• Tidak ada hasil yang ditemukan

Politikus menggunakan stasiun televisi masing-masing untuk mendongkrak popularitas Penyelewengan frekuensi publik.

Dalam dokumen T EKA -T EK IW IJI T HUK UL (Halaman 168-170)

19 MEI 2013 | | 129

sebut. Di NasDem, Hary menjabat ketua dewan pakar.

Menurut data KPI, pada periode Ok- tober-November 2012, RCTI menayang- kan 127 iklan NasDem. MNC TV dan Glo- bal TV juga jorjoran, masing-masing me- mutarnya 122 dan 111 kali. Pada periode yang sama, di Metro TV, yang dimiliki Sur- ya Paloh, iklan NasDem malah disiarkan lebih sedikit: 43 kali. Ini membuat partai lain cemburu. Mereka menanyakan apa- kah NasDem membayar iklan. Bila tidak, itu sama dengan menggerogoti frekuensi publik.

Ketika sedang naik daun, iklan NasDem hilang dari televisi pada Januari lalu. Pe- nyebabnya Komisi Pemilihan Umum dan KPI. Kedua lembaga sepakat iklan kampa- nye baru bisa ditayangkan 21 hari sebelum masa tenang, atau mulai 16 Maret 2014. Itu pun dibatasi sepuluh spot iklan per hari dengan maksimal 30 detik per spot.

Hampir berbarengan dengan itu, Hary Tanoe dan Surya Paloh berpisah kong- si. Hary lalu membawa gerbongnya ber- gabung dengan Hanura pada 17 Februari lalu. Sepekan kemudian, ia mendeklara- sikan Perindo—yang berlambang rajawa- li sebagaimana RCTI. Bukan lagi NasDem, kini Hanura dan Perindo yang sering mun- cul di tiga televisi miliknya.

Walau begitu, tayangan tentang Hanu- ra tak berbentuk iklan, tapi menyusup ke siaran berita. Berdasarkan pantauan KPI, pada periode 2-15 April sedikitnya ada se- belas pemberitaan mengenai Hanura dan ketua umumnya, Wiranto, di RCTI, MNC TV, dan Global TV. Pemberitaan tentang Perindo dan Hary Tanoe juga gencar. Pada

2-28 April, berita tentang kedua topik itu muncul 18 kali di tiga stasiun televisi mi- liknya.

Hary tampak mengoptimalkan betul media miliknya. Tapi ia tak langsung tu- run tangan memerintahkan redaksi meli- put acara yang dihadirinya. Perintah jus- tru datang dari petinggi lain. Dalam sebu- lan terakhir, seorang reporter dan kame- rawan ditugasi menguntit acara Hanura yang dihadiri Hary Tanoe atau Wiranto serta kegiatan Perindo. Hasil ”liputan” itu dipastikan tayang pada acara berita.

Sekretaris Perusahaan RCTI Adjie S. Soeratmadjie mengatakan, sepanjang pe- kan lalu, Hary Tanoe sedang di luar nege- ri. Ia tak menyangkal ada reporter dan ka- merawan yang ditugasi mengikuti Hary. ”Tapi untuk dokumentasi,” ujarnya. ”Di- naikkan atau tidak, itu tergantung nilai be- ritanya.”

Menurut Arya Sinulingga, Hary Tanoe tak pernah meminta stasiun televisi me- nyiarkan kegiatan politiknya. Dia menye- butkan Hary tak diistimewakan dengan, misalnya, diberi durasi panjang ketika berbicara. ”Seluruh partai diberitakan se- suai dengan porsinya,” kata Arya.

Bukti yang tertinggal di YouTube mem- perlihatkan hal sebaliknya. Hary diberi kesempatan berbicara panjang-lebar seti- daknya ketika sang taipan bergabung de- ngan Hanura dan mendeklarasikan Pe- rindo. Meski cukup panjang, pidato Hary Tanoe tak dipotong. Berbalut ”breaking news”, acara pertama ditayangkan seca- ra langsung selama 8 menit 33 detik. Aca- ra kedua disiarkan secara utuh hampir 11 menit.

Belum cukup diberitakan, Hary pun tampil di layar kaca dalam iklan Perindo. Tak ada larangan menayangkan iklan or- ganisasi kemasyarakatan dan pribadi. Pada akhir bulan lalu, pariwara Hary dan Perindo setidaknya diputar sembilan kali di ketiga stasiun tadi. Dituding berpromo- si gratisan, Adjie S. Soeratmadjie mengata- kan, sejak zaman di NasDem dan sekarang di Perindo, iklan tersebut selalu dibayar.

Strategi menggempur dari udara ini sukses melambungkan elektabilitas Hanu- ra. Hasil survei Lembaga Klimatologi Poli- tik yang dirilis akhir April lalu menunjuk- kan tingkat keterpilihan Hanura naik jadi 8,4 persen dari sebelumnya 6,2 persen. Menurut Ketua Badan Pemenangan Pemi- lu Hanura Yuddy Chrisnandi, terkereknya elektabilitas Hanura berkat jasa Hary Ta- noe. ”Peran MNC Group memberitakan kegiatan partai jelas kami syukuri,” ujar- nya. ”Itu komitmen Pak Hary untuk mem- besarkan partai.”

Menurut Wakil Ketua KPI Ezki Suyan- to, stasiun televisi yang dimiliki tokoh politik memang rawan intervensi. Metro TV mengalami nasib serupa. Selama Ap- ril lalu, Metro menurunkan 30 pemberi- taan tentang NasDem. Menurut sumber, penayangan itu gencar karena ada perin- tah dari petinggi Metro untuk meliput se- tiap acara partai. Hasil liputan pun dipas- tikan mengudara. Para bos akan menagih untuk disiarkan. Di luar itu, kabarnya ada anggota staf redaksi yang dilibatkan da- lam rapat NasDem.

Hal serupa muncul di TV One, yang di- miliki keluarga Bakrie. Pada periode yang sama, menurut data Komisi Penyiaran, sta- siun televisi ini menayangkan sepuluh be- rita tentang Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Golkar. Keluarga Bakrie menguasai stasiun televisi tersebut. Belakangan, ik- lan politik Aburizal muncul hampir setiap hari. Pada April lalu saja, menurut KPI, ik- lannya tayang sebanyak 143 kali.

Direktur Pemberitaan Metro TV Suryo- pratomo membantah kabar bahwa ada ”tim khusus” di kantornya yang bertu- gas meliput acara NasDem. ”Semua partai kami liput. Tak ada yang diistimewakan,” ujarnya. Ia juga mengatakan NasDem te- tap membayar advertorialnya di Metro. ”Semua tercatat sebagai pemasukan,” ka- tanya. General Manager News and Sports TV One Indiarto Priadi mengatakan stasi- unnya pun tak mengistimewakan Aburi- zal ataupun Golkar.

● ANTON SEPTIAN, LINDA HAIRANI, GUSTIDHA BUDIARTIE (JAKARTA), AGITA SUKMA LISTYANTI (SURABAYA)

Hary Tanoesoedibjo (kiri), pemilik PT Multimedia Nusantara Citra yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Hanura. Jurnalis Metro TV meliput pengumuman Partai NasDem lolos verifi kasi sebagai peserta Pemilu 2014 di Jakarta.

NASIONAL UJIAN NASIONAL

D

UA pekan bekerja siang-ma- lam, lima anggota tim inves- tigasi yang dibentuk Inspek- torat Jenderal Kementeri- an Pendidikan dan Kebuda- yaan selesai membuat laporan tebal ihwal pangkal kekacauan ujian nasional yang se- harusnya dilaksanakan 15 April lalu. Me- reka memeriksa para pejabat Kementeri- an, Badan Standar Nasional Pendidikan, dan PT Ghalia Indonesia Printing.

PT Ghalia ditunjuk panitia lelang men- cetak dan mendistribusikan 106 juta lem- bar soal dan jawaban ujian sekolah mene- ngah atas dan sekolah menengah perta- ma untuk sebelas provinsi di Indonesia te- ngah. Perusahaan yang berkantor di Ran- camaya, Bogor, ini gagal memenuhi jan- ji menyebarkan soal sepekan sebelum uji- an. Akibatnya, jadwal ujian diundurkan tiga hari.

Masalahnya bukan sekadar pengundur-

Dalam dokumen T EKA -T EK IW IJI T HUK UL (Halaman 168-170)