• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi keperawatan

Dalam dokumen AGNES ELYA NIM : (Halaman 67-71)

DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS A. Deskripsi Kasus

B. Pembahasan Kasus

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada partisipan 1 untuk diagnosa Harga Diri Rendah, strategi pelaksanaan 1: Partisipan sudah mengetahui kemampuan yang ada menilai dan membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini ( melatih kegiatan yang dipilih merapikan tempat tidur), Strategi pelaksanaan 2 : melatih kegiatan kedua mencuci gelas. Partisipan sudah mandiri Strategi pelaksanaan 3 : melatih pasien kegiatan ketiga menyapu lantai. Strategi pelaksanaan 4 : melatih pasien melakukan kegiatan keempat melap meja. Dari tindakkan yang dilakuka partisipan dapat melakukan dengan mandiri.

Evaluasi tindakkan keperawatan yang telah dilakukan pada keluarga yaitu keluarga mau berkenalan dengan perawat keluarga dapat mengetahui permasalahan ketika merawat partisipan mengerti tentang tanda dan gejala harga diri rendah, keluarga mengetahui nilai aspek positif yang dimiliki partisipan ketiga mampu keluarga melatih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan partisipan, keempat keluarga dapat follow up ke pelayanan kesehatan masyarakat, tanda kambuh beserta rujukan.

Evaluasi Tindakan keperawatan dengan diagnosa kedua koping individu tidak efektif yaitu Membantu partisipan untuk identifikasi, Membantu partisipan untuk identifikasi bermacam-macam nilai kehidupan, Membantu partisipan untuk identifikasi keuntungan, kerugian dari keadaan ini, Mengajarkan menghindari pengambilan keputusan pada saat partisipan berada dalam stress berat, partisipan telah mengetahui cara bagaimana cara menghindari stress dan berpikir yang baik.

Evaluasi diagnosa ketiga yaitu melakukan meliputi hubungan saling percaya antara perawat dan partisipan tercapai ditandai dengan partisipan bersedia duduk dihadapan dengan peneliti, partisipan bersedia berkenalan dan menjabat tangan peneliti, bersedia menyebutkan nama dan nama panggilan yang disukai dengan cara mandiri bersedia menceritakan tentang masalah yang dialaminya tetapi lebih banyak diam dan menunduk, sudah dapat menjelaskan penyebab isolasi sosial, mengetahui keuntungan mempunyai teman serta kerugian tidak mempunyai teman, partisipan sudah mampu berkenalan dengan 1-5 orang secara bertahap dengan mandiri.Evaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan pada keluarga yaitu pertama keluarga sudah mengetahui pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya isolasi sosial dan melatih keluarga merawat pasien isolasi sosial dengan latihan berkenalan antar orang lain, kedua yaitu perawat bersama keluarga melatih partisipan dalam melakukan kegiatan rumah tangga yang dipilih partisipan, ketiga yaitu keluarga melatih partisipan bercakap-cakap sambil melakukan kegiatan sosial yang dipilih (berbelanja di warung), dan keempat keluarga telah mengetahui pelayanan kesehatan masyarakat jika kambuh penyakit beserta rujukan.

Evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada partisipan untuk diagnosa Harga Diri Rendah, strategi pelaksanaan 1: Partisipan sudah mengetahui kemampuan yang ada menilai dan membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini ( melatih kegiatan yang dipilih merapikan tempat tidur), Strategi pelaksanaan 2 : melatih kegiatan kedua mencuci gelas. Partisipan sudah mandiri Strategi pelaksanaan 3 : melatih pasien kegiatan ketiga menyapu lantai. Strategi pelaksanaan 4 : melatih pasien melakukan

kegiatan keempat melap meja. Dari tindakkan yang dilakuka partisipan dapat melakukan dengan mandiri.

Evaluasi Tindakan keperawatan dengan diagnosa kedua koping individu tidak efektif yaitu Membantu partisipan untuk identifikasi, Membantu partisipan untuk identifikasi bermacam-macam nilai kehidupan, Membantu partisipan untuk identifikasi keuntungan, kerugian dari keadaan ini, Mengajarkan menghindari pengambilan keputusan pada saat partisipan berada dalam stress berat, partisipan telah mengetahui cara bagaimana cara menghindari stress dan berpikir yang baik.

Evaluasi diagnosa ketiga yaitu melakukan meliputi hubungan saling percaya antara perawat dan partisipan tercapai ditandai dengan partisipan bersedia duduk dihadapan dengan peneliti, partisipan bersedia berkenalan dan menjabat tangan peneliti, bersedia menyebutkan nama dan nama panggilan yang disukai dengan cara mandiri bersedia menceritakan tentang masalah yang dialaminya tetapi lebih banyak diam dan menunduk, sudah dapat menjelaskan penyebab isolasi sosial, mengetahui keuntungan mempunyai teman serta kerugian tidak mempunyai teman, partisipan sudah mampu berkenalan dengan 1-5 orang secara bertahap., degan mandiri.

Asumsi peneliti Evaluasi yang dilakukan sessuai dengan tindakan yang dilakukan tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Menurut teori Afnuhazi (2015). Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien.d dukung hasil penelitian Suerni (2013) tindakkan keperawatan klien mampu mengidentifikasi pikiran otomatif negatif, mampu menggunakan tanggapan rasional dan mampu menggunakan support sistem.

PENUTUP

Setelah peneliti melakukan asuhan keperawatan pada Partisipan 1 dan Partisipan 2 yang dirawat diruang inap Dahlia di RSJ prof. Hb Saanin Padang. Asuhan keperawatan dengan pasien harga diri rendah. Berdasarkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2017 sampai tanggal 31 Mei 2017 maka dapat disimpulkan.

A. Kesimpulan

1. Hasil Pengkajian ditemukan partisipan 1 harga diri rendah diam, tidak suka berbicara, pandangan hidup pesimis, tidak berguna, merasa bodoh. Sedangkan pada partisipan 2 merasa tidak berguna.

2. Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu Harga diri rendah, Koping individu tidak efektif dan Isolasi sosial.

3. Intervensi yang dilakukan pada perencanaan berdasarkan strategi pelaksanaan yang telah ditetapkan yaitu strategi harga diri rendah membantu pasien menilai dan membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini ( melatih kegiatan yang dipilih merapikan tempat tidur) melatih kegiatan kedua mencuci gelas, melatih pasien kegiatan ketiga menyapu lantai, melatih pasien melakukan kegiatan keempat melap meja Membantu partisipan untuk identifikasi, Membantu partisipan untuk identifikasi bermacam-macam nilai kehidupan, Membantu partisipan untuk identifikasi keuntungan, kerugian dari keadaan ini, Mengajarkan menghindari pengambilan keputusan pada saat partisipan berada dalam stress berat.

Rencana tindakan keperawatan. Strategi pelaksanaan yang telah dilakukan pada partisipan terdiri dari empat, yaitu pertama: identifikasi penyebab Isolasi sosial, keuntungan mempunyai teman dan kerugian tidak mempunyai teman dan melatih cara berkenalan dengan orang lain secara bertahap. Strategi pelaksanaan kedua: melatih cara berinteraksi atau berkenalan dengan 2-3 orang. Strategi pelaksanaan ketiga: melatih berkenalan dengan 3-4 orang. Strategi pelaksanaan keempat : latih cara berbicara saat melakukan kegiatan sosial dengan meminta sesuatu, menolak sesuatu dan memberi pertanyaan.

4. Implementasi dilakukan pada tanggal 23 Mei - 31 Mei 2017

Tahap ini tindakan keperawatan disesuaikan dengan perencanaan yang telah peneliti susun. Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan adalah diagnosa harga diri rendah isolasi sosial, koping individu tidak efektif dilaksanakan sampai strategi pelaksanaan 4 sesuai strategi pelaksanaan yang direncanakan.

5. Pada tahap akhir peneliti mengevaluasi kepada partisipan pada tanggal 23 Mei sampai 31 Mei 2017,mengenai tindakan keperawatan yang telah dilakukan berdasarkan catatan perkembangan dengan metode SOAP pada partisipan 1 dan partisipan 2 .

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi penulis

Hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan ada beberapa yang harus ditindak lanjuti, diantannya lakukan pengkajian lebih lanjut pada partisipan 1 dan partisipan 2 agar diagnosa dapat bertambah atau berkurang maupun berubah.

2. Bagi Rumah sakit

Melalui direktur rumah sakit Prof. HB. Saanin Padang agar dapat melanjutkan pembinaan untuk memantau partisipan 1 dan partisipan 2 agar tidak terjatuh kepada akibat harga diri rendah.

3. Institusi Pendidikan

Studi kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk pengembangan ilmu dalam Asuhan Keperawatan dengan masalah Harga diri rendah diri Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin Padng.

Dalam dokumen AGNES ELYA NIM : (Halaman 67-71)