• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK DAYA SAING

Dalam dokumen RKPD Kota Denpasar 2016 (Halaman 98-102)

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

2.1.4. ASPEK DAYA SAING

2.1.4.1Fokus kemampuan ekonomi daerah (pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita, pengeluaran konsumsi non pangan per kapita, produktivitas total daerah, dan nilai tukar petani.

Besarnya pengeluaran rumah tangga menunjukkan kemampuan ekonomi daerah dalam mendorong perekonomian Kota Denpasar.

Tabel 2.50

Angka Konsumsi RT perkapitaMenurut Kecamatan Kota Denpasar

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Denpasar

Catatan *) : angka sangat sementara

Persentase konsumsi rumah tangga untuk non pangan merupakan salah satu indikator yang mampu menunjukkan tingkat kesejahteraan selain indikator PDRB per kapita, gini ratio maupun ketimpangan pendapatan. Bila dilihat dari persentase yang ada menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Denpasar dikatakan cukup baik.

Tabel 2.51

Persentase Konsumsi RT non-Pangan Kota Denpasar

NO Kecamatan Total Pengeluaran RT Non Pangan Total Pengeluaran Rasio

(1) (2) (3) (4) (5=3/4)

2013* 2014 2013* 2014 2013* 2014 1. Kecamatan Denpasar Utara 3.488.306 3,837,136 5.285.312 5,813,843 0.66 0.66 2. Kecamatan Denpasar Selatan 2.720.016 2,992,017 4.331.276 4,764,403 0.64 0.63 3. Kecamatan Denpasar Timur 2.542.769 2,797,045 3.911.994 4,303,193 0.65 0.65 4. Kecamatan Denpasar Barat 2.244.352 2,468,787 3.679.265 4,047,191 0.61 0.61

Jumlah 2.714.101 12,096,999 4.240.784 18,930,644 0.64 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Denpasar

NO Kecamatan Total Pengeluaran RT Jumlah RT RASIO

(1) (2) (3) (4) (5)

2013* 2014 2013* 2014 2013* 2014 1. Kecamatan Denpasar Utara 5.285.312 5.813.843 52.973 58.270 99.77 99.77 2. Kecamatan Denpasar Selatan 4.331.276 4.764.403 81.112 89.223 53.40 53.40 3. Kecamatan Denpasar Timur 3.911.994 4.303.193 39.055 42.960 100.17 100.17 4. Kecamatan Denpasar Barat 3.679.265 4.047.191 70.447 77.491 52.23 52.23

1. Rasio Ketergantungan Penduduk

Informasi jumlah penduduk menurut struktur usia sangat bermanfaat sebagai masukan perencanaan pembangunan antara lain sebagai informasi awal untuk antisipasi penyediaan berbagai fasilitas pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan. Informasi ini akan memberikan gambaran tentang seberapa besar potensi Sumber Daya Manusia (SDM) terutama untuk keperluan yang terkait dengan pendidikan , kesehatan dan ketenagakerjaan. Selain itu informasi ini juga diperlukan untuk melihat besarnya nilai rasio ketergantungan penduduk sebagai gambaran perbandingan antara penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan > 65 tahun) terhadap penduduk usia produktif (15-64 tahun).

Tabel 2.52

Rasio Ketergantungan Tahun 2010 s/d 2014 Kota Denpasar

No Uraian 2010 2011 2012* 2013* 2014

1. Jumlah Penduduk Usia < 15 tahun 214.852 221.958 224.530 209.400 212.300 2. Jumlah Penduduk usia > 64 tahun 24.885 28.712 30.174 24.100 24,300 3. Jumlah Penduduk Usia Tidak Produktif (1) &(2) 239.737 250.670 254.704 233.500 236.600 4. Jumlah Penduduk Usia 15-64 tahun 553.780 554.230 579.205 612.700 609.900 5. Rasio ketergantungan (3) / (4) 0.43 0.45 0.44 0,38 0,39

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Denpasar

Untuk rasio ketergantungan di Kota Denpasar, jumlah usia tidak produktif di Kota Denpasar terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2009 sebanyak 173.032 orang dan 239.737 orang ditahun 2010, untuk tahun 2011 yaitu sebanyak 250.670 orang dan tahun 2012 yaitu sebanyak 254.704 orang. Untuk usai produktif tahun 2009 sebanyak 476.730 orang dan 553.780 orang ditahun 2010, untuk tahun 2011 adalah yaitu sebanyak 554.230 orang dan tahun 2012 adalah 579.205 orang dan tahun 2013 sebanyak 612.700 orang. Untuk rasio ketergantungan sebesar tahun 2009 sebesar 0,36 ditahun 2010 sebesar 0,43 dan di tahun 2011 sebesar 0,45 dan tahun 2012 sebesar 0.44 sedangkan di tahun 2013 sebesar 0,38.

2.1.4.2Fokus fasilitas wilayah/infrastruktur Tabel 2.53

Persentase luas Wilayah Produktif Tahun 2010 s/d 2014 Kota Denpasar

NO Kecamatan Luas Wilayah Produktif Luas Seluruh Wil. Budidaya

(1) (2) (3) (4) 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 1 Kecamatan Denpasar Utara 769 751 715 722 712 769 751 715 722 712 2 Kecamatan Denpasar Selatan 907 907 896 847 840 907 907 896 847 840 3 Kecamatan Denpasar Timur 700 694 694 694 701 700 694 694 694 701 4 Kecamatan Denpasar Barat 256 256 256 256 256 256 256 256 256 256 Jumlah 2.632 2.608 2.561 2.519 2.509 2.632 2.608 2.561 2.519 2.509

Gambar 2.22

Persentase luas Wilayah Produktif Tahun 2009 s/d 2013 Kota Denpasar

Tahun 2013 di Kota Denpasar terjadi alih fungsi lahan di Kecamatan Denpasar Selatan 2 Ha, di Kecamatan Denpasar Utara 10 Ha sedangkan dikecamatan Denpasar Timur sebanyak 1 Ha. Di tahun 2014 terjadi penyusutan lahan sawah di Kecamatan Denpasar Selatan sebanyak 5 Ha, di Kecamayan Denpasar Timur terjadi pengurangan lahan sawah di Subak Taman sebanyak 3 Ha dan terjadi penambahasn lahan sawah (pelimpahan dari Kabupaten Badung) sebanyak 11 Ha di subak Uma Desa.

2.1.4.3Fokus Iklim berinvestasi

Dalam rangka meningkatkan investasi daerah, hal penting yang harus ada antara lain adalah penciptaan iklim investasi yang kondusif di daerah. Indikator penting dalam kaitannya dengan iklim investasi daerah antara lain besaran angka kriminalitas yang tertangani oleh aparat penegak hukum (polisi/kejaksaan).

Tabel 2.54

Angka Kriminalitas Kota Denpasar

Jenis Kriminal 2010 2011

2012 2013

Jumlah kasus Narkoba 128 163 171 170

Jumlah kasus Pembunuhan 8 4 6 6

Jumlah Kejahatan Seksual 9 5 3 3

Jumlah kasus Penganiayaan 155 16 157 198 Jumlah kasus Pencurian 1187 960 857 919 Jumlah kasus Penipuan 111 183 117 147

Jumlah kasus Penadah 1 2 13 4

Jumlah kasus penggelapan 133 247 206 174 Jumlah kriminalitas selama 1 tahun 1732 2.379 2.743 3.052

Sumber : Poltabes Kota Denpasar

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

Luas Wilayah Produktif Luas Seluruh Wil. Budidaya

Kecamatan Denpasar Utara Kecamatan Denpasar Selatan

Dilihat dari data kriminal yang terjadi di Kota Denpasar, yang paling banyak terjadi adalah kasus pencurian , untuk tahun 2012 terjadi penurunan yang cukup drastis sebanyak 857 kasus. Hal ini disebabkan pengamanan yang terjadi di Kota Denpasar sudah ada peningkatan. Untuk tahun 2013 terjadi sebanyak 919 kasus pencurian. Untuk kasus kriminal yang mengalami penurunan dari tahun ketahun adalah kasus penggelapan, kasus penadahan juga mengalami penurunan.

2.1.4.4Fokus sumber daya manusia 2. Sumber Daya Manusia Kota Denpasar

Guna mewujudkan pembangunan multidimensi dan pelayanan prima bagi masyarakat kota, dibutuhkan sumber daya manusia atau aparatur yang memadai.

Secara kualitas, kondisi SDM Aparatur Pemerintah Kota Denpasar dapat dikatakan memadai, hal ini dapat dilihat dari data SDM Aparatur per Desember 2014, terbanyak adalah lulusan S-1 sebanyak 3.456 orang atau 46,96%, diikuti lulusan Sekolah Menengah Umum/Kejuruan sebanyak 1.695 orang atau sebesar 23,03 %.

Tabel 2.55

Penyebaran Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kota Denpasar

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH PERSENTASE

(%)

1 Sekolah Dasar 140 1.41

2 Sekolah Menengah Pertama 162 2.20

3 Sekolah Menengah Umum 1695 23.03

4 Diploma 1 (D-1) 80 1.09

5 Diploma 2 (D-2) 962 13.07

6 Dipoloma 3 (D-3) 558 7.58

7 Dipoloma 4 (D-4) dan Sarjana Muda 0 0.00

8 Strata Satu (S-1) 3456 46.96

9 Strata Dua (S-2) 343 4.66

10 Doktor (S3) 0 0.00

JUMLAH 7360 100.00

Sumber: BKPP Kota Denpasar

Jumlah aparatur yang memadai akan lebih optimal perannya dalam mendukung upaya Pemerintah Kota Denpasar untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, bila diikuti dengan penempatan SDM aparatur ini, pada bidang tugas yang sesuai dengan kompetensinya.

3. Rasio Ketergantungan Penduduk

Informasi jumlah penduduk menurut struktur usia sangat bermanfaat sebagai masukan perencanaan pembangunan antara lain sebagai informasi awal untuk antisipasi penyediaan berbagai fasilitas pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan. Informasi ini akan memberikan gambaran tentang seberapa besar potensi Sumber Daya Manusia (SDM) terutama untuk keperluan yang terkait dengan pendidikan , kesehatan dan ketenagakerjaan. Selain itu informasi ini juga diperlukan untuk melihat besarnya nilai rasio ketergantungan penduduk sebagai gambaran perbandingan antara penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan > 65 tahun) terhadap penduduk usia produktif (15-64 tahun).

Tabel 2.56

Rasio Ketergantungan Tahun 2009 s/d 2013 Kota Denpasar

No Uraian 2009 2010 2011 2012* 2013 2014

1. Jumlah Penduduk Usia < 15 tahun 152.422 214.852 221.958 224.530 209.400 212.300 2. Jumlah Penduduk usia > 64 tahun 20.610 24.885 28.712 30.174 24.100 24,300 3. Jumlah Penduduk Usia Tidak Produktif (1)

&(2) 173.032 239.737 250.670 254.704 233.500 236.600 4. Jumlah Penduduk Usia 15-64 tahun 476.730 553.780 554.230 579.205 612.700 609.900 5. Rasio ketergantungan (3) / (4) 0,36 0.43 0.45 0.44 0,38 0,39

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Denpasar

Untuk rasio ketergantungan di Kota Denpasar, jumlah usia tidak produktif di Kota Denpasar terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2009 sebanyak 173.032 orang dan 239.737 orang ditahun 2010, untuk tahun 2011 yaitu sebanyak 250.670 orang dan tahun 2012 yaitu sebanyak 254.704 orang. Untuk usai produktif tahun 2009 sebanyak 476.730 orang dan 553.780 orang ditahun 2010, untuk tahun 2011 adalah yaitu sebanyak 554.230 orang dan tahun 2012 adalah 579.205 orang dan tahun 2013 sebanyak 612.700 orang. Untuk rasio ketergantungan sebesar tahun 2009 sebesar 0,36 ditahun 2010 sebesar 0,43 dan di tahun 2011 sebesar 0,45 dan tahun 2012 sebesar 0.44 sedangkan di tahun 2013 sebesar 0,38.

2.2. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI

Dalam dokumen RKPD Kota Denpasar 2016 (Halaman 98-102)