• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindakan Keperawatan

Dalam dokumen AGNES ELYA NIM : (Halaman 53-58)

DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS A. Deskripsi Kasus

D. Tindakan Keperawatan

Tindakan yang telah

dilakukan pada partisipan untuk diagnosa Harga Diri Rendah, strategi pelaksanaan 1: membantu pasien menilai dan membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini ( melatih kegiatan yang dipilih merapikan tempat tidur), Strategi pelaksanaan 2 : melatih kegiatan kedua mencuci gelas. Strategi pelaksanaan 3 : melatih pasien kegiatan ketiga menyapu lantai. Strategi pelaksanaan 4 : melatih pasien melakukan kegiatan keempat melap meja

Strategi pelaksanaan yang telah dilakukan pada keluarga yaitu pertama perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda dan gejala harga diri rendah,kedua perawat bersama keluarga menilai aspek positif yang dimiliki, ketiga perawat bersama keluarga melatih kegiatan yang sesuai dengan

Tindakan yang telah

dilakukan pada partisipan 2 untuk diagnosa Harga Diri Rendah, strategi pelaksanaan 1: membantu pasien menilai dan membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini ( melatih kegiatan yang dipilih mencuci gelas), Strategi pelaksanaan 2 : melatih kegiatan kedua merapikan tempat tidur. Strategi pelaksanaan 3 : melatih pasien kegiatan ketiga menyapu lantai. Strategi pelaksanaan 4 : melatih pasien melakukan kegiatan keempat melap meja

Tindakan keperawatan

dengan diagnose kedua koping individu tidak efektif yaitu Membantu partisipan untuk identifikasi, Membantu partisipan untuk identifikasi

bermacam-macam nilai

kehidupan, Membantu

partisipan untuk identifikasi keuntungan, kerugian dari keadaan ini, Mengajarkan

kemampuan menyiram bunga, keempat perawat menjelaskan follow up ke pelayanan kesehatan masyarakat, tanda kambuh beserta rujukan. Tindakan keperawatan dengan diagnose kedua koping individu tidak efektif yaitu Membantu partisipan untuk identifikasi, Membantu partisipan untuk identifikasi

bermacam-macam nilai

kehidupan, Membantu

partisipan untuk identifikasi keuntungan, kerugian dari keadaan ini, Mengajarkan menghindari pengambilan keputusan pada saat partisipan berada dalam stress berat. .

Diagnosa keperawatan ketiga yaitu Rencana tindakan keperawatan. Strategi pelaksanaan yang telah dilakukan pada partisipan terdiri dari empat, yaitu pertama: identifikasi penyebab Isolasi sosial,

keuntungan mempunyai

teman dan kerugian tidak mempunyai teman dan melatih cara berkenalan dengan orang lain secara bertahap. Strategi pelaksanaan

kedua: melatih cara

berinteraksi atau berkenalan dengan 2-3 orang. Strategi pelaksanaan ketiga: melatih berkenalan dengan 3-4 orang.

Strategi pelaksanaan

keempat : latih cara berbicara saat melakukan kegiatan sosial dengan meminta sesuatu, menolak sesuatu dan memberi pertanyaan.

menghindari pengambilan

keputusan pada saat

partisipan berada dalam stress berat.

Diagnosa keperawatan ketiga yaitu Rencana tindakan keperawatan. Strategi pelaksanaan yang telah dilakukan pada partisipan terdiri dari empat, yaitu pertama: identifikasi penyebab Isolasi sosial,

keuntungan mempunyai

teman dan kerugian tidak mempunyai teman dan melatih cara berkenalan dengan orang lain secara

bertahap. Strategi

pelaksanaan kedua: melatih cara berinteraksi atau berkenalan dengan 2-3 orang. Strategi pelaksanaan ketiga: melatih berkenalan dengan 3-4 orang. Strategi pelaksanaan keempat : latih cara berbicara saat melakukan kegiatan sosial dengan meminta sesuatu, menolak sesuatu dan memberi pertanyaan.

Strategi pelaksanaan yang telah dilakukan pada keluarga yaitu pertama perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya isolasi sosial dan melatih keluarga merawat pasien isolasi sosial dengan latihan berkenalan antar orang lain, kedua yaitu perawat bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan kegiatan rumah tangga yang dipilih pasien, ketiga yaitu perawat bersama keluarga melatih pasien bercakap-cakap sambil melakukan kegiatan sosial yang dipilih (berbelanja di warung), dan keempat perawat menjelaskan follow up ke pelayanan kesehatan masyarakat, tanda kambuh, beserta rujukan. E.Evaluasi

Keperawatan

Evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada partisipan untuk diagnosa Harga Diri Rendah, strategi pelaksanaan 1: Partisipan sudah mengetahui kemampuan yang ada menilai dan membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini ( melatih kegiatan yang dipilih merapikan tempat tidur), Strategi pelaksanaan 2 : melatih kegiatan kedua mencuci gelas. Partisipan sudah mandiri Strategi pelaksanaan 3 : melatih pasien kegiatan ketiga menyapu lantai. Strategi pelaksanaan 4 : melatih pasien melakukan kegiatan keempat melap meja.

Evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada partisipan untuk diagnosa Harga Diri Rendah, strategi pelaksanaan 1: Partisipan sudah mengetahui kemampuan yang ada menilai dan membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini ( melatih kegiatan yang dipilih merapikan tempat tidur), Strategi pelaksanaan 2 : melatih kegiatan kedua mencuci gelas. Partisipan sudah mandiri Strategi pelaksanaan 3 : melatih pasien kegiatan ketiga menyapu lantai. Strategi pelaksanaan 4 : melatih pasien melakukan kegiatan keempat melap meja. Dari tindakkan yang dilakuka

Dari tindakkan yang dilakuka partisipan dapat melakukan dengan mandiri.

Evaluasi tindakkan

keperawatan yang telah dilakukan pada keluarga yaitu keluarga mau berkenalan dengan perawat keluarga

dapat mengetahui

permasalahan ketika merawat partisipan mengerti tentang tanda dan gejala harga diri

rendah, keluarga

mengetahuinilai aspek positif yang dimiliki partisipanketiga mampu keluarga melatih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan partisipan, keempat keluarga dapat follow up ke pelayanan kesehatan masyarakat, tanda kambuh beserta rujukan.

Evaluasi Tindakan

keperawatan dengan diagnosa kedua koping individu tidak efektif yaitu Membantu partisipan untuk identifikasi, Membantu partisipan untuk identifikasi bermacam-macam nilai kehidupan, Membantu partisipan untuk identifikasi keuntungan, kerugian dari keadaan ini, Mengajarkan menghindari pengambilan keputusan pada saat partisipan berada dalam stress berat, partisipan telah mengetahui

cara bagaimana cara

menghindari stress dan berpikir yang baik

partisipan dapat melakukan dengan mandiri.

Evaluasi Tindakan

keperawatan dengan diagnosa kedua koping individu tidak efektif yaitu Membantu partisipan untuk identifikasi, Membantu partisipan untuk identifikasi bermacam-macam nilai kehidupan, Membantu partisipan untuk identifikasi keuntungan, kerugian dari keadaan ini, Mengajarkan menghindari pengambilan keputusan pada saat partisipan berada dalam stress berat, partisipan telah mengetahui cara bagaimana cara menghindari stress dan berpikir yang baik.

Evaluasi diagnosa ketiga yaitu melakukan meliputi hubungan saling percaya antara perawat dan partisipan tercapai ditandai dengan partisipan bersedia duduk dihadapan dengan peneliti,

partisipan bersedia

berkenalan dan menjabat tangan peneliti, bersedia menyebutkan nama dan nama panggilan yang disukai dengan cara mandiri bersedia

menceritakan tentang

masalah yang dialaminya tetapi lebih banyak diam dan menunduk, sudah dapat menjelaskan penyebab isolasi

sosial, mengetahui

keuntungan mempunyai

teman serta kerugian tidak mempunyai teman, partisipan sudah mampu berkenalan dengan 1-5 orang secara

Evaluasi tindakan

keperawatan terhadap

keluarga yaitu keluarga sudah mengetahui tentang tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi, serta cara merawat partisipan halusinasi dengan melatih cara menghardik kedua yaitu perawat melatih keluarga cara membimbing partisipan minum obat ketiga yaitu perawat melatih keluarga mengejarkan partisipan bercakap-cakap dengan orang lain, dan keempat perawat melatih keluarga membimbing

partisipan melakukan

kegiatansehari-hari yang bermanfaat keluarga sudah mengetahui.

Evaluasi diagnosa ketiga yaitu melakukan meliputi hubungan saling percaya antara perawat dan partisipan tercapai ditandai dengan partisipan bersedia duduk dihadapan dengan peneliti, partisipan bersedia berkenalan dan menjabat tangan peneliti, bersedia menyebutkan nama dan nama panggilan yang disukai dengan cara mandiri bersedia menceritakan tentang masalah yang dialaminya tetapi lebih banyak diam dan menunduk, sudah dapat menjelaskan penyebab isolasi

sosial, mengetahui

keuntungan mempunyai

bertahap., degan mandiri.

Evaluasi tindakkan kepada

keluarga tidak dapat

dilaksanakan karena selama peneliti melakukan penelitian tidak ada keluarga yang menjenguk dan peneliti tidak bisa menghubugi atau ke rumah partisipan dikarenakan ada kendala.

teman serta kerugian tidak mempunyai teman, partisipan sudah mampu berkenalan dengan 1-5 orang secara bertahap., degan mandiri.

Evaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan pada keluarga yaitu pertama keluarga sudah mengetahui pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya isolasi sosial dan melatih keluarga merawat pasien isolasi sosial dengan latihan berkenalan antar orang lain, kedua yaitu perawat bersama keluarga melatih partisipan dalam melakukan kegiatan rumah tangga yang dipilih partisipan, ketiga yaitu keluarga melatih partisipan bercakap-cakap sambil melakukan kegiatan sosial yang dipilih (berbelanja di warung), dan keempat keluarga telah mengetahui

pelayanan kesehatan

masyarakat jika kambuh penyakit beserta rujukan.

Dalam dokumen AGNES ELYA NIM : (Halaman 53-58)