• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAGU DANA

2.4.3. Badan Koordinasi Penyuluhan ( BAKORLUH)

48.756.800

97,51 9 Pelatihan Lapangan Pengendalian Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) Tanaman Perkebunan

133.760.000 100,00 131.579.900 98,37 10 Penerapan Inovasi Teknologi Kawasan Sentra Kakao,

Kopi dan Kelapa

174.759.950 100,00 155.350.100 88,89 11 Pembinaan Kelembagaan Usaha Perkebunan 65.000.000

100,00

62.404.000

96,01 12 Pengembangan Penangkar Benih Perkebunan 39.868.500

100,00

39.766.000

99,74 13 Revitalisasi Kelembagaan Petani Gambir 49.000.000

100,00 49.420.000 100,86

22 PROGRAM PENINGKATAN PEMASARAN HASIL

PRODUKSI PERTANIAN 1.928.254.600 100,00 1.821.726.850 94,48

1 Promosi dan Expo Komoditi Perkebunan 124.294.150 100,00

118.504.150

95,34 2 Penetapan Harga dan Pengawalan Stabilisasi Harga

Tandan Buah Segar Kelapa Sawit

115.008.000 100,00 102.973.200 89,54 3 Indikasi Geografis Kopi Spesial (Arabika) 298.444.400

100,00 257.234.800 86,19 1 2 3 4 5 6

4 Peragaan Mutu Kopi Sumatera Barat 159.033.000 100,00

155.137.800

97,55 5 Pengembangan Unit Pengolahan Hasil (UPH) Komoditi

Perkebunan 43.048.250 100,00 42.468.250 98,65 6 Penyusunan Profil Kakao dan Kopi Arabika 175.000.000

100,00

172.863.250

98,78 7 Gekar Diversifikasi Hasil Perkebunan 100.000.000

100,00

98.042.000

98,04 8 Peningkatan Olahan Produk Kelapa Rakyat 173.926.800

100,00

171.810.050

98,78 9 Peningkatan Standarisasi Hasil Perkebunan 503.900.000

100,00

482.339.000

95,72 10 Optimalisasi Unit Pengolahan Hasil (UPH) Tebu 235.600.000

100,00 220.354.350 93,53 Jumlah 25.461.860.427 98,61 23.865.949.600 93,73

2.4.3. Badan Koordinasi Penyuluhan ( BAKORLUH)

Untuk penyerapan anggaran Badan Kordinasi Penyuluhan (BAKORLUH) belanja langsung pada tahun 2016 sebesar 95,24 % dari total anggaran yang dialokasikan. Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar pada program/kegiatan di sasaran Optimaslisasi Penyelenggaraan Penyuluhan sebesar ( 98,29% ). Sedangkan penyerapan pada sasaran Peningkatan Kualitas SDM penyuluh, Penguatan kelembagaan Pelaku Utama pertanian, perikanan dan kehutanan serta meningkatnya peranan dan fungsi BPK, yang ke tiga sasaran tersebut tergabung dalam satu

281 Program/kegiatan Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM sebesar (94,81%).

Meskipun pada tahun anggaraan 2016 terjadi anggaran penundaan, akan tetapi sekretariat Bakorluh masih tetap bisa mencapai Pencapaian kinerja dan anggaran yang menunjukkan tingkat efisiensi anggaran yang sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat bahwa mayoritas dari seluruh sasaran menunjukkan realisasi anggarannya lebih kecil dari pada realisasi kinerjanya. Ini bisa bermakna bahwa secara umum, pencapaian kinerja dari aspek program telah dicapai dengan cara yang efisien karena realiasi anggarannya lebih kecil dari pada yang ditargetkan dan juga lebih kecil daripada realisasi capaian kinerjanya.

Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2016 yang dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2.55. Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016

Bagian yang disajikan dalam tabel ini terkait dengan efisiensi anggaran untuk sasaran yang pencapaian kinerjanya mencapai atau lebih dari 100%. Terlihat bahwa Ke - 4 sasaran mencapai terget lebih 100%, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel di bawah ini. Sebagai contoh, untuk sasaran Optimalisasi Penyelenggaraan penyuluhan, telah mencapai kinerja

No Sasaran

Kinerja Anggaran (000)

Target Realisasi % Target Realisasi %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Meningkatnya kualitas

SDM Penyuluhan 15 16 106,67

2.958.750 2.818.177 95,25

2 Penguatan kelembagaan pelaku utama pertanian, perikanan dan kehutanan

52,5 52 110,8

3 Meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan penyuluhan 15 15 100 4 Optimalisasi Penyelenggaraan penyuluhan 15 15 100 413.500 408.836 98,87 Total Belanja Langsung 3.372.250 3.227.041 95,69

282 sebanyak 100% namun dengan realisasi anggaran sebanyak 98,29% dari total anggaran yang dialokasikan. Capaian tertinggi terlihat dari pencapaian sasaran Penguatan kelembagaan pelaku utama pertanian, perikanan dan kehutanan, dengan pencapaian kinerja sebanyak 110,8%, namun dengan realisasi anggaran hanya sebanyak 94,81,%.

Banyaknya sasaran yang berhasil dicapai dengan sumber daya yang efisien menunjukkan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai tingkat yang tinggi ataupun sangat tinggi. Kondisi ini sejalan dengan prinsip pengelolaan anggaran publik dan lebih jauh, juga sejalan dengan prinsip pemerintahan yang baik, yang salah satunya adalah pengelolaan sumber daya anggaran yang efisien dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan.

Tabel 2.56. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

No Sasaran Indikator % Capaian Kinerja % Penyerapan Anggaran Tingkat Efisiensi 1 2 3 4 5 6 1 Meningkatnya kualitas SDM Penyuluhan % Peningkatan Kapasitas SDM Penyuluhan 106,67 2 Penguatan kelembagaan pelaku utama pertanian, perikanan dan kehutanan

Peningkatan Kelas Kel. Tani Pemula Ke lanjut

102,22

95,25

1,14 Peningkatan Kelas Kel. Tani

Lanjut ke madya

100,00

Peningkatan Kelas Kel. Pelaku Utama Perikanan Pemula Ke lanjut

91,00

Peningkatan Kelas Kel. Tani hutan

Pemula Ke lanjut

150,00

3 Meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan penyuluhan % Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) aktif 100,00 Rata-rata 108,31 4 Optimalisasi Penyelenggaraan penyuluhan %Kawasan terintegrasi dlm melakukan optimalisasi penyuluhan 100,00 98,87 1,01 Rata-rata 107,13 97,06

283 Dari Tabel diatas terlihat bahwa efisiensi penggunaan sumberdaya untuk ke-1,2,3 sasaran sangat tinggi karena berada diatas 1%. Hal ini terutama disebabkan oleh dukungan dari stakeholder yang mendudukung kegiatan tersebut

2.4.4. APBN (DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN)

Pada tahun 2016 untuk Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura di Sumatera Barat melalui APBN (Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan), di alokasikan anggaran sebesar Rp. 315.709.988.000,-. Sampai dengan 31 Desember 2015 realisasi anggaran sebesar Rp. 290.005.321.830,- atau 91,86 %. Realisasi keuangan dan fisik masing-masing satker adalah sebagaimana tabel berikut ini.

Tabel. 2.57. Realisasi Anggaran dan Fisik Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembatuan Satker Dinas PertanianTanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat TA 2016

Kode

Program/Kegiatan/Output/Sub Output/ Jumlah REALISASI

Komponen/SubKomp/Akun/Detil Biaya REALISASI KEUANGAN REAL. FISIK (Rp.1000) Rp.(000) (%) (%) 1 2 3 4 5 6

03 Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (03) (DANA

DEKONSENTRASI dan TUGAS PEMBANTUAN) 131.958.877,00 67.491.868,47 51,15 96,07

018.03. 06

Progra m Peningkatan Produksi, Produktivi tas & mutu Ta nama Pa ngan Untuk Mencapai Swa s embada dan Swasembada Berkelanjutan (DANA DEKONSENTRASI) 03

14.469.418,00 9.183.286,55 63,47 65,36

018.03. 06

Progra m Peningkatan Produksi, Produktivi tas da n Mutu Tanaman Pa ngan Untuk Mencapai Swa s embada dan Swasembada Berkelanjutan (DANA TUGAS PEMBANTUAN) 03

117.489.459,00 58.308.581,92 49,63 99,85

04 Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan

284

DEKONSENTRASI dan TUGAS PEMBANTUAN)

018.04. 07

Progra m Peningkatan Produksi, Produktivi tas da n Mutu Produk Ta naman Hortikultura

Berkelanjutan (DANA DEKONSENTRASI) 04 3.596.161,00 3.411.601,67 94,87 97,01

018.04. 07

Progra m Peningkatan Produksi, Produktivi tas da n Mutu Produk Ta naman Hortikultura Berkelanjutan (DANA TUGAS PEMBANTUAN) 04

6.152.900,00 5.381.293,9 87,4

6 99,87

08 Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (08) (DANA

DEKONSENTRASI dan TUGAS PEMBANTUAN) 66.083.726,00 55.431.802,39 83,88 95,22

1 2 3 4 5 6

018.08. 11

Progra m Penyediaan dan Pengembangan Pra s a rana dan Sarana Pertanian (DEKONSENTRASI) 08

9.187.050,00 8.117.945,45 88,36 99,99

018.08. 11

Progra m Penyediaan dan Pengembangan Pra s a rana dan Sarana Pertanian (TUGAS PEMBANTUAN) 08

56.896.676,00 47.313.856,95 83,16 94,45

JUMLAH DANA DEKONSENTRASI 27.252.629,00 20.712.833,67 76,00 81,21 JUMLAH DANA TUGAS PEMBANTUAN 180.539.035,00 111.003.732,77 61,48 98,19

TOTAL 207.791.664,00 131.716.566,43 63,39 95,93

2.5. Produk Domestik Bruto (PDRB)

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak pembangunan yang dilaksanakan. Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi, yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi.

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga

285 konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Struktur ekonomi Provinsi Sumatera Barat tahun 2016 didukung oleh tiga lapangan usaha utama yaitu salah satunya Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Sebagai sumber pendapatan tunai masyarakat, pada tahun 2016 kontribusi sektor pertanian, secara ekonomi terhadap pembentukan PDRB Sumatera Barat adalah sebesar 24,06%. Sektor pertanian ini terdiri dari sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan.

Kontribusi dan Persentase Distribusi PDRB Sumatera Barat menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku dan harga konstan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.58 : PDRB Sumatera Barat Tahun 2015 dan 2016 Menurut Lapangan Usaha

No LAPANGAN USAHA Tahun 2015 Tahun 2016

Rp % Rp %

1 2 3 4 5 6

ATAS DASAR HARGA BERLAKU

1. PERTANIAN, PETERNAKAN, PERBURUAN DAN JASA PERTANIAN

26 876 364,98 19.66 27 310 126,12 18.98

a. Tanaman Pangan 9 487 665,47 7.30 9 417 462,06 6.68

b. Tanaman Hortikultura 5 167 773,73 3.44 5 279 779,67 3.42

c. Tanaman Perkebunan 9 389 697,28 6.68 9 729 428,04 6.69

d. Peternakan 2 103 860,99 1.72 2 140 747,31 1.66

e. Jasa Perrtanian dan perburuan 727 367,48 0.52 742 709,04 0.52

2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 1 969 166,54 1.55 2 020 025,72 1.53

3. Perikanan 4 706 444,90 3.56 4 880 209,84 3.56

4. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 6 144 577,45 4.84 6 267 606,76 4.54

5. INDUSTRI PENGOLAHAN 15 148 540,17 10.21 16 174 096,85 10.11

6. PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 175 373,03 0.10 207 279,26 0.11

7 PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG

160 975,81 0.09 180 305,59 0.09

8. KONSTRUKSI 16 877 049,38 9.41 18 209 710,82 9.31

286

REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

10. TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 21 645 518,57 12.07 23 998 541,57 12.26 11. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN

MINUM

2 200 166,49 1.23 2 600 388,34 1.33

12. INFORMASI DAN KOMUNIKASI 8 497 199,94 4.74 9 521 218,15 4.87

13. JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 5 583 951,53 3.11 6 227 234,40 3.18

14. REAL ESTATE 3 602 550,71 2.01 3 935 823,81 2.01

15. JASA PERUSAHAAN 773 942,88 0.43 851 304,48 0.44

1 2 3 4 5 6

16. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

10 249 240,85 5.71 11 432 303,91 5.84

17. JASA PENDIDIKAN 6 663 436,76 3.71 7 654 043,33 3.91

18. JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

2 238 744,23 1.25 2 456 440,35 1.26

19. JASA-JASA LAINNYA 3 028 540,19 1.69 3 498 511,26 1.79

P D R B 179 404 740,73 100,00 195 682 525,01 100,00

ATAS DASAR HARGA KONSTAN

1. PERTANIAN, PETERNAKAN, PERBURUAN DAN JASA PERTANIAN

26 876 364,98 3.43 27 310 126,12 1.61

a. Tanaman Pangan 9 487 665 47 3.76 9 417 462,06 0.74

b. Tanaman Hortikultura 5 167 773,75 2.73 5 279 779,67 2.17

c. Tanaman Perkebunan 9 389 697,28 3.58 9 729 428,04 3.62

d. Peternakan 2 103 860,99 1.96 2 140 747,31 1.75

e. Jasa Perrtanian dan perburuan 727 367,48 6.71 742 709,04 2.11

2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 1 969 166,54 6.94 2 020 025,72 2.58

3. Perikanan 4 706 444,90 8.79 4 880 209,84 3.69

4. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 6 144 577,45 3.73 6 267 606,76 2.00

5. INDUSTRI PENGOLAHAN 15 418 540,17 1.84 16 174 096,85 4.90

6. PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 145 686,13 4.05 161 628,93 10.94

7 PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG

141 707,83 5.99 150 771,11 6.40

287

9. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

21 611 238,22 5.30 22 760 290,40 5.32 10. TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 16 250 657,16 8.85 17 493 490,83 7.65 11. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN

MINUM

1 420 410,28 6.85 1 578 746,19 11.15

12. INFORMASI DAN KOMUNIKASI 9 052 781,48 8.77 9 882 963,81 9.17

13. JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 4 188 231,47 3.63 4 524 388,29 8.03

14. REAL ESTATE 2 748 095,83 5.30 2 895 556,33 5.37

15. JASA PERUSAHAAN 622 034,15 6.15 657 039,71 5.63

1 2 3 4 5 6

16. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

7 895 347,42 5.12 8 286 949,05 4.96

17. JASA PENDIDIKAN 5 068 148,05 8.81 5 498 575,43 8.49

18. JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

1 862 357,04 6.42 1 947 648,06 4.58

19. JASA-JASA LAINNYA 2 268 046,72 9.72 2 493 800,12 9.95

P D R B 140 704 876,07 100,00 148 110 750,47 100,00

Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka 2016 Ket : **) Angka Sementara

***) Angka Sangat Sementara

Distribusi PDRB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan-hotel-restoran dan sektor jasa mempunyai peranan yang besar. Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memberi kontribusi sebesar 24,06 persen, Berikutnya adalah lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 14,90 persen. Sedangkan lapangan usaha transportasi dan pergudangan dengan kontribusi sebesar 12,26 persen.

Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB Sumatera Barat secara persentase menunjukkan konstribusi yang menurun, hal ini disebabkan karena terjadinya pergeseran perekonomian ke sektor jasa, industri dan perdagangan. Tetapi jika dilihat secara nominal, PDRB sub sektor tanaman pangan dan hortikultura selalu terjadi peningkatan sejalan dengan terjadinya peningkatan

288 produksi komoditi tanaman pangan dan hortikultura setiap tahun serta nilai jual. Seperti kita ketahui bahwa yang menjadi PDRB subsektor tanaman pangan dan hortikultura adalah sigma produksi masing-masing komoditi dikali dengan harga (nilai jual) dikurangi dengan biaya antara.

Perkembangan PDRB diatas memperlihatkan bahwa peranan sektor pertanian masih tetap dominan dan diperkirakan akan tetap menjadi pengarah perekonomian Sumatera Barat di masa depan dimana sebagian besar penduduk Sumatera Barat menggantungkan kehidupannya pada sektor ini.

Perkembangan PDRB sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, PDRB sektor pertanian dan PDRB Provinsi Sumatera Barat menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku dapat dilihat pada grafik dibawah ini

Grafik 9. Kontribusi Masing-Masing Sektor Terhadap PDRB Sumatera Barat tahun 2016

Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka 2017