• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebutuhan Investasi (PMA dan PMDN)

Dalam dokumen RKPD Kota Denpasar 2016 (Halaman 125-129)

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOM

3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2015 dan Perkiraan Tahun

3.1.1.3. Kebutuhan Investasi (PMA dan PMDN)

Peran investasi sangat besar dalam menumbuhkan perekonomian di daerah karena multiplier effect dari investasi akan meningkatkan produktivitas, memacu pertumbuhan dan berpeluang meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi kemiskinan. Investasi dapat menjadi pendorong roda perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan ketika semua pihak mendapat manfaat maksimal dari aktivitas tersebut.

Kota Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali memiliki peran strategis sebagai pusat pemerintahan dan kontrol kegiatan-kegiatan ekonomi seperti perdagangan, perbankan, jasa dan berbagai inovasi produksi lainnya. Disamping itu juga sebagai tempat terkonsentrasinya fasilitas pelayanan sosial, seperti : pendidikan, kesehatan, olah raga dan lainnya yang memiliki skala pelayanan regional. Kondisi ini membawa dampak tingginya pertumbuhan penduduk Kota Denpasar dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lainnya yang ada di propinsi bali. Investasi di sektor perdagangan dan jasa paling menonjol dan menunjukkan peningkatan yang signifikan, terbukti dengan berdirinya beberapa pusat perdagangan yang baru dalam setahun terakhir ini.

Disisi lain Pemerintah Kota Denpasar memiliki kewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya, dan salah satu yang dapat dijadikan sebagai indikator untuk melihat peningkatan kesejahteraan penduduk tersebut adalah adanya peningkatan pendapatan perkapita yang secara signifikan dapat dikatakan meningkat apabila pertumbuhan ekonomi lebih besar dari pertumbuhan penduduk. Untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut sangat diperlukan adanya investasi-investasi baru untuk membuka usaha baru maupun untuk mengoptimalkan kapasitas produksi, disamping memberikan/membuka lapangan kerja baru untuk mengurangi pengangguran.

Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah/Kota untuk menyelenggarakan pemerintahan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Disamping itu Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah mengisyaratkan bahwa besarnya pendapatan pemerintah daerah/kota yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan akan sangat bergantung pada kegiatan ekonomi yang terjadi di masing-masing daerah.

Kecendrungan yang terjadi dengan pemberlakuan undang-undang tersebut adalah pemerintah daerah/kota berlomba-lomba untuk dapat menarik investasi ke daerahnya, yang secara ekonomi dapat dikatakan terjadinya persaingan untuk dapat merebut investasidan ini merupakan babak baru yang harus dihadapi pemerintah daerah/kota. Potensi daerah/kota dan adanya iklim investasi yang kondusif merupakan syarat utama untuk dapat memenangkan persaingan tersebut, sehingga Kota Denpasar yang memiliki infrastruktur yang memadai sering diincar oleh para investor untuk berinvestasi.

Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, disebutkan bahwa Penanam Modal adalah Perseorangan atau Badan Usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Penanam Modal Asing dan Penanam Modal Dalam Negeri baik perseorangan maupun badan usaha yang perijinannya dikeluarkan oleh BKPM RI merupakan Penanaman Modal dengan Fasilitas. Penanaman Modal baik perseorangan maupun badan usaha yang perijinannya dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah juga merupakan Penanam Modal Dalam Negeri non fasilitas dan dapat dipakai untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.

Dilihat dari sudut pandang makro ekonomi, penanam modal mempunyai peranan yang strategis dalam pembangunan ekonomi , karena tumbuhnya penanaman modal secara sehat akan dapat memacu pertumbuhan ekonomi, baik ditinjau dari peningkatan penerimaan nasional, perluasan kegiatan usaha, peningkatan peluang ekspor, penyerapan tenaga kerja dan lain sebagainya.

Sebagaimana proses manajemen maka investasi juga dimulai dari adanya rencana investasi. Rencana investasi dengan fasilitas yang pendaftarannya di BKPM RI persetujuannya dalam bentuk Surat Pendaftaran Penanaman Modal baik PMA maupun PMDN. Selanjutnya setelah adanya surat pendaftaran yang juga disebut Ijin Prinsip Penamanan Modal maka penanam modal tersebut harus menindaklanjuti dengan perijinan- perijinan daerah yang diperlukan sesuai dengan usaha yang dibangun. Setelah perijinan daerah dilengkapi maka penanamam modal dapat memohon Ijin Usaha Tetap Penanaman Modal (IUT). Dengan adanya IUT maka sudah terjadi realisasi investasi.

Dalam kegiatan penanaman modal peran dari aparatur pemerintah adalah sebagai fasilitator/mediator yang selalu dituntut untuk mengembangkan pemahaman terhadap seluruh aspek yang berkaitan dengan penanaman modal, terutama bidang pengendalian dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal dan bersikap proaktif dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di lapangan. Kegiatan pembinaan ini diatur dalam Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No 7 Tahun 2010 sebagai Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No 13 Tahun 2009 Tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dengan sasaran tercapainya kelancaran dan ketepatan pelaksanaan penanaman modal serta tersedianya data realisasi penanaman modal.

Tentunya para penanam modal yang memerlukan perijinan di daerah hendaknya menindaklanjuti perijinan tersebut sesuai dengan peraturan daerah yang dituju. Dalam hal ini perlu dilaksanakan Pengendalian Penanaman Modal secara efektif dan terus menerus untuk menuntun setiap rencana investasi dapat di realisasikan dengan meminimalkan hambatan, pelanggaran maupun penyimpangan sehingga secara nyata mendatangkan manfaat dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pengendalian penanaman modal tersebut wawasan pengetahuan serta kemampuan profesionalisme aparatur pemerintah, baik ditingkat pusat maupun daerah secara berkesinambungan perlu ditingkatkan mengingat pengendalian mempunyai implikasi yang besar terhadap kelancaran dan terlaksananya suatu investasi. Apatur pengendalian tersebut harus mempunyai persepsi yang sama dan berlaku bijak dalam menyelesaikan masalah.

Mengingat pentingnya peranan investasi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka sangatlah penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam usaha menarik minat investor menanamkan modalnya di Kota Denpasar. Upaya yang perlu dilaksanakan adalah menjaga keamanan, menyederhanakan proses perijinan, dan mengembangkan potensi-potensi daerah, dan sebagainya. Dengan mengetahui kondisi riil terhadap pelaksanaan investasi di Kota Denpasar maka dapat dipahami permasalahan yang dihadapi sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan Pemerintah Daerah terkait pelaksanaan investasi di Kota Denpasar.

Tabel 3.4

Perkembangan Rencana Investasi PMA Berdasarkan Lokasi Periode Tahun 2011 s/d 2014 Kota Denpasar 2011 2012 2013 2014 Proyek Investasi US$. Ribu Proyek Investasi US$. Ribu Proyek Investasi

US$. Ribu Proyek

Investasi US$. Ribu Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi 1 1.000 3 54.900 5 287,109.1 - - Industri Tekstil 1 1,200.0 - - Industri Mineral Non Logam 1 2.000 - - Industri Kertas,

Barang dari kertas dan Percetakan

1 1.300

- -

Konstruksi 2 3.222 - -

Jasa Lainnya 21 9.867 22 27.872 14 18,050.0 12 22.381.2 Hotel dan Restoran 2 3.646 4 5.644 7 12,009,151.4 6 9.903.7 Industri Makanan 2 1.096 2 1.800 1 1,200.0 Perikanan 1 900 Perdagangan dan Reparasi 18 8.000 11 17.922 9 11,490.3 10 16.542.7 Industri Lainnya 1 722 3 4.256.0 Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran 2 8.182 - 749.5 4 32.472.0 Total 52 39.935 42 108.139 37 12,328,950.3 35 85.555.6 Sumber : BKPM RI Tabel 3.5

Perkembangan Rencana Investasi PMDN Berdasarkan Lokasi Periode Tahun 2011 s/d 2014 Kota Denpasar 2011 2012 2013 2014 Proyek Investasi Rp. Juta Proyek Investasi Rp. Juta Proyek Investasi Rp. Juta Proyek Investasi Rp. Juta Konstruksi Jasa Lainnya 1 3.000 Perikanan 1 10.000 Perdagangan dan Reparasi - 3.000 1 94,541.3 Listrik, Gas dan

Air Industri Makanan Hotel dan Restoran - 11,500.0 Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran 1,350.0 Total 1 10.000 1 6.000 1 107,391.3 Sumber : BKPM RI

Tabel 3.6

Perkembangan Realisasi Investasi PMA Periode Tahun 2011 s/d 2014

2011 2012 2013 2014 Proyek Investasi (US$ Ribu) Proyek Investasi (US$ Ribu) Proyek Investasi (US$ Ribu) Proyek Investasi (US$ Ribu) Bali Kota Denpasar 61 20.683,1 18 4.232 107 10,812.8 50 15.499.8

Total(Kabkot) 61 20.683,1 18 4.232 107 10,812.8 50 15.499.8 Sumber : BKPM RI

Tabel 3.7

Perkembangan Realisasi Investasi PMDN Periode Tahun 2011 s/d 2014

2011 2012 2013 2014 Proyek Investasi (Rp. Juta) Proyek Investasi (Rp. Juta) Proyek Investasi (Rp. Juta) Proyek Investasi (Rp. Juta) Bali Kota Denpasar 5 269,9 5 1.920.423,4 11 1,713,139.9 1.493 1.016.227.6

Total(Kabkot) 5 269,9 5 1.920.423,4 11 1,713,139.9 1.493 1.016.227.6

Pertumbuhan ekonomi di Kota Denpasar dipengaruhi oleh banyak faktor dan saling berkaitan satu sama lain, dengan semakin menurunnya investasi asing maka kita harus membangkitkan kembali ekonomi lokal melalui gerakan ekonomi kerakyatan untuk dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi di Kota Denpasar.

Begitu pentingnya investasi dalam menunjang pertumbuhan ekonomi maka perlu upaya yang lebih koordinatif dalam penanganannya. Nilai investasi akan meningkat apabila terciptanya iklim investasi yang kondusif. Kebijakan pemerintah sangat penting dalam memberikan kesempatan yang lebih luas bagi investor melalui transparasi regulasi investasi.

Dalam dokumen RKPD Kota Denpasar 2016 (Halaman 125-129)