DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS A. Deskripsi Kasus
D. Tindakan Keperawatan
Tindakan yang telah
dilakukan pada partisipan untuk diagnosa Harga Diri Rendah, strategi pelaksanaan 1: membantu pasien menilai dan membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini ( melatih kegiatan yang dipilih merapikan tempat tidur), Strategi pelaksanaan 2 : melatih kegiatan kedua mencuci gelas. Strategi pelaksanaan 3 : melatih pasien kegiatan ketiga menyapu lantai. Strategi pelaksanaan 4 : melatih pasien melakukan kegiatan keempat melap meja
Strategi pelaksanaan yang telah dilakukan pada keluarga yaitu pertama perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda dan gejala harga diri rendah,kedua perawat bersama keluarga menilai aspek positif yang dimiliki, ketiga perawat bersama keluarga melatih kegiatan yang sesuai dengan
Tindakan yang telah
dilakukan pada partisipan 2 untuk diagnosa Harga Diri Rendah, strategi pelaksanaan 1: membantu pasien menilai dan membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini ( melatih kegiatan yang dipilih mencuci gelas), Strategi pelaksanaan 2 : melatih kegiatan kedua merapikan tempat tidur. Strategi pelaksanaan 3 : melatih pasien kegiatan ketiga menyapu lantai. Strategi pelaksanaan 4 : melatih pasien melakukan kegiatan keempat melap meja
Tindakan keperawatan
dengan diagnose kedua koping individu tidak efektif yaitu Membantu partisipan untuk identifikasi, Membantu partisipan untuk identifikasi
bermacam-macam nilai
kehidupan, Membantu
partisipan untuk identifikasi keuntungan, kerugian dari keadaan ini, Mengajarkan
kemampuan menyiram bunga, keempat perawat menjelaskan follow up ke pelayanan kesehatan masyarakat, tanda kambuh beserta rujukan. Tindakan keperawatan dengan diagnose kedua koping individu tidak efektif yaitu Membantu partisipan untuk identifikasi, Membantu partisipan untuk identifikasi
bermacam-macam nilai
kehidupan, Membantu
partisipan untuk identifikasi keuntungan, kerugian dari keadaan ini, Mengajarkan menghindari pengambilan keputusan pada saat partisipan berada dalam stress berat. .
Diagnosa keperawatan ketiga yaitu Rencana tindakan keperawatan. Strategi pelaksanaan yang telah dilakukan pada partisipan terdiri dari empat, yaitu pertama: identifikasi penyebab Isolasi sosial,
keuntungan mempunyai
teman dan kerugian tidak mempunyai teman dan melatih cara berkenalan dengan orang lain secara bertahap. Strategi pelaksanaan
kedua: melatih cara
berinteraksi atau berkenalan dengan 2-3 orang. Strategi pelaksanaan ketiga: melatih berkenalan dengan 3-4 orang.
Strategi pelaksanaan
keempat : latih cara berbicara saat melakukan kegiatan sosial dengan meminta sesuatu, menolak sesuatu dan memberi pertanyaan.
menghindari pengambilan
keputusan pada saat
partisipan berada dalam stress berat.
Diagnosa keperawatan ketiga yaitu Rencana tindakan keperawatan. Strategi pelaksanaan yang telah dilakukan pada partisipan terdiri dari empat, yaitu pertama: identifikasi penyebab Isolasi sosial,
keuntungan mempunyai
teman dan kerugian tidak mempunyai teman dan melatih cara berkenalan dengan orang lain secara
bertahap. Strategi
pelaksanaan kedua: melatih cara berinteraksi atau berkenalan dengan 2-3 orang. Strategi pelaksanaan ketiga: melatih berkenalan dengan 3-4 orang. Strategi pelaksanaan keempat : latih cara berbicara saat melakukan kegiatan sosial dengan meminta sesuatu, menolak sesuatu dan memberi pertanyaan.
Strategi pelaksanaan yang telah dilakukan pada keluarga yaitu pertama perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya isolasi sosial dan melatih keluarga merawat pasien isolasi sosial dengan latihan berkenalan antar orang lain, kedua yaitu perawat bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan kegiatan rumah tangga yang dipilih pasien, ketiga yaitu perawat bersama keluarga melatih pasien bercakap-cakap sambil melakukan kegiatan sosial yang dipilih (berbelanja di warung), dan keempat perawat menjelaskan follow up ke pelayanan kesehatan masyarakat, tanda kambuh, beserta rujukan. E.Evaluasi
Keperawatan
Evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada partisipan untuk diagnosa Harga Diri Rendah, strategi pelaksanaan 1: Partisipan sudah mengetahui kemampuan yang ada menilai dan membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini ( melatih kegiatan yang dipilih merapikan tempat tidur), Strategi pelaksanaan 2 : melatih kegiatan kedua mencuci gelas. Partisipan sudah mandiri Strategi pelaksanaan 3 : melatih pasien kegiatan ketiga menyapu lantai. Strategi pelaksanaan 4 : melatih pasien melakukan kegiatan keempat melap meja.
Evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada partisipan untuk diagnosa Harga Diri Rendah, strategi pelaksanaan 1: Partisipan sudah mengetahui kemampuan yang ada menilai dan membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini ( melatih kegiatan yang dipilih merapikan tempat tidur), Strategi pelaksanaan 2 : melatih kegiatan kedua mencuci gelas. Partisipan sudah mandiri Strategi pelaksanaan 3 : melatih pasien kegiatan ketiga menyapu lantai. Strategi pelaksanaan 4 : melatih pasien melakukan kegiatan keempat melap meja. Dari tindakkan yang dilakuka
Dari tindakkan yang dilakuka partisipan dapat melakukan dengan mandiri.
Evaluasi tindakkan
keperawatan yang telah dilakukan pada keluarga yaitu keluarga mau berkenalan dengan perawat keluarga
dapat mengetahui
permasalahan ketika merawat partisipan mengerti tentang tanda dan gejala harga diri
rendah, keluarga
mengetahuinilai aspek positif yang dimiliki partisipanketiga mampu keluarga melatih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan partisipan, keempat keluarga dapat follow up ke pelayanan kesehatan masyarakat, tanda kambuh beserta rujukan.
Evaluasi Tindakan
keperawatan dengan diagnosa kedua koping individu tidak efektif yaitu Membantu partisipan untuk identifikasi, Membantu partisipan untuk identifikasi bermacam-macam nilai kehidupan, Membantu partisipan untuk identifikasi keuntungan, kerugian dari keadaan ini, Mengajarkan menghindari pengambilan keputusan pada saat partisipan berada dalam stress berat, partisipan telah mengetahui
cara bagaimana cara
menghindari stress dan berpikir yang baik
partisipan dapat melakukan dengan mandiri.
Evaluasi Tindakan
keperawatan dengan diagnosa kedua koping individu tidak efektif yaitu Membantu partisipan untuk identifikasi, Membantu partisipan untuk identifikasi bermacam-macam nilai kehidupan, Membantu partisipan untuk identifikasi keuntungan, kerugian dari keadaan ini, Mengajarkan menghindari pengambilan keputusan pada saat partisipan berada dalam stress berat, partisipan telah mengetahui cara bagaimana cara menghindari stress dan berpikir yang baik.
Evaluasi diagnosa ketiga yaitu melakukan meliputi hubungan saling percaya antara perawat dan partisipan tercapai ditandai dengan partisipan bersedia duduk dihadapan dengan peneliti,
partisipan bersedia
berkenalan dan menjabat tangan peneliti, bersedia menyebutkan nama dan nama panggilan yang disukai dengan cara mandiri bersedia
menceritakan tentang
masalah yang dialaminya tetapi lebih banyak diam dan menunduk, sudah dapat menjelaskan penyebab isolasi
sosial, mengetahui
keuntungan mempunyai
teman serta kerugian tidak mempunyai teman, partisipan sudah mampu berkenalan dengan 1-5 orang secara
Evaluasi tindakan
keperawatan terhadap
keluarga yaitu keluarga sudah mengetahui tentang tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi, serta cara merawat partisipan halusinasi dengan melatih cara menghardik kedua yaitu perawat melatih keluarga cara membimbing partisipan minum obat ketiga yaitu perawat melatih keluarga mengejarkan partisipan bercakap-cakap dengan orang lain, dan keempat perawat melatih keluarga membimbing
partisipan melakukan
kegiatansehari-hari yang bermanfaat keluarga sudah mengetahui.
Evaluasi diagnosa ketiga yaitu melakukan meliputi hubungan saling percaya antara perawat dan partisipan tercapai ditandai dengan partisipan bersedia duduk dihadapan dengan peneliti, partisipan bersedia berkenalan dan menjabat tangan peneliti, bersedia menyebutkan nama dan nama panggilan yang disukai dengan cara mandiri bersedia menceritakan tentang masalah yang dialaminya tetapi lebih banyak diam dan menunduk, sudah dapat menjelaskan penyebab isolasi
sosial, mengetahui
keuntungan mempunyai
bertahap., degan mandiri.
Evaluasi tindakkan kepada
keluarga tidak dapat
dilaksanakan karena selama peneliti melakukan penelitian tidak ada keluarga yang menjenguk dan peneliti tidak bisa menghubugi atau ke rumah partisipan dikarenakan ada kendala.
teman serta kerugian tidak mempunyai teman, partisipan sudah mampu berkenalan dengan 1-5 orang secara bertahap., degan mandiri.
Evaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan pada keluarga yaitu pertama keluarga sudah mengetahui pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya isolasi sosial dan melatih keluarga merawat pasien isolasi sosial dengan latihan berkenalan antar orang lain, kedua yaitu perawat bersama keluarga melatih partisipan dalam melakukan kegiatan rumah tangga yang dipilih partisipan, ketiga yaitu keluarga melatih partisipan bercakap-cakap sambil melakukan kegiatan sosial yang dipilih (berbelanja di warung), dan keempat keluarga telah mengetahui
pelayanan kesehatan
masyarakat jika kambuh penyakit beserta rujukan.