• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Meningkatkan ketersediaan benih/bibit unggul dan sarana produksi perkebunan

Dari 6 Indikator Kinerja Sasaran Sekretariat Bakorluh pada tahun 2016. 5

5. Tujuan Meningkatkan ketersediaan benih/bibit unggul dan sarana produksi perkebunan

Tujuan Meningkatkan ketersediaan benih/bibit unggul dan sarana produksi perkebunan dijabarkan ke dalam 2 (dua) sasaran strategis dengan 2 (dua) indikator kinerja sebagai berikut :

257

TUJUAN SASARAN

Meningkatkan ketersediaan benih/bibit unggul dan sarana produksi perkebunan

1 Peningkatan penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi perkebunan

2 Bertambahnya Penangkar Sektor Perkebunan

a) Sasaran 1: Peningkatan penggunaan benih/bibit unggul dan

sarana produksi perkebunan

Sasaran 1: Meningkatnya penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi perkebunan, diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja yaitu jumlah penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi perkebunan.

Target kinerja penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi perkebunan untuk tahun 2016 sebanyak 800.000 batang.

Indikator kinerja, target, realisasidan capaian tahun 2016 dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 2.45 sebagai berikut :

Tabel 2.45 : Indikator Kinerja, Target, Realiasi dan Capaian dari

sasaran Meningkatnya penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi perkebunan tahun 2016

N o.

Indikator Kinerja Target 2016

Realisasi 2016

% Capaian 1. Jumlah penggunaan benih/bibit

unggul dan sarana produksi perkebunan 800.000 batang 760.000 batang 97,26

Berdasarkan tabel di atas, ternyata realisasi terhadap penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi tahun 2016 sebanyak 760.00 batang atau realisasinya lebih rendah dari target yang ditetapkan (800.000 batang) dengan tingkat capaian kinerja

258 sebesar 97,26%. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan baik.

Selanjutnya untuk melihat perbandingan capaian kinerja berdasarkan indikator kinerja penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi dari tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut

259 Capaian penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksitahun 2016 adalah sebanyak 1.451.674 batang atau capaian 96,77, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 adalah sebanyak 1.625.000 batang atau capaian 108,33 %, maka

260 terjadi penurunan penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi tahun 2016.

Untuk laporan Kinerja tahun 2016 ini penggunaan benih menurun sesuai dengan anggaran yang direvisi oleh direktorat anggaran kementerian keuangan. Tercapainya target yang ditetapkan tersebut, karena adanya upaya dan langkah-langkah konkrit yang dilakukan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dalam penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi perkebunan antara lain melakukan pembinaan untuk mendorong masyarakat menggunakan benih/bibit unggul dan sarana produksi perkebunan baik melalui anggaran APBD 2016 dan kegiatan melalui dana APBN 2016.

Pencapaian sasaran penggunaan benih/bibit unggul dan sarana produksi perkebunan melalui kegiatan : (1) Pemeliharaan kebun Induk kakao; (2) Pemeliharaan kebun Induk karet; (3) Pemeliharaan kebun entres karet; (4) Penilaian blok penghasil tinggi (BPT) tanaman cengkeh; (5) Pembangunan rumah pembibitan; (6) Rehab labor pembibitandan (7) Pengembangan varietas tembakau nikotin rendah.

b) Sasaran 1: Bertambahnya Penangkar sektor perkebunan

Sasaran 1: Bertambahnya Penangkar sektor perkebunan, diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja yaitu jumlah penambahan penangkar.

Target kinerja jumlah penambahan penangkarsektor perkebunan untuktahun 2016 sebanyak 10 penangkar.

Indikator kinerja, target, realisasidan capaian tahun 2015 dari sasaran ini disajikan dalam Tabel sebagai berikut :

Tabel 2.47. : Indikator Kinerja, Target, Realiasi dan Capaian dari sasaran Bertambahnya Penangkar sektor perkebunan

261 No. Indikator Kinerja Target

2016 Realisasi 2016 % Capaian 1. Jumlah penambahan penangkar sektor perkebunan 5 penangkar 6 penangkar 120

Berdasarkan tabel di atas, ternyata realisasi terhadap penambahan penangkar sektor perkebunan tahun 2016 sebanyak 6 penangkar dan realisasinya melebihi dari target yang ditetapkan (5 penangkar) dengan tingkat capaian kinerja sebesar 120,00 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik.

Selanjutnya untuk melihat perbandingan capaian kinerja berdasarkan indikator kinerja penambahan penangkarsektor perkebunan dari tahun 2011 - 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.48 : Capaian jumlah penangkar sektor perkebunan dari tahun 2012 s/d 2016 Sasaran Indikator 2012 2013 2014 2015 2016 T C % T C % T C % T C % T C % Bertambahnya penangkar sektor perkebunan Jumlah penangkar sektor perkebun-an - - - - - - 15 18 10 17 170 5 6 120 Catatan : T : Target C : Capaian

Capaian bertambahnya Penangkar sektor perkebunan tahun 2016 adalah sebanyak 6 penangkar atau capaian 120,00 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 adalah sebanyak 17

262 penangkar atau capaian 170,20 %, maka terjadi peningkatan bertambahnya Penangkar sektor perkebunan tahun 2016.

Tercapainya target yang ditetapkan tersebut, karena adanya upaya dan langkah-langkah konkrit yang dilakukan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dalam penambahan penangkar sektor perkebunan antara lain melakukan pembinaan terhadap masyarakat/petani guna menjadi sebagai penangkar sektor perkebunan baik melalui anggaran APBD 2016 dan kegiatan melalui dana APBN 2016.

Pencapaian sasaran bertambahnya penangkar sektor perkebunan melalui kegiatan : (1) Peningkatan keahlian perbenihan komoditi perkebunan; (2) Pengawasan dan sertifikasi benih unggul perkebunan; dan (3) Sosialisasi penggunaan bibit sertifikasi. 6. Tujuan Terkendalinya serangan hama penyakit dan OPT

perkebunan

Tujuan : Terkendalinya serangan hama penyakit dan OPT perkebunan dijabarkan ke dalam 1 (satu) sasaran strategis dengan 1 (satu) indikator sasaran sebagai berikut :

TUJUAN SASARAN

Terkendalinya serangan hama penyakit dan OPT perkebunan

Menurunnyaserangan hama penyakit dan OPT perkebunan

Sasaran Menurunnya serangan hama penyakit dan OPT perkebunan diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu persentase penurunan serangan hama penyakit dan OPT perkebunan.

Target kinerja persentase penurunan serangan hama penyakit dan OPT perkebunan untuktahun 2016 adalah 1 %.

Indikator kinerja, target, realisasidan capaian tahun 2016dari sasaran ini disajikan dalam Tabel berikut :

263 Tabel 2.49. : Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari Sasaran

Menurunnya serangan hama penyakit dan OPT perkebunan tahun 2016

No. Indikator Kinerja Target 2016

Realisasi 2016

% Capaian 1. Persentase penurunan serangan hama

penyakit dan OPT perkebunan

1,0 % 1,03 103

Berdasarkan tabel di atas, ternyata realisasi terhadap penurunan serangan hama penyakit dan OPT perkebunan tahun 2016 terkendali 1,03 % atau (48.186 Ha), dan realisasi tersebut melebihi dari target yang ditetapkan 1,0 %. Sesuai klasifikasi penilaian termasuk kategori keberhasilan sangat baik.

Selanjutnya untuk melihat perbandingan capaian kinerja berdasarkan indikator kinerja terhadap persentase penurunan serangan hama penyakit dan OPT perkebunan dari tahun 2012 - 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.50. : Capaian % Penurunan Serangan Hama Penyakit dan OPT Perkebunan dari tahun 2012 s/d 2016

Sasaran Indikator 2012 2013 2014 2015 2016 T C % T T C % T T C % T T C % Menurunnya serangan hama penyakit dan OPT perkebunan perkebunan % penurunan serangan hama penyakit dan OPT perkebunan - - - - - - - - - 1 1,09 109 1 1,03 103 Catatan : T : Target C : Capaian

Capaian persentase penurunan serangan hama penyakit dan OPT perkebunan tahun 2016 adalah 1,03 % atau capaian 103,0 %, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 adalah 1,09 %atau capaian 109,0 %.

264 Tercapainya target yang ditetapkan tersebut, karena adanya upaya dan langkah-langkah konkrit yang dilakukan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dalam melakukan pengendalian dan pengawalan terhadap serangan hama penyakit dan OPT perkebunan baik melalui anggaran APBD 2016 dan kegiatan melalui dana APBN 2016.

Pencapaian sasaran penurunan tingkat serangan hama penyakit dan OPT perkebunan melalui kegiatan : (1) Pengembangan Agen Hayati/Non Pestisida; (2) Peningkatan Sarana laboratorium lapang; (3) Pelatihan teknologi terapan PHT kakao dan kelapa sawit; (4) Pelatihan lapang pengendalian organisme pengganggu tanaman; (5) Temu rembuk petugas pengamat OPT; (6) Gerakan massal pemberantasan hama PBK dan hama tupai; (7) Gerakan pengendalian hama utama tanaman perkebunan; (8) Pengawasan perlindungan tanaman perkebunan dan pembinaan brigade proteksi tanaman; (9) Pelatihan terapan PHT.