• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan dan Kesempatan ILPERTEKS 1 Kasus Pengembangan RADAR Pengawas

Dalam dokumen Prosiding.Seminar.Radar.Nasional.2009 (Halaman 115-118)

Elan Djaelani 1) , Prof Dr Rohani J Widodo 2) Ridodi Anantaprama 1) , Iwan Setiawan 1)

2.4. Tantangan dan Kesempatan ILPERTEKS 1 Kasus Pengembangan RADAR Pengawas

Pantai

RADAR singkatan dari Radio Detection and

Ranging adalah suatu sistem yang menggunakan

gelombang elektromagnetik untuk mengamati jangkauan, ketinggian, arah atau kecepatan baik obyek bergerak maupun diam seperti pesawat terbang, kapal laut, kendaraan bermotor, keadaan cuaca dan lapangan. Prinsip kerjanya adalah suatu pemancar memancarkan gelombang radio, yang direfleksikan oleh target dan dideteksi oleh alat penerima yang biasanya berlokasi sama dengan alat pemancar. Walaupun sinyal radio yang dikembalikan biasanya masih lemah, sinyal radio tersebut dengan mudah dapat diperkuat. Hal ini memungkinkan radar dapat mendeteksi obyek pada jangkauan dimana pancaran lain seperti suara atau sinar sangat lemah untuk dideteksi, oleh karena itu penggunaan radar mempunyai keuntungan antara lain :

- Dapat mendeteksi target yang berada ditempat yang sangat jauh.

- Dapat mengukur jangkauan dengan cepat dan teliti.

- Dapat bekerja pada tempat gelap dan disegala cuaca dengan uap, asap, kabut dan sebagainya. - Kecepatan relatif target dapat diukur.

Adapun kelemahannya: - Aspek resolusi terbatas:

- Raw video yang mewakili sinyal yang kembali tidak mengidikasikan sudut target (target angle) - Sulit membedakan obyek obyek yang berdekatan - Kadang kadang sinyal yang kembali palsu. Radar banyak digunakan untuk berbagai keperluan seperti :

- Medeteksi dan mengukur jarak obyek ditanah,laut maupun udara.

- Air traffic Control - Guidance - Tracking

- Penggunaan di Meteorologi - Pengukuran kecepatan

Kerjasama penelitian radar

Pengembangan radar ini merupakan hasil kerja sama Pusat Penelitian Elektronika dan

Telekomunikasi (P2ET) dan International Research Centre for Telecommunications-transmission and

Radar Technical University (IRCTR-TU) Delft,

Belanda. LIPI bertanggung jawab membuat

hardware yang terdiri dari rangka, penerima sinyal, dan antena radar. Desainnya dirancang TU-Delft. Disepakati bahwa yang digunakan haruslah public component. Artinya, bisa dibeli di tempat lain, tak harus di Belanda. Telah dilaksanakan pelatihan pelatihan antara lain : pelatihan yang dilaksanakan di LIPI, pelatihan yang dilaksanakan di ITB, dan pelatihan yang dilaksanakan di negeri Belanda. Pengamanan dan pengawasan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terdiri dari lebih 17.000 pulau dengan 2/3 wilayah terdiri dari lautan memerlukan aparat dan peralatan yang berjumlah sangat besar. Akan tetapi kemampuan TNI-AL dan POLRI untuk mengawasi wilayah RI sangat terbatas sehingga wilayah perairan Indonesia rawan akan percurian ikan, pelanggaran wilayah oleh kapal kapal asing, pembajakan kapal laut dan penyelundupan. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan aparat pemerintah dalam mengawasi dan mengamankan wilayah dengan menggunakan teknologi RADAR untuk mengawasi pergerakan semua objek yang masuk dalam wilayah NKRI sehingga dapat dicegah tindakan - tindakan yang dapat merugikan atau mengancam kedaulatan NKRI. Penggunaan RADAR dapat digunakan untuk mengawasi wilayah NKRI. ILPERTEKS Tinggi Tantangan Peluang - Job opportunities, unemployment and labor market - Small quantitative importance - Change of working conditions - Increase productivity - Attract investments - Impress researches and development climate

- Save working risks

Gambar 4: Diagram dari tantangan dan peluang dari ILPERTEKS tinggi.

Kesimpulannya dapat diraih berdasarkan empat faktor :

Pertama, Puslit Elektronika dan Telekomunikasi (PPET) adalah institusi penelitian yang mempunyai

track record pada penelitian RADAR. Puslit

memiliki SDM yang cukup banyak memiliki kompetensi bidang RADAR dan juga mempunyai sarana prasarana yang cukup untuk penelitian

106

RADAR.Diperlukan SDM yang multi disiplin antara lain: teknik elektro,telekomunikasi,tenaga listrik,mekanik,kontrol ,komputer dan informatika. Selain itu Puslit sejak dahulu telah melaksanakan penelitian secara reverse engineering,[13] dimana belajar dari buku manual peralatan yang kita punyai atau manual kita dapatkan. Rangkaian rangkaian dari buku manual peralatan merupakan salah satu sumber dari bahan studi literature yang menerangkan prinsip kerja dari rangkaian peralatan diatas, sehingga prinsip dari peralatan dapat diketahui. Pada literatur literatur tersebut ada diagram blok sistem peralatan beserta diagram- skematiknya, sehingga mengetahui komponen komponen peralatan yang dipakai. Komponen komponen baik pasif dan aktif seperti : transistor,diode, resistor, capasitor, induktor, dan lainnya yang ada pada literatur dipelajari data datanya untuk digunakan mencari komponen ekivalennya, sesuai yang ada di pasar komponen elektronika kita. Satu persatu rangkaian rangkaian kami coba dan diukur, sehingga kami dapatkan rangkaian rangkaian yang dapat bekerja.

Percobaan percobaan dilaksanakan dengan cara coba langsung tiap blok, lalu diukur hasilnya serta hasil pengukuran dievaluasi. Uji coba dilaksanakan terus sehingga didapatkan hasil yang baik.

Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa metodologi yang kami laksanakan adalah sebagai berikut :

1.Studi literatur dari daftar pustaka.

2.Mengumpulkan data data komponen yang kemungkinan akan dipergunakan

3.Mengumpulkan data data komponen equivalent tersebut diatas,supaya kita dapat mengganti dengan komponen yang ada dipasaran.

Mendisain ulang rangkaian peralatan dengan komponen yang ada dipasar

Membuat rangkaian rangkaian peralatan. 4.Mengukur hasil percobaan dan melaksanakan

evaluasi.

Mengulangi percobaan,pengukuran dan evaluasi sampai didapatkan peralatan yang memenuhi persyaratan untuk peralatan tersebut.

Kedua, sebagian para peneliti dan teknisi telah terbiasa pada perbaikan peralatan juga sekaligus pemeliharaan. Pemeliharan peralatan tidaklah mudah, terutama bersikap baik terhadap peralatan. Misalnya bagaimana peralatan kalau sering di-on off-kan. Pemeliharan dari kotoran debu, pemeriksaan peralatan apakah ada yang rusak dicatat dan segera diperbaiki.

Ketiga, dengan berkembangnya teknologi Software-

Defined-Radio (SDR) atau dapat disebut juga

dengan software-radio, umumnya didefenisikan sebagai berikut [10, 11]. Sofware-radio adalah sebuah teknologi yang muncul untuk membangun sistem radio yang fleksibel, multiservice, multistandard,

multiband, reconfigurable dan reprogrammable

dengan menggunakan software.

Pada penerima software-defined-radio (SDR) yang ideal. Pada ilustrasi tersebut tingkatan analog telah dikurangi. Komponen yang analog adalah hanya antena, bandpass-filter (BPS), dan Low Noise

Amplifier (LNA). Konversi analog kedigital

dilakukan oleh ADC (Analog Digital Converter). Pengolahan sinyal secara digital dimulai dari sinyal digital yang dihasilkan oleh keluaran konverter A/D. Pengolahan tersebut dilakukan oleh software (perangkat lunak) yang diprogram dalam peralatan

Digital Signal Processor (DSP) yang

reprogrammable. Selain peralatan DSP, peralatan yang reprogrammable seperti FPGA (Field

Programmable Gate Arrays) dan prosessor-

prossesor yang umum (Pentium dan lainnya) dapat juga digunakan sebagai peralatan mengolah sinyal digital (10,11) Pembuatan penerima SDR yang

multiband dan multistandard dilakukan dengan

mengaplikasikan sistem radio yang dikehendaki ke dalam software yang sesuai dan memuat (men- download) program software tersebut ke peralatan DSP. Hal ini selain tidak memerlukan peralatan tambahan juga memiliki sistem pemilihan yang dapat dilakukan dengan perubahan yang sederhana

[12].

Pemilihan sistem radio yang dikehendaki dapat dilakukan dengan perubahan yang Adapun kelebihan aplikasi sistem SDR antara lain:

Mudah dan sederhana.

yaitu cukup mengaktifkan sistem radio yang dikehendaki tersebut. Begitu juga pengembangan untuk jenis sistem radio dan servis yang baru mudah untuk diaplikasikan.

Memperkecil ukuran.

Dengan aplikasi sistern SDR, memungkinkan ukuran hardware yang lebih praktis dengan kapasitas kemampuan yang cukup banyak. Mendukung pengembangan.

Sistem SDR mampu mendukung pengembangan sistem komunikasi radio yang lebih maju. Untuk pembuatan sistem radio yang baru tidak perlu menambah ataupun mengganti hardware (perangkat keras), tetapi cukup dengan penambahan software saja yang dimuat ke dalam DSP.

Mampu beradaptasi.

Sistem SDR mampu untuk beradaptasi ke setiap jenis sistem radio yang ada dengan pemakaian

multiband dan multistandar. tidak memerlukan penambahan/perubahan hardware.

Keempat, dalam 10 tahun, program pelatihan dapat menggeser para peneliti dan teknisi kepada teknologi baru sehingga dapat menguasai peralatan yang baru. Peralatan baru biasanya didalamnya ada pengatur atau prosesor sehingga peralatan tersebut dapat dengan mudah dioperasikannya dan lebih nyaman pemakaian dan tentu lebih akurat. Pemograman atau perangkat lunak yang memegang peranan ini, ini akan dikuasai oleh peneliti dan teknisi.

2. Melengkapi Kekuatan Pekerjaan.

DIKLAT untuk para peneliti dan teknisi pelaksana penelitian RADAR dilaksakan pada waktu awal dan pertengahan waktu periode penelitian.Setelah melaksanakan DIKLAT lalu bekerja kembali melaksanakan penelitian. Sistem penelitian RADAR ( kita sebut sistem)mempunyai keinginan mendapat teknologi RADAR yang bermamfaat bagi kesejahteraan masyarakat.Misalkan output sistem pada saat ini belum tercapai, maka DIKLAT merupakan pengontrol dari sistem yang memberikan umpan balik tentang kebutuhan teknologi RADAR kepada input sistem.DIKLAT dilaksanakan beberapa kali untuk macam kompetensi sehingga mengontrol input sistem dan membuat output sistem akan mendekati yang diinginkan sistem.DIKLAT melengkapi kekuatan pekerjaan penelitian RADAR.

3. PENUTUP

Laporan ini telah menghadirkan aktivitas dari kunjungan belajar, dan sebagai penutupnya :

1.Pembangunan dari DIKLAT, ILPERTEKS, dan LITBANG menyatakan kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi secar kuat bagi manusia, kehidupan, dan pemasyarakatan

2. Dengan ILPERTEKS, banyak negara akan dapat membangun potensi ekonominya.

3. Kebijaksanaan dari ILPERTEKS,akan diarahkan kepada kemampuan pembangunan nasional dalam ILPERTEKS, seperti yang diperlukan untuk pembangunan nasional sesuai dengan kebutuhan dan prioritas dari pembangunan nasional.

4.Semangat dari kerja sama di antara saintis / akademis antar universitas harus sangat tinggi. 5.Pertukaran program-program akan sangat

bermanfaat untuk saintis, akademis, dan insinyur dengan cara berdiskusi dan berbagi dalam pengalaman pembangunan terakhir dari DIKLAT, LITBANG, dan ILPERTEKS,untuk Materi, Energi, dan Informasi.

4. UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada : Puslit Informatika atas bantuannya memberikan kesempatan waktu dalam menyiapkan makalah ini.

DAFTAR REFERENSI

1. Choate, P., 1982. Retooling The American Work Force, Northeast-Midwest Institute.

2. Dato’ Lee Yee Cheong, 2003. The President of World Federation of Engineering Organizations,

Keynote Address: Current Activities of the World Federation of Engineering Organizations,

CAFEO-21, Jogjakarta, Indonesia, 22-23. 3. Habibie, B.J., 1991. Science, Technology and

Nation Building, vol. I, Technology Indonesia & The Agency for The Assessment and Application of Technology, Jakarta.

4. Habibie, B.J., 1991. Science, Technology and Nation Building, vol. II, Technology Indonesia & The Agency for The Assessment and Application of Technology, Jakarta.

5. Thoby Mutis, Widodo, R.J. 2004, Science,Engineering and Technology (SET) Development for Public Welfare. Proceedings of ASPAC on ASET, Bandung, Indonesia.

6. Widodo, R.J, . 1992. Automatic Control for Reducing Energy Consumption and Improving Energy Conservation, (CAFEO-10), Manila, Phillipines, 5-6. 7. Widodo, R.J., 1993. Control Education at Bandung

Insitute of Technology,(CAFEO-11), Singapore, 18-19. 8. Widodo, R.J., 1995. Development of Control

Applications in Electrical Power Systems, PSDC’95, Bandung Institute of Technology, Bandung, 14-16. 9. Zuboff, S., 1982. Computer-Mediated Work: A New

World, The President and Fellows of Harvard College. 10. Enrico Buracchini, CSEL T , The Software

Radio Concept, IEEE Comm. Magazine, hal.

138-143, September 2000. http://www.mprg.org/people/buehrer/research/do

cs/The%20Software%20Radio%20Concept.pdf 11. Dusko Zgonjanin, Kiril Mitrevsi, Ljubomir

Zelenbaba,"Software Radio: Principles and Overview",http://www.telfor.org.yu/telfor2001/ra dovi/11-15.pdf

12. Safety Wireless Network (PSWN) Program, Software Enabled Wireless Interoperability Assessment Report-SDR Subscriber Equipment, Maret 2002.

http://www.pswn.gov./admin/librarydocs9/softwa re_defined_radio_report_final.pdf

13. ElanDjaelani,DadayRuhiat,”Pembuatan Voltage Control Oscilator untuk Perangkat Pemancar Jamming”, Prosiding Seminar Radar Nasional 2007.Jakarta,18-10 April 2007,ISBN 9-793- 68889-6

Usulan Pemakaian RADAR Langit untuk Daerah Khusus atau

Dalam dokumen Prosiding.Seminar.Radar.Nasional.2009 (Halaman 115-118)