• Tidak ada hasil yang ditemukan

BARISAN NASIONAL MENANG DALAM PILIHAN RAYA KE-

Dalam dokumen T EKA -T EK IW IJI T HUK UL (Halaman 198-200)

13, MESKI JUMLAH SUARA

KUBU OPOSISI LEBIH BESAR.

TUDINGAN KECURANGAN

KEMBALI TERJADI.

si duduk pun mulai menyala. ”Lihat sendi- ri apa yang berlaku dalam pemilihan kali ini,” kata Anwar melanjutkan pembicara- an.

Tayangan yang berisi rentetan temuan kecurangan, dari video persoalan pengun- di bayaran yang datang dari berbagai ne- gara tetangga Malaysia, termasuk Indone- sia, soal tinta penanda pemilih yang lun- tur, hingga penipuan dan insiden yang ter- jadi dalam proses pemilihan dari seante- ro Malaysia. ”Kami juga ingin minta maaf

19 MEI 2013 | | 159

kepada beberapa pihak kalau telepon di markas Partai Keadilan Rakyat terputus tiba-tiba,” kata Anwar seolah-olah ingin menyiratkan pertanda tak baik.

Firasat Anwar dan pemimpin oposi- si pada dinihari itu rupanya benar. Ha- nya selang beberapa saat, mungkin tak le- bih dari satu jam, kubu Barisan Nasional mengumumkan kemenangan. Dari mar- kas besar partai Organisasi Nasional Me- layu Bersatu (UMNO), pemimpin Baris- an Nasional, Datuk Seri Najib Razak, me- ngatakan Barisan Nasional berhasil me- nang dengan meraih 133 kursi parlemen, sementara oposisi mendapat 89 kursi dari total 222 kursi. Senin pagi itu, pesta suap- an nasi ketan kuning khas warga Melayu menjadi simbol kemenangan kembali ko- alisi yang sudah menguasai Malaysia sela- ma 56 tahun itu. ”Tepat tengah malam le- bih, Barisan Nasional telah diberi mandat oleh rakyat untuk memimpin negara ini kembali,” kata Najib mengawali pidato ke- menangannya.

Lantas, pada Senin petang, Komisi Pe- milihan Umum Malaysia pun segera meng- umumkan kemenangan Barisan Nasional secara resmi. Komposisi kursi parlemen- nya memang persis seperti apa yang su- dah disampaikan Barisan Nasional. Namun kegaduhan mengenai jumlah kursi seper- ti yang dikatakan Anwar sebelumnya me- mang nyata terjadi. Dalam total suara yang masuk ke database Suruhanjaya Pilihan Raya—istilah untuk KPU Malaysia—didapat- kan hasil bahwa jumlah suara rakyat Malay- sia memang bertepuk untuk oposan.

Dari telaahan Tempo, Pakatan Rakyat meraup 5,6 juta suara dari seluruh pelo- sok Malaysia, dari Perlis di barat hingga Sa- bah di timur. Sedangkan Barisan Nasional, sang pemenang, hanya meraih 5,2 juta pe- milih. Lalu kubu oposisi harus rela kehi- langan satu negara bagian, yakni Kedah, yang direbut Mukhriz Mahathir dari Baris- an Nasional, anak bekas perdana menteri Mahathir Mohamad. Kini para pembang- kang hanya berkuasa di tiga negeri: Sela- ngor, Pulau Pinang, dan Kelantan. Hasil secara kekuasaan negeri bagi koalisi opo- san memang menurun prestasinya. Pada pemilihan 2008, mereka menguasai em- pat negara bagian.

Berdasarkan data dari KPU Malaysia,

jumlah total warga yang memiliki hak pi- lih sebanyak 13,2 juta jiwa. Dari jumlah itu, 11,2 juta orang atau 84,84 persen menggu- nakan hak pilihnya. ”Angka ini merupa- kan rekor baru partisipasi politik sepan- jang sejarah pemilihan di Malaysia,” kata Sekretaris KPU Malaysia Datuk Kamarud- din Mohamed Baria.

Namun, soal hitung-menghitung, Partai Aksi Demokratik memang jagonya. Dalam rilis yang diterima Tempo, Lim Guang Eng, Sekretaris Jenderal Partai Aksi Demokra- tik, merasa heran atas keputusan Suruhan Pilihan Raya. Menurut dia, sistem yang di- terapkan untuk menghitung jumlah kursi memungkinkan perbuatan curang. Mak- sudnya, Pakatan sebagai oposan terbuk- ti menang telak di berbagai tempat, tapi jumlah kursi yang ditetapkan untuk me- wakili daerah itu tidak besar. Itu berlaku di hampir setiap daerah penguasaan opo- sisi. ”Sistem pemilihan ini memang meni- pu secara sistematis, apa jadinya koalisi yang dipilih lebih banyak kalah dalam per- olehan jumlah kursi parlemen,” katanya.

Lim lantas menyebutkan contoh ka- lau sebenarnya mau dihitung secara pro- porsional, dengan jumlah pemilih 5,6 juta suara, oposisi menang dalam pemilihan tahun ini. Jadi, dengan kata lain, pemerin- tahan kali ini hanya didukung oleh mino- ritas. ”Kalaupun itu dianggap kemenang- an, itu adalah kemenangan di atas kursi yang pahit,” ujarnya.

Menyoal sistem semacam penghitung- an suara dalam kursi, bekas Wakil Presi- den UMNO Tan Sri Muhammad Taib me- ngatakan memang itu bagian dari kepu- tusan saat dulu Mahathir berkuasa seba- gai perdana menteri. Keputusan menen- tukan jatah kursi dari tiap daerah pemi- lihan bukan berdasarkan demografi atau luas wilayah, melainkan bergantung pada kemauan penguasa.

Menurut Mat Taib—sebutan akrab Mu- hammad Taib—sebagai orang yang per- nah aktif dan membesarkan UMNO, faktor terbesar dari dulu hingga sekarang yang memenangkan bekas partainya itu adalah media. Bayangkan saja, semua media ma- instream, baik televisi maupun surat ka- bar, dikuasai Barisan Nasional. ”Kontrol- nya bukan main-main. Di semua media itu Barisan Nasional memiliki saham, sehing- ga dia bisa buat apa yang dia mau buat,” kata mantan Kepala Penerangan UMNO yang kini berhijrah ke Partai Islam se-Ma-

Perdana menteri terpilih Najib Razak di Kuala Lumpur, 15 April lalu.

RE U T E R S/ BA ZU K I M U H A M M A D

INTERNASIONAL MALAYSIA REU T E R S/ S A M S UL S A ID

laysia, kepada Tempo, Rabu pekan lalu, di kediamannya.

Taib melanjutkan, setiap hari, sejak UMNO berkuasa, masyarakat Malaysia dijejali oleh isu dan keberhasilan prog- ram pemerintah dari kota hingga pelosok desa yang paling terpencil sekalipun. Ber- untung, orang kota bisa menyeimbang- kan pengetahuannya dengan juga melihat manifesto politik kubu oposisi lewat me- dia independen yang tersebar di Internet. ”Namun apa jadinya kalau di desa-desa In- ternet tak ada, berarti pilihan mereka ha- nya menelan informasi dari Barisan Na- sional,” katanya. Sayang, ia tak tahu soal komposisi saham pemerintah itu.

Sebenarnya, oposisi bukan tak punya kuota untuk berkampanye lewat media utama yang dikuasai UMNO itu. Menu- rut Hishamuddin Rais, aktivis sosial po- litik Malaysia yang juga pentolan Gerak- an BERSIH, kubu Anwar pernah ditawari, tapi jatah durasi yang diberikan sungguh menggelikan. ”Hanya 10 menit. Itu baru lucu, dari 24 jam satu hari, oposisi hanya

diberi kesempatan diperkenalkan ke rak- yat 10 menit,” ujarnya.

Terungkap juga tudingan kecurangan lain berupa politik uang terselubung da- lam program pemerintah menyokong ke- menangan Barisan Nasional. Dari analisis Bridget Welsh, profesor ilmu politik dari Universitas Manajemen Singapura yang sengaja berkeliling Malaysia bekerja sama dengan situs berita malaysiakini.com,

mengungkapkan pemerintah Barisan Na- sional sudah menghabiskan uang 57,7 mi- liar ringgit sejak 2009 hingga menjelang pemilihan tahun ini. ”Itu dalam bentuk uang tunai ataupun proyek pembangunan dan bantuan,” katanya.

Welsh juga menemukan kejanggalan da- lam demografi Malaysia belakangan men- jelang pemilihan. Menurut dia, ada sema- cam pergerakan kependudukan, baik pe- nambahan penduduk maupun pengurang- an. Ia menemukan, di beberapa wilayah di Sabah, penduduknya bertambah drastis, angkanya bisa mencapai 1.200 orang. ”Itu jumlah yang cukup menguntungkan bagi

yang menggerakkan,” ujarnya.

Sementara itu, BERSIH—organisasi nir- laba pemerhati pemilihan yang adil untuk Malaysia—juga punya kecurangan, seper- ti ”pemilih hantu” atau bayaran yang di- datangkan dari luar negeri, seperti Bang- ladesh, Myanmar, Nepal, dan Indonesia, adalah salah satu sebab kacaunya pemi- lihan kali ini. ”Kami punya bukti rekam- an soal kedatangan dan penempatan para

pengundi dari Bangladesh,” katanya. Pada hari ketiga setelah pengundian, Kuala Lumpur yang seasalnya tenang itu bergejolak. Sebuah aksi kemarahan tum- pah di lapangan Kelana Jaya, Selangor. Le- bih dari seratus ribu orang menghadiri acara rapat akbar itu. Anwar Ibrahim, Lim Kit Siang dari Partai Aksi Demokratik, dan para petinggi PAS berorasi menentang ke- menangan Barisan Nasional. Menurut me- reka, pengambilan sumpah Najib Razak sebagai perdana menteri 12 jam setelah pi- dato kemenangannya tidak sah.

● SANDY INDRA PRATAMA, ANNE MUHAMMAD, MASRUR (KUALA LUMPUR)

Pemilih di utara Kuala Lumpur, 5 Mei 2013.

Dalam dokumen T EKA -T EK IW IJI T HUK UL (Halaman 198-200)