• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Klien Harga diri rendah 1. Pengkajian

Dalam dokumen AGNES ELYA NIM : (Halaman 25-39)

Menurut pengkajian keperawatan pada pasien harga diri rendah di Rumah Sakit jiwa Prof. HB.Saanin Padang adalah sebagai berikut :

a. Identitas

Identitas terdiri dari : nama pasien (identitas), umur, jenis, kelamin, agama, alamat lengkap, tanggal masuk, alasan masuk, no rekam medic, informan, keluarga yang bisa dihubungi.

b. Alasan masuk

Alasan klien masuk bisa dilihat dari riwayat rekam medis klien ataupun pada keluarga klien. Bagaimana keadaan klien selama di rumah apakah klien menunjukkan tanda-tanda harga diri rendah seperti : mengejek dan mengkritik diri sendiri, sulit bergaul dalam lingkungan, pandangan hidup yang pesimis, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk,penolakan erhadap kemampuan diri , bicara lambat dengan nada suara lemah (Yosep 2009).

Pasien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu, pengobatan yang pernah dilakukan sebelumnya (biasanya berhasil, kurang berhasil, tidak berhasil).biasanya harga diri rendah disebabkan oleh aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan dari lingkungan dan kekerasan dalam keluarga(Direja 2011)

d. Pemeriksaan fisik.

Biasanya pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan head to toe, tanda-tanda vital (TTV), dan keluhan yang dirasakan pasien.

e. Psikososial 1) Genogram

Adanya anggota keluarga pasien yang mengalami gangguan jiwa, pola komunikasi yang terganngu, dan pola asuh genogram dilihat dari 3 generasi sebelumnya (Pengkajian keperawatan jiwa rumah sakit Prof Hb. Saanin Padang).

2) Menurut Afnuuhazi 2015 Konsep diri adalah sebagai berikut : a) Citra tubuh

Kumpulan tentang persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disadari dan tidak disadari termasuk persepsi masa lalu dan sekarang.

b) Identitas diri

Kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi dan keunikan individu.

c) Peran diri

Berisi pola perilaku menceritakan tentang peran atau tugas yang di emban dalam keluarga, kelompok dan masyarakat.Kemampuan pasien dalam melaksanakan tugas atau peran.

d) Ideal diri

Persepsi individu terhadap penyakitnya. Harapan individu terhadap lingkungannya (keluarga, ekolah,tempat kerja, dan masyarakat). Dan Harapan individu terhadap tubuh, posisi, status dan tugas atau peran.Biasanya berisi gambaran diri Negatif.

e) Harga diri

Penilaian individu tentang perasaan tentang nilai, harga atau manfaat dari diri sendiri yang berasal dari kepercayaan positif atau negative.

Ia merasa tidak berminat dengan keberadaan orang lain, acuh tak acuh, tidak memiliki empati pada orang lain, kurang ramah, kurang peduli terhadap perasaan dan nasib orang lain, bahkan tidak pernah melibatkan diri dalam aktivitas-aktivitas sosial (Muhith 2015)

4) Spritual

a) Nilai dan keyakinan

Nilai-nilai dan keyakinan terhadap agama kurang sekali, keyakinan terhadapa agama dalam harga diri rendah terganggu.

b) Kegiatan Ibadah

Menjalankan kegiatan ibadah di rumah sebelumnya ketika sakit klien tidak percaya dengan ibadah lagi atau berlebihan. 5) Status mental

a) Penampilan

Penampilan klien tidak rapi, penggunaan pakai tidak sesuai, dan cara brpakaian kilie tidak seperti biasanya. b) Cara bicara

Cara bicara pasien dengan harga diri rendah gagap, apatis, lambat, membisu dan tidak mampu memulai pembicaraan. c) Aktivitas Motorik

Keadaan pasien tampak lesu, tegang , gelisah, sering menyendiri dan kompulsif.

d) Alam Perasaan

Alam Perasaan tampak sedih, putus asa, gembira yang berlebihan, ketakutan, dan khawatir.

e) Afek

Afek pasien datar, tumpul,labil. f) Inteaksi selama wawancara

Pada saat melakukan wawancara pasien bermusuhan dengan kita, kontak mata kurang, mempunyai rasa curiga. g) Persepsi

Sukar membedakan diri dengan orang lain. h) Proses pikir

Harga diri rendah proses pikir pasien Blocking : pembicaraan berhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dilanjutkan lagi.

a) Makan biasanya pasien kurang makan dan makan pasien tidak sesuai kebutuhan.

b) Mandi biasanya pasien tidak mau mandi, gosok gigi, tampak kusam dan tidak mau menggunting kuku.

c) BAK/BAB biasanya BAB/BAK pasien normal/ tidaka da gangguan.

d) Berpakaian biasanya pasien tidak mengganti pakaiandan memakai pakaian yang tidak serasi.

e) Istirahat : biasanya istirahat pasien terganggu.

f) Penggunaan obat : biasanya pasien minum obat tidak teratur.

g) Aktivitas dalam rumah : Biasanya pasien malas mengerjakan pekerjaan rumah

h) Aktivitas diluar rumah biasanya pasien tidak mau beraktivitas diluar rumah, karena pasien selalu merasa ketakutan

7) Mekanisme Koping menurut (Rusdi 2013) a) Adaptif

Mampu berbicara dengan orang lain, mampu menyelesaikan masalah teknik relaksasi, aktivitas konstruktif, pasien mampu berolahragadan mempunyai konsep diri yan positif.

b) Maladaptif

Kegagalan individu suka minum alcohol, reaksi pasien lambat atau berlebihan pasien bekerja secara berlebihan selalu menghindar dan menciderai diri sendiri.

c) Masalah psikososial

Mengalami masalah dalam berinteraksi dengan lingkungan biasanya disebabkan oleh kekurangnya dukungan dari kelompok, masalah dengan pendidikan, manya pasien slah dengan pekerjaan, masalah dengan ekonomi dan masalah dengan pelayanan kesehatan.

d) Pengetahuan

harga diri rendah mengalami gangguan kognitif e) Aspek Medis

Menurut (Afnuhazi 2015) Tindakan medis dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan

Harga diri rendah adalah dengan memberikan terapi sebagai berikut :

1) ECT (Electro confilsive teraphy)

2) Obat-obatan Seperti Chlorpromazine HCL, Risperidone,Olozapine,Quentiapine,Glanzapine 2. Pohon Masalah

Pohon masalah merupakan gambaran yang diperkirakan akan terjadi terdiri dari masalah utama, sebab dn akibat.Masalah utama merupakan masalah utama yang dialami pasien berkaitan dengan alasan masuk pasien ke rumah sakit dan akibat merupakan masalah yang ditimbul oleh masalah utama.

Pohon masalah adalah sebagai berikut :

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

Isolasi sosial : Menarik diri

Koping individu yang tidak efektif Gambar 2.3

Pohon Masalah Yosep 2009

3.Masalah keperawatan

Menurut Yosep (2009) masalah keperawatan yang muncul pada pasien harga diri rendah adalah sebagai berikut :

a) Harga diri rendah

b) Koping individu yang tidak efektif. c) Isolasi sosial

4.Intervensi keperawatan

Diagnosa keperawatan : Harga diri rendah Harga Diri Rendah

Menurut Keliat dkk (2014) rencana tindakan keperawatan pada partisipan dan keluarga yaitu :

a. Tindakan keperawatan pada pasien 1) Tujuan :

a) Pasien mampu membina hubungan saling percaya.

b) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

c) Pasien dapat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan. d) Pasien dapat melatih kegiatan yang dipilih sesuai dengan

kemampuan.

e) Pasien dapat melakukan kegiatan yang sudah dilatih sesuai jadwal.

2) Tindakan :

a) Membina hubungan saling percaya.

b) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.

c) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan . d) Membantu pasien untuk memilih / menetapkan kemampuan

yang akan dilatih.

e) Melatih kemampuan yang dipilih pasien.

f) Membantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih.

Strategi pelaksanaan tindakan pada pasien yaitu :

a) Strategi pelaksana 1 (Menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki)

b) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positf yang dimiliki pasien.

c) Mengidentikasi memilih /menetapkan kemampuan yang akan dilatih pasien.

d) Melatih kemapuan yang sudah dipilih pasien. e) Masukan dalam jadwal kegiatan harian.

b) Strategi pelaksana 2 ( Melatih kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien.

a) Evaluasi kemampuan yang dipilih pasien. b) Validasi kemampuan yang dipilih pasien.

c) Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemapuan pasien.

d) Masukan pada jadwal kegiatan harian. b. Tindakan keperawatan pada keluarga

1) Tujuan :

a) Keluarga mampu membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien.

b) Keluarga mampu menfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki.

c) Keluargamampu memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien.

d) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien.

2) Tindakan

a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.

b) Menjelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang dialami pasien.

c) Mendiskusikan dengan keluarga mengenai kemampuan yang dimiliki pasien dan puji pasien atas kemampuannya.

d) Menjelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah.

e) Memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikan cara merawat pasien harga diri rendah .

f) Membantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah.

Strategi pelaksanaan tindakan pada keluarga yaitu : Strategi pelaksanaan 1

a) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di rumah.

b) Menjelaskan tentang pengertian tanda dan gejala harga diri rendah.

c) Menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah. d) Memberi kesempatan pada keluarga untuk mempraktikan

cara merawat. Strategi pelaksana 2

a) Evaluasi kemampuan yang dimiliki keluarga untuk merawat pasien dirumah,

b) Melatih keluarga untuk mempraktikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah.

Diagnosa Keperawatan : Koping Individu yang tidak efektif. a.Tujuan :

a) Mengidentifikasi pola koping yang efektif.

b) Mengungkapkan secara verbal tentang koping yang efektif. c) Mengatakan penurunan Stress.

d) Klien mengatakan telah terima tentang keadaannya. b. Intervensi :

a) Menganjurkan pasien untuk mengambarkan perubahan peran yang realities.

b) Gunakan pendekatan tenang dan menyakinkan

c) Menghindari pengambilan keputusan pada saat pasien berada dalam stress berat.

d) Membantu pasien untuk identifikasi strategi positif untuk mengatur pola nilai ang dimiliki. Membantu pasien untuk identifikasi bermacam – macam nilai kehidupan.

e) Membantu pasien untuk identifikasi keutungan, kerugian dari keadaan. (NIC-NOC 2013)

Diagnosa keperawatan: isolasi sosial a. Tindakan keperawatan pada pasien

1) Tujuan:

a) Pasien mampu membina hubungan saling percaya b) Pasien mampu menyadari isolasi sosial yang dialaminya c) Pasien mampu berinteraksi secara bertahap dengan anggota

keluarga dan lingkungan sekitarnya

d) Pasien mampu berkomunikasi saat melakukan kegiatan rumah tangga dan kegiatan sosial

2) Tindakan:

a) Membina hubungan saling percaya

b) Membantu pasien menyadari perilaku isolasi sosial

c) Melatih pasien berinteraksi dengan orang lain secara bertahap Strategi pelaksanaan tindakan pada pasien yaitu:

1) Strategi Pelaksanaan 1

a) Membina hubungan saling percaya

b) Membantu pasien menyadari masalah isolasi sosial

c) Melatih pasien bercakap-cakap secara bertahap antara pasien dan anggota keluarga

d) Masukkan dalam jadwal kegiatan harian untuk latihan 2) Strategi Pelaksanaan 2

a) Evaluasi tanda dan gejala isolasi sosial

b) Validasi kemampuan pasien dalam berkenalan, beri pujian c) Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (2-3

orang tetangga atau tamu)

d) Masukkan pada jadwal kegiatan harian 3) Strategi Pelaksanaan 3

a) Evaluasi tanda dan gejala isolasi sosial

b) Validasi kemampuan berkenalan dan bicara saat melakukan kegiatan harian, berikan pujian

c) Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan (2 kegiatan baru dengan 4-5 orang)

d) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan 4) Strategi Pelaksanaan 4

a) Evaluasi tanda dan gejala isolasi sosial

b) Validasi kemampuan pasien dalam berkenalan dan bicara saat melakukan empat kegiatan harian, berikan pujian

c) Tanyakan perasaan saat melakukan kegiatan

d) Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan sosial e) Masukkan pada jadwal kegiatan harian

b. Tindakan keperawatan pada keluarga 1) Tujuan:

a) Keluarga mampu mengenal masalah isolasi sosial

b) Keluarga mampu memutuskan untuk melakukan perawatan pada pasien isolasi sosial

c) Keluarga mampu merawat pasien isolasi sosial dengan mengajarkan dan mendampingi pasien berinteraksi secara bertahap, berbicara saat melakukan kegiatan rumah tanga dan kegiatan sosial

d) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang kondusif agar pasien mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar e) Keluarga mampu mengenal tanda kekambuhan dan mencari

pelayanan kesehatan 2) Tindakan:

a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya isolasi sosial

c) Melatih keluarga cara merawat pasien isolasi sosial d) Membimbing keluarga merawat pasien isolasi sosial

e) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung peningkatan hubungan sosial pasien

f) Mendiskusikan dengan keluarga tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke fasilitas kesehatan

g) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur

1) Strategi Pelaksanaan 1

a) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

b) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya isolasi sosial

c) Memberi kesempatan keluarga untuk memutuskan perawatan pasien,

d) Jelaskan cara merawat pasien isolasi sosial

e) Melatih dua cara merawat: berkenalan dan melakukan kegiatan harian

f) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian

2) Strategi Pelaksanaan 2

a) Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala isolasi sosial pasien

b) Validasi kemampuan keluarga melatih pasien berkenalan dan berbicara saat melakukan kegiatan, berikan pujian

c) Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat melibatkan pasien berbicara

d) Latih cara membimbing pasien berbicara e) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal 3) Strategi Pelaksanaan 3

a) Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala isolasi sosial pasien

b) Validasi kemampuan keluarga melatih pasien berkenalan, berbicara saat melakukan kegiatan harian dan rumah tangga, berikan pujian

c) Jelaskan cara melatih pasien bercakap-cakap dalam melakukan kegiatan

d) Jelaskan cara melatih keluarga mendampingi pasien melakukan kegiatan

e) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian

4) Strategi Pelaksanaan 4

a) Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala isolasi sosial pasien

b) Validasi kemampuan keluarga merawat/ melatih pasien c) Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, dan rujukan d) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan

Diagnosa keperawatan: Perubahan persepsi Sensori : Halusinasi a. Tindakan keperawatan pada pasien.

1) Tujuan:

a) Pasien mampu membina hubungan saling percaya

b) Pasien mampu mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik

c) Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat

d) Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap e) Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan melakukan

aktifitas sehari-hari 2) Tindakan:

a) Membina hubungan saling percaya

b) Membantu pasien menyadari gangguan sensori persepsi halusinasi

c) Melatih pasien cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, enam benar minum obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan

Strategi pelaksanaan tindakan pada klien yaitu: a) Strategi Pelaksanaan 1 (Menghardik halusinasi)

a) Mengidentifikasi jenis halusinasi klien b) Mengidentifikasi isi halusinasi klien c) Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien d) Mengidentifikasi waktu terjadi halusinasi klien

e) Mengidentifikasi situasi pencetus yang menimbulkan halusinasi

f) Mengidentifikasi perasaan pasien saat halusinasi muncul g) Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi

h) Mengidentifikasi upaya yang telah dilakukan pasien untuk mengontrol halusinasi

i) Menjelaskan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik j) Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik k) Masukkan dalam jadwal kegiatan harian untuk latihan b) Strategi Pelaksanaan 2 (6 benar minum obat)

a) Evaluasi tanda dan gejala halusinasi

b) Validasi kemampuan pasien mengenal halusinasi yang dialami dan kemampuan pasien mengontrol halusinasi, berikan pujian c) Evaluasi manfaat mengontrol halusinasi dengan cara

d) Latih cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat. (Jelaskan pentingnya penggunan obat, akibat bila obat tidak digunakan sesuai program, akibat bila putus obat, cara mendapatkan obat/berobat. Jelaskan prinsip 6 benar minum obat: jenis, waktu, dosis, frekuensi, cara dan kontinuitas minum obat.

e) Masukkan pada jadwal kegiatan harian

c) Strategi Pelaksanaan 3 (Bercakap-cakap dengan orang lain) a) Evaluasi gejala halusinasi

b) Validasi kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi dengan menghardik, minum obat, berikan pujian

c) Evaluasi manfaat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, minum obat sesuai jadwal

d) Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap saat terjadi halusinasi

e) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan

d) Strategi Pelaksanaan 4 (melakukan aktivitas sehari-hari) a) Mengevaluasi tanda dan gejala halusinasi

b) Validasi kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi dengan menghardik, minum obat, dan bercakap-cakap dengan orang lain, berikan pujian

c) Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian

d) Masukkan pada jadwal kegiatan harian b. Tindakan keperawatan pada keluarga

a) Tujuan:

a) Keluarga mampu mengenal masalah halusinasi dan masalah yang dirasakan saat merawat pasien

b) Keluarga mampu menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi

c) Keluarga mampu merawat pasien halusinasi

d) Keluarga mampu menciptakan suasana keluarga dan lingkungan untuk mengontrol halusinasi

e) Keluarga mampu mengenal tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke fasilitas kesehatan f) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan untuk follow up pasien secara teratur b) Tindakan:

a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi

c) Melatih keluarga cara merawat pasien halusinasi d) Membimbing keluarga merawat pasien halusinasi

e) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan untuk mengontrol halusinasi

f) Mendiskusikan dengan keluarga tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke fasilitas kesehatan

g) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.

Strategi pelaksanaan tindakan pada keluarga yaitu: a) Strategi Pelaksanaan 1

a) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

b) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi

c) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan melatih cara menghardik halusinasi

d) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian

b) Strategi Pelaksanaan 2

a) Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala halusinasi pasien dan merawat pasien dalam mengontrol halusinasi dengan menghardik, berikan pujian

b) Jelaskan 6 benar cara memberikan obat

c) Latih cara memberikan/ membimbing minum obat d) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal

c) Strategi Pelaksanaan 3

a) Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi halusinasi pasien dan merawat/ melatih pasien menghardik, dan memberikan obat, berikan pujian

b) Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan kegiatan untuk mengontrol halusinasi

c) Latih dan sediakan waktu bercakap-cakap dengan pasien terutama saat halusinasi

d) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.

d) Strategi Pelaksanaan 4

a) Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala halusinasi pasien dan merawat/ melatih pasien menghardik, memberikan obat, dan bercakap-cakap, dan melakukan kegiatan, berikan pujian

b) Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, dan rujukan c) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan

pujian

4. Implementasi keperawatan.

Pelaksanaan atau implementasi adalah tahapan ketika perawat mengaplikasikan intervensi keperawatan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat pada tahap implementasi adalah kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk menciptakan hubungan saling percaya dan saling bantu, kemampuan melakukan teknik psikomotor, kemampuan melakukan observasi sistematis, kemampuan memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan advokasi dan kemampuan evaluasi (Keliat, 2010).

5. Evaluasi keperawatan.

Setelah tindakan keperawatan, segera lakukan evaluasi.Evaluasi dilakukan sesuai dengan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat di bagi dua yaitu evaluasi proses dan evaluasi formatif, dilkaukan setiap selesai melaksanakan tindakan evaluasi hasil atau sumatif dilakuakn dengan membangdingkan respon pasien pada tujuan yang telah ditentukan (Afnuhazi 2015)

BAB III

Dalam dokumen AGNES ELYA NIM : (Halaman 25-39)