• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatnya Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

Indikator kinerja pada sasaran strategis ini adalah Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura yang terdiri dari:

Tabel. 2.5. Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Strategis 1

No Strategis Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Meningkatnya produksi tanaman pangan dan hortikultura 1 Peningkatan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura : - Padi % 3,00 2,20 126,67 - Jagung % 7,87 18,63 236,72 - - - Manggis Tanaman Pangan Hortikultura % % % 2,60 1 1 36,41 - 13,91 0,65 1.400,38 1.591,00 135,00

Penentuan target indikator kinerja ini disusun berdasarkan data realisasi dari tahun sebelumnya dan perkiraan anggaran yang ada pada tahun 2016. Jika dilihat secara rinci dari tiga (3) sub indikator yang ada, pada realisasi produksi padi terlihat belum mencapai target yang ditetapkan. Hal ini karena data realisasi masih merupakan Angka Ramalan II (ARAM II) tahun 2016 yang merupakan hasil rapat koordinasi bersama di tingkat nasional antara Kementerian Pertanian RI dan Badan Pusat Statistik. Untuk Sumatera Barat data ini merupakan angka kesepakatan antara Dinas Pertanian Tanaman Pangan dengan Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat.

187 Angka ini masih akan berubah pada penetapan Angka Sementara (ASEM) di bulan Febuari 2017 dan penetapan Angka Tetap (ATAP) di bulan Juni 2017. Berdasarkan kondisi di lapangan dapat diperkirakan bahwa target produksi padi tersebut akan dapat terpenuhi sebagaimana yang diharapkan.

Dan untuk komoditi manggis terdapat peningkatan produksi yang melebihi target yang ditetapkan setiap tahunnya, terlihat pada grafik berikut ini.

Tabel. 2.6 : Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 1 Tahun 2012-2016

Grafik 1. Perkembangan Produksi Komoditi Padi, Jagung, Manggis (ton) Tahun 2012 – 2016

Sumber : Buku Statistik Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2015 dan *) Angka Ramalan II (ARAM II) Tahun 2016

N o U raian

Realis as i T ahun Capaian Kinerja C apaian Kinerja (%) 2012 2 013 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 1 Peningkatan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Padi 3 ,6 5 3 ,4 1 2 ,2 0 1 21,67 8 5 ,25 1 2 6,67 Jagung 1 0 ,58 2 ,2 3 1 8 ,63 1 57,68 2 2 ,30 2 3 6,72 Manggis 9 ,5 2 1 2 ,37 3 6 ,41 4 76,05 4 76,00 1 .4 00,38 Tanaman Pangan ‘ -1 3,91 1 5 91 Hortikultura 0 ,6 5 1 3 5 0 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 Padi (ton) 2.279.602 2.368.390 2.430.384 2.519.043 2.550.609 2606640 Jagung (ton) 471.849 495.497 547.417 605.347 602.549 714820 Manggis (ton) 10.603 11.873 11.952 13.090 15.031 29186 Tanaman Pangan 317825 Hortikultura 1050695 2011 2012 2013 2014 2015 2016 *

188 Dari grafik di atas terlihat bahwa terdapat peningkatan produksi pertanian dari tahun ke tahun hingga tahun 2016. Perkembangan produksi padi mulai tahun 2012 sampai tahun 2016 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, yang mana terdapat peningkatan sebesar 3,75% (88.788 ton) pada tahun 2012, peningkatan 2,55 % (61.994 ton) pada tahun 2013, peningkatan 3,52 % (88.659 ton) pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 terdapat peningkatan sebesar 3,29 % atau sebanyak 85.742 ton, begitu juga tahun 2016 terdapat peningkatan 56.031 ton atau 2,1 %.

Grafik 2. Perkembangan Produksi Tanaman Padi di Sumatera Barat

Untuk perkembangan komoditi jagung dapat diketahui bahwa perkembangan produksi mulai tahun 2012 sampai tahun 2016 mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimana terdapat peningkatan sebesar 4,77 % (23.648 ton) pada tahun 2012, peningkatan 9,48% (51.920 ton) pada tahun 2013 peningkatan 9,57% (57.930 ton) pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 terdapat peningkatan sebesar 2,18% atau sebanyak 13.486 ton. 2.100.000 2.150.000 2.200.000 2.250.000 2.300.000 2.350.000 2.400.000 2.450.000 2.500.000 2.550.000 2.600.000 2.650.000 Padi (ton) 2.279.602 2.368.390 2.430.384 2.519.043 2.550.609 2606640 2011 2012 2013 2014 2015 2016 *

189

Grafik 3. Perkembangan Produksi Tanaman Jagung di Sumatera

Barat

Pada komoditi manggis terlihat perkembangan produksi yang juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2012 terdapat peningkatan produksi sebesar 10,69% (1.270 ton), tahun 2013 meningkat sebesar 0,66% atau sebesar 79 ton, tahun 2014 meningkat sebesar 8,69% (1.138 ton) dan pada tahun 2015 terdapat peningkatan sebesar 12,91 % (1.941 ton). Hal tersebut melebihi target yang telah ditetapkan setiap tahunnya.

Grafik 4. Perkembangan Produksi Tanaman Manggis di Sumatera Barat 0 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 800.000 Jagung (ton) 471.849 495.497 547.417 605.347 602.549 714.820 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 Manggis (ton) 10.603 11.873 11.952 13.090 15.031 29186 2011 2012 2013 2014 2015 2016

190 Penghitungan jumlah produksi ini didapat berdasarkan data Survey Pertanian (SP) yang dikumpul setiap bulan melalui petugas pengumpul data kecamatan yang kemudian direkap oleh petugas data statistik kabupaten/kota, dan selanjutnya dikirim ke Dinas Provinsi dan BPS. Selanjutnya data tersebut direkapitulasi menjadi angka produksi Provinsi Sumatera Barat yang disepakati oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan BPS Provinsi Sumatera Barat.

Peningkatan produksi padi didukung dengan kegiatan Pemasyarakatan Padi Tanam Sabatang melalui pendekatan peningkatan luas panen dan peningkatan produktivitas dengan kegiatan:

· Peningkatan SDM petani melalui Sekolah Lapang Padi Tanam Sabatang (SL-PTS) pada 7 kab./kota untuk 18 kelompok tani / gapoktan yaitu Kab. 50 Kota, Pasaman Barat, Solok Selatan, Solok, Pasaman, Agam dan Kota Padang dengan rincian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.7 : Sekolah Lapang Padi Tanam Sabatang ( SL-PTS) Tahun 2016

No Kab./Kota Gapoktan/Keltan A l a m a t

1 50 Kota 1. Sejahtera Buda

2. Bukik Gadang

Nagari Batu Kacang Kec. Harau Nagari Sarilamak Kec. Harau 2 Padsaman Barat 1. Sahara

2. Karya Abadi

Nag Lingkuang Aua Kec. Pasaman Nagari Koto Baru Kec. Luhak Nan Duo

3 Solok Selatan 1. Sindang Sari Maju 2.Rantiang Sapan

Lubuk Gadang Selatan, Kec. Sangir

Lubuk Gadang Selatan, Kec. Sangir 4 S o l o k 1. Air Lundang 2. Harapan Baru 3. Jambu Sepakat 4. Gitan 5. KWT Muslimah 6. Cahaya Guguk Bulek

Koto Gadang Koto Anau KecL embang Jaya

Nag. Batu Banyak Kec. Lembang Jaya

Nag. Kuncir Kec. X Koto Diatas Nag Koto Baru Kec.Kubung Nagari Pianggu Kec.Sungai Lasi Nag Paninggahan KecJunjungan Siriah

191 ·

M ela

· Melalui Program Usaha Peningkatan Khusus (UPSUS) Pajale (padi, jagung dan kedelai) yang dicanangkan Kementerian Pertanian RI untuk mewujudkan Swasembada Pangan Nasional dengan kegiatan antara lain : Gerakan Tanam Jajar Legowo seluas 56.000 ha, Perluasan Areal Tanam (PAT) seluas 200.000 ha, Bantuan Benih Desa Mandiri Benih (DMB) sebanyak 60 unit.

· Penggunaan Benih Bersertifikat Padi selama tahun 2016 sebanyak 2.588,510 ton.

· Pengembangan Padi Organik seluas 180 ha yang tersebar pada 9 (sembilan) kab./kota yaitu Kab. Tanah Datar, Kab. Solok, Kab. Solok Selatan, Kab. 50 Kota, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Padang Pariaman, Kab. Agam, Kab. Pasaman dan Kab. Dharmasraya masing-masing seluas 20 ha.

· Kegiatan Perbaikan Irigasi Perpipaan/Perpompaan sebanyak 8 (delapan) unit di Kab. 50 Kota sebanyak 2 (dua) unit, Kab. Pesisir Selatan sebanyak 1 unit, Kab. Sijunjung sebanyak 2 (dua) unit, Kab. Dharmasraya sebanyak 2 (dua) unit dan Kab. Pasaman Barat sebanyak 1 (satu) unit.

· Kegiatan Pengembangan Embung/Dam Parit/Long Storage sebanayk 36 unit yang tersebar di kab./kota yaitu Kab. Pasaman sebanyak 3 (tiga) unit, Kota Solok sebanyak 3 (tiga) unit, Kab. Tanah Datar sebanyak 4 (empat) unit, Kab. Sijunjung

2. Lubuak Durian Bersatu 3. Ayo Maju

4. S a i y o

Kec. Lubuk Sikaping

Nagari Ganggo Hilia Kec.Bonjol Nagari Ganggo Mudiak Kec. Bonjol

Nagari Taruang taruang Kec. R a o

6 A g a m Binuang Sati Nag Kamang Mudiak Kec.Kamang

Magek

192 sebanyak 13 unit, Kab. Dharmasraya sebanyak 3(tiga) unit dan Kab. Pasaman Barat sebanyak 10 unit.

· Disamping itu juga ada kegiatan Perluasan Sawah seluas 599,94 ha yang tersebar di Kab. Agam seluas 59 ha , Kep. Mentawai selaus 25 ha, Kab. Sijunjung seluas 100 ha, Kab. Dharmasraya seluas 72 ha, Kab. Pasaman Barat seluas 38,8 ha, Kab. Solok Selatan seluas 117,14 ha, Kab. 50 Kota seluas 175 ha.

· Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Desa Mandiri Benih berupa Pelatihan Penangkar Benih yang terdiri dari 60 orang selama 3 hari 2 malam dengan Narasumber dari Dirjen Perbenihan, Diperta Sumbar, UPTD BDP TPH, UPTD BBI TPH dan UPTD BPSB TPH Sumatera Barat.

· Faktor pendukung lain dalam meningkatkan produksi padi adalah semakin lancarnya penyaluran pupuk bersubsidi dengan semakin baiknya system pengawasan pupuk bersubsidi. Realisasi Penyaluiran Pupuk Bersubsidi Provinsi Sumatera Barat terdiri dari beberapa jenis, Pupuk Urea sebanyak 63.759,90 ton, Pupuk ZA sebanyak 12.212,00 ton, Pupuk SP36 sebanyak 31.383,00 ton, NPK sebanyak 62.282,00 ton, dan Pupuk Organik sebanyak 8.823,32 ton. · Kegiatan Pengembangan Kawasan Padi dilakukan melalui

peningkatan sumberdaya manusia (SDM) baik petani maupun petugas lapangan dalam teknik penangkaran benih, panen, pasca panen, penghitungan rendemen, losis analisa usaha tani dan mutu dan pembinaan /pendampingan oleh petugas Provinsi ke Kawasan Padi yang telah ditetapkan. Hasil dari kegiatan tersebut adalah :

 Pelatihan Penangkaran Benih Padi dilaksanakan sebanyak 2 kali pada tanggal 18 Agustus 2016 dan 29 September 2016. Nara sumber dari UPTD BPSB Provinsi Sumatera

193 Barat. Materi : jenis benih padi, klas benih padi, cara pemilihan benih padi, budidaya benih padi dan rogging.  Pelatihan panen, pasca panen dan mutu beras

dilaksanakan pada tanggal 3 November 2016, 17 November dan 24 November 2016. Nara sumber berasal dari UPTD Kecamatan Sungai Tarab, BPTP Sumatera Barat dan Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar. Pertemuan membahas penentuan waktu panen, cara panen, penanganan pasca panen dan packaging beras. Dalam rangka Peningkatan produksi jagung didukung oleh kegiatan Pengembangan kawasan jagung melalui peningkatan luas panen dan peningkatan produktivitas terutama melalui bantuan benih unggul dan GPPTT Jagung sebanyak 41 unit dengan 779 ha. Untuk lebih jelasnya dapt dilihat di bawah ini.

Tabel 2.8. : Kegiatan Peningkatan Luas Panen Jagung tahun 2016

No Kelompok Tani Alamat Unit Luas

Kabupaten/Kota Kecamatan Nagari/Kel (Ha)

1 Saroha 1.Pasaman 1 Duo Koto 1 Simpang Tonang 1 19

2 Kota Baru 2 Duo Koto 2 Cubadak 1 19

3 Suka Jadi 3 Rao Selatan 3 Lansek Kadok 1 19

4 Saroha 4 Rao 4 Tarung-tarung 1 19

5 Suka Maju II 5 Mapat Tunggul 5 Lb.Gadang 1 19 6 Banjar Raya 6 Tigo Nagari 6 Malampah 1 19 7 Tiga Saudara 7 Tigo Nagari 7 Malampah 1 19 8 Saribulan Jaya 8 Lubuk Sikaping 8 Tj. Baringin 1 19

8 152

9 Lembah saiyo 2.Pasaman Barat 1 Pasaman 1 Aua Kuniang 1 19 10 Cetak sawah baru 2 Pasaman 2 Lingkuang Aua 1 19 11 Batang lantan 3 Pasaman 3 Lingkuang Aua 1 19

3 57

12 Mekar Jaya 3.Agam 1 Matur 1 Matur Hilir 1 19 13 Bina Usaha 2 Lubuk Basung 2 Lubuk Basung 1 19

2 38

194 14 Harapan Jaya 4.Solok 1 Pantai Cermin 1 Surian 1 19 15 Suka 2 Pantai Cermin 2 Surian 1 19 16 Pulau Indah 3 Pantai Cermin 3 Surian 1 19 17

Rantau Indah

Sejati 4 Pantai Cermin 4 Lolo 1 19

18 Aua Sarumpun 5 Bukit Sundi 5 Dilam 1 19 19 Puncak Kadok 6 Lembang Jaya 6 Batu Banyak 1 19

6 114

20 Kalumpang Sakato 5.Pesisir Selatan 1 Ranah Pesisir 1 Pelangai gadang 1 19 21 KWT Anggrek 2 Linggo sari Baganti 2 Air Haji Tenggara 1 19 22 Usaha Bersama 3 Linggo sari Baganti 3 Air Haji 1 19 23 Bantaian 2 4 Linggo sari Baganti 4 Sungai Sirah Air haji 1 19 24 Muara Betung 5 Pancung Soal 5 Sungai Sirah 1 19 25 Tebar Jaya 6 Pancung Soal 6 Tluk Amplu 1 19 26 Pulau Rajo II 7 Airpura 7 Pulau Rajo 1 19 27 Air Pilah Sakato 8 Airpura 8 Pulau Rajo 1 19 28 Minang Jaya 9 Pancung Soal 9 Inderapura 1 19

9 171

29 Muaro Talang 6.Pdg Pariaman 1 Batang Anai 1 Kasang 1 19 30 Cempaka Putih 2 Sintoga 2 Toboh Gadang 1 19 31 Usaha Bersama 3 IV Koto Amal 3 Tigo Koto Aur Mltg 1 19

3 57

32 Mustika Guguak 7. 50 Kota 1 Mungka 1 Mungka 1 19 33 KWT Saiyo 2 Situjuah Limo Nagari 2 Situjuah Gadang 1 19 34 Tunggak Lansia 3 Gunung Mas 3 Koto Tinggi 1 19

3 57

35 Harapan Kita 8.Solok Selatan 1 Pauh Duo 1 Luak Kapau Alam Pauh Duo 1 19 36 Harapan Bunda 2 Sangir Jujuan 2 Padang Aia Dingin 1 19 37 Permata Bunda 3 Sangir Jujuan 3 Padang Aia Dingin 1 19 38

Poktan P3A Koto

Gadang 4 Sangir Jujuan 4 Lubuk Malako 1 19

4 76

44 Sinar pagi 2 9.Dharmasraya 1 Sitiung 1 Gunung Medan 1 19 45 Sawah Kayu Aro 2 Koto Baru 2 Koto Padang 1 19 46 Mulia 3 Koto Baru 3 Sialang Gaung 1 19

3 57

195 Kegiatan yang mendukung tercapainya indikator kinerja untuk Produksi Hortikultura antara lain adalah Pengembangan Sayuran dan Buah, Pembinaan dan Penangangan serta Pengutuhan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Identifikasi dan Registrasi Kebun Hortikultura.

Selain faktor yang diatas juga didukung adanya kegiatan perbanyakan benih oleh BBI sehingga ketersediaan benih bermutu untuk kebutuhan petani dapat dipenuhi.

Untuk mencapai target pada indikator kinerja dari sasaran ini terdapat 2 program yaitu 1) Pengembangan kawasan sentra produksi Pertanian, dan 2) Peningkatan Produksi dan Produktivitas.

Pada Program Pengembangan kawasan sentra produksi Pertanian dengan anggaran sebesar Rp. 613.620.000,- maka terealisasi Rp. 604.893.397,- ( 98,58 %), dan realisasi fisik 100% (Sangat Baik), sedangkan untuk Peningkatan Produksi dan Produktivitas dari anggaran Rp. 4.169.541.085,- terealisasi Rp. 4.140.834.063,- (99,31%), dan realisasi fisik 99,98% (Sangat Baik).

Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian dalam pelaksanaanya terdapat 7 (tujuh) kegiatan yang mendukung yaitu : Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Jagung, Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Tanaman Hias, Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Tanaman Panan dan Hortikultura, Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Manggis, Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Padi, Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Jeruk, Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Sayur.

Pada program Peningkatan Produksi dan Produktivitas, dalam pelaksanaannya terdapat 19 kegiatan yang mendukung yaitu : Identifikasi dan registrasi lahan/kebun hortikultura, Pengembangan Buah-buahan untuk Pensejahteraan Petani, Penerapan GAP dan SOP Buah, Pengembangan tanaman buah-buahan di kawasan pesisir, Penerapan GAP / SOP Sayur, Demplot Pisang Sehat, Pengembangan Tanaman pada Kawasan TMMN dan Baksi Sosial, Pemasyarakatan Padi Tanam Sabatang,

196 Pemantauan Pupuk dan Pestisida, Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih, Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih, Pengembangan Perbenihan/Pembibitan, Penyediaan Sarana Brigade dan Pengendalian Serangan OPT, Peningkatan Perlindungan Tanaman, Pengawasan Mutu dan Standar Pestisida, Pembinaan dan Bimbingan Teknis Pengelolaan Lahan dan Air, Pendampingan dan Penyusunan RDKK, Pengembangan Jagung, Pendampingan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi dan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (WISMP).

Dengan meningkatnya produksi tanaman pangan dan hortikultura ini diharapkan perekonomian petani indonesia lebih baik dan program swasembada pangan pun ikut tercapai.

Mulai tahun 2012 kawasan sentra telah mencapai 60 kawasan dan pada tahun 2013 diperkuat dengan SK Gubernur Sumatera Barat Nomor 521/305/2013 tanggal 26 Maret 2013 tentang Penetapan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat, diantaranya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.9 . Kawasan Komoditi Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Sumatera Barat

Kawasan padi : 13 Kawasan

No Kawasan Kabupaten/Kota

1 Kawasan Panti Rao Kabupaten Pasaman

2 Kawasan Talamau Kabupaten Pasaman Barat

3 Kawasan Situjuah Kabupaten Lima Puluh Kota

4 Kawasan IV Angkat Canduang Kabupaten Agam

5 Kawasan Lubuak Basung Kabupaten Agam

6 Kawasan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar

7 Kawasan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

8 Kawasan Gunung Talang Kabupaten Solok

9 Kawasan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan

10 Kawasan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung

11 Kawasan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya

197

13 Kawasan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan

Kawasan Jagung : 11 Kawasan

No Kawasan Jagung Kabupaten/Kota

1 Kawasan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman

2 Kawasan Rao Kabupaten Pasaman

3 Kawasan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat

4 Kawasan Lembah Malintang Kabupaten Pasaman Barat

5 Kawasan Kinali Kabupaten Pasaman Barat

6 Kawasan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota

7 Kawasan Ampek Angkek Kabupaten Agam

8 Kawasan Rambatan Kabupaten Tanah Datar

9 Kawasan Sangir Kabupaten Solok Selatan

10 Kawasan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan

11 Kawasan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan

Kawasan Manggis : 12 Kawasan

No Kawasan Kabupaten/Kota

1 Kawasan Bukit Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota

2 Kawasan Parit Malintang Kabupaten Padang Pariaman

3 Kawasan Lubuak Tarok Kabupaten Sijunjung

4 Kawasan Bawan Kabupaten Agam

5 Kawasan Palembayan Kabupaten Agam

6 Kawasan Kamang Kabupaten Agam

7 Kawasan Sangir Kabupaten Solok Selatan

8 Kawasan Pakan Rabaa Kabupaten Solok Selatan

9 Kawawsan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan

10 Kawasan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan

11 Kawasan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan

12 Kawasan Pauh Kota Padang

2. Meminimalkan Luas Serangan yang Disebabkan oleh Serangan OPT

198 Adapun indikator sasaran untuk sasaran strategis ke dua adalah menurunnya luas serangan hama dan penyakit tanaman dengan target 1 %. Target tersebut dibuat berdasarkan perkiraan luas serangan OPT di lapangan dengan luas areal pertanaman dikalikan seratus persen. Target 1% sudah merupakan standar secara nasional.

Berdasarkan realisasi yang terdapat di lapangan ternyata serangan hama hanya sekitar 0,6 % dari luas tanam padi secara keseluruhan pada tahun 2016, yang mana luas serangan hama seluas 2.964 ha dari luas tanaman seluas 493.648 ha. Berarti tingkat capaian keberhasilannya mencapai 140 %.

Tabel. 2.10 : Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Strategis 2

N

o Sasaran Strategis Indikator kinerja Satuan Target Realisasi % 1

Meminimalkan luas serangan yang disebabkan oleh serangan OPT dan bencana alam

d Menurunnya luas serangan hama dan penyakit tanaman (%)

% 1 0,6 140,00

Tabel 2.11 : Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 2 Tahun 2012-2016

3. Meningkatnya Nilai Tambah Komoditi Pertanian Tanaman Pangan

Hortikultura

Indikator kinerja pada sasaran strategis ini adalah jumlah produk olahan pertanian baru (produk/thn). Berdasarkan tabel hasil pengukuran yang ada terlihat bahwa realisasi dari target yang telah ditetapkan adalah 100% (sangat baik).

N

o Uraian

Realisasi Tahun Capaian Kinerja Capaian Kinerja (%) 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 1

Menurunnya luas serangan hama dan penyakit tanaman (%)

199 Tabel. 2.12 : Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan

Sasaran Strategis 3

No Sasaran Strategis Indikator kinerja Satuan Target Realisasi % 1 Meningkatnya nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura. e Jumlah produk olahan pertanian baru Produk/ thn 10 15 150,00

Penentuan capaian target kinerja ini disusun berdasarkan target yang telah ada pada renstra yaitu sebanyak 10 produk /thn dan dibandingkan sampai tahun 2016, sebanyak 15 Produk/thn.

Tabel 2.13 : Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 3 Tahun 2012-2016

Adapun jumlah produk olahan pertanian baru tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bawang Goreng

2. Bawang Goreng/ kripik kentang 3. Kripik Nangka

4. Kerang Kacang, Ganepo 99 5. Kerupuk Ubi Putih

6. Kerupuk Kentang/ Stik Ubi Ungu 7. Kripik Bongkol Pisang

8. Serundeng Kentang 9. Cabe

10. Dendeng Pucuk Ubi 11. Tomat Kurnia

N o U raian

Realis as i T ahun Capaian Kinerja C apaian Kinerja (%) 2 0 1 2 2013 2014 2 0 15 2 0 1 6 2012 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 1 Jumlah produk olahan pertanian baru (produk/thn) 5 5 1 0 1 0 ,34 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 5 0

200 12. Olahan Cabe Giling

13. Cabe Olahan Basah, Bubuk, Saus Cabe 14. Dodol Pisang

15. Kripik Pepaya

Program yang mendukung pencapaian sasaran tersebut adalah Program Peningkatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil, yang terdiri dari 7 kegiatan yaitu :

1. Pembinaan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian

2. Promosi Pemasaran Hasil Pertanian dan Penyebaran Informasi Pasar

3. Lomba Tanaman Pangan dan Hortikultura

4. Pengembangan dan Peningkatan SDM Kelompok Pengolahan Hasil serta Nilai Tambah Produk Pertanian

5. Peningkatan Mutu Produk Olahan Kelompok Unit Pelayanan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian ( UP3HP )

6. Pembinaan dan Peningkatan Mutu Produk Olahan Pertanian Secara Terpadu

7. Sertifikasi Pangan dan Pemasyarakatan Pertanian Organik.

Adapun realisasi keuangan dan fisik Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produk Hasil Pertanian dapat dilihat dari anggaran yang tersedia sebesar Rp.1.745.907.050,- terealisasi Rp. 1.737.290.490,- (99,51%), dan fisik terealisasi 100,00 % (Sangat Baik).

Upaya yang dilakukan dalam peningkatan nilai tambah dan daya saing produk TPH melalui agroindustri pedesaan adalah berupa pengolahan hasil pertanian yakni dengan mengembangkan “Unit Pelayanan Pengembangan dan Pengolahan Hasil Pertanian (UP3HP) “ yang berorientasi mutu dan pembinaan manajemen dalam proses

berproduksi.

201 0 50 100 150 200 Series 1 Series 2 83 100 110 125 145 160 175 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Sampai tahun 2016 terdapat 175 unit kelompok UP3HP tersebar di Kabupaten/Kota di Sumatera Barat dan yang difasilitasi dengan peralatan pengolahan tahin 2016 sebanyak 15 unit UP3HP yaitu :

1. Kelompok UP3HP Kubang Sepakat – Kab. Solok 2. Kelompok UP3HP Subrata Mandiri – Kab. 50 Kota 3. Kelompok UP3HP Ladora – Kab. Agam

4. Kelompok UP3HP Suka Maju Kab. Solok

5. Kelompok UP3HP Syakura 21 – Kab. Pasaman

6. Kelompok UP3HP Karya Bakti – Kab. Padang Pariaman 7. Kelompok UP3HP KWT Merpati Putih – Kab. 50 Kota 8. Kelompok UP3HP Bina Bersama – Kota Payakumbuh 9. Kelompok UP3HP Aro Indah – Kab. Solok

10. Kelompok UP3HP Usaha Bersama Mekar Sari – Padang 11. Kelompok UP3HP KWT Razaki - Kab. Pessel

12. Kelompok UP3HP Harapan Bari – Kab. 50 Kota 13. Kelompok UP3HP KWT Kelok Indah – Kab. Pessel 14. Kelompok UP3HP Maju Bersama Kota Bukittinggi 15. Kelompok UP3HP Lembah Sago – Kab. 50 Kota

Diharapkan kelompok-kelompok tersebut berkembang dengan baik, dapat menjadi motivator/pendorong bagi kelompok/ pelaku usaha lainnya

202 untuk meningkatkan produksi dan nilai tambah produk, yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan pelaku usaha.

Untuk memperbaiki mutu produk pertanian agar dapat bersaing di pasar domestik maupun internasional telah dilaksanakan cara-cara penanganan pascapanen dan pengolahan yang baik yang saat ini dikenal dengan istilah Good Handling Practices (GHP) dan Good Manufakturing Practices (GMP) dan Hazard Analysis Critical Control Points ( HACC P ), Cara-cara tersebut merupakan aspek yang penting untuk meningkatkan mutu produk pertanian. Produk olahan yang menerapkan GHP dan GMP adalah :

 Ganepo 99 : UP3HP Senior Ganepo – Kab. 50 Kota  Keju Ubi Jalar Ungu : UP3HP Patamuan – Kab. Solok  Stick Ubi Ungu : UP3HP Bambu Kuning – Kota Bukittinggi  Keu Bawang Ubi : UP3HP Suka Maju – Kab. Solok

 Kripik Pisdang : UP3HP Nan Sakato – Kab. Pasaman

 Serundeng Kentang : UP3HP Lembang Jao Mandiri – Kab. Solok  Tojin Jagung : UP3HP Bundo – Kab. Tanah Datar

 Kue Panggang Beras : UP3HP RONA – Kab Tanah Datar  Kripik Singkong Balado : UP3HP Rahmat – Kab. Tanah Datar

Dengan adanya usaha-usaha yang dilakukan untuk peningkatan nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura maka berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa telah semakin berkembangnya unit usaha pengolahan produk hasil pertanian dengan bertambahnya jenis produk olahan yang terdapat di pasaran.

4. Berkembangnya Pertanian Organik

Indikator kinerja pada sasaran strategis ini adalah Bertambahnya Luasan Pertanian Organik dengan target 180 Ha. Penentuan target indikator ini adalah berdasarkan pada Renstra dengan melihat luas daerah pertanian organik yang ada di Sumatera Barat dan pertimbangan anggaran.

203 Realisasi pada tahun 2016 adalah 180 ha ( 100 %). Target ini tidak sepenuhnya tercapai karena dipengaruhi oleh kondisi lapangan dan keterbatasan anggaran. Namun jika dilihat dari tahun-tahun sebelumnya ada terdapat peningkatan luasan pertanian organik. Dari evaluasi yang dilaksanakan maka diperoleh gambaran bahwa pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut adalah cukup baik.

Tabel. 2.14. : Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Strategis 4

No Sasaran Strategis Indikator kinerja Satuan Target Realisasi % 1 Berkembangnya

pertanian organik

d Bertambahnya luasan pertanian organik (Ha/th)

Ha 180 180 100

Tabel 2.15 : Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 4 Tahun 2011-2016

Perkembangan pencapaian indikator kinerja pada sasaran 4 dapat dilihat pada tabel berikut :

Grafik 6. Perkembangan Capaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis 4 0 200 400 600 (Ha) 250 500 100 239 55 100 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Indikator kinerja ini didukung oleh Program Peningkatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil dengan kegiatan Sertifikasi Pangan dan Pemasyarakatan Pertanian Organik.

No U raian Realisasi Tahun Capaian Kinerja C apaian Kinerja (% ) 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 1 Bertambahny a luasan

204 Adapun realisasi keuangan dan fisik kegiatan Sertifikasi Pangan dan Pemasyarakatan Pertanian Organik dapat dilihat dari anggaran yang tersedia sebesar Rp. 555.984.250,- terealisasi Rp. 550.912.650,- (99,09%), dan fisik terealisasi 100,00 % (Sangat Baik).

Kegiatan pemasyarakatan pertanian organik merupakan upaya mengubah pola tani yang biasanya menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan menjadi pertanian organik yang ramah lingkungan. Untuk mencapai target kinerja diatas, dilaksanakan :

1. Sekolah Lapang Pertanian Organik sebanyak 2 unit, dengan kelompok tani sbb,:

 Kelompok Tani Summer  Kelompok Tani Embun Pagi

2. Demplot Sayur sebanyak 2 unit dengan kelompok tani sbb,  Kelompok Tani Rimbun, Nagari Ampang Gadang di Kec.

Ampek Angkek Kab. Agam  Kelompok Tani Parambahan

3. Pusat Studi Pertanian Organik dilaksanakan di 2 (dua) lokasi yaitu Pusat Studi Pertanian Organik (IPO) Budi Saiyo Kayu