya penggundulan hutan; dan
g. pengaw asan dan pembinaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan secara terpadu dan berkesinambungan.
ii) Kaw asan Yang M emberikan Perlindungan Terhadap Kaw asan Baw ahannya
Kaw asan yang memberikan perlindungan terhadap kaw asan baw ahannya terdiri dari kaw asan resapan air dan kaw asan bergambut. Kaw asan perlindungan baw ahannya yang terdapat di NTT adalah kaw asan resapan air yang meliputi : a. Kaw asan Resapan Air Fatukoa N aioni di Kabupaten N agekeo;
b. Kaw asan Resapan Air Baumata di Kabupaten Kupang;
c. Kaw asan Resapan M utis di Kabupaten Timor Tengah Selatan; dan d. Kaw asan Resapan Air Wolomera di Kabupaten M anggarai Timur.
Arahan pemanfaatan ruang di Kaw asan tersebut di Provinsi NTT adalah :
a. ketersediaan vegetasi hijau sebagai perlindungan kaw asan ((Green Belt) dan mempertahankan ekosistem kaw asan sehingga ekosistem tersebut tetap lestari dan berkelanjutan.
Arahan St rat egis Nasional 3 - 20 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
c. penerapan prinsip ” zero delta Q policy” terhadap setiap kegiatan budidaya terbangun yang diajukan izinnya.
d. pengaw asan dan pengendalian pada kaw asan resapan air dilakukan dengan cara pemerintah memberikan w ew enang dan tanggungjaw ab terhadap pengaw asan dan pengendalian kaw asan konservasi dan resapan air pada pemerintahan daerah kabupaten, pada w ilayah terkait.
iii) Kaw asan Perlindungan Setempat
Kaw asan Perlindungan setempat meliputi: sempadan pantai, sempadan sungai, kaw asan sekitar danau atau w aduk, kaw asan sekitar mata air, serta kaw asan lindung spiritual dan kearifan lokal. Adapun Kaw asan Perlindungan setempat yang terdapat di Propinsi NTT, meliputi kaw asan sempadan pantai, kaw asan sempadan sungai, kaw asan sekitar atau w aduk dan kaw asan sempadan jurang.
a. Kaw asan sempadan pantai;
Kaw asan sempadan pantai yang terdapat di N TT memiliki luas total kurang lebih 56.274 Ha, meliputi :
1. Kaw asan sempadan pantai yang berjarak 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat yaitu di sepanjang pantai Provinsi Nusa Tenggara Timur;
2. Kaw asan sempadan pantai raw an gelombang pasang dan tsunami yang berjarak lebih dari 100 meter disesuaikan dengan karakter pantai, terdapat di M aumere di Kabupaten Nagekeo, Daerah Atapupu/pantai utara Belu, pantai selatan Pulau Sumba, pantai utara Ende, pantai utara Flores Timur, pantai selatan Lembata, dan pantai selatan Pulau Timor. b. Kaw asan sempadan sungai;
Kaw asan sempadan sungai yang terdapat di NTT memiliki luas total kurang lebih 181.837 Ha, meliputi :
1. Kaw asan sempadan sungai di kaw asan non permukiman berjarak sekurang-kurangnya 100 m dari kiri dan kanan untuk aliran sungai utama dan sekurang-kurangnya 50 meter dari kiri dan kanan untuk anak sungai. 2. Kaw asan sempadan sungai di kaw asan permukiman berjarak
sekurang-kurangnya 10 meter.
Arahan St rat egis Nasional 3 - 21 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Kaw asan sekitar danau atau w aduk memiliki luas total kurang lebih 28.944 Ha, berjarak 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
Adapun arahan Kaw asan Perlindungan Setempat Provinsi N TT disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 3 7 Arahan Kawasan Perlindungan Setempat Provinsi NTT
N O JEN IS ARAH AN
1
Kaw asan Sempadan Pantai
o PP N o 29 tahun 1986 mengenai Kriteria Penetapan Kaw asan Lindung adalah daerah sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat
o Pantai raw an gelombang pasang dan tsunami sempadan > 100m
o Penetapan sempadan pantai raw an bencana memperhatikan karakter pantai (topografi, tipe,bentuk pantai, dsb)
o Vegetasi hijau sebagai sabuk hijau (Green belt). Pelindung dari abrasi dan gelombang pasang/ tsunami
2
Kaw asan Sempadan Sungai
o Kaw asan perlindungan setempat (KPS) sekitar sempadan sungai terdiri atas sungai di kaw asan bukan permukiman sekurang - kurangnya 100 meter dan anak sungai sekurang - kurangnya 50 meter (Permen PU No. 63 Tahun 1993) o Kaw asan perlindungan setempat sekitar sempadan sungai di
kaw asan permukiman berupa sempadan sungai ditetapkan sekurang-kurangnya 10 meter
3 Sempadan
Jurang
o Ketersedian sarana prasarana perlindungan sekitar kaw asan berupa rambu-rambu, guide real, lampu penerangan o Vegetasi hijau sebagai sabuk hijau (Green belt). Pelindung
disempadan dan lereng jurang sebagai antisipasi resiko longsor yang mungkin dapat terjadi
4
Kaw asan Sekitar Danau & W aduk
o Kaw asan perlindungan setempat (KPS) sekitar w aduk/ danau ditetapkan yang lebarnya antara 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat
o Ketersediaan vegetasi hijau sebagai pelindung kaw asan Danau dan W aduk
o Ketersediaan sarana prasarana pendukung kaw asan o Pengembangan kegiatan pariw isata dan/ atau kegiatan
budidaya lainnya di sekitar lokasi w aduk /danau yang mempertimbangkan konservasi w aduk/ danau
5
Kaw asan Sekitar M ata Air
o Kaw asan perlindungan setempat (KPS) sekitar mata air, ditetapkan dengan radius 200 meter, dan direncanakan secara merata di seluruh w ilayah
Arahan St rat egis Nasional 3 - 22 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
N O JEN IS ARAH AN
Air
6
Kaw asan Lindung Spiritual
o Berdasarkan kebutuhan perlindungan terutama saat kegiatan berlangsung
o Ketersediaan sarana prasarana pendukung kaw asan
7
Kaw asan Kearifan Lokal
o Berdasarkan kebutuhan perlindungan kaw asan o Ketersediaan sarana prasarana pendukung kaw asan
Sumber: R TRWP 2010
iv). Kaw asan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
Kaw asan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya, meliputi: kaw asan suaka alam laut, kaw asan suaka margasatw a dan suaka margasatwa laut, kaw asan cagar alam dan cagar alam laut, kaw asan pantai berhutan bakau, kaw asan taman nasional dan taman nasional laut, kaw asan taman hutan raya, kaw asan taman w isata alam dan kaw asan cagar budaya.
a. Kaw asan Suaka alam
Kaw asan suaka alam merupakan kaw asan dengan kriteria kaw asan yang memiliki keanekaragaman biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang khas baik di darat maupun diperairan dan mempunyai fungsi utama sebagai kaw asan pengaw etan keanekaragaman jenis biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang terdapat didalamnya. Kaw asan suaka alam yang terdapat di propinsi N TT yaitu Kaw asan Suaka Alam Laut Saw u dan Kaw asan Suaka Alam Laut Flores.
b. Kaw asan suaka margasatw a dan suaka margasatw a laut meliputi Kaw asan Suaka M argasatw a Perhatu di Kabupaten Kupang, Kaw asan Suaka M argasatw a Kateri di Kabupaten Belu, Kaw asan Suaka M argasatwa Harlu di Kabupaten Rote Ndao, dan Kaw asan Suaka M argasatw a Ale Asisio di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Arahan St rat egis Nasional 3 - 23 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Kaw asan Cagar Alam Gunung M utis terdapat di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Timor Tengah Utara.
d. Kaw asan pantai berhutan bakau
Kaw asan pantai berhutan bakau memiliki kriteria koridor di sepanjang pantai dengan lebar paling sedikit 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan, diukur dari garis air surut terendah dari arah darat. Kaw asan pantai berhutan bakau di propinsi NTT terdapat di Kabupaten Belu, Rote Ndao dan M anggarai Barat.
e. Kaw asan taman nasional dan taman nasional laut meliputi
Kaw asan Taman N asional Kelimutu di Kabupaten Ende, Kaw asan Taman N asional Laiw angi-W anggameti di Kabupaten Sumba Timur, Kaw asan Taman N asional M anupeu-Tanadaru di Kabupaten Sumba Tengah, Kaw asan Taman N asional Komodo di Kabupaten M anggarai Barat, Kaw asan Taman Nasional Laut Komodo di Kabupaten M anggarai Barat dan Kaw asan Taman N asional Laut Selat Pantar di Kabupaten Alor.
f. Kaw asan Taman Hutan Raya berupa Taman Hutan Raya Prof Ir. Herman Yohannes yang terdapat di Kabupaten Kupang.
g. Kaw asan taman w isata alam dan taman w isata alam laut meliputi : 1. Kaw asan Taman W isata Alam Tuti Adagae di Kabupaten Alor; 2. Kaw asan Taman W isata Alam Kemang Beleng I di Kabupaten Ende; 3. Kaw asan Taman W isata Alam Kemang Beleng II di Kabupaten Ende; 4. Kaw asan Taman W isata Alam Pulau Besar di Kabupaten N agekeo; 5. Kaw asan Taman W isata Alam Pulau M enipo di Kabupaten Kupang; 6. Kaw asan Taman W isata Alam Ruteng di Kabupaten M anggarai; 7. Kaw asan Taman W isata Alam Egon Illimedo di Kabupaten N agekeo; 8. Kaw asan Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang terdapat di Kabupaten
Nagekeo, Kabupaten Kupang dan Kabupaten Rote N dao.
9. Kaw asan Taman W isata Alam Gugus Pulau Teluk M aumere di Kabupaten Nagekeo;
10. Kaw asan Taman Wisata Alam Laut Tujuh Belas Pulau Riung di Kabupaten Ngada;
11. Kaw asan Taman W isata Alam Camplong di Kabupaten Kupang; 12. Kaw asan Taman W isata Pulau Batang di Kabupaten Alor; dan 13. Kaw asan Taman W isata Baumata di Kabupaten Kupang.
Arahan St rat egis Nasional 3 - 24 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
3. Kaw asan Gereja Tua di Kabupaten Nagekeo;
4. Kaw asan Gua Alam Baumata di Kabupaten Kupang; dan
5. Kaw asan cagar budaya berupa kampung adat yang terdapat di Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Kupang, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Timur, N gada, N agekeo, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Ende, dan Belu;
6. Kaw asan Gua Bitauni di TTU
Adapun luasan kaw asan ini dimasing-masing Kabupaten/ Kota di Provinsi N TT adalah sebagai berikut:
Tabel 3 8 Luasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, Cagar Budaya Provinsi NTT
KABUPATEN / KOTA
LU ASAN (H A) CAGAR
ALAM
SU AKA M ARGASATW A
TAM AN N ASIO N AL
TAM AN W ISATA ALAM
PAN TAI H UTAN BAKAU
Sumba Barat - - 2,248.48 - 71.63
Sumba Timur 10,887.43 - 46,378.51 - 722.72
Kupang - 1,253.11 - 7,927.12 660.24
Timor Tengah Selatan 8,892.48 5,827.13 - 2.74 668.26
Timor Tengah Utara 3,149.82 - - - 128.94
Belu 7,418.97 4,695.18 - - 1,368.36
Alor - - - 5,436.16 504.54
Lembata - - - - 855.92
Flores Timur - - - - 612.75
N agekeo - - - 7,295.58 242.52
Ende 898.01 - 5,310.69 889.33 442.78
N gada 9,565.46 - - 360.76 69.44
M anggarai - - - 10,003.24 85.16
Rote N dao - 546.40 - - 1,426.99
M anggarai Barat 1,164.38 - 50,546.29 - 1,307.84
Sumba Barat Daya - - - - 49.16
Sumba Tengah 5,276.22 - 46,998.60 - 161.30
N agekeo - - - - 511.73
M anggarai Timur - - - 23,391.77 167.76
Kabupaten N agekeo - - - 230.27 14.73
Sabu Raijua - - - - -
Total 47,252.75 12,321.82 151,482.58 55,536.94 10,072.76 Sumber: RTRWP 2010
Arahan St rat egis Nasional 3 - 25 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Tabel 3 9 Arahan Kawasan Suaka Alam, Pelestarian dan Cagar Budaya Provinsi NTT
N O JEN IS ARAH AN
1
Kaw asan Suaka Alam dan Suaka Alam Laut dan Perairan
o Arahan pemanfaatan kegiatan untuk penelitian, pendidikan, dan ekow isata
o Pemanfaatan sebagai ekow ista dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan
melestarikan alam
o Perlindungan bagi flora dan fauna yang khas dan beraneka ragam
o Ketersediaan sarana prasarana penunjang perlindungan kaw asan tersebut
o Pengelolaan kaw asan pantai berhutan mangrove dilakukan melalui penanaman tanaman bakau dan nipah di pantai
o Kaw asan pantai berhutan mangrove yang ditetapkan memiliki: Tingkat salinitas 2,5 – 4,0 % . Fluktuasi pasang – surut air laut < 1 meter dan Kedalaman laut < 0,5 meter.
2 Kaw asan Pelestarian Alam
o Kaw asan pelestarian untuk tujuan koleksi tumbuhan alami atau buatan
o kaw asan berupa keragaman tumbuhan dengan fungsi lindung atau vegetasi tetap dengan keragaman flora dan fauna
o Arahan pemanfaatan kegiatan untuk penelitian, pendidikan, dan ekow isata
o Pemanfaatan sebagai ekow ista dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan
melestarikan alam
o Ketersediaan sarana prasarana penunjang perlindungan kaw asan tersebut
3
Kaw asan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
o Arahan pemanfaatan kegiatan untuk penelitian, pendidikan, dan ekow isata
o Perlindungan cagar budaya sebagai aset kaw asan yang harus dilestarikan
o Pemanfaatan sebagai ekow ista dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan
melestarikan Cagar Budaya
o Ketersediaan sarana prasarana penunjang perlindungan kaw asan tersebut
o Lingkungan fisik di sekitar kaw asan cagar budaya dan ilmu pengetahuan harus ditata secara serasi untuk kepentingan sebagai obyek w isata
Sumber: RTRWP, 2010
Arahan St rat egis Nasional 3 - 26 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Kaw asan raw an bencana alam yang terdapat di propinsi NTT, meliputi kaw asan raw an tanah longsor dan gerakan tanah dan kaw asan raw an banjir.
a. Kaw asan raw an longsor
Kaw asan raw an longsor ditetapkan dengan kriteria kaw asan berbentuk lereng yang raw an terhadap perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran. Kaw asan raw an longsor dan gerakan tanah terdapat di Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, Kabupaten Alor, Kabupaten Lembata, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Ende, Kabupaten N gada, Kabupaten N agekeo, Kabupaten M anggarai Timur, Kabupaten M anggarai, Kabupaten M anggarai Barat.
b. Kaw asan raw an banjir
Kaw asan raw an bajir ditetapkan dengan kriteria kaw asan yang diidentifikasi sering dan/ atau berpotensi tinggi mengalami bencana banjir. Kaw asan ini terdapat di Takari dan N oelmina di Kabupaten Kupang, dan Benanain di Kabupaten Belu, Dataran Bena dan Naemeto di Kabupaten Timor Tengah Selatan, N dona di Kabupaten Ende.
Adapun pembagian w ilayah berdasarkan jenis bencana di Provinsi NTT adalah sebagai berikut:
Tabel 3 10 Kawasan Rawan Bencana Alam Provinsi NTT
N O JEN IS KAW ASAN
1
Kaw asan Raw an Bencana Longsor
Lereng Gunung Ile M andiri-Larantuka
Kaw asan Ikan Poti-Kab Kupang Kaw asan Buka Piting-Alor Kaw asan Perbatasan Ende dan
N agekeo
2
Kaw asan Raw an
Bencana Banjir Raw an Banjir Kota Larantuka Raw an Banjir Kabupaten N agekeo
3
Kaw asan Raw an Bencana Gempa & Gerakan Tanah
Provinsi NTT
4
Kaw asan Raw an Bencana Gelombang Pasang & Tsunami
Raw an Tsunami Laut Flores Raw an Tsunami Pantai Selatan
Arahan St rat egis Nasional 3 - 27 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur
Raw an Gunung Berapi Egon-N agekeo
Berdasarkan identifikasi ini adapun arahan pemanfaatan kaw asan Raw an Bencana Alam di Provinsi NTT adalah sebagai berikut:
Tabel 3 11 Arahan Kawasan Rawan Bencana Alam Provinsi NTT
N O JEN IS ARAH AN
1
Kaw asan Raw an Bencana Longsor
o Pelibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana longsor
o Pemeliharaan vegetasi di bagian gunung yang memiliki tingkat ketinggian > 2000 m dpl dan memiliki
kelerengan > 30% .
o Penanaman vegetasi seperti pepohonan untuk mengendalikan kecepatan aliran air dan erosi tanah pada sempadan sungai
o Prioritas kegiatan penanaman vegetasi yang berfungsi untuk perlindungan kaw asan tanah longsor.
o Penentuan jalur evakuasi dari permukiman penduduk o Penetapan lokasi evakuasi bencana pada zona aman o Penyediaan system peringatan dini (early w arning
system) terkait jenis bencana
2
Kaw asan Raw an Bencana Banjir
o Pembebasan kaw asan terbangun pada kaw asan raw an banjir sebagai kaw asan hijau
o Penyediaan kelengkapan/ sarana prasarana perlindungan bencana
o Pengaturan intensitas, bentuk bangunan yang terkait zona kerentanan
o Penentuan jalur evakuasi dari permukiman penduduk; dan
o Penetapan lokasi evakuasi bencana pada zona aman o Penetapan pemberdayaan / sw adaya masyarakat
dalam antisipasi banjir di lingkungan permukiman o Penyediaan sstem peringatan dini (early w arning
Arahan St rat egis Nasional 3 - 28 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
N O JEN IS ARAH AN
3 Kaw asan Raw an Bencana Gempa
o M engembangkan kesiapsiagaan keselamatan dimana semua anggota masyarakat sadar akan bahaya yang dihadapi, mengetahui bagaimana melindungi diri o Penerapan kurikulum pembelajaran terkait bencana
gempa karena NTT adalah daerah resiko gempa paling tinggi di Indonesia.
o Pengaturan tata, masa bangunan yang aman dari gempa
o Penentuan jalur evakuasi dari permukiman penduduk o Penetapan lokasi evakuasi bencana pada zona aman o Penyediaan kelengkapan/ sarana prasarana
perlindungan bencana
o Penyediaan system peringatan dini (early w arning
system) terkait jenis bencana
4
Kaw asan Raw an Gelombang Pasang & Tsunami
o Penerapan kurikulum pembelajaran terkait bencana gempa penyebab tsunami sejak dini karena NTT adalah daerah resiko gempa penyebab tsunami paling tinggi di Indonesia.
o M engembangkan kesiapsiagaan keselamatan dimana semua anggota masyarakat sadar akan bahaya yag dihadapi, mengetahui bagaimana melindungi diri o Penetapan Zona kerentatanan kaw asan raw an tsunami o Intensitas pemanfaatan pada zona kerentanan tinggi
sebagai sabuk hijau (green belt) berupa hutan pengendali tsuami (tsunami control forest) dengan memperhatikan jenis dan ketebalan pohon yang sesuai terkait topografi kaw asan
o Penetapan ketebalan pohon/ hutan pengendali tsuami disesuaikan dengan topografi & karakter kaw asan o Penyediaan kelengkapan/ sarana prasarana
perlindungan bencana
o Penetapan pengaturan tata masa bangunan yang terkait zona kerentanan tsunami
o Penentuan jalur evakuasi dari permukiman penduduk; dan
o Penetapan lokasi evakuasi bencana pada zona aman o Penyediaan sistem peringatan dini (early w arning
system) terkait jenis bencana
5
Kaw asan Raw an Bencana Letusan Gunung Berapi
o Penetapan zona kerentanan letusan gunung berapi o Penentuan jalur evakuasi dari permukiman penduduk o Penetapan lokasi evakuasi bencana pada zona aman o Penyediaan kelengkapan/ sarana prasarana
perlindungan bencana
o Penyediaan system peringatan dini (early w arning
Arahan St rat egis Nasional 3 - 29 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Sumber: RTRWP 2010
vi) Kaw asan Lindung Geologi
Kaw asan Lindung Geologi meliputi kaw asan cagar alam geologi, kaw asan raw an bencana alam geologi, kaw asan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah dan kaw asan raw an gerakan tanah. Kaw asan Lindung Geologi di Provinsi N TT memiliki luasan sekitar 175,82 Ha.
a. Kaw asan cagar alam geologi
Kaw asan cagar alam geologi yang terdapat di propinsi NTT meliputi Kaw asan Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Kaw asan M ata Air Panas Detusuko di Kabupaten Ende, Kaw asan M ata Air Panas Tulti Adagai di Kabupten Alor, Kaw asan M ata Air Panas Soa M engeruda di Kabupaten N gada dan Kaw asan M ata Air Panas Heras di Kabupaten Flores Timur.
b. Kaw asan raw an bencana alam geologi meliputi
Kaw asan raw an gempa terdapat di Kabupaten Ende, Kabupaten N agekeo, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten M anggarai Barat, Kabupaten M anggarai, Kabupaten M anggarai Timur, dan Kabupaten Alor.
c. kaw asan raw an gelombang pasang dan tsunami terdapat
di M aumere di Kabupaten N agekeo, Daerah Atapupu/ pantai utara Belu, pantai selatan Pulau Sumba, pantai utara Ende, pantai utara Flores Timur, pantai selatan Lembata, dan pantai selatan Pulau Timor, pantai selatan Pulau Sabu dan pantai selatan Pulau Rote.
d. kaw asan raw an gunung berapi, meliputi :
1. Kaw asan Gunung Inelika, Gunung Illi Lew otolo, Gunung Illi Boleng, Gunung Lereboleng, Gunung Lew otobi Laki-laki dan Gunung Lew otobi Perempuan di Kabupaten Flores Timur,
2. Kaw asan Gunung Anak Ranakah di Kabupaten M anggarai; 3. Kaw asan Gunung Iya dan Gunung Kelimutu di Kabupaten Ende; 4. Kaw asan Gunung Inerie di Kabupaten Ngada;
5. Kaw asan Gunung Ebulobo di Kabupaten N agekeo;
6. Kaw asan Gunung Rokatenda dan Gunung Egon di Kabupaten N agekeo; 7. Kaw asan Gunung Sirung di Kabupaten Alor; dan
8. Kaw asan Gunung Batutara dan Gunung Ile Ape di Kabupaten Lembata. e. Kaw asan perlindungan terhadap air tanah tersebar di seluruh kabupaten/ kota
Arahan St rat egis Nasional 3 - 30 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
tanah adalah kaw asan sekitar mata air terdapat di seluruh mata air yang ada di Provinsi dengan radius 200 meter.
f. Kaw asan raw an gerakan tanah terdapat di Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, Kabupaten Alor, Kabupaten Lembata, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten N agekeo, Kabupaten Ende, Kabupaten N agekeo, Kabupaten Ngada, Kabupaten M anggarai Timur, Kabupaten M anggarai, Kabupaten M anggarai Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Tengah dan Kabupaten Sumba Timur.
Berdasarkan identifikasi ini adapun arahan pemanfaatan kaw asan Lindung Geologi di Provinsi NTT adalah sebagai berikut:
Tabel 3 12 Arahan Kawasan Lindung Geologi Provinsi NTT
N O JEN IS ARAH AN
1 Kaw asan Cagar Alam Geologi
o Arahan pemanfaatan kegiatan untuk penelitian, pendidikan, dan ekow isata
o Pemanfaatan sebagai ekow ista dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan alam o Perlindungan Cagar Alam kaw asan
o Ketersediaan sarana prasarana penunjang perlindungan kaw asan tersebut
2
Kaw asan Raw an Bencana Alam Geologi
o Penerapan kurikulum pembelajaran terkait bencana geologi sejak dini karena NTT adalah daerah resiko bencana.
o M engembangkan kesiapsiagaan keselamatan dimana semua anggota masyarakat sadar akan bahaya yag dihadapi, mengetahui bagaimana melindungi diri o Penetapan Zona kerentanan kaw asan raw an bencana o Penyediaan kelengkapan/ sarana prasarana
perlindungan bencana
o Penentuan jalur evakuasi dari permukiman penduduk; dan
o Penetapan lokasi evakuasi bencana pada zona aman o Penyediaan sistem peringatan dini (early w arning
system) terkait jenis bencana
3
Kaw asan Perlindungan terhadap Air Tanah
o Arahan penyediaan sumur resapan dan/atau w aduk pada lahan terbangun.
o Arahan pemanfaatan penanaman pohon berfungsi lindung.
Arahan St rat egis Nasional 3 - 31 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Sumber: Hasil Analisis, 2010
vii) Kaw asan Lindung Lainnya
Kaw asan Lindung Lainnya meliputi: cagar biosfer, ramsar, taman buru, kaw asan perlindungan plasma-nutfah, kaw asan pengungsian satw a, terumbu karang, dan kaw asan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi. Kaw asan Lindung Lainnya di Provinsi NTT memiliki luasan sekitar 180.125,07 Ha, jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3 13 Kawasan Lindung Lainnya Provinsi NTT Tahun 2010-2030
N O JEN IS KAW ASAN
1
Kaw asan Taman Buru
o Kaw asan Taman Buru Dataran Bena di Kabupaten Timor Tengah Selatan;
o Kaw asan Taman Buru Pulau Rusa di Kabupaten Kupang;
o Kaw asan Taman Buru Pulau Ndana di Kabupaten Rote N dao; dan
o Kaw asan Taman Buru Ndana di Kabupaten Alor.
2
Kaw asan Perlindungan Plasma Nutfah
o Kaw asan Perlindungan Plasma Nutfah Riung di Kabupaten M anggarai;
o Kaw asan Perlindungan Plasma Nutfah M aubesi di Kabupaten Belu;
o Kaw asan Perlindungan Plasma Nutfah W ay Wull/ M burak di Kabupaten M anggarai Barat; o Kaw asan Perlindungan Plasma Nutfah W atu Ata di
Kabupaten N gada; dan
o Kaw asan Perlindungan Plasma Nutfah Wolo Tadho di Kabupaten N gada.
3 Kaw asan
Pengungsian Satw a
o Kaw asan Perairan Laut Flores; o Kaw asan Perairan Laut Saw u; o Kaw asan Perairan Laut Alor; dan o Kaw asan Perairan Laut Timor.
4 Kaw asan Terumbu Karang
o Kaw asan Terumbu Karang Laut Flores; o Kaw asan Terumbu Karang Laut Sawu; dan o Kaw asan Terumbu Karang Laut Timor.
5
Kaw asan Koridor Jenis Satw a/ Biota Laut yang di Lindungi
o Kaw asan Komodo di Kabupaten M anggarai Barat; o Perairan Laut Flores;
Arahan St rat egis Nasional 3 - 32 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Berdasarkan identifikasi ini adapun arahan pemanfaatan kaw asan Lindung lainnya di Provinsi NTT adalah sebagai berikut:
Tabel 3 14 Arahan Kawasan Lindung Lainnya Provinsi NTT
N O JEN IS ARAH AN
1
Kaw asan Taman Buru
o Pemanfaatan pemburuan secara terkendali o Perlindungan kaw asan Taman Buru
o Pemanfaatan sebagai ekow ista dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan alam
o Arahan pemanfaatan kegiatan untuk penelitian, pendidikan, dan ekow isata
o Ketersediaan sarana prasarana penunjang perlindungan kaw asan tersebut
2
Kaw asan Perlindungan Plasma Nutfah
o Arahan pemanfaatan kegiatan untuk penelitian, pendidikan, dan ekow isata
o Pemanfaatan sebagai ekow ista dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan alam o Perlindungan kaw asan plasma nuftah
o Ketersediaan sarana prasarana penunjang perlindungan kaw asan tersebut
o Pelestarian flora, fauna, dan ekosistem unik kaw asan
3 Kaw asan
Pengungsian Satw a
o Arahan pemanfaatan kegiatan untuk penelitian, pendidikan, dan ekow isata
o Pemanfaatan sebagai ekow ista dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan alam o Pelestarian flora, fauna, dan ekosistem unik kaw asan
4 Kaw asan Terumbu Karang
o Arahan pemanfaatan kegiatan untuk penelitian, pendidikan, dan ekow isata
o Pemanfaatan sebagai ekow ista dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan alam
o Pemanfaatan kegiatan yang terkendali tidak over fishing dan menyebabkan degradasi lingkungan
o Arahan pemanfaatan kegiatan untuk penelitian, pendidikan, dan ekow isata
o Pemanfaatan sebagai ekow ista dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan alam
o pemanfaatan sumber daya kelautan untuk mempertahankan makanan bagi biota yang bermigrasi terutama perairan selatan ProvinsiNTT sebagai peraitan terbuka antar benua dan samudera
Sumber: RTRWP, 2010
Arahan St rat egis Nasional 3 - 33 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Rencana kaw asan Budidaya Provinsi mencakup pemanfaatan di w ilayah darat dan laut Provinsi NTT.
Penetapan kaw asan budi daya provinsi dilakukan dengan memperhatikan kaw asan budidaya yang memiliki nilai strategis nasional atau kaw asan andalan. Kaw asan andalan terdiri atas kaw asan andalan darat dan kaw asan andalan laut. Kaw asan andalan di provinsi meliputi:
a Kaw asan Kupang dan sekitarnya, yang memiliki sector unggulan pertanian, industri, pariw isata, perikanan laut dan pertambangan;
b Kaw asan M aumere – Ende, yang memiliki sector unggulan pertanian, kehutanan, industry, pariw isata, perikanan dan perkebunan;
c Kaw asan Komodo dan sekitarnya, yang memiliki sector unggulan pertanian, industry, pariw isata, perikanan dan perkebunan;
d Kaw asan Ruteng – Bajaw a, yang memiliki sector unggulan pertanian, pertambangan, pariw isata, perikanan dan perkebunan;
e Kaw asan Sumba, yang memiliki sector unggulan pertanian, pariw isata dan perkebunan;
f Kaw asan Andalan Laut Flores, yang memiliki sector unggulan pariw isata dan perikanan;
g Kaw asan Andalan Laut Saw u dan sekitarnya, yang memiliki sector unggulan pariw isata, perikanan dan pertambangan;
h Kaw asan Andalan Laut Sumba dan sekitarnya, yang memiliki sector unggulan pariw isata dan perikanan.
Kaw asan budidaya terdiri atas :
a. kaw asan peruntukan hutan produksi; b. kaw asan peruntukan hutan rakyat; c. kaw asan peruntukan pertanian; d. kaw asan peruntukan perikanan; e. kaw asan peruntukan pertambangan; f. kaw asan peruntukan industri; g. kaw asan peruntukan pariw isata; dan h. kaw asan peruntukan permukiman.
Arahan St rat egis Nasional 3 - 34 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
Kaw asan yang diperuntukan sebagai kaw asan hutan produksi yang terdapat di propinsi NTT, yaitu kaw asan hutan produksi tetap, kaw asan hutan produksi terbatas dan kaw asan hutan produksi yang dapat dikonversi.
a. Kaw asan peruntukan hutan produksi
Kaw asan hutan produksi terdapat di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Rote N dao, Alor, Lembata, Flores Timur, N agekeo, Ende, N agakeo, N gada, M anggarai Timur, M anggarai Barat, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Timur.
b. Kaw asan peruntukan hutan produksi terbatas
Kaw asan hutan produksi terbatas terdapat di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Flores Timur, N agekeo, Ende, N agekeo, M anggarai Barat, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Timur.
c. Kaw asan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi
Kaw asan jenis ini terdapat di Kabupaten N agekeo, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Utara, Belu, Flores Timur, Ende, Ngada, Nagakeo, M anggarai Timur, M anggarai, Sumba Timur.
Tabel 3 15 Kawasan Hutan Produksi Provinsi NTT
KABUPATEN / KO TA
Luas Lahan Prosentase (% )
H P TETAP H P TERBATAS
H P KO N VERS
I
H P TETAP
H P TERBATA
S
H P KO N VERS
I
Sumba Barat 6,416.40 2,285.48 - 2.48 1.11 -
Sumba Timur 18,380.14 20,387.20 62,147.68 7.10 9.86 59.82
Kupang 54,068.27 42,281.30 395.54 20.89 20.45 0.38
Timor Tengah
Selatan 37,346.23 4,168.19 - 14.43 2.02 -
Timor Tengah
Utara 11,782.45 53,368.82 441.41 4.55 25.81 0.42
Belu 2,108.95 2,128.61 746.11 0.81 1.03 0.72
Alor 17,963.49 25,529.63 - 6.94 12.35 -
Lembata 1,354.22 - - 0.52 - -
Arahan St rat egis Nasional 3 - 35 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur
Sumber: RTRWP 2010
Berdasarkan data diatas, maka dapat dilakukan arahan pemanfaatan bagi Hutan Produksi di Provinsi NTT, adalah sebagai berikut:
Tabel 3 16 Arahan Kawasan Hutan Produksi Provinsi NTT
N O KRITERIA ARAH AN
1 Hutan Produksi
Tetap
o Kaw asan hutan produksi memperhatikan parameter penetapan kaw asan (SK M enteri Kehutanan No. 83/ KPTS/UM / 8/ 1981). o Kaw asan hutan produksi tetap tidak boleh dilakukan alih fungsi,
hutan produksi terbatas di dasarkan atas kondisi fisik lahan yang masuk dalam kategori kaw asan konservasi.
o Apabila melakukan penebangan, digunakan pola tebang pilih
(stripcroping) agar hutan dapat dikelola secara selektif
Arahan St rat egis Nasional 3 - 36 Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah |
N O KRITERIA ARAH AN
o M engarahkan di setiap kabupaten/ kota mmiliki hutan kota. o Koordinasi Pemerintah melalui pemantauan dan pengendalian
kegiatan pengusahaan dan gangguan keamanan hutan.
2 Hutan Produksi Terbatas
o Kaw asan hutan produksi memperhatikan parameter penetapan kaw asan (SK M enteri Kehutanan No. 83/ KPTS/UM / 8/ 1981). o Pengambilan hasil hutan harus dilaksanakan secara bergilir,
penanaman kembali sebagai bagian dari upaya pelestarian sekaligus mempertahankan kualitas alam
o Pengembangan kaw asan hutan yang bernilai ekonomis o Jika kaw asan ini terdapat kaw asan budidaya maka harus
dibatasi sehingga tidak dikembangkan lebih lanjut.
o Pengembangan zona penyangga pada kaw asan hutan produksi yang berbatasan dengan hutan lindung.
o Upaya pengembalian kondisi hutan bekas tebangan melalui reboisasi dan rehabilitasi lahan kritis
3
Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi
o Kaw asan hutan produksi memperhatikan parameter penetapan kaw asan (SK M enteri Kehutanan No. 83/ KPTS/UM / 8/ 1981). o Pengembangan kaw asan hutan yang bernilai ekonomis seperti
bahan baku kertas, kerajinan tangan, dsb
o Jika kaw asan ini terdapat kaw asan budidaya maka harus dibatasi sehingga tidak dikembangkan lebih lanjut.
o Pengembangan zona penyangga pada kaw asan hutan produksi yang berbatasan dengan hutan lindung.
o Upaya pengembalian kondisi hutan bekas tebangan melalui reboisasi dan rehabilitasi lahan kritis
Sumber: RTRWP 2010
Kaw asan Yang Diperuntukan Sebagai Kaw asan Hutan Rakyat
Kaw asan yang diperuntukan sebagai kaw asan hutan rakyat, yaitu kaw asan hutan yang tidak terbagi lagi menjadi kaw asan yang lebih kecil. Lokasi hutan rakyat tersebar di seluruh Kabupaten yang berada di w ilayah Provinsi NTT. Adapun Rencana pemanfaatan Kaw asan tersebut di Provinsi NTT adalah sebagai berikut:
o Hasil hutan dapat dikelola oleh rakyat pada lahan milik rakyat/ suku di Provinsi NTT
o Jika kaw asan ini terdapat kaw asan budidaya maka harus dibatasi sehingga tidak dikembangkan lebih lanjut.