• Tidak ada hasil yang ditemukan

38BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 39-44)

38

BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Secara umum, tekanan harga barang dan jasa di Kota Manado selama triwulan III - 2008 memperlihatkan peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Pada September 2008, inflasi Kota Manado tercatat 13,15% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan akhir triwulan lalu yang tercatat sebesar 11,03% (y.o.y) serta periode yang sama tahun lalu sebesar 7,97% (y.o.y). Demikian pula bila dibandingkan dengan laju inflasi Nasional sebesar 12,14% (y.o.y) maka angka inflasi Kota Manado masih jauh lebih tinggi. Secara akumulasi, hingga Septmber 2008 inflasi Kota Manado tercatat sebesar 9,52% (y.t.d) lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 6,42% (y.t.d).

A. INFLASI TAHUNAN (Y.O.Y)

Sepanjang triwulan III - 2008, laju inflasi bulanan cenderung meningkat terutama disebabkan oleh menguatnya permintaan domestik serta faktor musiman hari raya keagamaan Idul Fitri dan penyelenggaraan Lebaran Ketupat. Secara tahunan, laju inflasi pada akhir triwulan III - 2008 mencapai 13,15% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 11,03% (y.o.y). Namun demikian, pada September 2008 inflasi bulanan Kota Manado tercatat sebesar 0,03% (m.t.m) atau terendah dibandingkan angka inflasi 66 kota di Indonesia yang menjadi objek survei. Sementara itu, berdasarkan kelompok barang dan jasa, perkembangan inflasi pada triwulan III - 2008 terutama disumbangkan oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar; serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 2007 2008 % (mtm) -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 % (yo y) M .t.M M anado Y.o .Y M anado 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 2007 2008 % (mtm) -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 % (yo y) M .t.M Nasio nal Y.o .Y Nasio nal

Grafik 2.2. Laju Inflasi Nasional Grafik 2.1.

39

Laju inflasi IHK Kota Manado disebabkan oleh faktor non fundamental berupa meningkatnya tekanan inflasi volatile food dan administered prices, serta faktor fundamental berupa inflasi inti yang terdiri dari ekspektasi inflasi, tekanan sisi permintaan dan ouput gap. Tekanan dari volatile food sejalan dengan masih tingginya harga komoditas pangan internasional serta pola musiman puasa dan lebaran. Sementara itu, tekanan inflasi yang berasal dari faktor fundamental seperti tercermin pada perkembangan laju inflasi inti juga masih tinggi.

Tabel 2.1.

Inflasi Menurut Kelompk Barang/Jasa (Y.o.Y)

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep

1 Bahan Makanan 13.33 12.89 14.05 21.14 13.58 27.35 26.69 2 Makanan Jadi 7.90 6.62 7.75 4.52 2.33 3.45 5.29 3 Perumahan 2.94 2.38 4.78 5.34 6.89 13.01 11.77 4 Sandang 3.59 2.19 3.92 7.39 10.31 9.13 8.02 5 Kesehatan 7.39 8.87 10.13 12.12 10.08 13.32 13.13 6 Pendidikan 2.18 1.70 1.61 3.15 2.34 1.83 2.02 7 Transportasi 0.90 1.16 1.17 1.18 0.52 9.91 9.95 6.98 6.97 7.82 10.13 7.68 13.18 13.15 2008 Umum Kelompok No. 2007

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama triwulan laporan di antaranya adalah : semen, air kemasan, tomat sayur, mujair, daging ayam ras dan telur ayam ras. Khusus untuk harga daging ayam ras dan telur ayam ras, peningkatannya lebih disebabkan oleh faktor kenaikan harga jagung dan kedelai di pasar internasional sebagai bahan baku pakan ternak. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah : cabe rawit, cabe merah, deho, cakalang, daun bawang, kangkung, minyak goreng, tude, kacang panjang dan bawang merah. Khusus untuk kelompok bumbu-bumbuan (bawang merah, cabe merah, tomat sayur) yang mengalami deflasi sehubungan dengan masih tercukupinya pasokan. Sementara itu, meskipun panen raya telah berakhir, harga beras realtif stabil, terkait dengan terjaganya stok beras Bulog yang siap melalukan operasi pasar apabila kenaikan harga di luar batas yang wajar.

B. INFLASI BULANAN (M.t.M)

Sama halnya dengan perkembangan harga secara tahunan (y.o.y). Laju perubahan harag secara bulanan (m.t.m) Kota Manado selama triwulan III - 2008 juga masih berada pada level yang cukup tinggi walaupun terdapat kecenderungan menurunan. Dampak putaran kedua (Second Round Effect) dari kenaikan harga BBM oleh pemerintah pada akhir Mei 2008 lalu mulai dirasakan oleh masyarakat Sulawesi Utara tercermin dari meningkatnya

40

tekanan inflasi pada kelompok barang dan jasa non transportasi, khususnya pada Bulan Juli dan Agustus 2008. Sementara itu, tekanan harga pada Bulan September 2008 cenderung menurun walaupun dibayang-bayangi oleh meningkatnya permintaan masyarakat berkenaan dengan berbagai persiapan berkaitan dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri pada awal Oktober 2008. Hal ini tak terlepas dari sinergitas upaya yang dilakukan oleh pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan pelaku usaha dalam menjamin ketersediaan stok dan mengamankan jalur distribusi.

Tabel 2.2.

Inflasi Bulanan Kota Manado

Jul Ags Sep Jun Jul Ags Sep

1 Bahan Makanan 0.77 3.79 2.72 3.62 7.70 1.82 -2.89 2 Makanan Jadi 0.03 0.46 0.69 1.33 0.82 0.24 2.05 3 Perumahan 0.32 2.23 0.06 1.12 0.47 0.59 1.37 4 Sandang 0.41 1.02 0.49 -0.06 0.71 -1.31 1.81 5 Kesehatan 0.76 0.94 -0.10 2.07 0.74 0.45 0.37 6 Pendidikan 0.09 0.14 0.00 -0.14 0.27 0.05 0.00 7 Transportasi 0.04 0.00 0.00 14.21 0.00 0.10 0.00 0.40 1.93 1.09 3.63 2.33 0.65 0.03 2008 No. Kelompok Umum 2007

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

ƒ Inflasi Juli 2008

Tekanan harga pada Juli 2008 masih berada pada level yang cukup tinggi walaupun menunjukkan kecenderungan menurun bila dibandingkan Bulan Juni lalu. Tercatat inflasi bulanan Kota Manado pada Juli 2008 sebesar 2,33% (m.t.m), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,66% (m.t.m). Berdasarkan kelompok barang dan jasa, kenaikan harga tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 7,70% (m.t.m) sedangkan kenaikan terendah terjadi pada kelompok pendidikan sebesar 0,27% (m.t.m). Satu-satunya kelompok barang dan jasa yang tidak mengalami perubahan harga adalah kelompok transportasi. Masih berlanjutnya tekanan harga setelah kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM akhir Mei 2008 lalu menunjukkan bahwa dampak putaran kedua (Second Round Effect) dari kenaikan BBM sudah mulai dirasakan oleh masyarakat terbukti dari tingginya laju inflasi pada kelompok bahan makanan selama bulan laporan sedangkan pada kelompok transportasi cenderung tidak mengalami perubahan harga. Second Round Effect dari kenaikan harga BBM ini diperkirakan akan masih berlanjut dan dirasakan hingga 2-3 bulan mendatang.

41

ƒ Inflasi Agustus 2008

Laju inflasi Kota Manado pada Agustus 2008 menunjukkan kecenderungan menurun walaupun pada level yang masih cukup tinggi. Tercatat laju inflasi bulanan Kota Manado pada Agustus 2008 sebesar 0,65% (m.t.m), jauh lebih rendah dibandingkan bulan lalu yang sebesar 2,33% (m.t.m). Berdasarkan kelompok barang dan jasa, kenaikan harga tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,82% (m.t.m) sedangkan kenaikan terendah terjadi pada kelompok pendidikan sebesar 0,05% (m.t.m). Satu-satunya kelompok barang dan jasa yang mengalami penurunan harga (deflasi) adalah kelompok sandang sebesar 1,31% (m.t.m). Penurunan tekanan harga selama Agustus 2008 menunjukkan bahwa dampak putaran kedua (second round

effect) dari kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) akhir Mei 2008 lalu mulai

melemah bila dibandingkan bulan sebelumnya, tercermin dari semakin kecilnya tekanan harga pada kelompok bahan makanan dan makanan jadi. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama Agustus 2008 diantaranya adalah : beras, cabe rawit, minyak goreng, daging ayam ras, cabe merah, kangkung, cakalang asap, tomat sayur, pisang, dan mujair. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga diantaranya adalah : deho, emas perhiasan, bawang merah, malalugis, telur ayam ras, nike, tude, buncis, jahe dan gula pasir.

ƒ Inflasi September 2008

Tekanan harga barang dan jasa di Kota Manado pada September 2008 menunjukkan kecenderungan menurun di tengah-tengah meningkatnya permintaan masyarakat berkenenaan dengan persiapan perayaan hari raya Idul Fitri. Tercatat laju inflasi bulanan pada September 2008 sebesar 0,03% (m.t.m), lebih rendah dibandingkan bulan lalu sebesar 0,65% (m.t.m). Berdasarkan kelompok barang dan jasa, kenaikan harga tertinggi terjadi pada kelompok makanan jadi sebesar 2,05% (m.t.m) sedangkan kenaikan terendah terjadi pada kelompok kesehatan sebesar 0,37% (m.t.m). Kelompok barang dan jasa yang tidak mengalami perubahan harga adalah kelompok pendidikan dan kelompok transportasi. Sementara satu-satunya kelompok yang mengalami penurunan harga (deflasi) adalah kelompok bahan makanan. Penurunan tekanan harga selama September 2008 selain disebabkan oleh semakin kecilnya dampak putaran kedua (second round effect) dari kenaikan harga BBM juga cukup efektifnya upaya pemerintah provinsi/kab/kota bersama-sama dengan pelaku usaha dalam mengamankan jalur distribusi dan menjamin ketersediaan pasokan barang khususnya

42

bahan kebutuhan pokok menjelang hari raya idul fitri pada awal Oktober 2008. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada September 2008 diantaranya adalah : semen, air kemasan, tomat sayur, mujair, telur ayam ras, martabak, bahan bakar rumah tangga, sepatu dan cakalang asap. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga diantaranya adalah : cabe rawit, cabe merah, deho, cakalang, daun bawang, kangkung, minyak goreng, tude, kacang panjang, dan bawang merah.

43

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 39-44)

Dokumen terkait