• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arwin D.W Sumar

Dalam dokumen Prosiding.Seminar.Radar.Nasional.2009 (Halaman 93-97)

3)

1) 2) 3) Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Gedung Labtek VIII Kampus ITB, Jl. Ganesa No. 10, Bandung, 40132– INDONESIA

Email: tosa_wd04@yahoo.com, aciekidaw@yahoo.com, daemon00idaf@yahoo.com 3) Departemen Elektronika, Akademi TNI Angkatan Udara

Ksatrian Akademi TNI AU, Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, 55002 – INDONESIA

ABSTRAK

Pemeliharaan merupakan aspek penting yang tidak bisa diabaikan oleh suatu satuan dalam melakukan fungsi operasinya. Pemeliharaan harus dilaksanakan secara kontinu, cepat dan tepat sasaran sehingga menjamin kesiap operasian alat utama sistem senjata udara (alutsistaud) yang diawaki oleh satuan operasi tersebut. Satuan radar sebagai contoh satuan operasi yang dimiliki oleh TNI Angkatan Udara tersebar di seluruh pelosok wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama di daerah-daerah terluar sebagai telinga pertahanan udara Indonesia. Hal ini menyebabkan pemeliharaan berat yang dilakukan seringkali terkendala oleh msalah jarak, waktu dan personel karena pusat kegiatan pemeliharaan terletak di pulau Jawa. Maka dari itu dibutuhkan suatu sistem terpadu yang dapat menjembatani permasalahan pemeliharaan antara satuan operasi dengan pusat pemeliharaan sehingga satuan operasi dapat memaksimalkan kesiapoperasian alutsistaud yang dibawahinya.

Kata kunci : alutsistaud, siap operasi, radar, pemeliharaan, sistem pakar

1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi yang makin pesat dan maju saat ini telah banyak membantu manusia dalam segala aspek kehidupan. Sistem berbasis kecerdasan buatan, sebagai salah satu teknologi yang menjadi topik hangat dan terus dikembangkan telah membawa banyak manfaat dalam kehidupan manusia.

Dengan menggunakan sistem dan metoda yang tepat, penerapan aplikasi berbasis kecerdasan buatan dapat membuat tugas spesifik yang sebelumnya sulit dilakukan menjadi mungkin dan mendapatkan hasil yang lebih akurat. Salah satu metode kecerdasan buatan yang ada dan telah banyak digunakan saat ini adalah Sistem Pakar.

Sistem pakar pada dasarnya merupakan penggabungan dari pengetahuan (knowledge) yang dimiliki oleh seorang pakar / ahli dengan basis data pengetahuan (knowledge database) yang digunakan untuk membantu pengguna (user) untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Sistem pakar bersifat spesifik sesuai dengan tujuan dan masalah yang akan dipecahkan.

Sistem Analisa Masalah dan Penentu Tindakan Pemeliharaan sebagai salah satu aplikasi dari Sistem Pakar yang dirancang untuk memecahkan masalah di bidang pemeliharaan (maintenance). Dengan menggunakan SAPP, diharapkan kegiatan pemeliharaan dapat dilaksanakan secara kontinu,

tanpa terkendala jarak dan waktu sehingga operasi dari suatu sistem tidak akan mengalami hambatan dan dapat berjalan lancar.

2. DASAR TEORI Pemeliharaan

Pemeliharaan alutsistaud merupakan suatu kegiatan yang harus dilaksanakan secara berkesinambungan agar alutsistaud yang dimiliki senantiasa berada dalam kondisi siap guna sehingga dapat digunakan dalam segala operasi setiap waktu. Kegiatan pemeliharaan mencakup personel, peralatan, prosedur pemeliharaan dan material.

Alat Utama Sistem Senjata Udara (Alutsistaud) Alutsistaud didefinisikan sebagai sistem persenjataan yang terkait langsung dengan penggelaran suatu operasi udara di antaranya adalah pesawat-pesawat terbang (tempur, angkut dan helikopter) beserta kelengkapan avionik di dalamnya, radar-radar yang digelar, peralatan peperangan elektronika, peluru kendali dan lain sebagainya [1].

Alutsistaud membutuhkan pemeliharaan yang teratur, tepat dan cepat sehingga dapat terjamin kesiapoperasiannya kapanpun dibutuhkan dan dimanapun digelar.

Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan komputer yang ditujukan untuk perancangan otomatisasi tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan komputer. Dengan demikian diharapkan komputer bisa menirukan beberapa fungsi otak manusia, seperti berpikir dan belajar. Kecerdasan merupakan kemampuan untuk memperoleh, mengerti dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.

Tujuan dari dibuatnya kecerdasan buatan adalah :

Membuat mesin menjadi lebih pintar (tujuan utama)

Memahami apa itu kecerdasan (tujuan ilmiah)

Membuat mesin lebih bermanfaat (tujuan

entrepreneurial)

Sedangkan ciri dari suatu sistem dapat dikatakan “cerdas” adalah :

• Mampu belajar dari pengalaman

• Memahami pesan-pesan yang ambigous atau kontradiktif

• Merespon situasi baru secara cepat dan benar • Melakukan reasoning (pertimbangan) untuk menyelesaikan masalah

Sistem Pakar (Expert System)

Sistem pakar merupakan sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar (human expert).

Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.

Beberapa alasan yang mendasari pengembangan dan pemanfaatan sistem pakar [2], adalah :

Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan diberbagai lokasi

Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar.

Seorang Pakar akan pensiun atau pergi

Seorang Pakar adalah mahal

Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat (hostile environtment)

Backward Chaining

Backward chaining merupakan strategi pencarian yang memulai proses dari ruang lingkup yang lebih besar menuju ke titik-titik informasi yang lebih mendasar. Strategi ini disebut juga goal driven.

Gambar 1: Diagram Backward Chaining

3. SAPP Perancangan

SAPP dirancang sebagai bagian dari suatu sistem yang lebih besar, yaitu Sistem Pemeliharaan Jarak Jauh Alutsista Udara (SPJJ). Sedangkan SPJJ itu sendiri merupakan gabungan dari 3 sub sistem, yakni :

1. Sistem Pelaporan Diri Otomatis (SPDO) 2. Sistem Pemantau Tindakan Pemeliharaan

Mobile (SPTM)

3. Sistem Analisa Masalah dan Penentu Tindakan Pemeliharaan (SAPP)

Gambar 2: Sistem Pemeliharaan Jarak Jauh Alutsista Udara[3]

Sedangkan proses kerja SAPP dirancang dengan diagram alur sebagai berikut :

Gambar 3: Diagram Alur SAPP

Proses kerja SAPP terdiri dari 1. Input Data

Pada proses ini, user akan memberikan data fakta atau masalah yang terjadi di lapangan, yakni kerusakan yang terjadi. 2. Pre Processing

Komputer akan mengolah data masukan yang diberikan oleh user dan mencocokannya dengan pengelompokan kategori kerusakan yang sudah tersimpan di knowledge database.

3. Klarifikasi

Komputer akan mengklarifikasikan ciri-ciri kerusakan kepada user secara tahap per tahap sesuai dengan data tersimpan di knowledge database.

4. Pengambilan Keputusan

Setelah semua data diterima oleh komputer, selanjutnya mesin inferensi akan mengolah data masukan dan data di knowledge database untuk kemudian diberikan suatu solusi pemecahan masalah dan penentuan tindakan perbaikan yang selanjutnya disampaikan kepada user . Adapun proses pengolahan informasi dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4: Proses Pengolahan Informasi

Proses pengolahan informasi dilakukan oleh mesin inferensi untuk menghasilkan kesimpulan. Setelah user memberikan input data berupa masalah yang dihadapi di lapangan, maka data itu akan dikomparasikan dengan knowledge database yang telah berisi data pengetahuan pakar berupaciri-ciri, kerusakan, dan aturan pengambilan keputusan. Selanjutnya akan dihasilkan solusi yang kemudian disampaikan ke user sebagai langkah atau tindakan pemeliharaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

Proses pengambilan kesimpulan SAPP menggunakan algoritma Backward Chaining, dimana sistem akan mencari akar permasalahan secara bertahap dari permasalahan utama yang diberikan oleh user. Sistem akan mengidentifikasi tahap per tahap kerusakan yang terjadi kemudian ditentukan langkah-langkah perbaikan yang sebaiknya dilaksanakan.

Implementasi

SAPP diujicoba dengan menggunakan software WinExsys yang memang dirancang untuk mensimulasikan program-program expert system. Untuk ujicoba ini, dirancang suatu dummy program yang dapat menggambarkan tahap-tahap pencarian dan klarifikasi SAPP hingga menentukan kerusakan apa yang dialami oleh sistem yang dianalisis masalah kerusakannya.

Dummy program ini mengambil Display System sebagai contoh sistem yang dijadikan objek pemeliharaan, namun kerusakan yang dicontohkan masih belum disesuaikan dengan sistem yang sesungguhnya. Dummy Program yang dirancang mengikuti searching tree seperti pada gambar 4.

Gambar 5: Searching Tree Dummy Program

Searching tree di atas kemudian diimplementasikan pada software WinExsys dengan memberikan qualifier, choice dan rule-rule dengan mengikuti proses yang diinginkan. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 5 a.b.c.d : SAPP dengan WinExsys

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari perancangan dan simulasi yang telah dilaksanakan, dapat terlihat bahwa SAPP dengan menggunakan sistem pakar memberikan kemudahan dalam melakukan analisa terhadap masalah kerusakan yang dihadapi dan dapat segera memberikan saran tindakan yang harus dilakukan disertai dengan part mana yang harus diperbaiki.

Sistem ini dapat digunakan oleh baik orang yang telah terlatih maupun tidak dengan hasil diagnosa yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi karena database yang digunakan berasal dari

maintenance book dari sistem yang hendak dianalisa. Proses pencarian dan penentuan keputusan dapat dilakukan dengan cepat sehingga menghemat waktu dan dapat meningkatkan kinerja perbaikan.

Pengembangan

SAPP ini baru diujicoba dengan menggunakan software WinExsys, dimana software ini memiliki kelemahan dalam berintegrasi dengan program lainnya, terutama jika diimplementasikan sebagai

Web-based Applications. Untuk pengembangan

selanjutnya, SAPP dapat diimplementasikan dengan beberapa bahasa pemrograman lain yang telah banyak digunakan pada saat ini.

Selain itu, SAPP juga dapat diintegrasikan dengan database suku cadang yang ada di Depo Pemeliharaan terkait untuk memberikan informasi pada user mengenai ketersediaan suku cadang yang dibutuhkan terkait dengan kerusakan yang dialami oleh sistem di satuan. Hal ini akan meningkatkan kesigapan dari user maupun Depo untuk menentukan langkah pemeliharaan yang harus segera dilakukan.

5. KESIMPULAN

Dengan perancangan Sistem Analisa Masalah dan Penentu Tindakan Pemeliharaan ini maka Operasi pemeliharaan yang dilaksanakan oleh TNI – AU khususnya Satuan Radar yang tersebar di seluruh daerah-daerah terluar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak lagi terkendala oleh waktu, jarak dan kesiapan teknisi di pusat pemeliharaan karena sistem ini dapat beroperasi 24 jam secara online sehingga kapanpun ditemui kerusakan yang memerlukan penanganan dengan segera maka kegiatan pemeliharaan dapat segera dilakukan.

DAFTAR REFERENSI

[1] Sumari, Arwin D.W., S.T., Mayor Lek, “Konsep Desain dan Implementasi Sistem Pemeliharaan Alat Utama Sistem Persenjataan Udara Berbasis Kecerdasan”, Jurnal TNI

Angkatan Udara “Angkasa Cendekia”, 2008.

Jakarta : Dispenau, hal 23 – 46.

[2] Arhami, Muhammad, Konsep Dasar Sistem Pakar, Yogyakarta : Andi. 2005

[3] Sumari, Arwin D.W., S.T., Mayor Lek, “Konsep Sistem Pemeliharaan Jarak Jauh Alat Utama Sistem Senjata Udara”, Buletin

Koharmatau, Edisi ke-10, 2008, Bandung :

Koharmatau, hal 25 - 28.

[4] Russel, Stuart and Norvig, Peter, Artificial

Intelligence : A Modern Approach, USA:

Prentice-Hall. 2002.

[5] Suyanto, Artificial Intelligence, Bandung : BiObsess. 2007.

[6] ---, “Department of Defense Dictionary of Military and Associated Terms”, Joint Publication 1-02, US DoD, 12 April. 2001.

Dalam dokumen Prosiding.Seminar.Radar.Nasional.2009 (Halaman 93-97)