DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS A. Deskripsi Kasus
A. Pengkajian Keperwatan
1.Alasan Masuk
Partisipan masuk melalui IGDdipindahkan dirawat ke ruang rawat Dahlia pada tanggal 20 Mei 2017. Keluarga partisipan membawa ke RSJ Prof. HB. Sa’anin Padang karena partisipan Diam, tidak mau berbicara, tidak mau keluar rumah, menarik diri dari lingkungan dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain, senyum-senyum sendiri, tertawa sendiri. Kondisi partisipan pada saat pengkajian tanggal 22 Mei 2017, partisipan
Partisipan masuk melalui IGD dipindahkan dirawat ke ruang Dahlia pada tanggal 20 Mei 2017. Keluarga partisipan 2 membawa ke RSJ Prof.HB Sa’anin Padang karena partisipan senyum sendiri, tertawa sendiri, berbicara sendiri, menarik diri dari lingkungan,berdiam diri dikamar, suka tidur, tidak menyukai berkomunikasi dengan orang lain .
mengatakan tidak
mempunyai kemampuan
dalam dirinya karena gagal pada mata kuliah dan tidak bisa melanjutkan ke studi selanjutya, nada suara lemah
2017 partisipan 2 mengatakan dia merasa bodoh, malu bahwa tidak ada kemampuan dalam diri,merasa tidak berguna
2. Faktor Predispossi
Keluarga mengatakan
partisipan tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya,Keluargamengata kan bahwa adik dari ayah partisipan mengalami gangguan jiwa.
Partisipan mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik, kekerasan, tindakan criminal, baik sebagai korban ataupun pelaku. Keluarga mengatakan bahwa partisipan pernah mengalami trauma capitis 5 tahun yang lalu
Partisipan mengatakan sudah tiga kali di rawat dirumah sakit jiwa karena putus minum obat dan tidak tahu control kemana, tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Partisipan tidak pernah mengalami aniaya fisik, kekerasan, tindakkan criminal pernah yakni pengedar dan memakai Napza ketika waktu SMA sampai sekarang dikarenakan ajakkan teman
dan lingkungan yang
mendukung, social ekonomi yang rendah dan trauma pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan karena kekasih yang mau dinikahi menikahi dengan orang lain.
3. Pemeriksaan Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik pada partisipan 1 di dapatkan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 110/70 mmhg, nadi 80 x/i, suhu 36,60C,dan pernapasan 20 x/i. Hasil pengukuran tinggi badan didapatkan 168 cm, berat badan 60 kg. Pasien tidak ada merasakan keluhan fisik saat ini.
Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik pada partisipan 2 di dapatkan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 130/80 mmhg, nadi 81x/i, suhu 36,50C, dan pernapasan 20 x/i. Hasil pengukuran didapatkan 166 cm, berat badan 63 kg. Pasien tidak ada merasakan keluhan fisik saat ini.
4. Konsep Diri Partisipan mengatakan menyukai semua yang ada pada tubunya, dia merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Partisipan mengatakan di rumah sering
Partisipan mengatakan menyukai semua yang ada
pada tubuhnya, dia
merupakan anak ketujuh dari tujuh orang bersaudara.
membantu keluarga, adik-adiknya tapi merasa tidak puas karena tidak mampu membahagiakan orang tua karena merasa bodoh dari teman-teman.,tidak berguna
Partisipan mengatakan bahwa dia sendiri tinggal dirumah segala sesuatu dilakukan sendiri semua kakaknya tidak peduli sama partisipan ingin mempunyai kemampuan yang dimiliki orang lain dan keluar dari RSJ untuk berhenti memakai
Napza. Dan mencari
pekerjaan yang baik supaya tidak dikucilkan, diolok-olok orang lain dan dibilang tidak waras oleh orang lain.
5. Hubungan Sosial
Partisipan mengatakan tidak
memiliki orang yang
terdekat .
Partisipan mengatakan orang jarang bersosialisasi dengan orang lain, semenjak sakit partisipan tidak ada mengikuti kegiatan sosial dimasyarakat karena lebih suka sendirian dan tidak mampu bergaul lagi hanya dikamar dan dalam rumah.
Partisipan telihat sendirian dan tidak mau bergaul dengan partisipan lain dia lebih sering sendirian.
Partisipan mengatakan tidak memiliki teman dekat melakukan aktivitas hanya sendiri di rumah.
memperbaiki komputer orang yang rusak tetapi sesekali juga pernah mengobrol jika diajak teman yang lain di ruang rawat inap Dahlia. partisipan tidak mengikuti kegiatan sosial dilingkungan tempat tinggal, lebih suka banyak di dalam rumah Partisipan merasa bahwa dirinya tidak berguna. Ketika diwawancara oleh perawat partisipan tampak berbicara pelan-pelan tidak mampu menatap wajah perawat dan sedikit mengeluarkan air mata.
6. Status Mental Pada saat pengkajian partisipan penampilan rapi, penggunaan baju sesuai dengan cara berpakaian yang
Pada saat pengkajian
partisipan penampilan rapi, penggunaan baju sesuai dengan cara berpakaian yang
dipakainya.Kuku tampak kotor dan kekuningan mandi 2x sehari
Partisipan bicara lambat , gelisah dan sering melamun. Aktivitas motorik partisipan tampak lesu sesekali diam, mengatakan perasaannya sedih, afek datar
Pada saat wawancara
partisipan tampak tidak focus pada topik yang sedang dibicarakan oleh perawat kadang bertanya ulang. Partisipan mengatakan
sewaktu sakit pernah
mendengar suara-suara yang menyurunya untuk pergi dari
rumah, senyum-senyum
sendiri, dalam proses pikir cukup baik,
Isi pikir partisipan terus meminta kapan pulang,baik bisa mengingat waktu, Tidak ada permasalahan pada daya ingat panjang dan pendek. Partisiapan ketika di ajak
untuk berhitung bisa
mengingat, bisa menilai dalam sederhana seperti bisa membedakan yang baik dan buruk, menerima penyakitnya.
dipakainya.Kuku tampak bersih.
Partisipan bicara lambat, sering menunduk
Aktivitas motorik partisipan tampak lesu sesekali diam Partisipan mengatakan perasaannya sedih dan ingin pulang,Afek datar
Pada saat wawancara
partisipan tampak tidak focus pada topik yang sedang dibicarakan oleh perawat kadang bertanya ulang.
partisipan mengatakan bahwa tidak ada kemampuan dalam dirinya,dalam proses pikir baik
isi pikir partisipan ingin pulang dan bosan, dalam tingkat kesadaran baik.Tidak adapermasalahan pada daya ingat panjang dan pendek. Tidak ada masalah dalam berhitung pada partisipan terbukti disuruh untuk menghitung gelas, mampu menilai keadaan yang baik dan buruk, menerima penyakit yang di derita. 7. Mekanisme
Koping
Partisipan memiliki koping maladaptif, partisipan sering menyendiri, tidak mau berbicara dengan orang baru dia kenal, berbicara lambat
Partisipan memiliki koping maladaptif, partisipan sering menyendiri, tidak mau berbicara dengan orang baru dia kenal, berbicara lambat 8. Masalah
Psikososial dan lingkungan
Partisipan mengatakan tidak mengalami masalah dengan dukungan dari keluarga, ada
masalah dengan
Partisipan mengatakan tidak mengalami masalah dengan dukungan dari keluarga, ada
lingkungannya dalam sekolah. lingkungannya dalam bermasyarakat.
9. Spritual Partisipan menyakini adanya tuhan yaitu Allah SWT, memilki keyakinan agama
islam, partisipan 1
mengatakan sebelum sakit rajin sholat dan berpuasa di bulan ramadhan. Ketika RSJ ada sholat tetapi ada bolong-bolong sedikit sholatnya.
Partisipan menyakini adanya tuhan yaitu Allah SWT, memiliki keyakinan Agama islam, sebelum masuk RSJ partisipan tidak pernah sholat ketika sesudah masuk RSJ rajin sholat.
10.Pengetahuan Partisipan mengatakan
mengetahui tentang
penyakitnya dan kenapa pasien bisa di bawa ke rumah sakit jiwa
Partisipan mengatakan tidak mengetahui kenapa bisa di bawa ke rumah sakit jiwa Prof. HB. Sa’anin Padang.
11. Aspek Medis Aspek Medik partisipan diagnosa Skizoafektif terapi medis didapatkan Risperidone 2x2 mg, Lorazepam 1x2 mg, Fluoxelin 1x10 gr
Aspek medikpartisipan di
diagnosa Skizofrenia
Paranoid terapi medis didapatkan Risperidone 2x2 mg, Lorazepam 1x2 mg 12. Kebutuhan persiapan pulang Pengkajian yang dilakukanpada partisipan mengatakan makan 3x sehari dengan porsi biasa, makan sesuai dengan jadwal dan menu yang disediakan di RSJ. Tidak memiliki pantangan pada makanan,dan cara makan seperti biasa yaitu cuci tangan sebelum makan, baca doa, makan dengan pelan lalu cuci tangan lagi setelah makan. BAB/BAK mampu
menggunakan WC secara mandiri.
Partisipan mengatakan mandi 1x sehari. Ada menggunakan sabun, shampo dan sikat gigi saat mandi.
Pengkajian yang
dilakukanpada partisipan mengatakan makan 3x sehari dengan porsi biasa, makan sesuai dengan jadwal dan menu yang disediakan di RSJ. Tidak memiliki pantangan pada makanan,dan cara makan seperti biasa yaitu cuci tangan sebelum makan, baca doa, makan dengan pelan lalu cuci tangan lagi setelah makan BAB/BAKmampu
menggunakan WC secara mandiri
Partisipan mengatakan mandi 1x sehari. Ada menggunakan sabun, shampo dan sikat gigi saat mandi
Berpakaian selalu mengganti baju setelah mandi rapi dengan kancing baju yang tertutup dan celana yang tidak terbalik.
Istirahat dan tidurPartisipan mengatakan Pada malam hari tidur gelisah dan susah tidur ada persiapan sebelum tidur dan setelah bangun untuk merapikan tempat tidurnya. Pemeliharaan kesehatan tentang pengetahuan minum obat selalu teratur minum dibantu secara maksimal
Berpakaian selalu menukar baju setelah mandi rapi dengan kancing baju yang tertutup dan celana yang tidak terbalik.
Istirahat dan tidurPartisipan mengatakan gelisah saat tidur ada persiapan sebelum tidur dan setelah bangun untuk merapikan tempat tidurnya. Partisipan ada tidur siang Penggunaan minum obat teratur tidak kambuh lagi, sehingga ia bisa cepat sembuh dan boleh pulang. Pemeliharaan kesehatan tentang pengetahuan minum obat selalu teratur dan dibantu secara maksimal B. Rumusan
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada partisipan 1 adalaha harga diri rendah yang ditanda dengan suka diam, jarang untuk berbicara,
penolakan terhadap
kemampuan, pandangan yang
pesimis, tidak mau
berinteraksi suka bermenung.
Diagnosa keperawatan kedua yang ditemukan yaitu koping individu tidak efektif ditandai dengan, perasaan malu, merasa bersalah, perasaan tidak berdaya Diagnosa keperawatan ketiga yang ditemukan yaitu isolasi sosial ditandai dengan menarik diri dari lingkungan, tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Partisipan 1
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada partisipan 2 adalah harga diri rendah ditandai dengan partisipan 2 dia merasa bodoh, malu bahwa tidak ada kemampuan dalam diri,merasa tidak berguna, pandangan hidup yang pesimis, suka berdiam diri dikamar, suara nada lemah.
Diagnosa keperawatan kedua yaitu koping individu tidak efektif ditandai dengan perasaan malu dan bersalah, perasaan yang tidak berdaya, mempunyai masalah sering dipendam sendiri, jarang berkomunikasi dengan teman satu ruangan.
mengatakan jika mengobrol dengan orang lain susah.
yang ditemukan yaitu Isolasi sosial ditandai dengan menarik diri dari lingkungan, tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Tidak suka berbicara mengatakan jika mengobrol dengan orang lain tidak ada gunanya.
C. Rencana