• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5 Definisi dan Batasan Operasional Variabel

3.5.2 Batasan Operasional Variabel

Penelitian ini dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara.

2. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

3. Sampel penelitian adalah masyarakat yang menjadi petani padi sawah di daerah penelitan yang sudah memiliki NIK dan terdaftar dalam RDKK.

4. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei.

5. Permasalahan yang diamati adalah bagaimana pengaruh faktor pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan dalam mempengaruhi minat seseorang menjadi petani.

44 BAB IV

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Deskripsi Desa Tanjung Kubah

4.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah

Desa Tanjung Kubah terbentuk atas 8 (delapan) Dusun, memiliki luas wilayah ± 551 Ha atau 11 Km2, dengan perincian sebagai berikut:

1. Dusun Anggrek : 68 Ha 2. Dusun Seroja : 17 Ha 3. Dusun Sakura : 18 Ha 4. Dusun Melati : 90 Ha 5. Dusun Kenanga : 108 Ha 6. Dusun Mawar : 151 Ha 7. Dusun Teratai : 36 Ha 8. Dusun Dahlia : 63 Ha

Desa Tanjung Kubah masuk dalam wilayah Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara. Berjarak ± 3 Km dari ibu kota Kecamatan, dengan batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatas dengan Tanjung Mulia 2. Sebelah Selatan berbatas dengan Sungai Tanjung 3. Sebelah Timur berbatas dengan Tanjung Harapan

4. Sebelah Barat berbatas dengan Kelurahan Indrapura/ Kel. Indra Sakti.

4.2. Kependudukan

4.2.1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Komposisi penduduk Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut:

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara

No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Laki-laki 1.901 48,08

2 Perempuan 2.053 51,92

Jumlah 3.954 100

Sumber: Balai Desa Tanjung Kubah, 2021

Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara adalah 3.954 jiwa dengan persentase jenis kelamin laki-laki lebih kecil daripada perempuan yaitu 48,08% dan perempuan sebesar 51,92%.

4.2.2. Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian berkaitan dengan distribusi atau penyebaran tenaga kerja, penyediaan lapangan pekerjaan, serta penyediaan fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis-jenis mata pencaharian di wilayah tersebut. Adapun tujuan dari komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah sebagai tolak ukur untuk merancang program dan kebijakan agar sesuai dengan kapabilitas penduduk, untuk menata kehidupan masyarakat, untuk mengendalikan sumber daya alam, untuk mengetahui kondisi sumber daya manusia dan untuk mengetahui gambaran kondisi perekonomian penduduk.

Komposisi penduduk Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara menurut pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut:

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara

No Pekerjaan Jumlah

18. Pelajar/Mahasiswa 852 21,55

19. Pembantu Rumah Tangga 3 0,08

Sumber: Balai Desa Tanjung Kubah, 2021

Berdasarkan Tabel 10. dapat dilihat bahwa jumlah penduduk menurut pekerjaan di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara adalah 3.954

jiwa. Persentase terbesar 17,05 % dari jenis pekerjaan wiraswasta dan 10,75 % dari jenis pekerjaan petani/pekebun sebagai pekerjaan terbanyak ke-2 di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara dan terkecil 0,03% dari jenis pekerjaan biarawati, dosen, perangkat desa, transportasi, tukang jahit, pandai besi dan wartawan. Dengan demikian, Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara termasuk sebagai desa pertanian.

4.3. Sarana dan Fasilitas Umum

Kemajuan pembangunan di suatu desa dipengaruhi oleh perkembangan Sarana dan Prasarana desa tersebut. Laju perkembangan desa tersebut akan semakin baik jika sarana dan prasarana yang ada Semakin baik. Berikut ini akan dijelaskan mengenai sarana dan prasarana yang ada di Desa Tanjung Kubah, kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara.

4.3.1. Fasilitas Pendidikan

Tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai untuk masyarakat akan mendorong antusias masyarakat untuk menempuh pendidikan. Fasilitas pendidikan dikatakan memadai apabila dapat memenuhi standar kualitas dan kuantitasnya. Fasilitas pendidikan yang ada di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut:

Sumber: Balai Desa Tanjung Kubah, 2021

Tabel 4.3. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara

Kategori Jumlah Pendidikan Jumlah (Unit)

SDN 2

SDS 1

SMPS 3

SMAN 1

SMAS 4

UPT Pendidikan Air Putih 1

Berdasarkan Tabel 4.3. dapat diketahui bahwa Desa Tanjung Kubah memiliki 12 sarana pendidikan yang terdiri dari 2 SD Negeri dan 1 SD Swasta, 3 SMP Swasta, 1 SMA Negeri dan 4 SMA Swasta dan 1 UPT Pendidikan Air Putih.

4.3.2. Fasilitas Pemerintahan

Fasilitas pemerintahan adalah segala bentuk pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang dilaksanakan oleh pemerintah guna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ketersediaan fasilitas pemerintahan dapat menunjukkan sejauh mana pemerintah mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya untuk masyarakat yang akan mencerminkan sejauh mana aparatur pemerintah mampu memenuhi kebutuhan dan mensejahterahkan masyarakat. Fasilitas pemerintahan yang ada di Desa tanjung Kubah adalah sebagai berikut:

Sumber: Balai Desa Tanjung Kubah, 2021

Berdasarkan Tabel 4.4. dapat diketahui bahwa Desa tanjung Kubah memiliki 20 fasilitas pemerintah yang terdiri dari 1 kantor/ Balai desa, 1 puskesmas pembantu, 11 unit gereja, 7 unit masjid/musholla, Jalan umum. Saluran irigasi tersier dan saluran irigasi pembuang.

Tabel 4.4. Fasilitas Umum Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara

Perkantoran/ Sarana Sosial Jumlah

Kantor/ Balai Desa 1 Unit

Puskesmas Pembantu 1 Unit

Unit Gereja 11 Unit

Masjid/Musholla 7 Unit

Jalan Umum/ Jalan Dusun ± 16.702 Meter

Saluran Irigasi Tersier ± 4.000 Meter

Saluran Irigasi Pembuang ± 3.000 Meter

4.4. Karakteristik Petani Sampel

4.4.1. Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Usia

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang petani dalam menjalankan usahataninya, salah satu faktornya adalah usia. Usia petani yang produktif memungkinkan petani dapat bekerja dengan lebih baik dan maksimal hal tersebut karena pada usia tersebut petani memiliki kondisi fisik yang prima/mumpuni sehingga akan menghasilkan hasil kerja yang lebih baik pula. Usia juga mempengaruhi bagaimana pola pikir seorang petani dalam mengambil keputusan di dalam menjalankan usahataninya. sehingga petani yang berusia produktif akan mampu memanajemen usahataninya dengan lebih maksimal dibandingkan dengan yang usianya sudah tidak produktif lagi. Petani padi sawah yang menjadi sampel penelitian Terbagi menjadi dalam beberapa kategori usia, dapat dilihat pada tabel 4.5. berikut:

Tabel 4.5. Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia

No. Usia

(Tahun)

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

1. 21-30 3 4,17

2. 31-40 18 25,00

3. 41-50 17 23,61

4. 51-60 20 27,78

5. 61-70 12 16,67

6. 71-80 1 1,39

7. 81-90 1 1,39

Jumlah 72 100

Sumber: Analisis Data Primer dari lampiran 1 (diolah dengan SPSS 21)

Usia produktif dikategorikan antara usia 15-64 tahun. Berdasarkan tabel 4.5. dapat dilihat bahwa jumlah petani padi sawah terbesar berada pada usia produktif 51-60 tahun yaitu sebesar 27,78%.

4.4.2. Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kemampuan seorang petani dalam mengambil keputusan dalam menjalankan usataninya dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Hal ini dikarenakan pendidkan akan mengembangkan pola berpikir seseorang sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seorang petani maka akan semakin baik pula kemampuan berpikir dalam mengelola usahataninya. Tingkat pendidikan petani padi sawah di daerah penelitian dapat dilihat tabel 4.6. berikut:

Tabel 4.6. Karakteristik Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Pendidikan

Terakhir

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

1. Tidak Bersekolah 4 5,56

2. SD 38 52,78

3. SMP 17 23,61

4. SMA 13 18,06

Jumlah 72 100

Sumber: Analisis Data Primer dari lampiran 1 (diolah dengan SPSS 21)

Berdasarkan tabel 4.6. dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan petani padi sawah di daearah penelitian didominasi pada tingkat SD yaitu sebesar 52,78%.

4.4.3. Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggung jawab oleh petani padi sawah dalam rumah tangganya. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka semakin banyak biaya untuk kehidupan sehari-hari yang harus dikeluarkan oleh petani dan membuat petani harus lebih giat lagi untuk bekerja agar pendapatan yang diperoleh dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Adapun jumlah tanggungan keluarga petani padi sawah yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7. dibawah ini:

Tabel 4.7. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No. Jumlah

Tanggungan

Jumlah (Orang)

Persentase (%) 1. Tidak memiliki

tanggungan 1 1,39

2. 1 - 2 37 51,39

3. 3 - 4 33 45,83

4. 5 - 6 1 1,39

5. > 6 0 0

Jumlah 72 100

Sumber: Analisis Data Primer dari lampiran 1 (diolah dengan SPSS 21)

Berdasrkan tabel 4.7. diatas maka diketahui bahwa jumlah tanggungan keluarga petani terbanyak berada pada angka 1-2 orang yaitu sebesar 51,39 %.

4.4.4. Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan

Luas lahan yang dimiliki oleh petani padi sawah sangat mempengaruhi besarnya pendapatan yang diterima oleh petani. Semakin besar luas lahan yang diolah maka akan semakin tinggi produksi dan pendapatan yang diperoleh. Sejalan dengan semakin luas lahan yang diusahakan petani maka akan semakin tinggi pula keinginan petani untuk terus menerapkan inovasi teknologi yang ada. hal ini agar petani bisa mendapatkan produksi yang lebih tinggi lagi sehingga pendapatan yang diperoleh akan meningkat lagi.

Selain itu semakin luas lahan yang diolah akan membuat petani harus mengeluarkan biaya yang lebih besar pula untuk pembelian alat-alat sarana produksi pertanian (benih, pupuk, pestisida), biaya upah tenaga kerja, biaya sewa traktor, biaya penerapan teknologi dan lain-lain. Hal ini dikarenakan semakin luas lahan yang diusahakan maka kebutuhan akan input yang digunakan juga harus ditingkatkan agar dapat diperoleh hasil yang maksimal.

Luas lahan petani sampel dapat dilihat pada tabel 4.8. berikut ini:

Tabel 4.8. Karakteristik Sampel Berdasarkan Luas Lahan No. Luas lahan

(Ha)

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

1. 0,04 - 0,4 39 54,17

2. 0,44 - 0,8 18 25,00

3. 0,84 - 1,2 11 15,28

4. 1,24 - 1,6 3 4,17

5. 1,64 - 2 1 1,39

Jumlah 72 100

Sumber: Analisis Data Primer dari lampiran 1 (diolah dengan SPSS 21)

Berdasarkan tabel 4.8. dapat diketahui bahwa luas lahan petani sampel didominasi pada luas 0,04-0,4 Ha yaitu sebesar 54,17%.

4.4.5. Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Pengalaman Usahatani Pengalaman dilalui oleh para petani saat berusahatani membuat para petani semakin menjadi swadaya dan mengerti permasalahan apa yang dihadapi dan bagaimana solusinya. Semakin banyak pengalaman petani dalam berusahatani maka akan lebih cepat petani memutuskan apa yang akan terjadi dalam usahatani padi sawahnya.

Pengalaman petani dapat diperoleh dari pengalamannya sewaktu ikut bertani untuk membantu orangtuanya, mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian kemudian menerapkan inovasi yang diberikan penyuluh sewaktu, saling bertukar pikiran dengan sesama petani tentang bagaimana cara mengatasi hama penyakit tanaman, ataupun berdasarkan hasil pengamatan petani selama melakukan usahatani.

Kebanyakan petani merupakan anak petani, sehingga banyaknya pengalaman yang mereka miliki adalah dari pengalaman mereka selama ikut membantu orangtuanya berusahatani. Lamanya pengalaman bertani petani sampel dapat dilihat pada tabel 4.9. berikut ini:

Tabel 4.9. Karakteristik sampel Berdasarkan Pengalaman Usahatani No. Lama bertani

(Tahun)

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

1. 1 - 10. 11 15,28

2. 11 - 20. 13 18,06

3. 21 - 30 26 36,11

4. 31 - 40 11 15,28

5. 41 - 50 8 11,11

6. 51 - 60 3 4,17

Jumlah 72 100

Sumber: Analisis Data Primer dari lampiran 1 (diolah dengan SPSS 21)

Berdasarkan tabel 4.9. dapat diketahui bahwa pengalaman bertani petani padi sawah yang menjadi sampel penelitian paling banyak adalah 36,11% yaitu pada kategori 21-30 tahun.

4.4.6 Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Sumber Modal

Modal sangat menentukan besar ataupun kecilnya penerimaan yang akan diterima petani padi sawah dalam mengusahakan usahataninya. semakin besar modal yang dimiliki maka kemampuan untuk mengembangkan maupun meningkatkan hasil usahatani akan semakin mudah. Sumber modal terbagi dua, yaitu modal sendiri dan juga modal dari pihak lain (pinjaman). Petani yang tidak memiliki ataupun kekurangan modal tentunya bisa memperoleh modal melalui pinjaman kepada pihak lain dan setiap musim tanamnya harus menyisihkan sebagian penerimaan yang diterima untuk membayar pinjaman yang dijadikan modal pada usahatani sebelumnya.

Dalam menjalankan usahatani petani menggunakan tiga sumber modal, yaitu modal milik sendiri, modal dari pihak lain/pinjaman, dan modal campuran. Dengan menggunakan modal milik sendiri maka biaya yang dikeluarkan akan lebih kecil dan juga risiko dalam penggunaannya juga lebih kecil. Pelaku usaha tidak perlu

bergantung pada pihak lain, tidak ada keharusan untuk pengembalian modal, tidak perlu membayar bunga ataupun biaya administrasi dan tidak adanya administrasi yang rumit. Akan tetapi penggunaan modal milik sendiri memiliki kelemahan seperti jumlahnya yang terbatas, memperolehnya lebih sulit, dan kurang memotivasi untuk pengembangan usaha. Penggunaan modal yang bersumber dari pihak lain/pinjaman mempunyai kelebihan seperti dari segi jumlah yang tidak terbatas, dan memotivasi pengguna modal agar giat dalam menjalankan usahanya.

Di lain sisi penggunaan modal dari pihak lain juga memiliki kelemahan seperti administrasinya yang rumit, keharusan mengembalikan modal, biaya tambahan seperti bunga dan biaya administrasi, serta adanya beban moral. Dan penggunaan modal yang terbaik adalah dengan menggunakan sumber modal campuran antara modal milik sendiri dan dari pihak lain/pinjaman dengan perbandingan lebih banyak menggunakan modal milik sendiri dan penggunaan modal dari pinjaman disesuaikan dengan kekurangan modal milik sendiri.

Kategori sumber modal yang digunakan petani sampel dalam mengushakan usahatani padi sawahnya dapat diketahui melalui tabel 4.10. berikut:

Tabel 4.10. Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Sumber Modal

No. Sumber Modal Jumlah

(Orang)

Persentase (%)

1. Tabungan 22 30,56

2. Pinjaman 25 34,72

3. Tabungan dan pinjaman 25 34,72

Jumlah 72 100

Sumber: Analisis Data Primer dari lampiran 1 (diolah dengan SPSS 21)

Berdasarkan tabel 4.10. diatas maka dapat diketahui bahwa sumber modal petani padi sawah yang menjadi sampel penelitian paling banyak adalah hanya pinjaman

yaitu sebesar 34,72% atau sebanyak 25 orang dan yang melalui tabungan dan pinjaman sebesar 34,72% atau sebanyak 25 orang juga.

4.4.7. Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan Status kepemilikan lahan sangat mempengaruhi biaya yang harus ditanggung petani dalam berusahatani. Petani padi sawah yang melakukan usahatani dengan menyewa lahan dikarenakan tidak memiliki lahan sendiri maka akan mengeluarkan biaya sewa lahan tiap musim tanamnya.

Adapun status kepemilikan lahan petani sampel dapat dilihat pada tabel 4.11.

berikut:

Tabel 4.11. Karakteristik Sampel Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan

No. Status Kepemilikian Lahan

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

1. Milik Sendiri 65 90,28

2. Sewa 6 8,33

3. Milik sendiri dan sewa 1 1,39

Jumlah 72 100

Sumber: Analisis Data Primer dari lampiran 1 (diolah dengan SPSS 21)

Berdasarkan tabel 4.11. diatas maka dapat dilihat bahwa status kepemilikan lahan petani sampel terbesar adalah lahan milik sendiri sebesar 90,28% atau sebanyak 65 orang.

56 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Keadaan Minat, Pola pikir, Keterampilan, Modal dan Pendapatan Petani Padi Sawah Desa Tanjung Kubah

5.1.1 Minat

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka diketahui bahwa keadaan minat menjadi petani di daerah penelitian adalah tinggi. Adapun keadaan minat petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut ini:

Tabel 5.1 Distribusi Jawaban Sampel dari Variabel Minat (Y)

No. Minat (Y) Pernyataan

Jumlah Bobot Kriteria

STS TS KS S SS

1

Usahatani padi sawah dapat memberikan

Saya memiliki semangat terhadap usahatani padi

sawah. 0 0 0 40 32 320 4,44

Sangat Tinggi

4

Saya lebih tertarik untuk bekerja di pertanian

daripada di non pertanian. 0 4 0 38 30 310 4,31

Sangat Tinggi

5

Saya menyukai atau tidak adanya kejenuhan terhadap usahatani padi

sawah. 0 0 30 22 20 278 3,86 menerapkan inovasi yang diberikan oleh penyuluh pertanian dalam usahatani

Bobot rata-rata 4,04 Tinggi

Sumber: Data Primer diolah, 2021

Berdasarkan tabel 5.1. diatas dapat diketahui keadaan minat menjadi petani di Desa Tanjung Kubah memiliki bobot rata-rata pernyataan atau indikator sebesar 4,04.

Secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut:

Sangat Tidak Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

Sumber : Data Primer diolah, 2021

Gambar 5.1. Garis Kontinum Distribusi Jawaban Sampel dari Variabel Minat (Y)

Bobot rata-rata pernyataan sebesar 4,04 termasuk kategori interval “tinggi”. Maka dapat disimpulkan bahwa keadaan minat menjadi petani di Desa Tanjung Kubah berkategori tinggi. Minat merupakan aspek kunci kesesuaian antara orang dan pekerjaannya yang menjadi alasan mengapa petani padi sawah masih tetap bertahan untuk menjalankan usahataninya saat ini hingga nanti (Panurat et al., 2014).

Indikator yang memiliki bobot tertinggi dan termasuk dalam kategori sangat tinggi pada variabel minat berada pada indikator 2, 3, 4 dan 8. Keempat indikator lainnya memiliki kategori tinggi. Hal ini menjelaskan bahwa petani sampel memiliki minat menjadi petani yang tinggi .

Hal ini didukung oleh hasil wawancara di lapangan yang menunjukkan bahwa masyarakat yang bekerja sebagai petani padi sawah di Desa Tanjung Kubah adalah murni atas kesadaran dirinya. Mereka memilih untuk bergelut di dunia pertanian dikarenakan mereka sendiri adalah anak dari seorang petani. Sedari kecil sudah diperkenalkan mengenai pertanian dan sudah ikut turun ke sawah untuk membantu

1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00

4,04

pekerjaan orangtuanya. Bertani adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan dengan perasaan semangat, senang dan tekun dan tanpa tekanan karena dengan begitu maka petani akan memiliki konstrasi yang baik terhadap penanaman dan perawatan tanaman. “Ala bisa karena terbiasa”, sehubungan dengan pepatah tersebut semakin lama pengalaman anak petani ikut membantu orangtuanya bertani maka akan semakin paham pula anak petani mengenai bagaimana bercocok tanam yang baik dan bagaimana cara meghadapi permasalahan yang ada dalam berusahatani dan rasa kecintaan terhadap dunia pertanian pun semakin tertanam, maka dengan begitu ketika dewasa anak-anak petani akan memilih untuk terus bertani. Dengan bertani, manusia bisa bekerja tanpa dibawah tekanan. Waktu pengerjaan, luas lahan, serta modal bisa disesuaikan dengan keadaan dikarenakan petani sendiri yang menjadi manajer dalam usahataninya. Jika manajemannya baik maka petani akan hidup sejahtera dan dibandingkan dengan pekerja kantoran petani dapat menyisihkan waktunya lebih banyak untuk keluarga.

5.1.2 Pola pikir

Menurut Darmawan (2008), pola pikir menentukan bagaimana seseorang memandang sebuah potensi, kecerdasan, tantangan dan peluang sebagai sebuah proses yang wajib diupayakan dengan tekun dan kerja keras serta usaha agar tercapainya tujuan. Maka dari itu pola pikir yang maju dibutuhkan petani agar tidak mengalami ketertinggalan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka diketahui bahwa keadaan pola pikir petani di daerah penelitian adalah maju. Adapun keadaan pola pikir petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 5.2. berikut ini:

Tabel 5.2 Distribusi Jawaban Sampel dari Variabel Pola pikir (X1)

No. Pola pikir (X1) Pernyataan

Jumlah Bobot Kriteria STS TS KS S SS dikembangkan lagi melalui

pendidikan non informasi seputar budidaya padi sawah yang baik di luar kegiatan penyuluhan pertanian (sharing dengan sesama petani/browsing melakukan usahatani padi sawah meskipun terdapat banyak risiko kerugian seperti fluktuasi harga gabah, kebanjiran, paceklik, marketting loss dan lain-lain.

0 0 24 30 18 282 3,92 Maju

4

Saya mau menerima kritik dan masukan dari penyuluh terkait cara budidaya, pengolahan dan pemasaran padi sawah yang baik.

0 1 30 21 20 276 3,83 Maju

5

Saya percaya bahwa bekerja sebagai petani adalah pekerjaan yang mulia.

0 0 30 22 20 278 3,86 Maju

6

Saya meyakini bahwa hanya dengan bekerja sebagai petani padi sawah saya dapat hidup sejahtera.

0 27 14 11 20 240 3,33 Statis

7

Saya berpandangan bahwa kegagalan pada masa lalu dalam berusahatani padi sawah bila diperbaiki maka akan mampu menjadikan usahatani saya memiliki masa depan yang cerah.

0 0 44 28 0 244 3,39 Maju

8

Saya berpandangan bahwa tanpa adanya pertanian maka keseimbangan

kehidupan akan terganggu. 0 0 0 24 48 336 4,67

Sangat Maju

Bobot rata-rata 3,90 Maju

Sumber: Data Primer diolah, 2021

Berdasarkan tabel 5.2. diatas dapat diketahui keadaan pola pikir petani di Desa Tanjung Kubah memiliki bobot rata-rata pernyataan atau indikator sebesar 3,90.

Secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut:

Sangat Tertinggal

Tertinggal Statis Maju Sangat Maju

Sumber : Data Primer diolah, 2021

Gambar 5.2. Garis Kontinum Distribusi Jawaban Sampel dari Variabel Pola pikir (X1)

Bobot rata-rata pernyataan sebesar 3,90 termasuk kategori interval “maju”. Maka dapat disimpulkan bahwa keadaan pola pikir petani di Desa Tanjung Kubah berkategori maju. Indikator yang memiliki bobot tertinggi pada variabel pola pikir berada pada indikator 2 dan 8. Sementara indikator 1, 3, 4, 5, dan 7 memiliki kategori maju. Hanya indikator 6 yang memiliki kategori Statis. Hal ini menjelaskan bahwa petani sampel memiliki pola pikir yang maju.

Hal ini didukung oleh hasil wawancara di lapangan yang menunjukkan banyaknya petani yang menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi namun tetap mendorongnya untuk terus melakukan usahatani. Hal ini dikarenakan para petani sampel berpandangan bahwa bekerja sebagai petani adalah pekerjaan yang mulia.

Selain itu, para petani sampel yang sebagian besar hanyalah lulusan sekolah rakyat/SD beranggapan bahwa meskipun mereka tidak mengenyam pendidikan formal yang tinggi namun mereka mampu untuk maju seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini dikarenakan mereka aktif megikuti kegiatan penyuluhan yang diadakan oleh pihak PPL, dengan begitu pemahaman yang diperoleh berdasarkan pengalaman bertahun-tahun selama bertani akan menjadi lebih dalam melalui informasi dan inovasi yang didapat dari kegiatan penyuluhan.

1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00

3,90

Dan bagi petani yang merupakan lulusan SMP dan SMA selain dari pengalaman dan kegiatan penyuluhan mereka pun aktif mencari informasi seputar pertanian dengan browsing di internet.

Dengan majunya pola pikir petani sampel dapat dilihat meskipun banyak risiko ketidakpastian dalam usahatani namun mereka tetap melakukan usahatani khususnya tanaman pangan. Karena hasil dari tanaman pangan adalah yang akan terus dan selalu dibutuhkan untuk konsumsi masyarakat luas. Selain itu ada juga masyarakat yang memilih menjadi petani padi sawah di masa pensiunannya, ia berpendapat bahwa dengan menjadi petani padi sawah maka ia akan dapat menggunakan hasil panen untuk konsumsi rumahnya sendiri, sehingga dengan begitu ia tidak perlu khawatir akan kekurangan beras untuk dikonsumsi. Dan pendapatan yang sebelumnya harus dikeluarkan untuk membeli beras dapat dialihkan untuk hal lain.

5.1.3 Keterampilan

Keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan dalam melaksanakan beberapa pekerjaan yang merupakan pengembangan diri sebagai hasil dari training dan pengalaman yang didapat (Dunnette, 1976). Maka dari itu keterampilan yang

Keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan dalam melaksanakan beberapa pekerjaan yang merupakan pengembangan diri sebagai hasil dari training dan pengalaman yang didapat (Dunnette, 1976). Maka dari itu keterampilan yang

Dokumen terkait