• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISIKO KREDIT

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 55-59)

54 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Berdasarkan penyebarannya, penyaluran kredit MKM masih belum merata dan lebih banyak terfokus pada daerah-daerah tertentu. Tercatat Kota Manado menyerap 68,36% dari total kredit MKM yang disalurkan, diikuti kota dan kabupaten lainnya yang rata-rata memiliki pangsa pada kisaran 6,4% – 9,3%. Berdasarkan laju pertumbuhannya, perkembangan kredit MKM di Kabupaten Minahasa merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 61,39% (y.o.y) sedangkan wilayah dengan laju pertumbuhan kredit MKM terendah adalah Kota Manado yang tumbuh 41,87% (y.o.y).

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

B. RISIKO KREDIT

1. Rasio Kelonggaran Tarik Kredit

Perkembangan rasio kelonggaran tarik kredit bank umum pada triwulan III - 2008 memperlihatkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Tercatat rasio

Grafik 3.19.

Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Rp. Milliar)

Grafik 3.20.

Non Performing Loan Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Rp. Milliar)

Grafik 3.21.

Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Kabupaten/Kota (Persen)

Grafik 3.22.

Pertumbuhan Kredit UMKM Berdasarkan Kabupaten/Kota (Persen) 216 372 237 248 261 279 289 -1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*) 2007 2008 M enengah Kecil M ikro 47 49 50 46 48 49 50 112 114 222 99 119 106 106 106 114 105 86 106 104 106 -50 100 150 200 250 300 350 400 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*) 2007 2008 M enengah Kecil M ikro ] -1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 Q1-07 Q2-07 Q3-07 Q4-07 Q1-08 Q2-08 Q3-08 M inahasa B o lmo ng Sangihe-Talaud M anado B itung 29.67 50.57 34.62 41.91 32.61 24.27 27.93 88.82 23.09 46.46 36.00 49.41 61.39 41.87 48.94 0 20 40 60 80 100 M inahasa B o lmo ng Sangihe Talaud M anado B itung Q3-07 Q2-08 Q3-08 (%)

55

kelonggaran tarik pada triwulan laporan sebesar 9,89% meningkat dibandingkan triwulan lalu yang hanya sebesar 9,03%. Hal ini menunjukkan bahwa perbankan telah menjalankan fungsi intermediasi perbankannya dengan baik namun masih sedikit terkendala oleh kondisi sektor riil yang belum juga kondusif khususnya berkaitan dengan masih terdapatnya beberapa peraturan daerah yang tumpang tindih dan birokrasi yang berbelit-belit. Tercatat jumlah kredit yang telah diambil dan dipergunakan oleh debitur hingga triwulan laporan mencapai 90,11% dari total plapond kredit yang disetujui sebesar Rp8.460 milliar. Adapun dari dari total plapond tersebut baru sebesar Rp326 milliar dilunasi.

4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000M illiar -2 4 6 8 10 12 % P lafo nd 5,745 6,045 6,603 7,328 7,774 8,460 9,478 Outstanding 5,179 5,638 6,079 6,577 6,823 7,297 7,297 Rasio UL (%) 7.64 6.96 6.70 6.70 9.03 9.89 9.89 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*) 2007 2008

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

2. Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) adalah varial yang mengukur saldo bersih pendapatan bunga dikurangi biaya bunga. Pada awal tahun nilai NIM akan kembali menurun dan terus meningkat hingga akhir tahun. Pada akhir triwulan III - 2008, total NIM tercatat sebesar Rp377 milliar atau sedikit mengalami penurunan bila dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp416 milliar. Namun demikian secara umum, nilai NIM masih tetap positif yang menunjukkan bahwa pendapatan bunga (antara lain dalam bentuk kredit dan penempatan antar bank) lebih besar dibandingkan dengan biaya bunga (antara lain dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito). Hal ini seiring dengan peningkatan kredit yang relatif lebih significant dibandingkan peningkatan dana sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan bunga. Pada sisi yang lain, repons penurunan suku bunga acuan (BI rate) hingga akhir 2008 yang lalu ternyata lebih cepat diikuti oleh pergerakan suku bunga simpanan dibandingkan suku bunga kredit sehingga beban bunga yang ditanggung bank relatif menurun lebih cepat. Dengan demikian, dampak kebijakan

Grafik 3.23.

Kelonggaran Tarik Kredit Bank Umum (milliar)

56

moneter lebih dinikmati oleh bank dari pada masyarakat karena penurunan suku bunga kredit relatif lambat.

-200 400 600 800 1,000 1,200 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*) 2007 2008 NIM B iaya B unga

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

3. Rasio BOPO

Tingkat efisiensi perbankan yang antara lain diukur dengan rasio BOPO mengalami sedikit penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Sampai dengan akhir triwulan III - 2008, tingkat efisiensi operasional perbankan sedikit mengalami penurunan tercermin dari rasio BOPO bank umum yang turun menjadi 72,54% dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tecatat sebesar 76,60%.

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

4. Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan suatu rasio yang mengukur kemampuan bank untuk

menghasilkan laba dengan asset yang dimilikinya. Sampai dengan triwulan III - 2008, rasio

Grafik 3.24. Net Interest Margin Bank Umum

Grafik 3.25. Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional Bank Umum

-200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 M iliar 64 66 68 70 72 74 76 78 % B O 210 436 637 850 231 571 686 P O 281 569 874 1,188 316 831 931 Rasio 74.81 76.60 72.83 71.56 73.21 68.71 73.66 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*) 2007 2008

57

ROA bank umum tercatat sebesar 1,33%, lebih rendah bila dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,41%. Penurunan rasio ROA ini disebabkan oleh lebih tingginya persentase kenaikan total aset dibandingkan kemampuan bank untuk menghasilkan laba. Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*) Aset (Rp Juta) 8,958 9,319 9,905 10,548 10,793 11,691 11,222 L/R (Rp Juta) 72 132 244 221 79 174 234 ROA (Persen) 0.81 1.41 2.46 2.09 0.73 1.49 2.09 2008 2007

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

5. Sensitivitas Resiko Pasar

Sensitivitas terhadap resiko pasar adalah tingkat kepekaan aset (aktiva produktif seperti ABA, Surat Berharga dan Kredit) maupun liabilities terhadap volatilitas suku bunga. Aset dan liabilities dimaksud adalah aktiva maupun passiva yang sensitive terhadap perubahan suku bunga. Tingkat sensitivitas dipengaruhi oleh struktur on/off balance sheet antara lain : jenis, karakteristik, jangka waktu, besaran dan rating instrument. Tingkat sensitivitas yang tinggi dapat dilihat dari besarnya perubahan yang diakibatkan oleh volatilitas suku bunga dan nilai tukar. Pendekatan yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat sensitivitas tersebut adalah pendekatan melalui perhitungan Net Portofolio Value (NPV), yaitu mengetahui perubahan economic value dari suatu portofolio. Pendekatan lain yang dapat digunakan adalah pendekatan earning, yaitu pendekatan untuk menghitung potensial profit dan loss dari suatu portofolio. Mengingat dalam perhitungan sensitivitas terhadap resiko pasar juga menetapkan potensial loss terhadap ekses modal maka pendekatan yang relevan untuk mengukur tingkat sensitivitas adalah pendekatan earning.

Dalam hal ini diperlukan identifikasi secara tepat atas aset, kewajiban, dan rekening administratif yang mengandung risiko suku bunga dan nilai tukar baik aktivitas fungsional tertentu maupun aktivitas bank secara keseluruhan. Setelah itu dilakukan perhitungan gap

position suku bunga maupun nilai tukar. Semakin besar bank memelihara gap position

maka semakin tinggi potensial profit dan loss bank. Oleh karena itu diperlukan besaran gap yang sesuai dengan strategi yang diambil dikaitkan dengan perkiraan arah suku bunga

(interest rate forecast), tingkat keyakinan manajemen terhadap perkiraan yang dimaksud (degree of confidential) dan preferensi tingkat resiko yang akan diambil (risk appetite).

Sensitivitas asets dan liabilities ditunjukkan oleh perubahan NIM bank akibat perubahan

Tabel 3.2. ROA (Return On Asset) Bank Umum

58

suku bunga, sedangkan perubahan NIM dipengaruhi oleh posisi gap bank. Tingkat sensitivitas NIM bank terhadap perubahan suku bunga sangat tergantung kepada karakterisitik instrumen keuangan yang membentuk portofolio bank tersebut, antara lain jatuh tempo (maturity) dan karakteristik suku bunga bank (floating atau fixed).

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

1 Penempatan pada Bank Indonesia 875,527 695,867 594,361 335,133 495,073 285,011 268,989 2 Penempatan pada Bank Lain 218,982 179,788 325,513 537,735 303,272 514,885 736,439 3 Surat Berharga yang Dimiliki 9,995 21,515 20,964 20,000 9,406 47,065 30,503 4 Kredit yang Diberikan 5,178,783 5,638,381 6,078,692 6,576,952 6,572,753 7,852,343 8,454,101 5 Tagihan Lainnya 2,829 2,777 2,823 2,846 2,773 1,255 1,437 6,286,116 6,538,328 7,022,353 7,472,666 7,383,277 8,700,559 9,491,469 RSA No. Aktiva 2007 2008 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 1 Giro 2,144,720 1,311,101 1,364,753 1,189,195 1,282,087 1,536,988 1,383,487 2 Tabungan 2,738,769 2,994,238 2,998,019 3,724,885 3,564,430 4,021,549 3,803,628 3 Simpanan Berjangka 2,144,720 2,130,479 2,141,467 2,156,324 2,208,649 2,206,430 2,742,030 4 Kewajiban kepada Bank Indonesia 4,991 5,091 5,102 4,812 4,774 4,779 4,491 5 Kewajiban kepada Bank Lain 118,066 176,283 217,312 697,268 275,456 482,334 620,490 6 Surat Berharga yang Diterbitkan 208,094 208,732 211,454 170,124 169,434 171,530 168,801 7 Pinjaman yang Diterima 11,621 12,265 12,062 11,242 11,329 9,430 9,589 8 Kewajiban Lainnya 66,914 62,041 54,701 67,661 50,643 70,695 87,197 9 Setoran Jaminan 11,871 9,950 10,368 13,357 10,833 10,586 12,364 7,449,766 6,910,180 7,015,238 8,034,868 7,577,635 8,514,321 8,832,077 -1,163,650 -371,852 7,115 -562,202 -194,358 186,238 659,392 RSL GAP No. Passiva 2007 2008

Sumber : Laporan Bank Umum (LBU)

Perilaku perbankan di Sulawesi Utara hingga triwulan III - 2008 berada pada kondisi positif gap yang berarti RSA > RSL. Dengan demikian, bila diasumsikan pada triwulan mendatang terjadi kenaikan BI rate maka diperkirakan pendapatan bank akan meningkat, hal ini disebabkan oleh peningkatan interest income yang lebih besar dari pada peningkatan

interest expense.

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 55-59)

Dokumen terkait