• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS KEBUDAYAAN

Dalam dokumen RKPD Kota Denpasar 2016 (Halaman 87-92)

Kebudayaan merupakan sebuah komponen yang menciptakan pengaruh pada pola pikir dan pengetahuan masyarakat. Di dalamnya terdapat sistem atau gagasan yang berasal dari pikiran manusia, yang berasal dari perilaku keseharian masyarakat dan bersifat abstrak. Sedangkan untuk mewujudkan kebudayaan itu sendiri dapat dilihat dari benda-benda yang diciptakan oleh manusia. Kota Denpasar sangat peduli dalam upaya pelestarian terhadap nilai, kekayaan dan keragaman budaya yang dimiliki. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan penyelenggaraan urusan kebudayaan, upaya pelestarian terhadap nilai, kekayaan dan keragaman budaya dilakukan secara terus menerus baik dalam bentuk sosialisasi nilai budaya , pengembangan budaya dan pelestarian nilai dan cagar budaya. Bali merupakan sebuah pulau kecil yang terbatas dalam potensi sumber daya alam dan jumlah penduduk namun memiliki potensi kebudayaan yang besar. Kebudayaan Bali sangat fungsional dalam kehidupan

7.801 7.805 7.811 317 971 984 991 335 670 682 690 129 2.073 2.074 2.083 143 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 T A H U N 2 0 1 1 T A H U N 2 0 1 2 T A H U N 2 0 1 3 T A H U N 2 0 1 4

PERKEMBANGAN UKM

Perdagangan Industri Pertanian Industri Non Pertanian Aneka Jasa

masyarakat Bali sebagai pembentuk jati diri, merupakan identitas etnik Bali yang dapat berfungsi majemuk secara lintas etnik dan lintas bangsa, bagi masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia. Dalam skala nasional, kebudayaan Bali ikut berperan dalam membangun dan memperkaya kebudayaan nasional, dalam skala internasional kebudayaan Bali dapat berperan bagi pengembangan kebudayaan dunia melalui satu identitas warisan budaya dunia. Dalam keberadaannya ini kebudayaan Bali patut dilestarikan dan dikembangkan secara dinamik kearah kemajuan. Kemajuan pembangunan Kota Denpasar yang juga sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian secara sosio-kultural Denpasar telah berkembang menjadi daerah heterogen dengan berbagai konsekuensi permasalahannya. Dalam penanganan masalah tersebut disamping melakukan pendekatan formal struktural, juga harus menghormati kearifan lokal yang ada, seperti menempatkan partisipasi lembaga tradisional yakni Desa Pekraman, Subak, Banjar Adat dan Sekee Teruna secara proporsional dalam efektifitas program dan pelestarian budaya di sisi lainnya. Serta tetap lestarikan kearifan lokal yang ada sebagi identitas sosio kultural Kota Denpasar mewujudkan pulau Bali yang metaksu.

Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali, sebagai konsekuensi logis menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan pusat pendidikan berdampak terhadap perkembangan Kota Denpasar khususnya terhadap kebudayaan Denpasar. Karena Denpasar didatangi kaum urban menjadikan Kota Denpasar sebagai kota yang dihuni dari berbagai etnis dengan beragam kebudayaan berkembang di Kota Denpasar.

Pembangunan bidang kebudayaan diupayakan dengan pembinaan secara berjenjang, baik melalui banjar maupun lembaga dan organisasi kesenian. Dalam upaya pelestarian budaya dan kesenian lokal, pembinaan dilaksanakan berkesinambungan melalui pesta kesenian, baik tingkat kota maupun provinsi sehingga kreatifitas seni dan budaya dapat tumbuh dan berkembang. Disamping itu pengembangan seni dan budaya diarahkan untuk dapat menunjang aktivitas hiburan dan pariwisata. Dengan adanya misi untuk menjadikan Denpasar sebagai Kota Budaya maka target kunjungan wisata menjadi semakin penting. Potensi seni dan budaya di Kota Denpasar tersebar disetiap banjar-banjar seperti seni sastra, seni musik/tabuh, seni ukir, seni tari serta perawatan situs-situs budaya. Berkaitan dengan potensi seni dan budaya yang dimiliki Kota Denpasar sebagai kota kreatif berbasis budaya unggulan terus diupayakan pelestariannya dan budaya ini dilandasi dengan kebudayaan Bali dan kearifan lokal. Dalam hal ini Pemerintah Kota Denpasar mengangkat potensi budaya unggulan yang tumbuh dan berkembang secara turun temurun dalam lingkungan budaya dan adat setempat dengan kemasan pengembangan ekonomi kreatif.

Dalam hal ini Pemerintah Kota Denpasar perlahan tapi pasti mulai mengangkat potensi budaya unggulan tersebut melalui program yang berkelanjutan, seperti :

1. Pesta Kesenian Bali

2. Parade Gong Kebyar dan Kesenian Klasik 3. Festival ogoh-ogoh

4. Pementasan rutin sanggar setiap hari Sabtu dan Minggu dilapangan Puputan Badung 5. Pementasan wayang kulit pada setiap Rahina Purnama dan Tilem dan hari – hari

tertentu di Pura Jagatnatha

6. Pelaksanaan pementasan Maha Bandana Prasadha yang dilandasi dengan spirit Puputan Badung

7. Pelaksanaan Denpasar Festival dan melepas matahari sebagai puncak kesenian di Kota Denpasar di setiap akhir tahun

8. Kaderisasi Pelestarian Budaya 9. Misi Kesenian ke Luar Daerah

10. Pelaksanaan Utsawa Dharma Gita tingkat Kota Denpasar dan Tingkat Provinsi Bali 11. Pelatihan untuk anak sekolah saat liburan

Subak dan desa pekraman sebagai salah satu lembaga tradisional bercirikan sosio, agraris, religious perlu tetap dipertahankan keberadaannya dan tingkatkan keberadaannya. Jumlah subak di Kota Denpasar sampai saat ini 36 subak yang tidak mengalami pengurangan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, walaupun dilihat dari wilayah garapannya mengalami penyusutan setiap tahunnya, sedangkan untuk Desa Pekraman sendiri berjumlah 35 Desa Pekraman.

Upaya pengembangan seni dan budaya di Kota Denpasar dilaksanakan dengan melestarikan dan mengembangkan kesenian Bali serta memberdayakan sekaa kesenian, seniman dan kebudayaan; melestarikan dan memberdayakan lembaga-lembaga tradisional: menggali dan memelihara serta melestarikan nilai-nilai peninggalan budaya, sejarah kepahlawanan dan potensi warisan budaya yang hidup dimasyarakat; menyelamatkan , mengkaji, merawat, mendokumentasikan dan mengembangkan naskah budaya Bali serta mengembangkan nilai-nilai budaya lokal.

12.URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI

A. BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

Kehidupan pariwisata Kota Denpasar di tengah-tengah kemajuan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi menjadikan Denpasar sebagai daerah yang terbuka dari berbagai interaksi, baik individu, kelompok, budaya kepentingan dan berbagai organisasi lainnya yang terkait dengan aspek ideologi, politik, ekonomi, sosbud serta keamanan dan ketertiban. Kondisi diatas menjadi tingkat heterogitas yang pada hakekatnya mengandung berbagai perbedaan yang mengandung potensi konflik. Heterogenitas tersebut jika dikelola dengan baik dan terarah diharapkan dapat menjadi potensi pembangunan, tetapi jika tidak dikelola dengan baik dan terarah akan dapat menimbulkan kerawanan sosial maupun politik yang mengarah kepada konplik sosial di masyarakat.

Perubahan mendasar di bidang politik dan pemerintah telah membawa perubahan signifikan, utamanya perubahan dalam paradigma pemerintahan yang bersih (good governance), berwibawa dan bertanggungjawab, merupakan persyaratan terselenggaranya manajemen pemerintah dan pembangunan yang berdaya guna, berhasil guna dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan tugas-tugas Kesbangpol perlu terus menerus dilakukan perubahan ke arah perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun dalam suatu tahapan yang konsisten dan berkelanjutan. Perbaikan untuk peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan tugas-tugas Badan KesbangPol yang perlu mendapat prioritas adalah :

a) Peningkatan jumlah aparatur pelaksana tugas deteksi dini menyangkut ketertiban dan ketentraman di wilayah Kota Denpasar

b) Sarana dan prasarana penunjang tugas-tugas operasional untuk operasi deteksi dini c) Pembinaan dan pengawasan lebih lanjut organisasi politik, organisasi

masyarakat/LSM, dan organisasi lainnya untuk tetap teguh dalam kerangka NKRI dan memberikan kontribusi yang positif bagi kehidupan kemasyarakatan, tokoh masyarakat, generasi muda untuk tetap memahami nilai-nilai kebangsaan

Keamanan merupakan wewenang pihak TNI terkait dengan teritorial sedangkan keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan wewenang pihak kepolisian terkait dengan tugasnya sebagai pengawal pelaksanaan undang-undang. Disisi lain ketentraman dan ketertiban juga merupakan kewenangan pemerintah Kota melalui polisi pamong praja untuk mengawal pelaksanaan peraturan daerah.

Sedangkan di bidang penanganan konflik, keamanan dan kenyamanan lingkungan di Kota Denpasar merupakan tugas dari Badan KesbangPol Kota Denpasar sebagai fasilitator dalam mewujudkan masyarakat Kota Denpasar yang aman, tentram dan damai untuk menunjang pembangunan kota yang berwawasan budaya.

B.SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Keamanan merupakan wewenang pihak TNI terkait dengan teritorial sedangkan keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan wewenang pihak kepolisian terkait dengan tugasnya sebagai pegawai pelaksanaan undang-undang. Disisi lain ketentraman dan ketertiban juga merupakan kewenangan pemerintah Kota melalui Polisi Pamong Praja untuk mengawal pelaksanaan Peraturan Daerah. Program Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat dimaksudkan untuk meningkatkan kepatuhan aparat pemerintah dan masyarakat terhadap Peraturan Daerah serta dalam penyediaan perangkat hukum yang diperlukan. Sasaran dari program ini adalah meningkatnya ketertiban dan ketentraman masyarakat yang diukur dengan menggunakan indikator persentase penertiban terhadap pelanggaran Perda.

Program penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dimaksud untuk meningkatkan kepatuhan aparat pemerintah dan masyarakat terhadap peraturan daerah serta dalam penyediaan perangkat umum yang diperlukan. Sasarn dari program ini adalah meningkatkan ketertiban dan ketentraman masyarakat yang diukur dengan menggunakan indicator presentase penertiban terhadap pelanggaran Perda.

Pada tahun 2010 terdapat 981 obyek pelanggaran, pada tahun 2011 sebanyak 1.510 obyek pelanggaran pada tahun 2012 terdapat 2394 obyek pelanggaran dan pada tahun 2013 terdapat 2552 obyek pelanggaran .Dari seluruh obyek tersebut, yang berhasil ditindak lanjuti adalah sebanyak 240 penindakan (9%) pada tahun 2009, 164 penindakan (70%) pada tahun 2010, 71 penindakan (30%) pada tahun 2011, 2394 penindakan pada tahun 2012. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan, maka capaian kinerjanya mencapai 9% pada tahun 2009, 70% pada tahun 2010, 30% pada tahun 2011dan 100% pada tahun 2012 dan 100% tahun 2013

Upaya yang dilakukan Pemerintah Kota untuk mendukung pencapaian program penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat antara lain:

1. Penertiban pengawasan pengendalian dan evaluasi di segala bidang 2. Pengawasan pengendalian dan evaluasi kegiatan di segala bidang;

3. Pengendalian keamanan lingkungan kebisingan dan gangguan dari kegiatan masyarakat bidang penanganan strategis;

4. Pelatihan pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan bidang linmas; 5. Publikasi peraturan perundang-undangan;

6. Kajian peraturan perundang–undangan daerah terhadap peraturan perundang– undangan yang baru, lebih tinggi dan keserasian antar peraturan perundang- undangan daerah yang diwujudkan dalam evaluasi produk hukum;

7. Fasilitasi sosialisasi peraturan perundang-undangan yang diwujudkan melalui sosialisasi produk hukum;

Kondisi ketertiban dan keamanan selalu merupakan hal penting yang harus tetap dijaga di setiap daerah untuk menuju penghidupan masyarakat yang lebih baik, terlebih timbulnya dampak dari pemilihan langsung kepala daerah maupun situasi kesulitan masyarakat akibat kenaikan harga bahan pokok yang terjadi akhir-akhir ini di berbagai daerah.

Adat sebagai tiang budaya yang berlandaskan agama Hindu, merupakan ujung tombak untuk keberlanjutan budaya sebagai modal dasar pembangunan. Meminimalisasi konflik yang

berlatar belakang adat perlu terus dilakukan untuk mendukung keberlanjutan pembangunan di Kota Denpasar.

Upaya untuk menjaga ketertiban dan keamanan di Kota Denpasar sangat mutlak diperlukan mengingat keamanan dan ketertiban merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam pengembangan Denpasar sebagai daerah tujuan wisata

Sebagai ibu kota Provinsi Bali yang merupakan Daerah Tujuan Wisata, keamanan untuk mengkonsumsi barang dan jasa maupun pengawasan obat dan makanan perlu dijaga oleh Pemerintah Kota Denpasar beserta masyarakatnya. Beberapa masalah terkait dengan menciptakan keamanan Kota Denpasar adalah :

1. Meningkatnya jumlah penduduk pendatang dengan pekerjaan informal yang memungkinkan timbulnya banyak permasalahan dibidang keamanan dan ketertiban umum.

2. Adanya peluang munculnya konflik-konflik yang dipicu masalah adat, budaya dan agama.

3. Meningkatnya pelanggaran ketertiban umum oleh masyarakat.

13.URUSAN PEMERINTAHAN UMUM

Menciptakan tata pemerintah yang bersih dan berwibawa merupakan upaya guna terwujudnya pemerintahan yang baik, berbuka, akuntabel, efektif dan efisien, menjunjung tinggi supremasi hukum, memberikan peluang adanya partisipasi masyarakat, serta dapat menjamin kelancaran, keserasian dan keterpaduan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan. Untuk dapat melaksanakan fungsi ini, diperlukan adanya penyesuaian dalam sistem kelembagaan, ketatalaksanaan, perbaikan sumber daya manusia serta pengawasan yang efektif, atau reformasi birokrasi secara berkesimbungan. Sampai saat ini reformasi belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari banyaknya masalah yang harus dicarikan solusinya.

Dari sudut pandang internal birokrasi masih banyak kendala untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, permasalahan banyak muncul seperti pelanggaran disiplin, penyalahgunaan wewenang, rendahnya kinerja aparatur, rendahnya efisiensi aparatur, rendahnya kesejahteraan pegawai serta banyak peraturan yang sudah tidak sesuai lagi.

Secara eksternal maka faktor globalisasi dan adanya revolusi teknologi informasi (e-government) juga sangat berpengaruh terhadap penciptaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa dan memberikan tantangan tersendiri yang memerlukan sikap kehati-hatian. Meningkatnya ketidak pastian akibat perubahan lingkungan politik, ekonomi dan sosial, makin derasnya arus informasi dan teknologi dari mancanegara yang menimbulkan infiltrasi budaya dan menyebabkan terjadinya ketimpangan dalam informasi dalam masyarakat.

Secara umum sasaran penyelenggaraan pemerintahan daerah Tahun 2010–2015 adalah terciptanya tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, profesional, dan bertanggungjawab, yang diwujudkan dengan sosok dan perilaku birokrasi yang efisien dan efektif serta dapat memberikan pelayanan yang prima kepada seluruh masyarakat.

Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, secara khusus sasaran yang ingin dicapai adalah: 1. Berkurangnya secara nyata praktek korupsi di birokrasi, dan dimulai dari tatanan

(jajaran) pejabat yang paling atas;

2. Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang bersih, efisien, efektif, transparan, profesional dan akuntabel;

3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik; 4. Terjaminnya konsistensi seluruh peraturan daerah dengan peraturan diatasnya.

Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Kinerja, Program Peningkatan Kinerja Legislatif, Program Peningkatan Kapasitas Keuangan Daerah, Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Perijinan, Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan, Program Pembangunan dan Peningkatan Fasilitas /Gedung Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta Program Pendayagunaan Sumber Daya Aparatur

14.URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA

Dalam dokumen RKPD Kota Denpasar 2016 (Halaman 87-92)