III - 1
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
BAB III
ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
3.1 ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN
PENATAAN RUANG
3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya A. Arahan RPJMN 2015 – 2019
Mengacu RPJMN 2015-2019 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015, antara lain mengamanatkan sasaran pembangunan kawasan permukiman, meliputi :
1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen
melalui penanganan kawasan permukiman kumuh seluas 38.431 hektar dan peningkatan keswadayaan masyarakat di 7.683 kelurahan.
2. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia yang dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu optimalisasi dan pembangunan baru (supply side), peningkatan efisiensi layanan air minum (demand side), dan penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment).
3. Optimalisasi penyediaan layanan air minum dilakukan melalui (i) fasilitasi SPAM PDAM yaitu bantuan program PDAM menuju 100% PDAM Sehat dan pengembangan jaringan SPAM MBR di 5.700 kawasan dan (ii) fasilitasi SPAM PDAM yaitu bantuan program PDAM menuju 100% pengelola non-PDAM sehat dan pengembangan jaringan SPAM MBR di 1.400 kawasan. Sedangkan pembangunan baru dilakukan melalui (i) pembangunan SPAM kawasan khusus yaitu SPAM kawasan kumuh perkotaan untuk 661.600 sambungan rumah (SR), SPAM kawasan nelayan untuk 66.200 SR, dan SPAM rawan air untuk 1.705.920 SR; (ii) pembangunan SPAM berbasis masyarakat untuk 9.665.920 SR; (iii) pembangunan SPAM perkotaan yaitu SPAM IKK untuk 9.991.200 SR dan SPAM Ibukota Pemekaran dan Perluasan Perkotaan untuk 4.268.800 SR; (iv) pembangunan SPAM Regional untuk 1.320.000 SR di 31 kawasan.
III - 2
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
pada komponen sumber, operator dan konsumen di seluruh kabupaten/kota; (ii) optimalisasi bauran air domestik di seluruh kabupaten/kota; (iii) penerapan efisiensi konsumsi air minum pada tingkat rumah tangga sekitar 10 liter/orang/hari setiap tahunnya dan pada tingkat komersial dan fasilitas umum sekitar 10 persen setiap tahunnya.
5. Penciptaan lingkungan yang mendukung dilakukan melalui (i) penyusunan
dokumen perencanaan air minum sebagai rujukan pembangunan air minum di seluruh kabupaten/kota yang mencakup Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), rencana strategis penyediaan air minum daerah (Jakstrada) dan rencana tahunan penyediaan air minum; (ii) peningkatan pendataan air minum sebagai rujukan perencanaan dan penganggaran air minum di seluruh kabupaten/kota; (iii) fasilitasi pengembangan peraturan di daerah yang menjamin penyediaan layanan air minum di seluruh kabupaten/kota.
6. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar yaitu (i) untuk sarana prasarana pengelolaan air limbah domestik dengan pembangunan dan peningkatan infrastruktur air limbah sistem terpusat skala kota, kawasan, dan komunal di 438 kota/kab (melayani 34 juta jiwa), serta peningkatan kualitas pengelolaan air limbah sistem setempat melalui peningkatan kualitas pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di 409 kota/kab; (ii) untuk sarana prasarana pengelolaan persampahan dengan pembangunan TPA sanitary landfill di 341 kota/kab, penyediaan fasilitas 3R komunal di 334 kota/kab, fasilitas 3R terpusat di 112 kota/kab; (iii) untuk sarana prasarana drainase permukiman dalam pengurangan genangan seluas 22.500 Ha di kawasan permukiman termasuk 4.500 Ha di kawasan kumuh; serta (iv) kegiatan pembinaan, fasilitasi, pengawasan dan kampanye serta advokasi di 507 kota/kab seluruh Indonesia.
7. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk
keserasiannya terhadap lingkungan melalui (i) pembinaan dan pengawasan khususnya bangunan milik Pemerintah di seluruh kabupaten/kota; (ii) penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK) untuk seluruh bangunan gedung dan penerapan penyelenggaraan bangunan hijau di seluruh kabupaten/kota; dan (iii) menciptakan building codes yang dapat menjadi rujukan bagi penyelenggaraan dan penataan bangunan di seluruh kabupaten/kota.
III - 3
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
1. Menjamin ketahanan air melalui peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku dalam pemanfaatan air minum dan pengelolaan sanitasi melalui strategi:
a. Jaga Air, yakni strategi yang ditempuh melalui (1) pengarusutamaan
pembangunan air minum yang memenuhi prinsip 4K (kualitas, kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan), (2) pengelolaan sanitasi melalui peningkatan pengelolaan air limbah di perdesaan dengan sistem on-site dan di perkotaan dengan sistem on-site melalui IPLT dan sistem off-site baik skala kawasan maupun skala kota, peningkatan kualitas TPA menjadi TPA sanitary landfill dengan prioritas skema TPA regional, pengelolaan sampah melalui penerapan prinsip 3R, serta (3) peningkatan kesadaran masyarakat akan hygiene, sanitasi dan nilai ekonomis air.
b. Simpan Air, yakni strategi untuk menjaga ketersediaan dan kuantitas air melalui upaya konservasi sumber air baku air minum yakni perluasan daerah resapan air hujan, pemanfaatan air hujan (rain water harvesting) sebagai sumber air baku air minum maupun secondary uses pada skala rumah tangga (biopori dan penampung air hujan) dan skala kawasan (kolam retensi), serta pengelolaan drainase berwawasan lingkungan.
c. Hemat Air, yakni strategi untuk mengoptimalkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang telah ada melalui pengurangan kebocoran air hingga 20 persen, pemanfaatan idle capacity; dan pengelolaan kebutuhan air di tingkat penyelenggara dan skala kota.
d. Bauran Air Domestik, yakni upaya untuk mengoptimalkan berbagai
alternatif sumber air domestik yang tersedia sesuai tujuan pemanfaatan air, termasuk di dalamnya pemakaiaan air tingkat kedua (secondary water uses) dan daur ulang air yang telah dipergunakan (water reclaiming).
2. Penyediaan infrastruktur produktif dan manajemen layanan melalui penerapan manajemen aset baik di perencanaan, penganggaran, dan investasi termasuk untuk pemeliharaan dan pembaharuan infrastruktur yang sudah terbangun melalui strategi:
a. Optimalisasi infrastruktur air minum dan sanitasi eksisting melalui
penurunan Non-Revenue Water (NRW) dan pemanfaatan idle capacity.
b. Pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi untuk memperluas
cakupan layanan.
III - 4
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
d. Pengembangan inovasi teknologi air minum, air limbah, persampahan dan drainase untuk memaksimalkan potensi yang ada.
e. Pembentukan dan penyehatan pengelola infrastruktur air minum, air limbah dan persampahan, baik berbasis institusi maupun berbasis masyarakat.
f. Penerapan tarif atau iuran bagi seluruh sarana dan prasarana air minum dan sanitasi terbangun yang menuju prinsip tarif pemulihan biaya penuh (full cost recovery)/memenuhi kebutuhan untuk Biaya Pokok Produksi (BPP). Pemberian subsidi dari pemerintah bagi penyelenggara air minum dan sanitasi juga dilakukan sebagai langkah jika terjadi kekurangan pendapatan dalam rangka pemenuhan full cost recovery.
g. Pengaturan kontrak berbasis kinerja baik perancangan, pembangunan,
pengoperasian, dan pemeliharaan aset infrastruktur.
3. Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang dilakukan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat melalui strategi:
a. Peningkatan kualitas rencana dan implementasi Rencana Induk-Sistem
Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) dan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK) melalui pengarusutamaan dalam proses perencanaan dan penganggaran formal. Penyusunan RI-SPAM didasari optimalisasi bauran sumber daya air domestik kota/kabupaten dan telah mengintegrasikan pengelolaan sanitasi sebagai upaya pengamanan air minum. Peningkatan kualitas SSK dilakukan dengan memutakhirkan SSK untuk mengakomodasi perubahan lingkungan dan mengadopsi target universal access di wilayah kabupaten/kota;
b. Integrasi peningkatan promosi higiene dan sanitasi dalam rangka demand generation sebagai prasyarat penyediaan infrastruktur air minum dan sanitasi;
c. Peningkatan peran, kapasitas, serta kualitas kinerja Pemerintah Daerah di sektor air minum dan sanitasi.
d. Advokasi kepada para pemangku kepentingan di sektor air minum dan
sanitasi, baik eksekutif maupun legislatif serta media untuk menjamin keselarasan serta konsistensi perencanaan dan implementasinya di tingkat pusat dan daerah.
4. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum dan sanitasi melalui strategi:
III - 5
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
dan adaptasi perubahan iklim, penanganan dan pencegahan kawasan kumuh, serta pembangunan kawasan tertinggal, perbatasan dan kawasan khusus.
b. Pelaksanaan pelayanan air minum dan sanitasi berbasis regional dalam rangka mengatasi kendala ketersediaan air baku dan lahan serta dalam rangka mendukung konektivitas antar wilayah untuk pertumbuhan ekonomi.
c. Sinergi pendanaan air minum dan sanitasi yang dilaksanakan melalui (i) peningkatan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan Kab/Kota, (ii) pemanfaatan alokasi dana terkait pendidikan untuk penyediaan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi di sekolah; (iii) pemanfaatan alokasi dana terkait kesehatan baik untuk upaya preventif penyakit dan promosi higiene dan sanitasi serta pemanfaatan jaminan kesehatan masyarakat; serta (iv) sinergi penyediaan air minum dan sanitasi dengan Dana Alokasi Khusus (DAK), Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan (TP), dana hibah berbasis kinerja/hasil, masyarakat, dan sumber dana lain terkait lingkungan hidup, pembangunan desa, serta kelautan dan perikanan.
d. Penguatan pengelolaan pengetahuan (knowledge management) termasuk
pengelolaan data dan informasi melalui sistem terintegrasi (National Water and Sanitation Information Services/NAWASIS) yang memanfaatkan teknologi serta melibatkan partisipasi aktif seluruh stakeholder terkait.
B. Arahan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015 – 2019
B.1.Kebijakan pembangunan dan pengembangan permukiman serta strategi
implementasinya :
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Kebijakan 1 :
Penyusunan dan penyiapan landasan penyelenggaraan kawasan permukiman.
Menyiapkan peraturan perundang-undangan (PP, Peraturan Menteri, dan lain sebagainya) dan Pedoman Pembangunan dan Pengembangan Permukiman (NSPK) sebagai landasan penyelenggaraan kawasan permukiman
Kebijakan 2 :
Peningkatan kapasitas
kelembagaan untuk penanganan permukiman
III - 6
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Kebijakan 3 :
Pengelolaan sistem informasi nasional yang terintegrasi dengan sistem informasidaerah.
Membangun dan mengelola sistem informasi nasional yang terintegrasi dengan sistem informasi daerah dan dimutakhirkan secara berkala.
Kebijakan 4 :
Pengawasan secara berkala penyelenggaraan kawasan permukiman di pusat dan daerah
1. Melakukan pengendalian perencanaan melalui monitoring perencanaan dan pemrograman; 2. Melakukan pengawasan (pemantauan, evaluasi,
pelaporan) pembangunan untuk menjamin tercapainya target RPJMN;
3. Memfasilitasi daerah dalam melaksanakan pengendalian pemanfaatan hasil pembangunan.
Kebijakan 5 :
Penanganan permukiman kumuh perkotaan terkait dengan upaya penurunan kumuh perkotaan menjadi 0% melalui upaya peningkatan kualitas lingkungan dan pelayanan prasarana dan sarana dasar permukiman dengan pendekatan kegiatan fisik maupun nonfisik
1. Penanganan komprehensif terhadap 30 Kabupaten/Kota prioritas kementerian sebagai best practice penanganan permukiman kumuh yang diharapkan menjadi model penanganan komprehensif yang dapat direplikasi dan diterapkan di kota-kota lainnya.
2. Penanganan permukiman kumuh terhadap kabupaten/kota lainnya dengan tujuan pemenuhan standar pelayanan perkotaan disesuaikan dengan kebutuhan yang diajukan oleh kabupaten/kota.
Kebijakan 6
Pengembangan permukiman baru dan perkotaan layak huni terkait dengan upaya pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dan perwujudan Kota Berkelanjutan.
1. Pemenuhan SPP bagi kawasan permukiman perkotaan yang mengacu pada rencana kawasan permukiman;
2. Perintisan/inkubasi Kota Baru sebagai best practice kota publik berkelanjutan, meliputi kegiatan pemenuhan SPP, penerapan pendekatan Kota Hijau, dan penerapan Kota Cerdas Berdaya Saing.
Kebijakan 7 :
Percepatan peningkatan pelayanan sarana dan prasarana dasar permukiman perdesaan.
Menyediakan sarana dan prasarana permukiman sesuai dengan SPM Perdesaan. Sarana dan
III - 7
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Kebijakan 8 :
Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang
berkualitas yang mendukung peningkatan produktivitas kawasan perdesaan.
1. Menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas umum permukiman yang memenuhi SPM, baik melalui pengembangan dan pembangunan kawasan transmigrasi maupun kawasan non-transmigrasi.
2. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung kegiatan produksi di kawasan perdesaan sesuai dengan komoditas unggulannya. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan produksi ini antara lain berupa terminal agro, pasar agro untuk kawasan agropolitan, atau dermaga, tambatan perahu dan tempat pelelangan ikan (TPI) pada kawasan permukiman
pesisir/minapolitan.
3. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung peningkatan konektivitas kegiatan antar desa maupun antar desa-kota. Sarana dan prasarana ini antara lain berupa jalan usaha tani dan jalan poros desa.
Kebijakan 9 :
Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang
berkualitas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan.
1. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung meningkatnya produktivitas kawasan perbatasan berbasis komoditi unggulan, terutama di 10 PKSN.
2. Menyediakan sarana prasarana pendukung kegiatan perbatasan seperti pos perbatasan negara yang memenuhi standar internasional di PKSN.
Kebijakan 10 :
Percepatan penyediaan sarana dan prasarana permukiman perbatasan memenuhi SPM.
Menyediakan sarana dan prasarana permukiman sesuai dengan SPM dan karakteristik permukiman (daratan dan pesisir).
Kebijakan 11 : Pembangunan dan pengembangan kawasan
permukiman yang memiliki ketahanan terhadap bencana.
1. Mengurangi ancaman bencana melalui
pembangunan dan pengembangan permukiman pada lokasi yang aman sesuai RTRW dan mitigasi. 2. Mengurangi kerentanan fisik (bangunan dan
PSU).
3. Meningkatkan kapasitas (peraturan, masyarakat, lembaga).
III - 8
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
B.2.Kebijakan dan Strategi Pembinaan Penataan Bangunan
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Kebijakan 1 :
Memberikan dukungan
pembangunan sistem penataan bangunan dan lingkungan dalam mewujudkan kawasan perkotaan yang berkelanjutan
1) Mendorong penyusunan Rencana Tata Bangunan dam Lingkungan (RTBL) untuk mensinergiskan kepentingan berbagai sektor dalam penataan kawasan
2) Mendukung kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan melalui revitalisasi kawasan tematik perkotaan
3) Meningkatkan aspek kualitas perencanaan terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan
4) Mendukung penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan yang tertib, andal serta ramah lingkungan .
Kebijakan 2 :
Melakukan fasilitasi kepada daerah dalam penguatan kelembagaan, keuangan, dan kemitraan termasuk pembinaan teknis
1) Menyusun Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
2) Memberikan pendampingan penyusunan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
3) Melakukan pelembagaan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
4) Melakukan pengawasan terhadap penerapan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan 5) Mengembangkan kapasitas aparatur Pemerintah
dan Pemerintah Daerah bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
6) Mengembangkan tata kelola Penataan Bangunan dan Lingkungan
7) Memberdayakan aparatur Pemerintah dan Pemerintah Daerah terkait hak, kewajiban, dan peran dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan
Kebijakan 3:
Memberikan dukungan penataan bangunan dan lingkungan melalui kegiatan pemberdayaan
masyarakat
III - 9
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
ruang terbuka hijau, kawasan tematik perkotaan dan kawasan khusus lainnya
2) Mendorong kerjasama Penataan Bangunan dan Lingkungan kawasan pusaka, permukiman tradisional, kawasan wisata, dan kawasan rawan bencana dengan masyarakat serta pelaku peduli lingkungan
3) Mendorong pembentukan jejaring dan wadah komunikasi antara pemerintah, masyarakat, swasta, dan ahli profesi secara nasional dan profesional
4) Membentuk kontribusi signifikan dalam kegiatan penyebarluasan informasi dan sosialisasi program Penataan Bangunan dan Lingkungan serta
revitalisasi
5) Membangun jaringan informasi yang mandiri dalam mendukung pembangunan bidang keciptakaryaan
6) Memberikan layanan atas informasi/produk lainnya yang diperlukan perencana, pelaksana, pengusaha, asosiasi profesi, pemerintah, masyarakat maupun kalangan akademis terkait bidang keciptakaryaan
B.3.Kebijakan dan Strategi Sistem Penyediaan Air Minum
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Kebijakan 1 :
Peningkatan akses aman air minum bagi seluruh
masyarakat di perkotaan dan perdesaan melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi.
1) Mengembangkan SPAM dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan minimal untuk memperluas jangkauan pelayanan air minum terutama untuk masyarakat
berpenghasilan rendah.
2) Mengembangkan SPAM dalam rangka
mendukung pertumbuhan ekonomi.
III - 10
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
perpipaan terlindungi dan berkelanjutan.
4) Meningkatkan kualitas air minum yang
memenuhi persyaratan baku mutu yang berlaku. Menurunkan tingkat kehilangan air.
5) Mengembangkan sistem informasi dan pendataan dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja pelayanan air minum.
Kebijakan 2 :
Peningkatan kemampuan pendanaan operator dan pengembangan alternatif sumber pembiayaan.
1. Meningkatkan kemampuan finansial internal Penyelenggara SPAM.
2. Meningkatkan komitmen Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dalam pendanaan pengembangan SPAM.
3. Mengembangkan pola pembiayaan melalui
Corporate Social Responsibility (CSR).
4. Meningkatkan pendanaan melalui perolehan dana non-pemerintah, seperti pinjaman dan hibah dalam dan luar negeri, pinjaman perbankan, pinjaman non-perbankan, dan obligasi perusahaan.
5. Meningkatkan sinergitas antara BUMN-BUMD
dalam percepatan pengembangan SPAM.
Kebijakan 3 :
Peningkatan kapasitas kelembagaan
penyelenggaraan pengembangan SPAM.
1. Memperkuat kapasitas Sumber Daya Manusia
(SDM) di tingkat pusat dan daerah dalam pengembangan SPAM.
2. Memperkuat peran dan fungsi dinas/instansi di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pengembangan SPAM.
3. Mendorong komitmen Pemda untuk lebih
memprioritaskan Pengembangan SPAM.
III - 11
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
5. Mengembangkan kapasitas SDM dengan pola
Center of Excellent.
6. Mengembangkan manajemen aset SPAM dalam
rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan.
7. Mengembangkan kapasitas Pemerintah Daerah
dalam pelaksanaan SPAM Regional.
Kebijakan 4 :
Pengembangan dan
penerapan NSPK di pusat dan di daerah.
1. Melengkapi produk peraturan perundangan dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM.
2. Menerapkan NSPK yang telah tersedia.
3. Menyelenggarakan pengembangan SPAM sesuai
dengan kaidah teknis.
Kebijakan 5 :
Peningkatan penyediaan air baku untuk air minum secara berkelanjutan
1. Meningkatkan konservasi wilayah sungai dan perlindungan sumber air baku.
2. Meningkatkan upaya penyediaan air baku untuk air minum.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya air melalui pendekatan berbasis wilayah sungai.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pemanfaatan air baku melalui sistem regional.
Kebijakan 6 :
Peningkatan peran dan kemitraan badan usaha dan masyarakat.
1. Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM.
III - 12
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Kebijakan 7 :
Pengembangan inovasi teknologi SPAM
1. Mendorong penelitian untuk menciptakan teknologi bidang air minum.
2. Memasarkan hasil inovasi teknologi.
3. Menerapkan teknologi tepat guna dalam pengembangan SPAM pada daerah dengan keterbatasan kualitas air baku.
4. Menyusun rencana implementasi prinsip pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan SPAM.
B.4.Kebijakan dan Strategi Sistem Pengelolaan Air Limbah
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Kebijakan 1 :
Peningkatan akses prasarana dan sarana air limbah baik sistem on site maupun off site di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan kesehatan masyarakat.
1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah sistem setempat (on site) di perkotaan dan perdesaan melalui sistem komunal;
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah sistem terpusat (off site) di kawasan perkotaan metropolitan dan besar.
Kebijakan 2 :
Peningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman.
1. Merubah perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air limbah permukiman;
2. Mendorong partisipasi dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan dan pengelolaan air limbah permukiman.
Kebijakan 3 :
Pengembangan perangkat peraturan perundangan
1. Menyusun perangkat peraturan perundangan yang mendukung penyelenggaraan
III - 13
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman.
2. Menyebarluaskan informasi peraturan perundangan terkait penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman;
3. Menerapkan peraturan perundangan.
Kebijakan 4 :
Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil pengelolaan air limbah
permukiman.
1. Memfasilitasi pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola air limbah
permukiman ditingkat masyarakat;
2. Mendorong pembentukan dan perkuatan
institusi pengelola air limbah permukiman di daerah;
3. Koordinasi dan kerjasama antar lembaga;
4. Mendorong peningkatan kemauan politik (political will) para pemangku kepentingan untuk memberikan prioritas yang lebih tinggi terhadap pengelolaan air limbah
permukiman.
Kebijakan 5 :
Peningkatan dan
pengembangan alternatif sumber pendanaan
pembangunan prasarana dan sarana air limbah pemukiman.
1. Mendorong berbagai alternatif sumber pembiayaan untuk penyelenggaraan air limbah permukiman;
2. Pembiayaan bersama pemerintah pusat dan daerah dalam mengembangkan sistem air limbah Perkotaan dengan proporsi
III - 14
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
B.5.Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Persampahan
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Kebijakan 1 :
Pengurangan sampah
semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat
akan upaya 3R (Reduce-Reuse-Recycle) dan pengamanan sampah B3 (Bahan Buangan Berbahaya) rumah tangga.
2. Mengembangkan dan menerapkan sistem
insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan 3R.
3. Mendorong koordinasi lintas sektor
terutama perindustrian & perdagangan.
Kebijakan 2 :
Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan
1. Meningkatkan pemahaman tentang
pengelolaan sampah sejak dini melalui pendidikan bagi anak usia sekolah.
2. Menyebarluaskan pemahaman tentang
pengelolaan persampahan kepada masyarakat umum.
3. Meningkatkan pembinaan masyarakat
khususnya kaum perempuan dalam pengelolaan sampah.
4. Mendorong pengelolaan sampah berbasis
masyarakat.
5. Mengembangkan sistem insentif dan iklim
yang kondusif bagi dunia usaha/swasta.
Kebijakan 3 :
Peningkatan cakupan
pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan.
1. Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan
sarana persampahan.
2. Meningkatkan cakupan pelayanan secara
terencana dan berkeadilan.
3. Meningkatkan kapasitas sarana
persampahan sesuai sasaran pelayanan.
4. Melaksanakan rehabilitasi TPA yang
III - 15
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
5. Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA
kearah sanitary landfill.
6. Meningkatkan Pengelolaan TPA Regional.
7. Penelitian, pengembangan, dan aplikasi
III - 16
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
Tabel III.1. Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan Sektor PKP
SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET RENSTRA CATAT AN
2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
Layanan Perkantoran
Jumlah bulan layanan pendukung kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan pengembangan kawasan permukiman
Bulan
Layanan 12 12 12 12 12 60
Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman
Jumlah NSPK bidang pengembangan kawasan permukiman yang tersusun
NSPK 2 2 2 2 2 10
Pembinaan dan pengawasan
pengembangan kawasan permukiman
Terselenggaranya pembinaan, dan pengawasan
pengembangan permukiman di 507 kab/kota
Kabupate
n/ Kota 507 507 507 507 507 507
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan
Meningkatnya kualitas permukiman di 38.341 Ha di daerah perkotaan
Ha 2.680 9.300 9.500 8.900 8.051 38.431
Fasilitasi Kota dan Kawasan Perkotaan dalam Pemenuhan SPP dan Pengembangan Kota Layak Huni
Terselenggaranya fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan pengembangan Kota Layak Huni di 18 kota, 12 kawasan perkotaan metropolitan dan 744 kota/kawasan perkotaan
Kab/Kota/ perkotaan
6 kota, 4 kawasan perkotaan metropolitan, 194 kota/ kawasan perkotaan
6 kota, 4 kawasan perkotaan
metropolitan, 194 kota/ kawasan perkotaan
18 kota, 12 kawasan perkotaan metropolitan, 744 kota/ kawasan perkotaan
Perintisan inkubasi kota Terselenggaranya perintisan
inkubasi di 10 kota baru Kab/Kota 0 2 3 3 2 10
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perdesaan
Meningkatnya kualitas permukiman di 78.384 Ha daerah perdesaan
III - 17
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN
TARGET RENSTRA
CATAT AN
2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Khusus
Meningkatnya kualitas permukiman di 3.099 Ha kawasan khusus
Ha 266 500 667 833 833 3.099
Penataan Kawasan Permukiman Berbasis Masyarakat
Terselenggaranya penataan kawasan permukiman berbasis masyarakat di 11.067 kelurahan
Kelurahan 11.067 11.067 11.067 11.067 11.067 11.067
ANGGARAN (Rp.Milyar) 4.863 10.605 10.836 10.276 9.869 46.449
Sumber : Renstra Ditjen Cipta Karya 2015 -2019
Tabel III.2. Target Kinerja dan Keranga Pendanaan Sektor PBL
SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET RENSTRA CATATAN
2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN, PENGELOLAAN GEDUNG, DAN RUMAH NEGARA
Layanan Perkantoran
Jumlah Bulan Layanan Pendukung Kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Bina Penataan Bangunan
Bulan
Layanan 12 12 12 12 12 60
Dukungan pembangunan sistem Penataan Bangunan dan Lingkungan dalam mewujudkan kawasan perkotaan yang aman
Penyelenggaraan Bangunan Gedung m2 44.813 121.688 29.650 35.250 32.500 263.900 Penataan Bangunan dan Lingkungan m2 105.500 193.319 121.000 101.400 118.180 639.399 Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan Kawasan 159 148 168 182 87 744 Fasilitasi kepada daerah dalam
penguatan kelembagaan, keuangan dan kemitraan termasuk pembinaan teknis terhadap tugas dekonsentrasi dan pembantuan
Penyusunan Standar/Pedoman Bidang
Penataan Bangunan NSPK 2 4 2 1 1 10
Pembinaan dan Pengawasan Penataan
III - 18
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
Memberikan dukungan Penataan Bangunan dan Lingkungan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat
Edukasi dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
Kecamatan 0 300 300 300 300 1.200
ANGGARAN (Rp.Milyar) 1.254 1.203 1.666 1.970 2.340 8.433
Sumber : Renstra Ditjen Cipta Karya 2015 -2019
Tabel III.3 Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan Sektor Pengembangan SPAM
SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN
TARGET RENSTRA
CATAT AN 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, PENGEMBANGAN SUMBER PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI, SERTA PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
Layanan Perkantoran
Jumlah bulan layanan pendukung kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan Dan Pola Investasi, Serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Bulan 12 12 12 12 12 60
Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan Pengembangan Air Minum
Jumlah penyelenggaraan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan
pengembangan air minum di Kab/kota Kab/Kota 507 507 507 507 507 507
Pembangunan Infrastruktur SPAM Regional Debit dan jumlah sambungan rumah SPAM Regional L/d - - 950 2.350 6.050 9350 SR - - 95.000 215.000 605.000 915.000
Pembangunan Infrastruktur SPAM Kawasan Perkotaan
Debit dan jumlah sambungan rumah SPAM IKK
L/d 4.843 2.207 2.207 2.206 2.206 13.669 SR 484.250 220.675 220.675 220.675 220.675 1.366.950
Debit dan jumlah sambungan rumah SPAM Ibu Kota Pemekaran L/d 155 198 198 198 197 946 SR 15.500 19.775 19.775 19.775 19.775 94.600
Debit dan jumlah sambungan rumah Perluasan SPAM Perkotaan
L/d - 170 740 1.000 930 2.840
III - 19
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN
TARGET RENSTRA
CATAT AN 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
Perkotaan SR - 11.150 11.150 11.150 11.150 44.600
Debit dan jumlah sambungan Penurunan Kebocoran SPAM Perkotaan
L/d - 62 62 61 61 246
SR - 5.300 6.433 6.433 6.433 24.600 Bantuan Program SPAM kawasan perkotaan terfasilitasi Kawasan 149 80 80 80 79 468 Pengembangan jaringan perpipaan di kawasan perkotaan SPAM
kawasan perkotaan terfasilitasi Kawasan 468 898 898 898 897 4.059
Pembangunan Infrastruktur SPAM Kawasan Perdesaan
Debit dan jumlah sambungan rumah SPAM Berbasis Masyarakat L/d 1.449 1.551 1.551 1.550 1550 7.651 SR 463.680 496.160 496.160 496.160 496160 2.448.320 Debit dan jumlah sambungan rumah Pembangunan SPAM di Kawasan
Rawan Air
L/d 300 122 122 122 122 788
SR 96 39.014 39.013 39.013 39.013 252.053 Debit dan sambungan rumah Pemanfaatan Idle SPAM di Kawasan
Rawan Air
L/d - 12 12 13 13 50
SR - 4.000 4.000 4.000 4000 16.000 Bantuan Program SPAM Kawasan Rawan Air Terfasilitasi Kawasan 84 28 27 27 27 193
Pemngembangan Jaringan Perpipaan di SPAM Kawasan Rawan Air
Terfasilitasi Kawasan 162 267 267 266 266 1.228
Pembangunan Infrastruktur SPAM Kawasan Khusus
Debit dan jumlah sambungan rumah pembangunan SPAM di Kawasan Kumuh
L/d 398 481 481 480 480 2.320
SR 127.200 26.200 26.200 26.200 26.200 232.000 Debit dan jumlah sambungan rumah pembangunan SPAM di Kawasan
Nelayan
L/d 116 31 31 31 31 240
SR 37.120 9.920 9.920 9.920 9920 76.800 Debit dan jumlah sambungan rumah pembangunan SPAM di Kawasan
Perbatasan
L/d 189 13 13 13 13 241
III - 20
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN
TARGET RENSTRA
CATAT AN 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
Debit dan jumlah sambungan rumah pembangunan SPAM di Kawasan Pulau Terluar
L/d 179 13 13 13 13 231
SR 57.280 9.094 9.093 9.093 9093 93.653
Debit dan jumlah sambungan rumah pembangunan SPAM Strategis
L/d - 305 305 304 304 1.218
SR - 30.450 30.450 30.450 30450 121.800 Pengembangan jaringan perpipaan di Kawasan Kumuh Kawasan 82 38 38 37 37 232 Pengembangan jaringan perpipaan di Kawasan Nelayan Kawasan 17 8 8 8 7 48 Pengembangan jaringan perpipaan di Kawasan Perbatasan Kawasan 18 5 5 5 5 38 Pengembangan jaringan perpipaan di Kawasan Pulau Terluar Kawasan 16 5 4 4 4 33 Pengembangan jaringan perpipaan strategis Kawasan 24 25 25 24 24 122
ANGGARAN (RP.Milyar ) 5.265 6.169 6.828 7.542 8.096 33.900
Sumber : Renstra Ditjen Cipta Karya 2015 -2019
Tabel III.4 Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan Sektor PLP
SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN
TARGET RENSTRA
CATAT AN 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, PENGEMBANGAN, SUMBER PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI, SERTA PENGELOLAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SANITASI DAN
PERSAMPAHAN
Layanan Perkantoran
Jumlah Bulan Layanan Pendukung Kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
III - 21
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN
TARGET RENSTRA
CATAT AN 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
Peraturan Pengembagan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Jumlah NSPK Peraturan Pengembagan Penyehatan
Lingkungan Permukiman NSPK 3 3 3 3 3 15
Pembinaan, fasilitasi, pengawasan dan kampanye serta advokasi
Jumlah Pembinaan & Pengawasan Pengembagan
Penyehatan Lingkungan Permukiman Kab/Kota 507 507 507 507 507 507
Terdapat pemb. infrastruktur di kab/ kota yang berulang Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Terpusat
Skala Kota, Kawasan dan Komunal
Jumlah Kab/Kota yang dibangun infrastruktur air limbah
sistem terpusat skala regional Kab/Kota 2 2 2 3 3 3
Jumlah Kab/kota yang dibangun infrastruktur air limbah
sistem terpusat skala kota Kab/Kota 7 8 10 9 9 9
Jumlah Kab/kota yang dibangun infrastruktur air limbah sistem terpusat skala komunal
Kawasan 952 728 1.600 762 652 4.694
Kab/Kota 209 103 141 165 89 438
Jumlah Kab/kota yang dibangun infrastruktur air limbah sistem terpusat skala kawasan
Kawasan 77 11 58 37 17 200
Kab/Kota 67 11 31 24 17 150
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Jumlah Kab/kota yang dibangun Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT) Kab/Kota 40 24 65 52 41 222
Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Regional Jumlah Kab/Kota yang dibangun TPA Regional Kab/Kota 3 3 4 5 3 11
Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Jumlah Kab/kota yang dibangun TPA Kab/Kota 75 40 16 20 12 163
ANGGARAN (RP.Milyar ) 3.835 5.466 6.894 9.077 10.373 35.645
III - 22
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
3.1.2. Arahan Penataan Ruang
1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun dan disahkan dengan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPIJM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN); kriteria penetapannya adalah :
(i). Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
(ii). Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi,dan/atau;
(iii). Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
Berdasarkan kriteria tersebut, telah ditetapkan pusat kegiatan nasional (PKN) di Provinsi Bali, meliputi kawasan perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Kawasan Perkotaan Sarbagita).
b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); kriteria penetapannya adalah :
(i). Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
(ii). Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau
(iii). Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
Berdasarkan kriteria penetapan pusat kegiatan wilayah (PKW) seperti tersebut di atas , telah ditetapkan pusat kegiatan wilayah (PKW) di Provinsi Bali, meliputi Kota Singaraja, Kota Negara, dan Kota Semarapura.
c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN); kriteria penetapannya adalah:
(i). Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga;
III - 23
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
(iii). Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
(iv). Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang
dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
Berdasarkan kriteria penetapan pusat kegiatan strategis nasional (PKSN) seperti tersebut di atas, maka dalam RTRWN belum ada ditetapkan pusat kegiatan strategis nasional (PKSN) di Provinsi Bali.
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN); kriteria penetapannya dilakukan berdasarkan kepentingan:
(i). Pertahanan dan keamanan, dengan kriteria :
diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan
pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional;
diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau
merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil
terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
(ii). Pertumbuhan ekonomi, dengan kriteria :
memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;
memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi nasional;
memiliki potensi ekspor;
didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi;
mememiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional;
berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi
dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
III - 24
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional,
merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa,
merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan;
merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional;
memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
(iv). Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dengan
kriteria:
diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;
memiliki sumber daya alam strategis nasional;
berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;
berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau
berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
(v). Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dengan kriteria:
merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan
bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
memberikan perlindungan keseimbangan tataguna air yang setiap
tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara;
memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
rawan bencana alam nasional;
sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai
dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
III - 25
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
(KSN) di Provinsi Bali berdasarkan kepentingan pertumbuhan ekonomi, meliputi kawasan perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Kawasan Perkotaan Sarbagita).
Kawasan perkotaan Sarbagita ini disamping ditetapkan sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) juga merupakan kawasan strategis nasional (KSN) yang diprioritaskan penataan ruangnya karena dalam lingkup nasional mempunyai pengaruh sangat penting terhadap ekonomi.
2. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali telah ditetapkan melalui Perda Provinsi Bali No.16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009 – 2029. Arahan RTRW Provinsi Bali.Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota,meliputi rencana struktur ruang, rencana pola ruang, serta strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
A. Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Bali
Rencana struktur ruang wilayah provinsi, mencakup: sistem perkotaan yang berkaitan dengan kawasan perdesaan (sistem perkotaan, dan sistem perdesaan); serta sistem jaringan prasarana wilayah.
Rencana pengembangan sistem perkotaan berdasarkan fungsi, mencakup:
a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) terdiri dari Kawasan Perkotaan Denpasar– Badung–Gianyar–Tabanan (Sarbagita);
b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) terdiri dari Kawasan Perkotaan
Singaraja, Kawasan Perkotaan Semarapura dan Kawasan Perkotaan Negara;
c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) terdiri dari Kawasan Perkotaan Bangli, Kawasan Perkotaan Amlapura, dan Kawasan Perkotaan Seririt; dan
d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) terdiri dari kawasan-kawasan perkotaan
Gilimanuk, Melaya, Mendoyo, Pekutatan, Lalanglinggah, Bajera, Megati, Kerambitan, Marga, Baturiti, Penebel, Pupuan, Petang, Nusa Dua, Tampaksiring, Tegalalang, Payangan, Sampalan, Banjarangkan, Dawan, Susut,
Tembuku, Kintamani, Rendang, Sidemen, Manggis, Padangbai, Abang,
Bebandem, Selat, Kubu, Tianyar, Gerokgak, Busungbiu, Banjar, Pancasari-Candikuning, Sawan, Kubutambahan, Tejakula, Celukan Bawang, Pengambengan.
III - 26
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
a. Pengembangan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) sebagai pusat permukiman dan kegiatan sosial ekonomi yang melayani kegiatan skala antar desa; dan
b. pengembangan kawasan agropolitan yang mendorong tumbuhnya kota
pertanian melalui berjalannya sistem dan usaha agribisnis untuk melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya;
Sebaran PPL ditetapkan dalam RTRW kabupaten/ kota. Sebaran kawasan agropolitan, mencakup: Kawasan Agropolitan Catur di Kabupaten Bangli; Kawasan Agropolitan Candikuning di Kabupaten Tabanan; Kawasan Agropolitan Payangan di Kabupaten Gianyar; Kawasan Agropolitan Melaya di Kabupaten Jembrana, Kawasan Agropolitan Sibetan di Kabupaten Karangasem; Kawasan Agropolitan Petang di Kabupaten Badung; dan Kawasan Agropolitan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung. Kawasan perdesaan lainnya yang mempunyai potensi sistem agribisnis terpadu, dapat dikembangkan sebagai kawasan agropolitan promosi.
Rencana sistem jaringan prasarana wilayah, mencakup:
a. sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama;
b. sistem jaringan prasarana lainnya, mencakup : sistem jaringan energi;sistem jaringan telekomunikasi;sistem jaringan sumber daya air; dan sistem jaringan prasarana lingkungan.
Rencana sistem jaringan trasportasi yang secara tidak langsung terkait dengan kegiatan Bidang Cipta Karya adalah pengembangan sistem jaringan trasportasi darat, khususnya pengembangan jaringan jalan nasional, dan pengembangan jaringan jalan provinsi. Pengembangan jaringan jalan nasional dapat berupa jalan bebas hambatan, jalan arteri primer, dan jalan kolektor primer. Pengembangan jaringan jalan provinsi dapat berupa jalan kolektor primer dan jalan strategis provinsi.
Pengembangan jalan nasional sebagai jalan bebas hambatan antar kota, mencakup: Kuta–Tanah Lot–Soka; Canggu–Beringkit–Batuan–Purnama; Tohpati– Kusamba–Padangbai; Pekutatan–Soka; Negara–Pekutatan; Gilimanuk–Negara; dan Mengwitani–Singaraja. Pengembangan jalan nasional sebagai jalan bebas hambatan dalam kota mencakup: Serangan–Tanjung Benoa; Serangan–Tohpati; Kuta–Bandar Udara Ngurah Rai; dan Kuta–Denpasar–Tohpati. Pengembangan jalan nasional sebagai jalan arteri primer,mencakup:Gilimanuk–Negara–Pekutatan– Soka–Antosari–Tabanan–Mengwitani; Mengwitani–Denpasar–Tohpati–Dawan– Kusamba–Angantelu–Padangbai; Tohpati Sanur–Pesanggaran–Pelabuhan Benoa; dan Pesanggaran – Tugu Ngurah Rai – Bandara Ngurah Rai. Pengembangan jalan
nasional sebagai jalan kolektor primer, meliputi : Jalan kolektor primer
III - 27
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
Sakah–Blahbatuh–Semebaung–Gianyar–Sidan–Klungkung–Gunaksa; Cekik–Seririt–
Singaraja–Kubutambahan–Amed–Amlapura–Angantelu; Mengwitani–Singaraja;
Soka–Seririt; dan Tugu Ngurah Rai–Nusa Dua.
Pengembangan jalan provinsi sebagai jalan kolektor primer, meliputi : jalan provinsi yang menghubungkan antara PKW dengan PKW, antara PKW dengan PKL, dan antara PKL dengan PKL. Pengembangan jalan provinsi sebagai jalan strategis provinsi, mencakup ruas jalan menuju Pura Sad Kahyangan dan Pura Dang Kahyangan.
Sistem jaringan yang terkait langsung dengan bidang cipta karya, meliputi sistem jaringan sumber daya air, dan sistem jaringan prasarana lingkungan. Pengembangan sistem jaringan sumber daya air dan sistem jaringan prasarana lingkungan yang terkait bidang cipta karya, meliputi :
a. Pengembangan sistem jaringan prasarana air minum diarahkan pada:
• peningkatan dan pemerataan pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) perpipaan dan non perpipaan di kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan;
• pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terpadu lintas wilayah di Kawasakjkn Sarbagitaku (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan dan Klungkung);
• pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) pada kawasan yang
relatif mengalami kesulitan air baku.
b. Penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah, mencakup:
• pengurangan sampah untuk sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga meliputi pembatasan timbulan sampah (reduce);
pendauran ulang sampah (recycle); dan/atau pemanfaatan kembali sampah (reuse);
• penanganan sampah untuk sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga meliputi pemilahan, pegumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir; dan
• pedoman pengelolaan sampah spesifik diaturdengan Peraturan Gubernur.
III - 28
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
• Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah lainnya, dengan skala pelayanan
lebih kecil tersebar di seluruh kabupaten/kota.
c. Penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah dilakukan dengan:
• sistem pembuangan air limbah setempat secara individual terutama pada kawasan permukiman yang letaknya tersebar di kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan;
• sistem pembuangan air limbah perpipaan terpusat dilakukan secara
kolektif melalui jaringan pengumpul dan diolah serta dibuang secara terpusat pada kawasan perkotaan yang padat kegiatan dan dan kawasan- kawasan pariwisata;
• sistem pembuangan terpusat skala kecil pada kawasan permukiman
padat perkotaan yang tidak terlayani sistem jaringan air limbah terpusat dan/atau komunal kota dalam bentuk Sistem Sanitasi Masyarakat (Sanimas).
Gambar 3.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Bali
B. Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Bali
Rencana pola ruang wilayah provinsi, mencakup: kawasan lindung dan kawasan budidaya.
III - 29
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
a. kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, meliputi : kawasan hutan lindung; dan kawasan resapan air.
b. kawasan perlindungan setempat, meliputi :
• kawasan suci, mencakup :kawasan suci gunung;kawasan suci
danau;kawasan suci campuhan;kawasan suci pantai; kawasan suci laut; dan kawasan suci mata air;
• kawasan tempat suci, mencakup :radius kesucian kawasan Pura Sad
Kahyangan; radius kesucian kawasan Pura Dang Kahyangan; dan radius
kesucian kawasan Pura Kahyangan Tiga dan pura lainnya. • kawasan sempadan pantai;
• kawasan sempadan sungai;
• kawasan sempadan jurang;
• kawasan sekitar danau atau waduk; dan
• ruang terbuka hijau kota.
c. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, meliputi : kawasan suaka alam; kawasan pantai berhutan bakau; kawasan taman nasional dan taman nasional laut; kawasan taman hutan raya; kawasan taman wisata alam dan taman wisata alam laut; kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil; dan Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;
d. kawasan rawan bencana alam, meliputi : kawasan rawan tanah longsor;
kawasan rawan gelombang pasang; dan kawasan rawan banjir.
e. kawasan lindung geologi, meliputi :
• kawasan cagar alam geologi, mencakup:kawasan yang mempunyai
keunikan batuan dan fosil;kawasan yang mempunyai keunikan bentang alam; dankawasan keunikan proses geologi;
• kawasan rawan bencana alam geologi, mencakup :kawasan rawan letusan
gunung berapi;kawasan rawan gempa bumi;kawasan rawan gerakan tanah;kawasan rawan yang terletak di zona patahan aktif;kawasan rawan tsunami;kawasan rawan abrasi;kawasan rawan bahaya gas beracun; dan kawasan rawan intrusi air laut.
• kawasan yang memberikan perlindunganterhadap air tanah, mencakup:
kawasan imbuhan air tanah; dan sempadan mata air.
III - 30
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
Gambar 3.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Bali
Kawasan lindung yang terkait dengan bidang cipta karya adalah kawasan perlindungan setempat. Pengembangan kawasan perlindungan setempat, meliputi : kawasan suci, kawasan tempat suci, kawasan sempadan pantai, kawasan sempadan sungai, kawasan sempadan jurang, kawasan sekitar danau atau waduk, dan ruang terbuka hijau kota. Kawasan suci terdiri dari : kawasan suci gunung, kawasan suci danau, kawasan suci campuhan, kawasan suci pantai, kawasan suci laut, dan kawasan suci mata air.
III - 31
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
kawasan perairan laut yang difungsikan untuk tempat melangsungkan upacara keagamaan bagi umat Hindu, lokasinya seluruh perairan laut di Bali. Kriteria kawasan suci sekitar mata air disetarakan dengan kawasan sempadan sekitar mata air, tempat-tempat di sekitar mata air yang difungsikan untuk tempat melangsungkan upacara keagamaan bagi umat Hindu di Bali.
Kriteria kawasan tempat suci ditetapkan mengacu Bhisama PHDIP Tahun 1994, dengan kriteria dan lokasi :
a. kawasan tempat suci di sekitar Pura Sad Kahyangan dengan radius sekurang-kurangnya apeneleng agung setara 5.000 (lima ribu) meter dari sisi luar tembok penyengker pura; kawasan ini tersebar di Kabupaten Karangasem, Bangli, Tabanan, Badung, Klungkung dan Gianyar.
b. Kawasan tempat suci di sekitar Pura Dang Kahyangan dengan radius sekurang- kurangnya apeneleng alit setara dengan 2.000 (dua ribu) meter dari sisi luar tembok penyengker pura, kawasan ini lokasinya tersebar di seluruh wilayah kabupaten/kota.;
c. Kawasan tempat suci di sekitar Pura Kahyangan Tiga dan pura lainnya, dengan radius sekurang-kurangnya Apenimpug atau Apenyengker; lokasinya mencakup seluruh Pura Kahyangan Tiga di tiap-tiap desa pakraman beserta pura- pura lainnya di seluruh Bali.
Sempadan pantai ditetapkan dengan kritria daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat; atau pada daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai. Lokasi sempadan pantai berdada pada seluruh pantai di Provinsi Bali dengan panjang 610, 4 km.
Sempadan sungai ditetapkan dengan kriteria :
a. pada kawasan perkotaan tanpa bahaya banjir, lebar sempadan sungai: 3 meter untuk sungai bertanggul; 10 meter untuk sungai berkedalaman 3 sampai 10 meter; 15 meter untuk sungai berkedalaman 10 sampai 20 meter; dan 30 meter untuk sungai berkedalaman lebih dari 20 meter.
b. pada kawasan perkotaan dengan bahaya banjir, lebar sempadan sungai: 3 meter untuk sungai bertanggul; 25 meter untuk banjir ringan; 50 meter untuk banjir sedang; dan 100 meter untuk banjir besar.
III - 32
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
d. pada kawasan perdesaan dengan bahaya banjir, lebar sempadan sungai: 5 meter untuk sungai bertanggul; 50 meter untuk banjir ringan; 100 meter untuk banjir sedang; dan 150 meter untuk banjir besar.
Sempadan jurang ditetapkan dengan kriteria: daratan di tepian jurang yang memiliki kemiringan lereng minimal 45% (empat puluh lima persen), kedalaman minimal 5 (lima) meter; dan daerah datar bagian atas minimal 11 (sebelas) meter; dan harus memiliki lebar sekurang- kurangnya dua kali kedalaman jurang dan tidak kurang dari 11 (sebelas) meter dihitung dari tepi jurang ke arah bidang datar.
Kawasan sekitar danau atau waduk ditetapkan dengan kriteria dan lokasi :
a. daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus) meter dari titik pasang air danau atau waduk tertinggi;
b. daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional
terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk.
c. Sebaran kawasan sempadan danau/waduk terletak di Danau Batur,
Danau Beratan, Danau Buyan, Danau Tamblingan, Waduk Gerokgak, Waduk Palasari, Waduk Telaga Tunjung, Waduk Muara, Waduk Titab, Embung Seraya serta pada waduk-waduk baru yang akan dikembangkan.
Ruang terbuka hijau kota ditetapkan dengan kriteria, dan lokasi sebagai berikut:
a. ruang-ruang terbuka di kawasan perkotaan yang difungsikan sebagai ruang tanpa bangunan meliputi:taman kota, hutan kota, lapangan olahraga, pemakaman umum dan setra, kawasan jalur hijau pertanian, jalur-jalur perlindungan lingkungan, taman perumahan, dan sejenisnya;
b. berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu hamparan dan jalur; dan
c. didominasi komunitas tumbuhan.
d. ruang terbuka hijau kota tersebar di seluruh bagian kawasan perkotaan
dengan luas minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas kota.
Rencana pengembangan kawasan budidaya mencakup ::
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
b. kawasan peruntukan hutan rakyat;
III - 33
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
d. kawasan peruntukan perikanan, meliputi : kawasan perikanan tangkap;
kawasan budidaya perikanan; dan kawasan pengolahan hasil perikanan
e. kawasan peruntukan pariwisata, meliputi : Kawasan Pariwisata; Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK); dan Daya Tarik Wisata (DTW).
f. kawasan peruntukan industri, meliputi : kawasan peruntukkan aneka industri; dan sentra-sentra industri kecil
g. kawasan peruntukan permukiman, meliputi : kawasan permukiman perkotaan; dan kawasan permukiman perdesaan.
h. kawasan peruntukan pertambangan;
i. kawasan peruntukan lainnya.
Kawasan budidaya yang terkait dengan bidang cipta karya adalah kawasan peruntukan permukiman, meliputi kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan.
Kriteria pengembangan kawasan permukiman perkotaan, mencakup :
a. tidak terletak di kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan;
b. tidak berada pada atau berbatasan dengan kawasan lindung;
c. memiliki identitas sesuai dengan budaya masyarakat setempat;
d. memenuhi strata, status, dan fungsi kota;
e. kemampuan menyediakan tempat berusaha dan bekerja;
f. kemampuan menyediakan sarana dan prasarana permukiman;
g. memiliki aksesibilitas yang merata;
h. kemampuan menjamin kesehatan lingkungan;
i. kemampuan menyediakan fasilitas rekreasi;
j. keamanan fisik geografis; dan
k. memiliki potensi untuk berkembang.
Kriteria pengembangan kawasan permukiman perdesaan, mencakup :
a. memiliki ruang terbuka hijau pada setiap batas/antar unit permukiman untuk mempertahankan identitas desa;
b. mempertahankan identitas dan pelestarian warisan budaya lokal;
c. mempertahankan kualitas lingkungan setempat dan wilayah yang
didukungnya;
III - 34
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
e. ketersediaan sarana dan prasarana penunjang permukiman;
f. jaminan kesehatan lingkungan; dan
g. keamanan fisik geografis, seperti: kemiringan lahan, bebas banjir dan tidak berada pada kawasan rawan bencana.
C. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Bali
Arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi mengacu pada rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah yang telah ditetapkan.Arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi dilaksanakan melalui pengembangan indikasi program utama pemanfaatan ruang.Pengembangan indikasi program utama pemanfaatan ruang diselenggarakan dengan pengembangan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan yang berisi usulan program utama, perkiraan pendanaan beserta sumbernya, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan.
3. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Badung
Beberapa arahan yang yang perlu diperhatikan dari RTRW Kabupaten/Kota untuk penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota, meliputi rencana struktur ruang, rencana pola ruang, penetapan kawasan strategis kabupaten/kota serta strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
A. Arahan Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang
Arahan rencana struktur ruang dan pola ruang Kabupaten Badung disajikan pada Tabel III.1
Tabel III.1 Arahan Struktur Ruang dan Pola Ruang Kabupaten Badung
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Badung, mencakup: kawasan lindung dan kawasan budidaya.
A. Rencana pengembangan
kawasan lindung mencakup:
a. Kawasan yang memberikan
perlindungan Kawasan bawahann, meliputi :
• Kawasan hutan lindung; • Kawasan resapan air.
b. Kawasan perlindungan setempat,
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Badung terdiri atas : sistem pusat pelayanan; dan sistem jaringan prasarana Wilayah.
Sistem pusat pelayanan terdiri atas: sistem perkotaan; dan sistem perdesaan.
Sistem perkotaan di Kabupaten Badung mencakup
a. PKN merupakan bagian dari kawasan
III - 35
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
meliputi :
• Kawasan Suci, mencakup
:Kawasan Suci gunung;Kawasan Suci
campuhan; Kawasan Suci
loloan;Kawasan Suci pantai;Kawasan Suci laut;Kawasan Suci mata air;
danKawasan Suci Catus Patha.
• Kawasan Tempat Suci,
mencakup : Kawasan radius
kesucian Pura Sad
Kahyangan;Kawasan radius
kesucian Pura Dang
Kahyangan;Kawasan radius
kesucian Pura Kahyangan
Jagat; danKawasan radius
kesucian Pura Kahyangan Tiga
dan Pura lainnya.
• Kawasan Sempadan Pantai;
• Kawasan Sempadan Sungai;
• Kawasan sempadan
waduk/estuary dam; dan
• Kawasan Sempadan Jurang.
c. Kawasan pelestarian alam dan
cagar budaya, meliputi :
• Kawasan Taman Hutan Raya;
• Kawasan Taman Wisata Alam;
• Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; dan
• Kawasan cagar budaya.
d. Kawasan rawan bencana alam,
meliputi :
• Kawasan potensi rawan
bencana angin kencang;
• Kawasan potensi rawan
bencana tanah longsor;
• Kawasan potensi rawan
bencana kekeringan;
dan Jimbaran merupakan kawasan perkotaan di sekitar perkotaan inti; b. PPK terletak di Kawasan Perkotaan
Petang
Sistem perdesaan,mencakup PPL,terdiri dari PPL Pelaga dan PPL Carangsari
Sistem jaringan prasarana Wilayah,terdiri atas:
a. sistem jaringan prasarana utama,
mencakup : sistem jaringan transportasi darat; sistem jaringan transportasi laut; dan sistem jaringan transportasi udara;
b. sistem jaringan prasarana lainnya,
mencakup : sistem jaringan energi; sistem jaringan telekomunikasi; sistem jaringan sumber daya air; dan sistem prasarana lingkungan
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Badung yang terkait dengan bidang cipta karya adalah sistem jaringan sumber daya air, dan sistem prasarana lingkungan.
III - 36
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
• Kawasan potensi rawan
gelombang pasang; dan
• Kawasan potensi rawan
bencana banjir.
e. Kawasan Lindung geologi, meliputi: • Kawasan cagar alam geologi;
• Kawasan rawan bencana alam
geologi mencakup :Kawasan rawan gempa bumi; Kawasan rawan gerakan tanah;Kawasan rawan tsunami;Kawasan rawan abrasi pantai; danKawasan rawan intrusi air laut.
• Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap air tanah, mencakup:Kawasan imbuhan air tanah; danKawasan Sekitar Mata Air.
f. Kawasan Lindung lainnya, meliputi :
• Kawasan perlindungan plasma
nutfah;
• Kawasan perlindungan terumbu
karang; dan
• Kawasan perlindungan
pulau-pulau kecil.
B. Rencana pengembangan
kawasan budidaya, meliputi: a. Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat;
b. Kawasan Peruntukan Pertanian,
meliputi :
• Kawasan Budidaya tanaman
pangan;
• Kawasan Budidaya hortikultura;
• Kawasan Budidaya perkebunan;
dan
• Kawasan Budidaya peternakan.
c. Kawasan Peruntukan Kegiatan
Perikanan, meliputi :
prasarana irigasi.
Pengembangan jaringan prasarana air minum dilaksanakan, melalui:
a. pemanfaatan air permukaan, mata air dan air tanah sebagai sumber airbaku melalui keterpaduan pengelolaan antara kebutuhan sektoral danWilayah;
b. pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) perdesaan danperkotaan yang diutamakan melalui sistem perpipaan terlindungi,meliputi : SPAM Unit Petang; SPAM Unit Abiansemal; SPAM Unit Mengwi; dan SPAM Unit Badung Selatan.
c. perluasan dan pemerataan jaringan
perpipaan untuk Wilayah yang belum terlayani jaringan air minum;
d. pemanfaatan teknologi untuk
meningkatkan kualitas dan kapasitas (up rating) air baku pada estuary dam di Kelurahan Kuta sesuai standar bakumutu yang ditetapkan untuk melayani Wilayah Badung Selatan;
e. pengembangan Bendung dan IPA
Penet di Desa Cemagi yang merupakansub sistem dari SPAM Sarbagitaku (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanandan Klungkung);
f. pengembangan kerjasama dengan
Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) Tabanan, PDAM Denpasar, PDAM Gianyar dan/atau pihakswasta untuk melayani Kawasan-Kawasan yang tidak terjangkau jaringandistribusi PDAM Badung; dan