• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari 6 Indikator Kinerja Sasaran Sekretariat Bakorluh pada tahun 2016. 5

4. SASARAN OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN PENYULUHAN

2.3.3. Kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat 1. Klasifikasi Penilaian

2.3.3.2. Capaian Kinerja

Pengukuran kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat tahun 2016 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja serta evaluasi setiap tujuan dan sasaran disajikan sebagai berikut : 1. Tujuan Mengoptimalkan Pengelolaan Sumberdaya Lahan Secara

Berkelanjutan

Tujuan Mengoptimalkan Pengelolaan Sumberdaya Lahan Secara Berkelanjutan dijabarkan ke dalam 3 (tiga) sasaran strategis dengan 3 (tiga) indikator sasaran sebagai berikut :

TUJUAN SASARAN

Mengoptimalkan Pengelolaan Sumberdaya Lahan Secara Berkelanjutan

1 Meningkatnya luas areal tanaman perkebunan

2 Meningkatnya produksi tanaman perkebunan

3 Meningkatnya produktivitas tanaman perkebunan

a) Sasaran 1. Meningkatnya Luas Areal Tanaman Perkebunan

Sasaran 1 :Meningkatnya luas areal tanaman perkebunandiukur melalui 1 (satu) indikator, yaitu peningkatan luas areal kebun.

232 Capaian luas areal tanaman perkebunan tahun 2016 untuk komoditi unggulan (kakao, karet, kelapa sawit dan kopi) seluas 756.560 Ha dan untuk tahun 2016 ditargetkanmenjadi luas 767.860 Ha.

Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2.33. : Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Capaian dari Sasaran Meningkatnya Luas Areal Tanaman Perkebunan Tahun 2016 (Ha)

No .

Indikator Kinerja Target (Ha)

Realisasi (Ha)

% Capaian 1. Peningkatan luas areal kebun 19.000 18.172 95,64

2.4. Kakao 3.450 3.023 87,62

2.5. Karet 3.087 2.645 85,68

2.6. Kelapa Sawit 12.236 12.384 101,20

2.7. Kopi 227 120 52,86

Berdasarkan tabel di atas,target yang ditetapkanterhadap indikator penambahan areal tanaman perkebunan tahun 2016 seluas 19.000 Hadan realisasinya adalah seluas 18.172 Ha dengan capaiannya 95,64 % dari target yang ditetapkan seluas 19.000 Ha. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik.

Perbandingan capaian indikator kinerja penambahan areal tanaman perkebunan yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan (kakao, karet, kelapa sawit, dan kopi) tahun 2016 berikut disajikan pada tabel di bawah ini.

233 Tabel 2.34

234 Dari data yang disajikan pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwasasaran peningkatan luas areal perkebunan dari tahun 2011 s/d 2013 tidak bisa dilakukan perbandingan antara capaian dengan target.Setelah dilakukan revisiRencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat 2011 – 2015, maka untuk tahun 2014 s/d 2015 dilakukan perbandingan antara target dan capaian terhadappeningkatan luas areal perkebunan.

Capaian penambahan areal tanaman perkebunanyang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan (kakao, karet, kelapa sawit, dan kopi) tahun 2016 adalah seluas 175 Ha atau capaiannya 102,64 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 seluas 24.467 Ha (115,27 %)maka terjadi penurunan realisasi tahun 2015 (19,63 %).

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 3.3 di atas, jika dibandingkan dengan target dalamrevisi Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat 2011 – 2015 seluas

235 767.860 Ha untuk 4 (empat) komoditi unggulan (kakao, karet, kelapa sawit, dan kopi) ternyata terjadi peningkatan 6.724 Ha. Hasil pengukuran kinerja dari indikator kinerja terhadap masing-masing capaian areal luas komoditi unggulan perkebunantahun 2016 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Luas Tanaman Kakao

Target tahun 2016 untuk indikator penambahan luas tanaman kakao adalah seluas 1.000 Ha sehingga luas tanaman kakao menjadi seluas 157.200 Ha. Capaian luas tanaman kakao tahun 2016 seluas 165.000 Ha dan terjadi penambahan luas tanaman kakao seluas 1.000 Ha, sedangkan target yang ditetapkan seluas 159.690 Ha (1.000 Ha), sehingga capaian kinerja adalah 98,43 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Capaian luas tanaman kakao tahun 2016 adalah seluas 159.690 Ha atau 87,62 %, jika dibandingkan dengan capaian luas tanaman kakao tahun 2015 seluas 158.138 Ha atau 102,45 %, maka terjadi penurunan realisasi sebesar 14,83 %.

2) Luas Tanaman Karet

Target tahun 2016 untuk indikator penambahan luas tanaman karet adalah seluas 10Ha sehingga luas tanaman karet menjadi seluas 180.000 Ha. Capaian luas tanaman karet tahun 2016 seluas 179.167 Ha dan terjadi penambahan luas tanaman karet seluas 10 Ha, sedangkan penambahan target yang ditetapkan seluas 180.000 Ha (10 Ha), sehingga capaian kinerja adalah 99,01 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Capaian luas tanaman karet tahun 2016 adalah seluas 179.167 Ha atau 100,00 %, jika dibandingkan dengan capaian luas tanaman karet tahun 2015 seluas 178.087 Ha,

236 untuk tahun anggaran 2016 anggaran untuk tanaman karet adalah Rp 216.832.000,-

3) Luas Tanaman Kelapa Sawit

Target tahun 2016 untuk indikator penambahan luas tanaman kelapa sawit adalah seluas 88 Ha sehingga luas tanaman kelapa sawit menjadi seluas 400.742 Ha. Capaian luas tanaman kelapa sawit tahun 2016 seluas 394.167 Ha dan terjadi penambahan luas tanaman kelapa sawit seluas 88 Ha, sedangkan target yang ditetapkan seluas 400.000 Ha (100 Ha), sehingga capaian kinerja adalah 100 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik. Capaian luas tanaman kelapa sawit tahun 2016 adalah seluas 394.167 Ha atau 100 %, jika dibandingkan dengan capaian luas tanaman kelapa sawit tahun 2015 seluas 393.990 Ha.

4) Luas Tanaman Kopi

Target tahun 2016 untuk indikator penambahan luas tanaman kopi adalah seluas 45 Ha sehingga luas tanaman kopi menjadi seluas 45.000 Ha. Capaian luas tanaman kopi tahun 2016 seluas 43.179 Ha dan terjadi penambahan luas tanaman kopi seluas 120 Ha, sedangkan target yang ditetapkan seluas 43.299 Ha (120 Ha), sehingga capaian kinerja adalah 52,86 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori kurang/gagal. Capaian luas tanaman kopitahun 2016 adalah seluas 43.384 Ha atau 52,86 %, jika dibandingkan dengan capaian luas tanaman kopi tahun 2016 seluas 43.384 Ha

Realisasi sasaran penambahan areal tanaman perkebunan tahun 2016tidak tercapaisesuai target capaian TA 2016 yang sudah

237 dirinci oleh tim anggaran Kementerian dalam negeri sebagai berikut :

- Adanya kebijakan pemerintah daerah atas tindak lanjut hasil evaluasi anggaran pengeluaran belanja daerah tahun 2016 oleh Kementerian Dalam Negeri, sehingga untuk kegiatan yang berupa bantuan kepada masyarakat/petani sebagai stimulan tidak dapat dilaksanakan diantaranya kegiatan : (1) Pengembangan Skala Ekonomi Tanaman Kakao Rakyat; (2) Pengembangan dan Perluasan Tanaman Kopi Rakyat; (3) Pengembangan Tanaman Karet Rakyat; (4) Optimalisasi Penggunaan Bibit Kelapa Sawit Bersertifikat dan (5) Terlaksananya Perluasan Tanaman Pala Rakyat. Walaupun Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat telah melakukan upaya guna mendorong penambahan luas areal tanaman perkebunankepada masyarakat baik melalui anggaran APBD 2016dan kegiatan melalui dana APBN 2016.

- Pada tahun 2016 terjadinya cuaca/iklim ektremyang cukup panjang sehingga mempengaruhi minat petani untuk melakukan pengolahan lahannya.

b) Sasaran 2. Meningkatnya Produksi Tanaman Perkebunan

Sasaran 2. Meningkatnya produksi tanaman perkebunan diukur melalui 1 indikator, yaitu (1) peningkatan produksi tanaman perkebunan.

Capaian produksi tanaman perkebunan tahun 2016 sebanyak 1.610.819 ton dan untuk tahun 2016 ditarget menjadi 1.710.819 ton atau sebanyak 10.000 ton.

Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.35. : Indikator Kinerja,Target, Realisasi dan Capaian dari Sasaran Meningkatnya produksi tanaman perkebunan Tahun 2016 (Ton)

238 No. Indikator Kinerja Target

(ton) Realisasi (ton) % Capaian 1.

Peningkatan produksi tanaman perkebunan

10.000 89.000 89,00

Komoditi Unggulan 39.860 30.100 76,21

Berdasarkan tabel di atas, ternyata realisasi terhadap indikator peningkatan produksi tanaman perkebunan tahun 2016 adalah sebanyak 89.000 ton atau capaiannya 89,00 % dari target yang ditetapkan sebanyak 10.000 ton. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik.

Untuk capaian indikator kinerja peningkatan produksi tanaman perkebunan yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan tahun 2016 (kakao, karet, kelapa sawit, dan kopi) sebanyak 30.100 ton atau capaiannya 76,21 %dari target yang ditetapkan sebanyak 39.860 ton.

Perbandingan capaian indikator kinerja peningkatan produksi tanaman perkebunan yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan yaitu kakao, karet, kelapa sawit, kopi daritahun2015dan 2016 berikut disajikan pada tabel berikut

239 Tabel 2.36

240

Capaian peningkatan produksi perkebunan tahun 2016 adalah

sebanyak 69.899 ton dengan capaiannya 89,61 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebanyak 111.476 ton dengan capaiannya 142,90 %, maka terjadi penurunan realisasi sebesar 53,29 % dapat dilihat pada tabel 2.36.

Sedangkan capaian produksi yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan (kakao, karet, kelapa sawit, dan kopi) tahun 2016 adalah sebanyak 30.100 Ton atau capaiannya 76,21 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 sebanyak 69.899 Ton (255,16 %) maka terjadi penurunanrealisasi tahun 2016 (77,42 %).

Hasil pengukuran kinerja dari indikator kinerja terhadap masing-masing capaian produksi komoditi unggulan perkebunantahun 2016 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Produksi Kakao

Target tahun 2016 untuk indikator peningkatan produksi tanaman kakao menjadi 6.860 ton. Capaian produksi kakao tahun 2016 sebanyak 5.600 ton dan terjadi penurunan produksi tanaman kakao sebanyak 1.260 ton dari target yang

241 ditetapkan sebanyak 6.860 ton, dengan capaian 90.87 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori baik.

2) Produksi Karet

Target tahun 2016 untuk indikator peningkatan produksi tanaman karet menjadi 156.525 tonatau dengan peningkatan sebesar 3.798 ton. Capaian produksi karet tahun 2016 sebanyak 153.245 ton dan terjadi penambahan produksi tanaman karet sebanyak 283 tondari target yang ditetapkan sebanyak 156.525 ton (3.798 ton), sehingga capaian kinerja adalah 13,63 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori kurang/gagal. Capaian produksi tanaman karet tahun 2016 adalah sebanyak 153.245 ton atau 13,63 %, jika dibandingkan dengan produksi tanaman karet tahun 2014 sebanyak 152.962 ton atau 106,30 %, maka terjadi penurunan realisasi sebesar 81,06 %.

3) Produksi Kelapa Sawit

Target tahun 2016 untuk indikator peningkatan produksi tanaman kelapa sawit menjadi 1.055.000 tonatau dengan peningkatan sebesar 36.000 ton. Capaian produksi kelapa sawit tahun 2016 sebanyak 1.119.263 ton dan terjadi penambahan produksi tanaman kelapa sawit sebanyak 36.440 ton dengan capaian 101,14 % dari target yang ditetapkan sebanyak 1.055.000 ton (36.000 ton). Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik. Capaian produksi tanaman kelapa sawit tahun 2016 adalah sebanyak 1.119.263 ton atau 101,14 %, jika dibandingkan dengan produksi tanaman kelapa sawit tahun 2015 sebanyak 1.082.823 ton atau 286,48 %, maka terjadi penurunan realisasi sebesar 185,34 %.

242 Target tahun 2016 untuk indikator peningkatan produksi tanaman kopi menjadi 3000 ton atau dengan penurunan sebesar 433 ton. Capaian produksi kopi tahun 2016 sebanyak 2577 ton dan terjadi penurunan produksi tanaman kopi sebanyak 433 ton dengan capaian 75.86 % dari target yang ditetapkan sebanyak 3000 ton .Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan kurang.

Rendahnya tingkat capaian produksi perkebunan tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015, disebabkan karena pada tahun 2016 iklim/cuaca yang ekstrem antara lain kabut asap, bencana alam sehingga berpengaruh pada tanaman yang akan menghasilkan. Disamping itu, masyarakat kurang optimal melakukan pemeliharaan tanaman, walaupun Dinas Perkebunan Provinsi telah melakukan upaya untuk meningkatkan produksi dengan berkoordinasi dengan kabupaten/kota baik melalui anggaran APBD 2016 dan kegiatan melalui dana APBN 2016.

c) Sasaran 3. Meningkatnya Produktivitas Tanaman Perkebunan

Sasaran 3. Meningkatnya produktivitastanaman perkebunan diukur melalui 1 indikator, yaitu (1) persentase peningkatan produktivitas tanaman.

Target kinerja yang ditetapkan sebesar 1 % ditetapkan berdasarkan peningkatan produktifitas tanaman perkebunan yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan yaitu kakao, karet, kelapa sawit, kopi.

Indikator kinerja, target, dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel sebagai berikut :

Tabel 2.37 : Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Capaiandari Sasaran Meningkatnya produktivitastanaman perkebunan Tahun 2016 (%)

No. Indikator Kinerja % Target

% Realisasi

% Capaian

243 1. Persentase peningkatan produktivitas tanaman a. Kakao 1 0,103 10,30 b. Karet 1 2,87 28,70 c. Kelapa Sawit 1 18,067 1806,7 d. Kopi 1 0,1 10,40

Berdasarkan tabel di atas, ternyata realisasi terhadap indikator peningkatan produktivitas tanaman perkebunan yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan (kakao, karet, kelapa sawit, dan kopi) sebagai berikut :

1) Produktivitas Tanaman Kakao

Target tahun 2016 untuk indikator peningkatan produktivitas tanaman kakao sebesar 1 % (9,7 kg/Ha). Capaian produktivitas tanaman kakao tahun 2015 adalah 0,103 % atau (1 Kg/Ha), dengan capaian kinerja 10,3 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori kurang berhasil/gagal. Sedangkan capaian tahun 2016 adalah 0,103 % (1 Kg/Ha) dengan capaian kinerja 10,3 %, jika dibandingkan capaian tahun 2015 adalah 1,50 % (15 Kg/Ha) dengan capaian kinerja 150 %, sehingga terjadi penurunan realisasi tahun 2016 sebesar 139,7 %.

2) Produktivitas Tanaman Karet

Target tahun 2016 untuk indikator peningkatan produktivitas tanaman karet sebesar 1 % (10,8 Kg/Ha). Capaian produktivitas tanaman karet tahun 2016 adalah 2,87 % (31 Kg/Ha), dengan capaian kinerja 287 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik.

Sedangkan capaian tahun 2016 adalah 2,87 % (31 Kg/Ha) dengan capaian kinerja 287 %, jika dibandingkan capaian tahun 2015 adalah 1,081 % (12 Kg/Ha) dengan capaian

244 kinerja 109,09 %, sehingga terjadi peningkatan realisasi tahun 2016 sebesar 177,91 %.

3) Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit

Target tahun 2016 untuk indikator peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit sebesar 1 % (29,5 Kg/Ha). Capaian produktivitas tanaman kelapa sawit tahun 2016 adalah 18,067 % (533 Kg/Ha), dengan capaian kinerja 1806,7 %.Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik.

Sedangkan capaian tahun 2016 adalah 18,067 % (533 Kg/Ha) dengan capaian kinerja 1806,7 %, jika dibandingkan capaian tahun 2015 adalah 2,966 % (44 Kg/Ha), dengan capaian kinerja 151,72 % sehingga terjadi peningkatan realisasi tahun 2016.

4) Produktivitas Tanaman Kopi

Target tahun 2016 untuk indikator peningkatan produktivitas tanaman kopi sebesar 1 % (9,6 Kg/Ha). Capaian produktivitas tanaman kopi tahun 2016 adalah0,104 %(1 Kg/Ha), dengan capaian kinerja 10,04 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori kurang berhasil/gagal.

Sedangkan capaian tahun 2016 adalah 0,104 %(1 Kg/Ha), dengan capaian kinerja 10,04 %, jika dibandingkan capaian tahun 2015 adalah 1,9 % dengan capaian kinerja 190,0 % (19 Kg/Ha), sehingga terjadi penurunanrealisasi tahun 2016.

Perbandingan capaian indikator kinerja peningkatan produktivitas tanaman perkebunan yang difokuskan pada 4 (empat) komoditi unggulan yaitu kakao, karet, kelapa sawit, kopi tahun 2016 berikut disajikan pada tabel 2.38.

245 Tabel 2.38

246 Rendahnya tingkat capaian produktivitas tanaman perkebunan tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015, disebabkan karena pada tahun 2016 iklim/cuaca yang ekstrem antara lain kabut asap, bencana alam sehingga berpengaruh pada produktivitas tanaman yang akan menghasilkan. Disamping itu, masyarakat kurang optimal melakukan pemeliharaan tanaman, walaupunDinas Perkebunan Provinsi telah melakukan upaya untuk meningkat produksi dengan berkoordinasi dengan kabupaten/kotabaik melalui anggaran APBD 2016 dan melalui dana APBN 2016. 2. Tujuan Meningkatkan Nilai Tambah Komoditi Perkebunan

Tujuan Meningkatkan Nilai Tambah Komoditi Perkebunan dijabarkan ke dalam 1 (satu) sasaran strategis dengan 1 (satu) indikator sasaran.

TUJUAN SASARAN

Meningkatkan Nilai Tambah Komoditi Perkebunan

Meningkanya nilai tambah komoditi perkebunan

Sasaran peningkatan nilai tambah komoditi perkebunandiukur melalui 1 indikator, yaitupersentase peningkatan insentif harga pasar.

Indikator kinerja, target, realisasidan capaian tahun 2016 dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.39 : Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari Sasaran meningkatnya komoditi nilai tambah perkebunant ahun 2016

247 No. Indikator Kinerja Target Realisasi %

Capaian Persentase peningkatan insentif

harga pasar (kakao)

1 % 1,3 % 130

Pada tahun 2016 produksi kakao sebanyak 153.245 ton, diharapkan 1 % dari produksi kakao terjadi peningkatan nilai tambah harga pasar akibat adanya perubahan nilai bahan baku dengan perlakukan sehingga besarannya dapat nilai sebagai berikut :

Bentuk Olahan Harga/kg

Biji/Bahan baku tanpa fermentasi Rp.26.000

Biji/Bahan baku diolah dengan melakukan fermentasi dengan memakai peti fermentasi dan tempat penjemuran biji kakao

Rp.30.000

Biji kakao yang telah diolah dengan melakukan fermentasi (peti fermentasi dan tempat penjemuran biji kakao) tahun 2015 sebanyak 28,3 %, maka :

Jika 28,3 % (43.368,335 kg) dihitung nilainya tanpa pengolahan

Rp. 1.084.208.375

Jika 28,3 % (43.368,335 kg) dihitung nilainya dengan pengolahan

Rp. 1.301.050.050

Insentif Pasar Rp. 216.841.675

Capaian peningkatan nilai tambah harga pasar untuk kakao tahun 2016 adalah 28,3 % (1 Kg/Ha) dengan insentif harga pasar sebesar Rp.216.814.675, jika petani kakao melakukan pengolahan biji kakao dengan fermentasi, dengan capaian kinerja 130 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik.

Dari data yang disajikan pada tabel 2.39 di atas, capaian tahun 2016 adalah 1,3 % dengan capaian kinerja 130 %, jika dibandingkan capaian tahun 2015 adalah 1 % dengan capaian kinerja 100 %, sehingga terjadi peningkatan realisasi tahun 2016 sebesar 30 %.

248 Tercapainya target yang ditetapkan tersebut, karena adanya upaya dan langkah-langkah konkrit yang dilakukan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dalam melakukan pembinaan dan membantu masyarakat guna meningkatkan nilai tambah produk perkebunan baik melalui anggaran APBD 2016 dan kegiatan melalui dana APBN 2016. Pencapaian sasaran peningkatan nilai tambah komoditi perkebunan melalui kegiatan) Peningkatan Penerapan Fermentasi Kakao.