• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan landasan teori, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan berpengaruh terhadap minat seseorang menjadi petani.

28 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara. Penentuan daerah tersebut dilakukan secara purposive (sengaja) karena terjadi penurunan jumlah pekerja di sektor pertanian di Desa Tanjung Kubah yang merupakan salah satu daerah sentra produksi beras.

3.2 Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan petani yang memanfaatkan dengan menggunakan daftar pernyataan (kuesioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini seperti Badan Pusat Stastik Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Kabupaten Batu Bara, penelitian terdahulu serta literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi sawah Desa tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara. Besar populasi petani di desa ini adalah 253 petani yang terdiri dari 9 kelompok tani. Jumlah petani tersebut merupakan hasil rekapan data dari Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Air Putih. Petani yang digunakan sebagai populasi dalam penelitian ini merupakan petani yang sudah memiliki NIK dan terdaftar dalam RDKK. Pengambilan sampel

penelitian dilakukan secara random sampling. Dengan metode ini, semua nama sampel yang ada berpeluang sama untuk menjadi sampel dan tujuannya agar diperoleh kesimpulan yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya/ akurat.

Kemudian jumlah sampel untuk penelitian ditentukan dengan menggunakan metode Slovin sehingga diperoleh sampel sebanyak 72 petani padi sawah.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Dimana :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = Taraf kesalahan dalam pengambilan sampel (dalam penelitian ini digunakan α

= 10%) n = 253

1+253 (0,12)

n = 253

3,53

n = 71,67 menjadi 72 sampel.

Tabel 3.1. Jumlah Petani Padi Sawah di Desa Tanjung Kubah

No. Kelompok Tani Jumlah Petani (orang)

1 Damai 27

2 Tunas Baru 14

3 Sekata 37

4 Pelita 45

5 Cinta Maju 30

6 Sandang Pangan 18

7 Anggiatma 33

8 Sumber Pangan 16

9 Maju tani 33

Total 253

Sumber: BPP Kecamatan Air Putih, 2021

n =

N

1+N (e²)

3.4 Metode Analisis Data

Untuk menjawab masalah 1, digunakan metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah langka awal yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran umum data yang dikumpulkan dari sampel. Analisis deskriptif sampel dimaksudkan untuk mengkaji bagaimana keadaan pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan dalam mempengaruhi minat menjadi petani. Metode analisis deskriptif ini dilakukan penulis melalui metode survei dengan kuesioner mengunakan skala likert.

Untuk pengisian kuesioner telah tersedia alternatif jawaban dari setiap item, sehingga sampel bisa memilih satu jawaban yang sesuai dengan pendapat dan keadaannya sendiri. Terdapat lima alternatif pilihan yang digunakan pada setiap item pernyataan dalam pengukuran. Lima alternatif yang akan digunakan diberi skor 1, 2, 3, 4, 5.

Tabel 3.2. Pemberian Bobot Skor Skala Likert Pada Kuesioner

Jawaban Simbol Skor

Sangat Tidak Setuju STS 1

Tidak Setuju TS 2

Kurang Setuju KS 3

Setuju S 4

Sangat Setuju SS 5

Sumber: Sugiyono, 2014

Data yang diperoleh dari sampel dikelompokkan dan lalu ditabulasikan dalam bentuk kuantitatif untuk kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi menggunakan alat bantu Ms. Excel.

Adapun dalam pelaksanaan mentabulasikan data yang diperoleh agar dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi dilakukan tahapan-tahapan berikut:

1. Mendata skor pada setiap item pernyataan pada masing-masing variabel yang ada.

2. Untuk menganalisis setiap pernyataan atau indikator, maka terlebih dahulu menghitung frekuensi jawaban setiap kriteria atau pilihan jawaban.

3. Kemudian menjumlahkan frekuensi jawaban setiap kriteria atau pilihan jawaban.

4. Menghitung rata-rata jumlah dari setiap indikator agar diperoleh bobot dari setiap indikator.

5. Menentukan nilai jenjang interval dengan rumus = Nilai Tertinggi−Nilai Terendah Jumlah Kriteria Pernyataan

Adapun nilai jenjang interval yang diperoleh dalam penelitian ini adalah = 5−1

5

= 0,8.

6. Menentukan skala kriteria pernyataan atau indikator, adapun skala kriteria pernyataan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.3.

berikut:

Tabel 3.3. Skala Kriteria Pernyataan

Skala Kategori

1,00 - 1,80 Sangat Tidak baik

1,81 - 2,60 Tidak baik

2,61 - 3,40 Kurang baik

3,41 - 4,20 Baik

4,21 - 5,00 Sangat Baik

Sumber: Sugiyono, 2014

7. Membuat garis kontinum untuk memudahkan dalam melihat kategori penilaian mengenai variabel yang diteliti. Adapun garis kontinum yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1. berikut:

Sangat Tidak Baik

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

Sumber: Sugiono, 2014

Gambar 3.1. Garis Kontinum

8. Menentukan kategori data hasil tanggapan sampel dengan menyesuaikan bobot indikator dengan skala kategori pernyataan.

9. Menghitung rata-rata bobot indikator atau pernyataan, kemudian menyesuaikan bobot rata-ratanya dengan skala kriteria pernyataan sehingga dapat diketahui kategori dari variabel yang diteliti.

10. Kategori yang ada pada skala kriteria dan garis kontinum disesuaikan dengan konteks variabel yang diteliti.

Ada lima variabel yang digunakan dalam penelitian ini sehingga dilakukan lima kali pembuatan tabel distribusi agar dapat diketahui dengan jelas bagaimana keadaan minat, pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan petani sampel di daerah penelitian.

Untuk menjawab masalah 2, data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisis menggunakan metode analisis regresi linear berganda dengan alat bantu IBM SPSS Statistics version 21. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan terhadap variabel terikat yaitu minat menjadi petani. Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00

Keterangan:

Y = Variabel dependen (Minat Menjadi Petani) b0 = Konstanta

b1 - b4 = Koefisien Regresi X1 = Pola pikir

X2 = Keterampilan X3 = Modal

X4 = Pendapatan

μ = error/Kesalahan Penganggu

Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis variabel yang diukur, yaitu variabel dependen (terikat) dan variabel independen (tidak terikat).

1. Variabel dependen:

 Minat menjadi petani (Y), yaitu dorongan atau keinginan dalam diri

seseorang untuk bekerja sebagai petani. Adapun indikator yang akan diteliti meliputi:

- Keseriusan - Ketertarikan - Perasaan senang - Keterlibatan 2. Variabel independen:

Y = b

0

+ b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

+ b

4

X

4

+ μ

 Pola pikir (X1), yaitu bagaimana seorang petani memandang pekerjaannya, terdiri dari dua jenis yaitu pola pikir bertumbuh dan pola pikir tetap. Adapun indikator yang akan diteliti meliputi:

- Keyakinan (belief) terhadap intelegensi, bakat dan sifat - Pengambilan risiko terhadap tantangan

- Penyikapan terhadap halangan dan rintangan - Usaha yang dilakukan

- Penerimaan terhadap kritik dan saran

- Kemauan untuk mempelajari dan mengambil inspirasi dari pengalaman orang lain

 Keterampilan (X2), yaitu kapasitas atau kemampuan yang dimiliki oleh seorang petani dalam menjalankan usahataninya yang diperoleh melalui pendidikan non formal. Adapun indikator yang akan diteliti meliputi:

- Keterampilan Teknis - Keterampilan Manajemen - Keterampilan Kewirausahaan - Keterampilan Kedewasaan Pribadi

 Modal (X3), yaitu barang yang dimiliki baik materi maupun non materi yang dimiliki petani untuk dapat menjalankan usahataninya. Adapun indikator yang akan diteliti meliputi:

- Struktur permodalan : modal sendiri dan modal pinjaman - Pemanfaatan modal tambahan

- Hambatan dalam mengakses modal eksternal - Keadaan usaha setelah menanamkan modal.

 Pendapatan (X4): Dilihat dari jumlah pendapatan yang diperoleh tiap petani yang diberikan range pada tiap jumlah pendapatannya. Adapun indikator yang akan diteliti meliputi:

- Penghasilan yang diterima perbulan - Bekerja

- Anggaran biaya pendidikan - Beban keluarga yang ditanggung

Kemudian, data yang diperoleh dari lapangan akan diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas, uji Reliabilitas.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2005) uji validitas dipergunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Rumus yang digunakan adalah dengan rumus korelasi product moment. Syarat minimum suatu butir instrument untuk dianggap valid adalah jika nilai indeks validitasnya ≥ 0.3 dan koefisien korelasi Pearson Product Moment ≤ r tabel.

Semua pertayaan yang memiliki tingkat korelasi dibawah r tabel atau 0,3 harus diperbaiki karena dianggap tidak valid. Untuk mengukur validitasnya, dalam penelitian ini akan digunakan program SPSS for Windows.

Rumus Korelasi Product Moment :

r

xy

=

(𝐧∑𝐗𝐘) – (∑𝐗∑𝐘)

√{𝐧(∑𝐗²) – (∑𝐗)²} {𝐧(∑𝐗²) – (∑𝐘)²}

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi n = Jumlah Sampel

∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah total skor jawaban

∑X2 =Jumlah kuadrat skor item

∑Y2 = Jumlah kuadrat total skor jawaban

∑XY = Jumlah perkalian skor jawaban suatu item dengan total skor

Setelah angka korelasi diketahui, kemudian dihitung nilai t dari r dengan menggunakan rumus berikut :

Kemudian, dibandingkan dengan nilai kritisnya. Jika t hitung > t tabel , berarti data tersebut signifikan (valid) dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian dan selanjutnya akan dilakukan uji reliabilitasnya.

Dalam penelitian ini, yang akan diuji adalah validitas dari variabel Pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan sebagai instrumen variabel (X) dan minat menjadi petani sebagai instrumen variabel (Y).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur konsistensi struktur variabel penelitian. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dua kali mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran relatif sama, sehingga alat ukur tersebut reliabel. Tinggi rendahnya

t =

𝑟√𝑛−2

√1−𝑟2

reliabilitas secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut dengan nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan nilai rxx mendekati angka 1. Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika ≥ 0.700.

Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach karena instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat. Rumus Alpha Cronbach dapat dilihat sebagai berikut :

Keterangan :

r1 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑𝜎𝑏2 = Jumlah varians butir pertanyaan 𝜎𝑡2 = Varians total butir pertanyaan

Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi sementara jika alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten memiliki reliabilitas yang kuat. Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel.

2. Uji Asumsi Klasik (Ordinary Least Square)

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mencegah terjadinya bias secara statistik yang dapat menganggu model yang telah ditentukan.

r

1

= (

𝑘

𝑘−1

)(1

Ʃ𝜎𝑏2

𝜎𝑡2

)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Pengujian normalitas juga bisa dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Jika tingkat signifikansi probabilitas > 0.05 maka data penelitian berdistribusi normal.

b. Uji Multikoliniearitas

Uji multikoliniearitas ini bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.

Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoliniearitas di dalam model regresi adalah melihat dari nilai Varience Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance Value (TV), dimana nilai Tolerance Value (TV) mendekati 1 atau lebih dari 0.10 serta nilai VIF disekitar angka 1 serta tidak lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikoliniearitas antara variabel bebas dalam model regresi.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Alat untuk menguji heterokedastisitas salah satunya adalah melalui analisis grafik atau dengan analisis residual yang berupa statistik.

Adapun dasar untuk menganalisisnya adalah :

1. Jika ada pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika titik-titik menyebar diatas dan bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan melihat hasil dari koefisien determinasi (R2) yang bertujuan agar dapat diketahui seberapa besar model yang digunakan mampu menjelaskan variabel dependen. Koefisien determinasi (R2) sebesar 1 berarti suatu kecocokan sempurna sedangkan R2 yang bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variable tak bebas dengan variable yang menjelaskan.

4. Uji t (Uji Hipotesis Secara Parsial)

Uji t diperlukan untuk menguji tingkat signifikan dari pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji parsial dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Nilai thitung dapat dilihat dari hasil pengolahan data Coefficient.

Adapun Hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

1. H0 : byx1 = 0, Artinya tidak terdapat pengaruh variabel Pola pikir (X1) terhadap Minat menjadi petani (Y).

H1 : byx1 ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh variabel Pola pikir (X1) terhadap Minat menjadi petani (Y).

2. H0 : byx2 = 0, Artinya tidak terdapat pengaruh variabel Keterampilan (X2) terhadap Minat menjadi petani (Y).

H1 : byx2 ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh variabel Keterampilan (X2) terhadap Minat menjadi petani (Y).

3. H0 : byx3 = 0, Artinya tidak terdapat pengaruh variabel Modal (X3) terhadap Minat menjadi petani petani (Y).

H1 : byx3 ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh variabel Modal (X3) terhadap Minat menjadi petani (Y).

5. H0 : byx4 = 0, Artinya tidak terdapat pengaruh variabel Pendapatan (X4) terhadap Minat menjadi petani (Y).

H1 : bxy4 ≠ 0, Artinya tidak terdapat pengaruh variabel Pendapatan (X4) terhadap Minat menjadi petani (Y).

6. H0 : byx1 = byx2 = byx3 = byx4 = 0, Artinya tidak terdapat pengaruh variabel Pola pikir (X1), Keterampilan (X2), Modal (X3) dan Pendapatan (X4) terhadap Minat menjadi (Y).

H1 : byx1 ≠ byx2 ≠ byx3 ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh variabel Pola pikir (X1), Keterampilan (X2), Modal (X3) dan Pendapatan (X4) terhadap Minat menjadi (Y).

Pengujian diakukan dengan menggunakan rumus Uji t dengan taraf signifikan 5%

atau dengan tingkat keyakinan 95% dengan rumus sebagai berikut:

Dimana :

n : Jumlah sampel r : Nilai korelasi parsial

k : Jumlah variabel independen

t =

𝑟√𝑛−(𝑘+1)

1−𝑟2

Selanjutya hasil hipotesis thitungdibandingkan dengan ttabel dengan ketentuan sebagai berikut :

Jika thitung ≤ ttabel, H0 diterima Jika thitung > ttabel, H0 ditolak

4. Uji F (Uji Hipotesis Secara Serempak)

Uji F digunakan untuk menguji tingkat signifikan dari pengaruh variabel independent secara keseluruhan terhadap variabel dependent.

Hipotesis:

H0 : byx = 0, artinya tidak terdapat pengaruh Pola pikir (X1), keterampilan (X2), modal (X3) dan pendapatan (X4) terhadap Minat seseorang menjadi petani (Y).

H1 : byx ≠ 0, artinya terdapat pengaruh Pola pikir (X1), keterampilan (X2), modal (X3) dan pendapatan (X4) terhadap Minat seseorang menjadi petani (Y).

Untuk melakukan pengujian uji signifikan koefisien berganda, dengan taraf signifikan 5% dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

R 2 : Koefisien korelasi ganda k : Banyaknya variabel independen n : Jumlah anggota sampel

F

hitung =

(n−k−1)R2 k(1−R2)

Maka akan diperoleh distribusi F dengan pembilang (K) dan dk penyebut (n-k-l) Kritria:

Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, H1 diterima (signifikan) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima, H1 ditolak (tidak signifikan) 3.5 Definisi dan Batasan Operasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman atau kekliruan dalam penafsiran pada penelitian ini maka perlu dibuat definisi dan batasan operasional penelitian.

3.5.1 Definisi Operasional Variabel

1. Pola pikir adalah bagaimana seorang petani memandang pekerjaannya.

2. Keterampilan adalah adalah kapasitas atau kemampuan yang dimiliki oleh seorang petani dalam menjalankan usahataninya yang diperoleh melalui pendidikan non formal.

3. Modal adalah barang yang dimiliki baik materi maupun non materi yang dimiliki petani untuk dapat menjalankan usahataninya.

4. Pendapatan adalah balas jasa yang diperoleh petani dari curahan waktu, tenaga, dan materi yang digunakan selama berusahatani.

5. Minat menjadi petani adalah dorongan atau keinginan dalam diri seseorang untuk melakukan usahatani padi sawah.

3.5.2 Batasan Operasional Variabel

Penelitian ini dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara.

2. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

3. Sampel penelitian adalah masyarakat yang menjadi petani padi sawah di daerah penelitan yang sudah memiliki NIK dan terdaftar dalam RDKK.

4. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei.

5. Permasalahan yang diamati adalah bagaimana pengaruh faktor pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan dalam mempengaruhi minat seseorang menjadi petani.

44 BAB IV

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Deskripsi Desa Tanjung Kubah

4.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah

Desa Tanjung Kubah terbentuk atas 8 (delapan) Dusun, memiliki luas wilayah ± 551 Ha atau 11 Km2, dengan perincian sebagai berikut:

1. Dusun Anggrek : 68 Ha 2. Dusun Seroja : 17 Ha 3. Dusun Sakura : 18 Ha 4. Dusun Melati : 90 Ha 5. Dusun Kenanga : 108 Ha 6. Dusun Mawar : 151 Ha 7. Dusun Teratai : 36 Ha 8. Dusun Dahlia : 63 Ha

Desa Tanjung Kubah masuk dalam wilayah Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara. Berjarak ± 3 Km dari ibu kota Kecamatan, dengan batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatas dengan Tanjung Mulia 2. Sebelah Selatan berbatas dengan Sungai Tanjung 3. Sebelah Timur berbatas dengan Tanjung Harapan

4. Sebelah Barat berbatas dengan Kelurahan Indrapura/ Kel. Indra Sakti.

4.2. Kependudukan

4.2.1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Komposisi penduduk Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut:

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara

No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Laki-laki 1.901 48,08

2 Perempuan 2.053 51,92

Jumlah 3.954 100

Sumber: Balai Desa Tanjung Kubah, 2021

Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara adalah 3.954 jiwa dengan persentase jenis kelamin laki-laki lebih kecil daripada perempuan yaitu 48,08% dan perempuan sebesar 51,92%.

4.2.2. Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian berkaitan dengan distribusi atau penyebaran tenaga kerja, penyediaan lapangan pekerjaan, serta penyediaan fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis-jenis mata pencaharian di wilayah tersebut. Adapun tujuan dari komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah sebagai tolak ukur untuk merancang program dan kebijakan agar sesuai dengan kapabilitas penduduk, untuk menata kehidupan masyarakat, untuk mengendalikan sumber daya alam, untuk mengetahui kondisi sumber daya manusia dan untuk mengetahui gambaran kondisi perekonomian penduduk.

Komposisi penduduk Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara menurut pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut:

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara

No Pekerjaan Jumlah

18. Pelajar/Mahasiswa 852 21,55

19. Pembantu Rumah Tangga 3 0,08

Sumber: Balai Desa Tanjung Kubah, 2021

Berdasarkan Tabel 10. dapat dilihat bahwa jumlah penduduk menurut pekerjaan di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara adalah 3.954

jiwa. Persentase terbesar 17,05 % dari jenis pekerjaan wiraswasta dan 10,75 % dari jenis pekerjaan petani/pekebun sebagai pekerjaan terbanyak ke-2 di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara dan terkecil 0,03% dari jenis pekerjaan biarawati, dosen, perangkat desa, transportasi, tukang jahit, pandai besi dan wartawan. Dengan demikian, Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara termasuk sebagai desa pertanian.

4.3. Sarana dan Fasilitas Umum

Kemajuan pembangunan di suatu desa dipengaruhi oleh perkembangan Sarana dan Prasarana desa tersebut. Laju perkembangan desa tersebut akan semakin baik jika sarana dan prasarana yang ada Semakin baik. Berikut ini akan dijelaskan mengenai sarana dan prasarana yang ada di Desa Tanjung Kubah, kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara.

4.3.1. Fasilitas Pendidikan

Tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai untuk masyarakat akan mendorong antusias masyarakat untuk menempuh pendidikan. Fasilitas pendidikan dikatakan memadai apabila dapat memenuhi standar kualitas dan kuantitasnya. Fasilitas pendidikan yang ada di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut:

Sumber: Balai Desa Tanjung Kubah, 2021

Tabel 4.3. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara

Kategori Jumlah Pendidikan Jumlah (Unit)

SDN 2

SDS 1

SMPS 3

SMAN 1

SMAS 4

UPT Pendidikan Air Putih 1

Berdasarkan Tabel 4.3. dapat diketahui bahwa Desa Tanjung Kubah memiliki 12 sarana pendidikan yang terdiri dari 2 SD Negeri dan 1 SD Swasta, 3 SMP Swasta, 1 SMA Negeri dan 4 SMA Swasta dan 1 UPT Pendidikan Air Putih.

4.3.2. Fasilitas Pemerintahan

Fasilitas pemerintahan adalah segala bentuk pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang dilaksanakan oleh pemerintah guna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ketersediaan fasilitas pemerintahan dapat menunjukkan sejauh mana pemerintah mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya untuk masyarakat yang akan mencerminkan sejauh mana aparatur pemerintah mampu memenuhi kebutuhan dan mensejahterahkan masyarakat. Fasilitas pemerintahan yang ada di Desa tanjung Kubah adalah sebagai berikut:

Sumber: Balai Desa Tanjung Kubah, 2021

Berdasarkan Tabel 4.4. dapat diketahui bahwa Desa tanjung Kubah memiliki 20 fasilitas pemerintah yang terdiri dari 1 kantor/ Balai desa, 1 puskesmas pembantu, 11 unit gereja, 7 unit masjid/musholla, Jalan umum. Saluran irigasi tersier dan saluran irigasi pembuang.

Tabel 4.4. Fasilitas Umum Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara

Perkantoran/ Sarana Sosial Jumlah

Kantor/ Balai Desa 1 Unit

Puskesmas Pembantu 1 Unit

Unit Gereja 11 Unit

Masjid/Musholla 7 Unit

Jalan Umum/ Jalan Dusun ± 16.702 Meter

Saluran Irigasi Tersier ± 4.000 Meter

Saluran Irigasi Pembuang ± 3.000 Meter

4.4. Karakteristik Petani Sampel

4.4.1. Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Usia

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang petani dalam menjalankan usahataninya, salah satu faktornya adalah usia. Usia petani yang produktif memungkinkan petani dapat bekerja dengan lebih baik dan maksimal hal tersebut karena pada usia tersebut petani memiliki kondisi fisik yang prima/mumpuni sehingga akan menghasilkan hasil kerja yang lebih baik pula. Usia juga mempengaruhi bagaimana pola pikir seorang petani dalam mengambil keputusan di dalam menjalankan usahataninya. sehingga petani yang berusia produktif akan mampu memanajemen usahataninya dengan lebih maksimal dibandingkan dengan yang usianya sudah tidak produktif lagi. Petani padi sawah yang menjadi sampel penelitian Terbagi menjadi dalam beberapa kategori usia, dapat dilihat pada tabel 4.5. berikut:

Tabel 4.5. Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia

No. Usia

(Tahun)

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

1. 21-30 3 4,17

2. 31-40 18 25,00

3. 41-50 17 23,61

4. 51-60 20 27,78

5. 61-70 12 16,67

6. 71-80 1 1,39

7. 81-90 1 1,39

Jumlah 72 100

Sumber: Analisis Data Primer dari lampiran 1 (diolah dengan SPSS 21)

Usia produktif dikategorikan antara usia 15-64 tahun. Berdasarkan tabel 4.5. dapat dilihat bahwa jumlah petani padi sawah terbesar berada pada usia produktif 51-60

Usia produktif dikategorikan antara usia 15-64 tahun. Berdasarkan tabel 4.5. dapat dilihat bahwa jumlah petani padi sawah terbesar berada pada usia produktif 51-60

Dokumen terkait